BAB
ahaya membuat hidup kita penuh dengan warna dan keindahan. Apa yang terjadi
seandainya Tuhan tidak menciptakan cahaya? Pastinya dunia kita tidak akan pernah ada.
Tanpa cahaya kita tidak akan bisa menikmati indahnya pemandangan alam dan warnawarni pelangi setelah hujan. Bahkan tanpa cahaya kita tidak bisa melihat dunia di sekitar
kita. Demikianlah arti penting cahaya bagi kita. Berikut ini akan kita pelajari sifat-sifat
cahaya dan penerapannya.
Kata Kunci: Dispersi Cahaya Interferensi Cahaya Difraksi Cahaya Polarisasi
Cahaya.
A. Cahaya
Cahaya memang menarik untuk dipelajari. Sejak berabad-abad yang lalu banyak ahli
yang tertarik untuk meneliti cahaya. Sebagai contoh adalah Newton dan Maxwell. Teori
Newton tentang cahaya terkenal dengan teori partikel cahaya sedangkan teori Maxwell
terkenal dengan gelombang elektromagnetik. Fisikawan lain yang juga tertarik akan
cahaya adalah Huygens, Thomas Young, dan Fresnell. Tokoh-tokoh fisika ini cukup banyak
memberikan sumbangan terhadap perkembangan teori tentang cahaya.
Cahaya merupakan radiasi gelombang elektromagnetik yang dapat dideteksi mata
manusia. Karena itu, cahaya selain memiliki sifat-sifat gelombang secara umum misal
dispersi, interferensi, difraksi, dan polarisasi, juga memiliki sifat-sifat gelombang
elektromagnetik, yaitu dapat merambat melalui ruang hampa.
Ada dua jenis cahaya, yaitu cahaya polikromatik dan cahaya monokromatik. Cahaya
polikromatik adalah cahaya yang terdiri atas banyak warna dan panjang gelombang.
Contoh cahaya polikromatik adalah cahaya putih. Adapun cahaya monokromatik adalah
cahaya yang hanya terdiri atas satu warna dan satu panjang gelombang. Contoh cahaya
monokromatik adalah cahaya merah dan ungu.
B. Dispersi Cahaya
Cahaya memang menjadikan kehidupan ini terlihat indah. Cobalah perhatikan pelangi
yang muncul pada saat musim hujan! Ada banyak warna melengkung indah menghias
angkasa. Pernahkah kamu mengamati pelangi? Mengapa pelangi terjadi pada saat gerimis
atau setelah hujan turun dan matahari tetap bersinar? Peristiwa terjadinya pelangi
merupakan gejala dispersi cahaya. Gejala dispersi cahaya adalah gejala peruraian cahaya
putih (polikromatik) menjadi cahaya berwarna-warni (monokromatik).
Besar sudut deviasi tergantung pada besar kecilnya sudut datang. Sudut deviasi
terkecil disebut sudut deviasi minimum. Sudut deviasi minimum terjadi jika:
i = r , r = i serta i + r =
Besarnya sudut deviasi minimum pada prisma dirumuskan sebagai:
m = i + r
. . . (3.1)
Karena r = r maka:
i = 1/2 ( m + )
. . . (3.2)
dan
r = 1/2
. . . (3.3)
. . . (3.4)
Untuk prisma tipis dengan sudut bias sangat kecil, persamaan 3.4 dapat ditulis
sebagai berikut.
1/2 (m + ) = n 1/2
m = (n 1)
. . . (3.5)
Keterangan:
m : sudut deviasi minimum
n
= mu mm = (nu nm)
. . . (3.6)
C. Interferensi Cahaya
Interferensi cahaya terjadi jika dua berkas cahaya yang koheren (memiliki frekuensi
yang sama dan beda fase yang tetap) mengenai suatu titik secara bersamaan. Pada
peristiwa interferensi, jika berkas-berkas cahaya yang datang memiliki fase yang sama
maka akan terjadi interferensi konstruktif (saling menguatkan) sehingga pada titik
tersebut akan terlihat titik terang. Sebaliknya, jika berkas cahaya tersebut memiliki fase
yang berlawanan maka akan terjadi interferensi destruktif (saling memperlemah) sehingga
pada titik tersebut akan terjadi titik gelap.
Penelitian mengenai interferensi cahaya dilakukan oleh Thomas Young. Young
melewatkan cahaya matahari melalui lubang kecil (So) yang dibuat pada layar A. Sinar
yang keluar melebar karena adanya difraksi dan jatuh pada lubang kecil (S1 dan S2) yang
dibuat pada layar B. Dari sini kemudian diteruskan ke layar C. Selisih panjang lintasan
optis keduanya adalah:
s = S1P S2P = d sin
dengan
. . . (3.7)
. . . (3.8)
Pada titik P akan terjadi pita terang jika berkas cahaya yang jatuh memiliki fase yang
sama atau kelipatan bulat panjang gelombangnya ( ). Dengan demikian jarak titik P dari
pusat terang O adalah:
y = Ln /d
. . . (3.9)
Keterangan:
y : jarak titik P dari pusat terang O (m)
d : jarak S1 dan S2 (m)
L : jarak sumber cahaya ke layar (m)
: panjang gelombang cahaya (m)
n : 0, 1, 2, . . . . (khusus untuk n = 0, adalah titik terang pusat)
Pada titik P akan terjadi pita gelap jika berkas cahaya yang jatuh memiliki beda fase
setengah periode atau selisih lintasan optis kelipatan ganjil setengah panjang gelombang.
Sehingga persamaan 3.9 menjadi:
y = (2n-1/2) L/d
. . . (3.10)
Pola pita terang dan gelap pada interferensi cahaya akan lebih mudah diamati dengan
menggunakan grafik intensitas cahaya. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal di
bawah ini!
Contoh Soal
Pada percobaan Young digunakan gelombang cahaya dengan panjang gelombang
4.500 A dan jarak antara celah dengan layar 2 meter. Jika jarak antarcelah 0,5 mm,
tentukan jarak pita terang kedua dari pusat terang!
Penyelesaian:
Diketahui:
= 4.500 = A = 4,5 . 10-7 m (1 A= 10-10 m)
L=2m
d = 0,5 mm = 0,5 . 10-4 m
Ditanyakan: y2 = . . .?
Jawab:
y2 = Ln/d = 2 . 2 . 4,5 . 10-7/0,5 . 10-4
= 3,6 . 10-3 m = 3,6 mm
D. Difraksi Cahaya
Pada jarak tertentu mata kita sulit membedakan posisi dua nyala lampu yang sangat
berdekatan. Coba kamu perhatikan mengapa hal ini dapat terjadi? Gejala ini dikarenakan
diameter pupil mata kita sangat sempit. Akibatnya adalah cahaya dua lampu tersebut ketika
sampai ke mata kita mengalami difraksi. Apakah difraksi cahaya itu? Difraksi cahaya
adalah peristiwa pelenturan cahaya yang akan terjadi jika cahaya melalui celah yang sangat
sempit. Kita dapat melihat gejala ini dengan mudah pada cahaya yang melewati sela jarijari yang kita rapatkan kemudian kita arahkan pada sumber cahaya yang jauh, misalnya
lampu neon. Atau dengan melihat melalui kisi tenun kain yang terkena sinar lampu yang
cukup jauh.
. . . (3.11)
Pita terang utama O akan menjadi lebih lebar jika celah dipersempit. Jika lebar celah
sama dengan panjang gelombang () maka minimum pertama akan terjadi pada sudut =
90
. . . (3.12)
E. Polarisasi Cahaya
cahaya termasuk gelombang tranversal. Hal ini dibuktikan oleh peristiwa polarisasi
cahaya.Polarisasi cahaya adalah pembatasan atau pengutuban dua arah getar. menjadi satu
arah getar. Gelombang cahaya yang belum terpolarisasi mempunyai dua arah getar. Ketika
cahaya tersebut dilewatkan pada sebuah celah (polarisator), cahaya mengalami pengutuban
(polarisasi) sehingga cahaya hanya mempunyai satu arah getar. Polarisasi cahaya dapat
Sebaiknya Tahu
Film Tiga Dimensi
Film ini dibuat dengan
menggunakan dua buah
kamera atau kamera khusus
dengan dua lensa. Di dalam
gedung bioskop, kedua film
diproyeksikan pada layar
secara simultan. Sebuah
filter polarisasi yang diletakkan
di depan lensa proyektor
sebelah kiri akan meneruskan
gelombang
cahaya dari gambar pada suatu
arah getar tertentu.
Bersamaan dengan itu filter
lain di bagian kanan akan
meneruskan gelombang cahaya
tegak lurus arah
getar yang dihasilkan oleh filter
pertama. Penonton
mengenakan kacamata khusus
yang berfungsi sebagai filter.
Filter ini akan menyebabkan
kesan gambar yang diterima
oleh mata kiri dankanan akan
berbeda. Sehingga kesan
gambar tiga dimensi akan
terasa.
1. Penyerapan
Polarisasi akibat penyerapan terjadi jika cahaya melalui
zat yang dapat memutar bidang polarisasi gelombang cahaya.
Zat semacam ini disebut zat optik aktif. Contoh zat ini adalah
larutan gula.
Anggaplah seberkas cahaya tak terpolarisasi menembus
filter polaroid A. Setelah melalui A hanya cahayan yang
memiliki arah getar tertentu saja yang dapat menembus.
Cahaya yang hanya memiliki arah getar tertentu ini disebut
cahaya terpolarisasi. Ketika kedudukan bidang polarisasi A
sejajar dengan B, cahaya diteruskan oleh polaroid B, sehingga
mata dapat melihat cahaya atau benda. Selanjutnya.
polaroid B diputar 90 terhadap sumbu sinar datang.
Bidang polarisasi B menjadi tegak lurus bidang polarisasi A
atau tegak lurus bidang getar cahaya terpolarisasi. Pada
keadaan ini mata tidak dapat melihat cahaya atau benda
karena cahaya diserap oleh polaroid B.
2. Hamburan
3. Pemantulan
Ketika cahaya mengenai bidang batas dua medium optik dengan kerapatan berbeda,
sebagian cahaya akan dipantulkan. Hal ini dapat menimbulkan terjadinya polarisasi.
Tingkat polarisasi bergantung pada sudut datang dan indeks bias kedua medium. Cahaya
yang terpantul akan terpolarisasi seluruhnya ketika sudut datang sedemikian sehingga
antara sinar bias dan sinar pantul saling tegak lurus.
Berdasarkan hukum Snellius, besarnya sudut datang saat terjadi polarisasi adalah:
n sin p = n sin p
Karena sinar bias dan sinar pantul saling tegak lurus maka
p + p = 90
p = 90 p
. . . (3.13)
. . . (3.14)
4. Pembiasan Ganda
Gejala pembiasan ganda merupakan fenomena rumit yang terjadi pada kristal kalsit
atau kristal plastik yang ditegangkan, misalnya selofen. Pada kebanyakan zat, laju cahaya
adalah sama untuk semua arah. Pada kristal kalsit, laju cahaya bergantung arah rambat
pada material tersebut. Zat semacam ini disebut zat isotropik. Ketika berkas cahaya
masuk pada zat isotropik, berkas tersebut terpisah menjadi dua bagian yang disebut
berkas sinar biasa dan sinar luar biasa. Berkas-berkas ini terpolarisasi dalam arah yang
saling tegak lurus dan berjalan dengan kecepatan yang berbeda. Ada arah tertentu pada
zat di mana kedua cahaya merambat dengan kecepatan yang sama. Arah ini disebut
sumbu optik. Saat cahaya membentuk sudut terhadap sumbu optik, berkasberkas cahaya
tersebut akan berjalan pada arah yang berbeda dan keluar secara terpisah pada ruang.
Jika bahan tersebut diputar, berkas cahaya yang luar biasa akan berputar di ruang.
1. Laser
Laser adalah akronim dari light amplification by stimulated emission of radiation. Laser
merupakan sumber cahaya yang memancarkan berkas cahaya yang koheren. Laser
termasuk cahaya monokromatik. Laser mempunyai intensitas
dan tingkat ketelitian yang sangat tinggi, sehingga laser banyak Sebaiknya Tahu
Komputer Optik
digunakan dalam berbagai peralatan. Laser pertama kali
Dalam komputer optik,
dikembangkan pada tahun 1960. Penerapan laser dalam
informasi dibawa oleh
kehidupan sehari-hari antara lain sebagai pemindai barcode di
denyut cahaya yang
supermarket, alat pemutar CD atau DVD, laser printer, dan dioda cepat,bukan oleh aliran
laser. Di bidang kedokteran, laser digunakan sebagai pisau bedah electron yang lambat.
Seperti kabel serat
dan untuk menyembuhkan gangguan akomodasi mata.
2. Serat Optik
Selain contoh-contoh di atas, pemanfaatan laser juga dapat
diterapkan dalam bidang telekomunikasi. Dalam bidang
telekomunikasi, laser digunakan untuk mengirim sinyal telepon
dan internet melalui suatu kabel khusus yang disebut serat optik.
Serat optik merupakan suatu serat transparan yang digunakan
untuk mentransmisi cahaya, misalnya laser. Dengan
menggunakan serat optik, data yang dikirim akan lebih cepat
sampai. Karena kecepatan data tersebut sama dengan kecepatan
cahaya, yaitu 3 . 108 m/s.
3. Hologram
REFERENSI
1. Alonso, M. dan Finn, E.D. 1980. Fundamental University Physics. New York: Addison
Wesley
2. Beiser, Arthur. 1999. Konsep Fisika Modern (terjemahan). Jakarta: Erlangga.
3. Budikase, E, dkk, 1987. Fisika Untuk SMU. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
4. Haliday, David dan Resnick, Robert. 1990. Fisika (terjemahan). Jakarta: Erlangga.
http: //en.wikipedia.org/wiki
http: //www.chem-is-try.org/?sect=artikel&ext=35
http: //www.infonuklir.com/tips/tipskes.htm
http: //zaki.web.ugm.ac.id/web