Anda di halaman 1dari 9

Praktikum Elektronika Analog 2

Laporan Hasil Percobaan Penguat Daya


Kelas A,B,AB

Di Susun Oleh :
Maulana Agung Nugroho
2A D4 TE
2141170039

Politeknik Negeri Malang


Tahun 2022
I. Tujuan

1. Mahasiswa mengerti beberapa konfigurasi dan kelas dari Penguat Daya.


2. Mahasiswa mengerti Analisa dari rangkaian Penguat Daya.
3. Menentukan sinyal masukan dan keluaran dari rangkaian penguat daya kelas A
4. Menentukan sinyal masukkan dan keluaran dari rangkaian penguat daya kelas B
5. Menentukan sinyal masukkan dan keluaran dari rangkaian penguat daya kelas AB
6. Menentukan besar penguatan dan efisisensi penguatan daya kelas AB

II. Tugas Pendahuluan


1. Rangkailah Penguat Daya Keals A,B,AB.
2. Amati bentuk sinyal pada input dan output
3. Ukurlah
a. Daya Pada Supply (Vdd)
b. Daya Pada Sinyal Input (Vs)
c. Daya Pada Resistor beban RL
d. Tegangan RMS input
e. Tegangan RMS Output
f. THD Pada Tegangan Keluaran

III. Dasar Teori


Power amplifier adalah rangkaian elektronik yang memperkuat atau menguatkan
sinyal input. Dalam aplikasi audio, power amplifier digunakan sebagai penguat sinyal
suara analog, mengubah sumber suara (input) menjadi sinyal suara yang lebih besar
(output). Sumber sinyal suara yang dimaksud dapat berasal dari perangkat transduser
seperti microphone yang dapat mengubah energi suara menjadi sinyal listrik atau CD
pickup optik yang dapat mengubah getaran mekanis menjadi sinyal listrik. Sinyal listrik
yang berupa sinyal AC tersebut kemudian dikuatkan oleh arus (I) dan tegangan (V)
sehingga menjadi keluaran yang lebih besar. Jumlah keuntungan ini sering disebut
sebagai keuntungan. Beberapa jenis/kelas pada power amplifier adalah Kelas A, Kelas B,
dan Kelas AB.
Penguat daya kelas A adalah jenis yang paling umum digunakan. Penguat kelas A adalah
bentuk penguat daya yang paling sederhana dan menggunakan transistor switching
tunggal dalam konfigurasi rangkaian emitor umum standar untuk menghasilkan keluaran
pembalik. Penguat Kelas A ini memperkuat sinyal input gelombang penuh atau 360°.
Untuk mencapai linieritas dan penguatan yang tinggi, amplifier Kelas A ini memerlukan
transistor untuk aktif selama siklus AC. Hal ini menyebabkan pemborosan dan panas
berlebih, yang menyebabkan inefisiensi. Efisiensi penguat kelas A ini hanya sekitar 25%
sampai 50%.
Penguat kelas B adalah penguat yang mengatasi masalah efisiensi dan panas berlebih dari
penguat kelas A. Letak titik operasi (titik Q) berada di ujung kurva karakteristik, sehingga
hanya menguatkan input setengah gelombang atau 180 ° bentuk gelombang. Karena
hanya menguatkan setengah gelombang dan menonaktifkan setengah gelombang lainnya,
penguat kelas-B ini lebih efisien daripada penguat kelas-A, dan secara teoritis, penguat
kelas-B ini efisien 78,5%. Kelemahan penguat kelas B ini adalah terjadinya distorsi
crossover. Penguat kelas B sering disebut sebagai penguat push-pull, yang menggunakan
dua transistor “komplementer”, salah satu jenis transistor NPN dan salah satu jenis
transistor PNP, kedua transistor daya menerima sinyal input yang sama besarnya sama
pada saat yang sama. waktu, tetapi keluar dari fase satu sama lain.
Penguat Kelas AB adalah kombinasi dari penguat Kelas A dan penguat Kelas B. Penguat
Kelas AB ini adalah kelas penguat yang paling umum digunakan dalam desain penguat
daya audio. Titik operasi penguat kelas AB berada di antara titik operasi penguat kelas A
dan titik operasi penguat kelas B, sehingga penguat kelas AB dapat menghasilkan
penguat sinyal yang tidak terdistorsi seperti penguat kelas A, dan sama dengan penguat
kelas B. Efisiensi daya, sinyal diperkuat AB dari 180 ° hingga 360 °, efisiensi daya dari
25% menjadi 78,5%.
IV. Alat Dan Bahan
1. Laptop
2. Software Multisim

V. Langkah Percobaan
1. Rangkaian Penguat Daya Kelas A
a. Bentuk Sinyal
b. Daya Supply,Daya Pada Sinyal Input

c. Teganga RMS input dan output


d. THD pada tegangan keluaran

2. Penguat Daya Kelas B


a) Gambar Rangaian Dan Bentuk Sinyal
b) Daya Pada Supply

c) THD pada tegangan kelas B


3. Penguat Daya Kelas AB
a) Gambar Rangkaian Dan Bentuk sinyal

b) Daya pada input dan output


c) THD pada tegangan keluaran

VI. Analisa
Dari percobaan di dapatkan analisa sebagai berikut, dari pengolahan data diatas ditentukan
dari persamaan yang berlaku.
1.Data Percobaan didapatkan dari hasil perhitungan menggunakan persamaan
2.Pout dengan menggunakan persamaan
3. penguat daya mengunakan persamaan 1, PDC dengan menggunakan persamaan 5 dan
efisiensi penguat dengan menggunakan persamaan

Dari percobaan yang dilakukan pada penguat daya kelass B, transistor bekerja pada daerah
cut- off karena pada penguat ini menggunakan dua buah transistor yaitu PNP dan NPN.
Apabila tegangan yang diberikan kurang dari tegangan cut-off transistor, maka penguat akan
berada pada posisi OFF hal ini karena tidak ada sinyal input pada rangkaian.

Pada percobaan juga terlihat fenomena crossover distortion, hal ini karena adanya perbedaan
kinerja pada kedua transistor dan juga . Perbedaan tersebut dapat menyebabkan adanya delay
waktu peralihan keadaan pada kedua transistor sehingga terbentuk crossover distortion.
Crossover distortion pada penguat ini terjadi saat tegangan yang diberikan kurang dari
tegangan cut-off sehingga memotong sebagian sinyal, sehingga yang dibutuhkan untuk
mengatasi hal tersebut, dibutuhkan daya yang lebih besar yang dapat menimbulkan penguatan
daya kecil.

Pada penguat daya AB, dengan menghubungkan rangkaian pada osiloskop seperti di atas dan
menentukan besar penguatan dan efisisiensi pengutan pada rangkaian tersebut,Akan
ditentukan besar penguatan dan efisiensi penguatan pada rangkaian tersebut.
Pengolahan data diatas ditentukan dari persamaan yang berlaku. Data Percobaan didapatkan
dari hasil perhitungan menggunakan persamaan 2, Pout dengan menggunakan persamaan 3,
penguat daya mengunakan persamaan 1, PDC dengan menggunakan persamaan 5 dan
efisiensi penguat dengan menggunakan persamaan.

Pada percobaan penguat daya kelas AB, apabila tegangan yang diberikan kurang dari
tegangan cut-off transistor maka akan ada tegangan bias kecil yang membuat penguat akan
menghasilkan sinyal yang sama antara sinyal masukkan dan sinyal keluaran, serta crossover
distortion yang dihasilkan akan sangat kecil atau bahkan dihilangkan.

VII. Kesimpulan

Sistem penguat kelas A adalah sistem bias pembagi tegangan dan sistem bias umpan balik
kolektor. Melalui perhitungan tegangan bias yang tepat maka kita akan mendapatkan titik
kerja transistor tepat pada setengah dari tegangan VCC penguat. Penguat kelas A cocok
dipakai pada penguat awal (pre amplifier) karena mempunyai distorsi yang kecil.

Penguat kelas B adalah penguat yang bekerja berdasarkan tegangan bias dari sinyal input
yang masuk. Pada penguat daya kelas B, terjadi fenomena crossover distortion yang
memotong sebagian sinyal penguat sehingga dibutuhkan daya yang lebih besar dan
menghasilkan penguatan daya kecil. Pada penguat daya kelas AB, terdapat dioda yang
menyebabkan arus masukkan lebih kecil sehingga membuat penguatan daya yang besar.

Dapat disimpulkan bahwa penguatan daya pada penguatan daya kelas B lebih kecil
dibandingkan dengan penguat daya kelas AB. Frekuensi yang diberikan pada sinyal
berpengaruh pada kestabilan arus maupun tegangan pada rangkaian. Ketika arus dan
tengangan stabil, maka penguatan daya yang dihasilkan dari perhitungan akan lebih presisi
atau teliti.

Anda mungkin juga menyukai