DISUSUN OLEH :
Nama : Nur Ihsanudin
NIM : 022300013
Prodi : Elektronika Instrumentasi
Rekan Kerja :
Noor Fatih Farahat Parvez (022300012)
2. Bagaimana proses peristiwa interferensi satu celah, celah ganda, dan celah banyak?
3. Bagaimana cara mengukur jarak pola gelap terang interferensi pada kisi difraksi?
1.3. Tujuan
2. Mengetahui proses peristiwa interferensi satu celah, celah ganda, dan celah banyak.
3. Mengetahui cara mengukur jarak pola gelap terang interferensi pada kisi difraksi.
1.4. Manfaat
Dengan mempelajari materi intereferensi dan difraksi cahaya, kita dapat lebih
memahami sifat dari gelombang cahaya. Tentunya peristiwa interferensi dan difraksi
ada banyak disekitar kita seperti terjadinya pelangi, adanya pola gelap terang saat
cahaya melewati celah kecil, dll.
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Cahaya
Cahaya didefinisikan sebagai suatu energi yang berupa gelombang
elektromagnetik kasat mata dengan panjang gelombang antara 380-750 nm ( 1 nm = 1
× 10-9 m). Pada bidang fisika, cahaya adalah radiasi elektromagnetik, baik dengan
panjang gelombang kasat mata maupun tidak. Selain itu, cahaya adalah paket partikel
yang disebut foton. Dengan adanya cahaya, mata kita dapat menangkap beyangan
benda-benda yang ada disekitar kita.
Kita ketahui bahwa cahaya dapat bertindak sebagai gelombang elektromagnetik
dan juga sebagai partikel foton. Oleh karena itu bermunculan teori-teori tentang
cahaya. Ada yang beranggapan cahaya sebagai gelombang dan ada juga yang
beranggapan cahaya sebagai partikel. Perbedaan 2 pandangan tetang cahaya tersebut
kemudian dikenal sebagai “dualisme gelombang-partikel”.
Cahaya sebagai gelombang elektromagnetik memiliki bebrapa sifat diantaranya
cahaya merambat lurus apabila melewati suatu medium perantara, cahaya dapat
merambat tanpa medium, cahaya dapat menembus benda bening, cahaya dapat
dipantulkan, cahaya dapat mengalami interferensi dan difraksi.
2.2. Difraksi Celah Tunggal
Saat sinar melewati celah, akan muncul fenomena yang tidak dapat dijelaksan
dengan prinsip optik geometris. Fenomena ini dapat dijelaskan dengan prinsip
Huygens- Fresnel yang menjelaskan bahwa setiap titik-titik gangguan cahaya menjadi
sumber gelombang baru berbentuk bola.
Saat sinar melewati celah tunggal, akan terjadi difrakasi cahaya. Ketika melewati
celah, sinar yang jatuh ke layar dari arah berbeda akan sejajar satu sama lain. Sehingga,
dengan perhitungan matematika sederhana, gelombang muka dapat dilihat sebagai
gelombang datar. Ini yang disebut dengan difraksi Fraunhofer. Jika yang digunakan
adalah sumber cahaya titik, dan jarak antara sumber cahaya dengan layer mendekati
jarak celah, maka difraksi ini disebut difraksi Fresnel.
Gambar 1. Ilustrasi Difraksi Celah Tunggal
Sehingga persamaan pita gelap dan pita terang dirumuskan sebagai berikut :
a) d sin θ = nλ n = ±1, ±2, … … n adalah garis ke- (1)
1
b) d sin θ = (m + 2)λ m = ±1, ±2, … … m adalah garis terang ke- (2)
ke persamaan diatas, sehingga diperoleh jarak antara ujung garis dengan garis tengah
dari garis terang pusat (y) sebagai berikut :
Lλ
a) y = n n = ±1, ±2, … … n adalah garis gelap ke- (4)
d
1 Lλ
b) y = (m + 2) d
m = ±1, ±2, … … m adalah garis terang ke- (5)
Berdasarkan Gambar 1, diketahui jarak antara garis terang pusat (D) dengan garis
gelap pertama di kedua sisi adalah :
Lλ
D = 2ygaris gelap pertama = 2 (6)
d
Jarak antara garis terang lainnya atau antara dua garis gelap yang berdekatan adalah:
Lλ 1
∆y = ym+1 − ym = yn+1 − yn = = 2D (7)
d
Sehingga diperoleh :
a. Lebar garis terang pusat dua kali lebih besar dari garis terang lainnya
b. Lebar pita/garis terang berbanding lurus dengan panjang gelombang datang dan
jarak antara celah dengan layar
c. Lebar garis terang berbanding terbalik dengan lebar celah
2.3. Celah Ganda Young
Ketika seberkas sinar S0 melewati dua celah (S1 dan S2 ) sinar tersebut akan terurai
menjadi dua gelombang lingkaran yang berpusat di S1 dan S2 . Saat gelombang mencapai
layar, maka akan saling bertumpang tindih dan membentuk interferensi seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 4.
Karena bernilai sangat kecil maka, sin Î tan = Ï Z . Substitusikan nilai sin ke
persamaan diatas. Nilai jarak antara garis terang pusat dengan ujung garis lain (y) dapat
dihitung dengan:
a. Interferensi kontruktif
Lλ
y=n n = ±1, ±2, … … (10)
d
b. Interferensi destruktif
Lλ
y=m m = ±1, ±3, ±5, … … (11)
d
c. Jarak antara dua garis gelap atau dua garis terang yang berdekatan
Lλ
∆y = yn+1 − yn = ym+1 − ym = (12)
d
Pada percobaan celah ganda, jika jarak antar celah d dan perbedaan jalur optik dari
celah ke layar adalah kelipatan bilangan bulat dari panjang gelombang, maka akan
menghasilkan inteferensi konstruktif. Jika perbedaan jalur optik nilainya merupakan
kelipatan ganjil dari dari setengah panjang gelombang, maka akan terjadi inteferensi
destruktif. Namun pada celah banyak, sinar dari celah yang berdekatan akan saling
menghilangkan akibat inteferensi destruktif. Tanpa adanya inteferensi, yang akan
datang lebih lemah ketika melewati celah dan mencapai layar. Oleh karena itu, pola
inteferensi celah banyak akan menampilkan pola seperti pada Gambar 7, karena
terdapat beberapa banyak posisi garis gelap tidak diperhitungkan, hanya fokus pada
garis terang.
Sehingga :
𝐿𝜆
𝑦𝑔𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ 𝑢𝑡𝑎𝑚𝑎 = 𝑚 𝑚 = ±0, ±1, ±2, … … (14)
𝑑
Dimana :
d = jarak antara pusat celah yang berdekatan.
= sudut antara sinar datang dari garis interferensi utama m dengan garis penghubung
garis terang pusat.
y = jarak antara garis interfernsi utama m dengan garis terang pusat.
BAB III
METODE PERCOBAAN
4.2. Pembahasan
4.2.1. Percobaan Difraksi
Percoban yang dilakukan kali ini adalah membuktikan salah satu sifat
gelombang cahaya yaitu cahaya dapat mengalami interferensi dan difraksi.
Setelah dilakukan percobaan kisi difraksi dengan lebar celah dan jarak antar
celah yang berbeda-beda,, diperoleh data pada Tabel 1. – 7. Dari data yang
diperoleh menunjukan jarak pola gelap dengan garis tengah pusat memenuhi
𝐿𝜆 𝐿𝜆
persamaan 𝑦 = 𝑛 𝑑 . Lebar daris tengah pusat memenuhi persamaan 𝐷 = 2 𝑑 .
Pola garis terang yang terbentuk merupakan hasil interferensi kontruktif atau
gelombang bertemu, masing-masing memiliki perpindahan ke arah yang sama.
Hasilnya gelombang saling menguatkan, membentuk gelombang resultan
dengan amplitudo lebih tinggi dari amplitudo dari setiap getaran gelombang
yang bergabung untuk menghasilkan pola garis terang., sedangkan pola garis
gelap yang terbentuk merupakan hasil interferensi destruktif atau gelombang
yang sama memiliki perpindahan di arah yang berlawanan, gelombang resultan
yang dihasilkan memiliki amplitudo yang lebih rendah dan saling meniadakan
sehingga terbentuk pola garis gelap. Pola garis gelap di kanan dan kiri yang se-
ordo jaraknya sama terhadap garis terang pusat.
Pada percobaan kali ini dapat diambil kesimpulan beberapa faktor yang
mempengaruhi jarak pola gelap-terang yang terbentuk. Faktor ysng pertama
adalah banyaknya celah, semakin banyak celah/ kisi difraksi yang digunakan
maka jarak pola gelap-terang akan semakin dekat. Faktor berikutya adalah lebar
celah, semakin lebar kisi difraksi jarak pola gelap terang semakin kecil/dekat.
BAB V
5.1. Kesimpulan
1. Difraksi cahaya dapat didefinisikan sebagai pelenturan cahaya yaitu saat suatu
cahaya melalui celah maka cahaya dapat terpecah-pecah menjadi bagian-bagian yang
lebih kecil dan memiliki sifat seperti cahaya baru.
2. Interferensi kontruktif terjadi saat gelombang bertemu dan masing-masing
gelombang memiliki perpindahan ke arah yang sama. Hasilnya gelombang saling
menguatkan, membentuk gelombang resultan dengan amplitudo lebih tinggi dari
amplitudo dari setiap getaran gelombang yang bergabung untuk menghasilkan pola
garis terang.
3. Interferensi destruktif terjadi saat gelombang yang sama memiliki perpindahan ke
arah yang berlawanan sehingga gelombang resultan yang dihasilkan memiliki
amplitudo yang lebih rendah dan saling meniadakan sehingga terbentuk pola garis
gelap.
4. Banyaknya celah mempengaruhi jarak pola gelap-terang yang terbentuk, semakin
banyak celah/ kisi difraksi yang digunakan maka jarak pola gelap-terang akan
semakin dekat.
5. Lebar celah mempengaruhi jarak pola gelap-terang yang terbentuk, semakin lebar
kisi difraksi jarak pola gelap terang semakin kecil/dekat.
5.2. Saran
1. Praktikan harus mempelajari materi praktikum sebelum praktikum dilaksanakan.
2. Praktikan harus mengikuti semua langkah kerja yang dianjurkan agar tidak terjadi
kesalahan yang seharusnya tidak ada.
3. Praktikan harus memastikan sinar laser melewati kisi drifaksi dengan benar.
4. Praktikan harus teliti dalam mengukur pola garis gelap dan terang yang terbentuk.
5. Praktikan harus teliti dalam perhitungan data percobaan yag diperoleh.
DAFTAR PUSTAKA
Puspitasari dkk. (2023). Petunjuk Praktikum Fisika Umum. Interferensi dan Difraksi
Cahaya,125-135.
IPA, Materi. (2022). Pengertian Cahaya, Sifat, Rumus, Teori, dan Contohnya. 1 Februari 2022.
Gurusains.com. Diakses pada 1 Desember 2023, dari √ Pengertian Cahaya, Sifat,
Rumus, Teori, dan Contohnya | Guru Sains
Blog MIPA, Supervisor. (2017). Cahaya: Pengertian, Jenis, 10 Sifat, Fungsi dan Contohnya
Lengkap Beserta Gambar. 28 September 2017. Fisikaabc.com. Diakses pada 3 Desember
2023, dari Cahaya: Pengertian, Jenis, 10 Sifat, Fungsi dan Contohnya Lengkap Beserta
Gambar | FISIKABC
Budisma. (2023). Perbedaan Interferensi Konstruktif dan Destruktif. 24 Januari 2023
Budisma.net. Diakses pada 15 Desember 2023, dari Perbedaan Interferensi Konstruktif
dan Destruktif – budisma.net
LAMPIRAN