Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA

“PENGUAT DAYA”

DISUSUN OLEH :
Nama : Nur Ihsanudin
NIM : 022300013
Prodi : Elektronika Instrumentasi
Rekan Kerja :
Noor Fatih Farahat Parvez (022300012)

Dosen Pengampu : Ir. Djiwo Harsono, M.Eng

PRODI ELEKTRONIKA INSTRUMENTASI


SEMESTER GANJIL 2023/2024

POLITEKNIK TEKNOLOGI NUKLIR INDONESIA


BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL
YOGYAKARTA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Transistor adalah komponen semikonduktor yang memiliki berbagai macam fungsi
seperti sebagai penguat, pengendali, penyearah, osilator, modulator dan lain sebagainya.
Transistor merupakan salah satu komponen semikonduktor yang paling banyak ditemukan
dalam rangkaian-rangkaian elektronika. Hampir semua perangkat elektronik menggunakan
transistor untuk berbagai kebutuhan dalam rangkaiannya. Perangkat-perangkat elektronik
yang dimaksud tersebut seperti Televisi, Komputer, Ponsel, Audio Amplifier, Audio
Player, Video Player, konsol Game, Power Supply dan lain-lainnya.
Salah satu fungsi transistor adalah sebagai peguat, dalam hal ini transistor berfungsi
untuk menguatkan sinyal tegangan dari input menjadi sinyal yang lebih besar. Ada
beebrapa jenis penguat transistor, salah satunya adalah penguat kelas A. Penguat kelas
A adalah penguat yang titik kerja efektifnya setengah dari tagangan VCC penguat. Untuk bekerja
penguat kelas A memerlukan bias awal yang menyebabkan penguat dalam kondisi siap untuk
menerima sinyal. Karena hal ini maka penguat kelas A menjadi penguat dengan efisiensi terendah
namun dengan tingkat distorsi (cacat sinyal) terkecil.

Gambar 1. Rangkaian Penguat Kelas A

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana rangkaian penguat daya kelas A?
2. Bagaimana cara mementukan garis beban DC pada rangkaian penguat transistor kelas
A?
3. Bagaimana cara menentukan titik Q pada rangkaian penguat transistor kelas A?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui rangkaian penguat daya kelas A.
2. Mengetahui cara mementukan garis beban DC pada rangkaian penguat transistor kelas
A.
3. Mengetahui cara menentukan titik Q pada rangkaian penguat transistor kelas A.
1.4. Manfaat
Mempelajari transistor sebagai penguat daya menambah pengetahuan mengenai fungsi
transistor untuk menguatkan tegangan, arus, maupun daya. Dalam rangkaian elektronika
hal ini sangat penting untuk mengontrol tegangan sesuai yang diinginkan. Selain itu
transistr juga banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari seperti sebagai penguat
sinyal pada televisi, radio, telepon, sebagai saklar elektronik, pengatur tegangan, dan lain-
lain.
BAB II
DASAR TEORI

2.1. Transistor Sebagai Penguat


Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, pemotong
(switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau fungsi lainnya. Transistor dapat
berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan
inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik dari sirkuit sumber listriknya.
Penguat transistor dapat berfungsi sebagai penguat arus,penguat tegangan, dan penguat
daya. Fungsi komponen semikonduktor ini dapat kita temui pada rangkaian Pree-Amp
Head , Pree-Amp Mic, Mixer, Echo, Tone Control, Amplifier dan lain-lain.
Berdasarkan cara pemasangan ground dan pengambilan output, transistor yang
sebagai penguat dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
a. Penguat Common Base (grounded-base)
Penguat Common Base adalah penguat yang kaki basis transistor di groundkan,
lalu input di masukkan ke emitor dan output diambil pada kaki kolektor. Penguat
Common Base mempunyai karakter sebagai penguat tegangan.

Gambar 2. Rangkaian Common Base

Sifat atau karakter pada Penguat Common Base adalah :


 Adanya isolasi input dan output tinggi sehingga Feedback lebih kecil.
 Cocok sebagai Pre-Amp karena mempunyai impedansi input tinggi yang dapat
menguatkan sinyal kecil.
 Dapat dipakai sebagai penguat frekuensi tinggi (biasanya terdapat pada jalur UHF
dan VHF).
 Dapat dipakai sebagai buffer atau penyangga.
b. Penguat Common Emitor
Penguat Common Emitor adalah penguat yang kaki emitor transistor di
groundkan, lalu input di masukkan ke basis dan output diambil pada kaki kolektor .
serta mempunyai karakter sebagai penguat tegangan. Pada rangkaian ini Emitor di-
ground-kan/ ditanahkan, Input adalah Basis, dan output adalah Collector.

Gambar 3. Rangkaian Common Emiter

Sifat atau karakter pada Transistor sebagai Penguat Common Emitor :


 Signal output berbeda phasa 180 derajat atau berbalik phasa sebesar 180 derajat
terhadap sinyal input.
 Sangat memungkinkan adanya osilasi akibat feedback atau umpan balik
positif,sehingga untuk mencegahnya sering dipasang feedback negatif.
 Sering dipakai sebagai penguat audio (frekuensi rendah) terutama pada sinyal audio
 Mempunyai stabilitas penguatan rendah karena tergantung stabilitas suhu dan bias
transistor.
c. Penguat Common Collector
Penguat Common Collector adalah penguat dimana kaki kolektor transistor di
groundkan / ditanahkan, lalu input di masukkan ke basis dan output diambil pada kaki
emitor dan penguat ini berkarakteristik sebagai penguat arus. Rangkaian ini hampir
sama dengan Common Emitor tetapi outputnya diambil dari Emitor. Input
dihubungkan ke Basis dan output dihubungkan ke Emitor. Rangkaian ini disebut juga
dengan Emitor Follower (Pengikut Emitor) karena tegangan output hapir sama
dengan tegangan input.
Gambar 4. Rangkaian Common Collector

Sifat atau karakter pada Transistor sebagai Penguat Common Collector:


 Signal output dan signal input satu phasa (tidak terbalik seperti Common Emitor)
 Mempunyai penguatan tegangan sama dengan 1
 Mempunyai penguatan arus tinggi (sama dengan HFE transistor)
 Karena mempunyai Impedansi input tinggi dan impedansi output rendah sehingga
cocok digunakan sebagai buffer
2.2. Penguat Daya Kelas A
2.2.1. Titik Q
Arus dan tegangan kolektor stasioner (quiescent, dalam keadaan istirahat)
adalah IC dan VCE jika tidak ada sinyal input.

Gambar 5. Penguat Kelas A Keadaan Quiescent

Nilai 𝐼𝑐 diperoleh dari arus kolektor ketika tidak ada input (𝐼𝑐𝑄 ).𝑉𝐶𝐸 diperoleh
dari tegangan kolektor dan emitor ketika tidak ada input (𝑉𝐶𝐸𝑄 ).
𝑉𝐶𝐸𝑄 = 𝑉𝐶𝐶 − 𝐼𝐶𝑄 (𝑅𝐶 + 𝑅𝐸 ) (1)
2.2.2. Garis Beban DC
Garis beban DC menyatakan semua titik operasi DC yang mungkin. Ujung atas
dari garis beban DC disebut sebagai titik saturasi dan ujung bawah disebut titik cut-
off. Titik Q berada pada suatu tempat sepanjang garis beban DC.

Gambar 6. Garis Beban DC dan TItik Q

Secara teori, garis beban DC diperoleh dari perhitungan untuk mendapatkan 𝐼𝐶


saturasi dan 𝑉𝐶𝐶 dengan rumus :
𝑉𝐶𝐶
𝐼𝐶 (𝑆𝑎𝑡𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖) = (𝑅 (2)
𝐶 +𝑅𝐸 )

𝑉𝐶𝐸 (𝐶𝑈𝑇𝑂𝐹𝐹) = 𝑉𝐶𝐶 (3)


2.2.3. Garis Beban AC
Untuk menemukan titik saturasi dan titik cut-off pada garis beban AC, rangkaian
harus dianalisa menggunakan rangkaian ekivalen AC.

Gambar 7. Rangkaian Ekivalen AC


𝑉
𝐼𝐶 (𝑆𝑎𝑡) = 𝐼𝐶𝑄 + 𝑅 𝐶𝐸𝑄 (4)
𝐶+𝑅 𝐸

𝑉𝐶𝐸 (𝐶𝑈𝑇𝑂𝐹𝐹) = 𝑉𝐶𝐸𝑄 + 𝐼𝐶𝑄 (𝑅𝐶 + 𝑅𝐸 ) (5)


BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan


Dalam praktikum ini, praktikan menggunakan alat dan bahan berupa transistor
2N3904, resistor, kapasitor, project board, multimeter, kabel jumper, power supply,
osiloskop, function generator, dan kabel probe osiloskop.
3.2. Langkah Kerja
3.2.1. Menentukan Titik Q dan Garis Beban DC
Pada percobaan trasistor sebagai penguat daya, kita harus mencari titik Q dan
garis beban DC dari rangkaian. Percobaan kali ini praktikan perlu membuat
rangkaian seperti pada Gambar 8. Tambahkan 𝑅𝐿 pada output sebesar 1 kΩ dan
dalam kondisi tanpa input atau biasa disebut stasioner atau istirahat atau quiescent.

Gambar 8. Rangkaian Percobaan Garis beban DC (Tanpa Input)

Setelah rangkaian selesai, hidupkan power supply dan ukur tegangan dan arus
AC di kaki basis, collector, dan emitter (𝑉𝐶𝑄 , 𝑉𝐸𝑄 , 𝐼𝐶𝑄 , dan 𝑉𝐶𝐸𝑄 ) menggunakan
multimeter. Jangan lupa catat hasil pengukuran pada lembar laporan sementara.
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisa Data dan Perhitungan


4.1.1. Menentukan Titik Q dan Garis Beban DC
Setelah dilakukan pengukuran diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 1. Data Pengukuran Penguat Kelas A

Parameter Hasil Pengukuran Dengan Multimeter


𝑉𝐶𝑄 (𝑉) -
𝑉𝐸𝑄 (V) -
𝐼𝐶𝑄 (mA) 1 mA
𝑉𝐶𝐸𝑄 (V) 𝑉𝐶𝐸𝑄 = 𝑉𝐶𝐶 − 𝐼𝐶𝑄 (𝑅𝐶 + 𝑅𝐸 ) =5,7 V

Untuk membuat garis beban DC, hitung IC sat dan VCE CUTOFf menggunakan
Persamaan (2) dan (3).
𝑉𝐶𝐶 10
𝐼𝐶 (𝑆𝑎𝑡𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖) = (𝑅 = 3300+1000 = 2,3 mA
𝐶 +𝑅𝐸 )

𝑉𝐶𝐸 (𝐶𝑈𝑇𝑂𝐹𝐹) = 𝑉𝐶𝐶 = 10 𝑉

Dibuat Grafik akan menjadi :

Grafik 1. Grafik Garis Beban DC

Untuk mencari titik Q perhitungan maka dapat dihitung :


𝑅2 2200
𝑉2 = 𝑅 𝑉𝐶𝐶 = 12200 × 10 = 1,8 𝑉
1 +𝑅2

𝑉2 −𝑉𝐵𝐸 1,8−0,7
𝐼𝑐𝑄 = 𝐼𝐸 = = = 1,1 𝑚𝐴
𝑅𝐸 1000
𝑉𝐶𝐶 10
𝑉𝐶𝐸𝑄 = (𝑅 − 𝐼𝐶𝑄 ) × (𝑅𝐶 + 𝑅𝐸 ) = (4300 − 0,0011) × (4300) = 5,27 𝑉
𝐶 +𝑅𝐸

Grafik 2. Garis Beban Dan Titik Q

Pengukuran menggunakan osioskop


Tabel 2. Data Gelombang Pada Osiloskop

Input Output
Gambar Sinyal : Gambar Sinyal :

𝑉𝑝𝑝 = 1𝑉 𝑉𝑝𝑝 = 8𝑉
𝑉𝑝 = 4𝑉

4.2. Pembahasan
4.2.1. Menentukan Titik Q dan Garis Beban DC
Pada percobaan transistor sebagai penguat daya, praktikan diminta mencari
garis beban DC dan titik Q. Untuk mencari garis beban digunakan Persamaan (2)
dan (3), Diperoleh IC saturasi sebesar 2,3 mA dan VCE CUTOFF sebesar 10V. Setelah
dilakukan perngukuran diperoleh titik Q dengan ICQ 1mA dan VCEQ 5,7V. namun
jika dengan perhitungan diperoleh titik Q dengan ICQ 1,1 mA dan VCeq 5,27V. Hal
ini masih bisa diterima karna titik Q masih berada di garis beban DC. Adanya
perbedaan hasil titik Q mungkin dikarenakan alat ukur yang kurang akurat atau
belum dikalibrasi sebelum dugunakan.
Saat dilihat gelombang yang terbentuk pada osiloskop pada input dan ouput
menunjukan adanya perbesaran pada sinyal output. Hal ini membuktikan bahwa
transistor berfungsi sebagai penguat daya/tegangan, dari tegangan input sebesa 1V
menjadi 8V pada output.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
1. Transistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menguatkan sinyal,
tegangan, arus, maupun daya.
2. Garis beban DC menunjukan wilayah aktif transistor sebagai penguat.
3. Titik saturasi menunjuka wilayah di mana transistor sepenuhnya menyala dan
beroperasi.
4. Titik Cut Off menunjukan wilayah di mana transistor mati sepenuhnya dan arus
kolektor sama dengan nol.
5. Titik Q manunjukan titik saat transistor dalam kondisi istirahat/quiescent yaitu saat
IC dan VCEQ tidak ada input.

5.2. Saran

1. Praktikan harus mempelajari materi praktikum sebelum praktikum dilaksanakan.


2. Praktikan harus mengikuti semua langkah kerja yang dianjurkan agar tidak terjadi
kesalahan yang seharusnya tidak ada.
3. Praktikan harus mengkalibrasi multimeter maupun osiloskop sebelum
menggunakannya.
4. Praktikan harus memastikan rangkaiannya benar.
5. Praktikan harus teliti selama pengukuran.
6. Praktikan harus teliti dalam perhitungan data yang diperoleh selama percobaan.
DAFTAR PUSTAKA

Puspitasari dkk. (2023). Petunjuk Praktikum Elektronika. Penguat Daya ,32-48.


Pakdosen. (2023). Transistor adalah. Pakdosen.co.id. 5 Desember 2023. Diakses pada 16
Desember 2023, dari Transistor adalah - PAKDOSEN.CO.ID
Agung, Rizky. (2010). Transistor Sebagai Penguat. Rizkyagung.net. 13 Desember 2010.
Diakses pada 16 Desember 2023, dari Transistor Sebagai Penguat - RizkyAgung.Net
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai