Anda di halaman 1dari 4

Difraksi

A. Prinsip dan Perumusan Dasar Difraksi


Secara makroskopis, difraksi dikenal sebagai penjalaran arah yang
dialami seberkas gelombang ketika menjalar melalui suatu celah sempit
atau tepi tajam suatu benda. Gejala ini juga dianggap sebagai salah satu
ciri khas gelombang yang tidak memiliki partikel. Karena sebuah partikel
bergerak bebas melalui suatu celah tidak akan mengalami perubahan arah
(Tjia, 1993).
Jika suatu partikel jatuh pada layar yang berlubang kecil, maka
hanya partikel yang jatuh pada lubang yang akan ditransmisikan dan
melanjutkan geraknya tanpa terganggu, sedangkan partikel-partikel
lainnya akan terhenti atau akan terpantul kembali. Akan tetapi berdasarkan
fenomena gelombang bunyi dan gelombang permukaan dalam air
diketahui bahwa gelombang berkelakuan lain yaitu meluas disekitar
perintang yang ditempatkan pada lintasan geraknya.
Fresnel number F, dinamakan berdasarkan nama penemunya,
Augustin Jean Fresnel yang merupakan besaran tanpa satuan, terdapat
pada optika dan pada beberapa teori difraksi.
Untuk gelombang elektromagnetik yang melewati sebuah
penghalang dan ditampilkan pada layar, Fresnel number didefenisikan
sebagai :

F = a2/ L λ

Dengan λ merupakan panjang gelombang, a adalah ukuran yang

memiliki karakteristik ( jari-jari ) dari sebuah penghalang dan L


merupakan jarak dari sumber menuju layar. Berdasarkan nilai F teori
difraksi dapat disederhanakan menjadi 2 macan, yaitu untuk difraksi
Fresnel F>>1. Dan L = P’r’ / (P’+r’)
Dengan P’ adalah jarak sumber ke celah dan r’ merupakan jarak dari celah
ke layar.

B. Difraksi Fraunhofer
Difraksi yang terjadi jika letak sumber dan layar pengamatan jauh sekali
dari celah. Difraksi fraunhofer dilakukan oleh : satu celah sempit, satu lubang
bulat, dua celah sempit atau lebih, kisi difraksi.
a. Difraksi Celah Tunggal
Sebuah celah tunggal disinari akan menghasilkan pola difraksi pada layar
yang diletakkan dibelakangnya. Bentuk pola akan sama dengan celahnya
(persegi panjang) yaitu daerah-daerah terang dan gelap berbentuk persegi
panjang. Pola ini disebut pita-pita atau rumbai, berupa pita terang dan gelap.
Menurut prinsip Huygens, tiap bagian celah berlaku sebagai sebuah
sumber gelombang. Dengan demikian cahaya dari satu bagian celah dapat
berinterferensi dengan cahaya dari bagian lainnya dan intensitas resultannya

pada layar bergantung pada arah θ.

Jika menunjukkan bahwa beda lintasan antara lintasan gelombang yang


lebih jauh dengan lintasan gelombang pada tengah celah adalah sebesar (d/2)

sin θ. Interferensi minimum (pita gelap) terjadi jika kedua gelombang

berbeda fase 180˚ atau beda lintasannya sama dengan setengah panjang

gelombangnya:

(d/2) sin θ = λ / 2

sin θ = λ / d

Jika kita bagi celah menjadi empat bagian dan memakai cara yang sama ,
kita dapat bahwa pita gelap ketika:

(d/4) sin θ = λ / 2

sin θ = 2λ / d

Jika bagi celah menjadi enam bagian maka pita juga gelap :
(d/6) sin θ = λ / 2

sin θ = 3λ / d

Secara umum dapat kita nyatakan bahwa pita gelap ke-n terjadi jika :

sin θ = n λ / d dengan n=1,2,3,..

atau

d sin θ = n λ dengan n=1,2,3,...

Dengan θ adalah sudut simpang (deviasi). Interferensi minimum (pita

gelap) pada pola difraksi Fraunhofer yang dihasilkan oleh celah tunggal

terjadi jika d sin θ sama dengan kelipatan genap dari setengah panjang

gelombang.

Contoh Soal
1. Seberkas cahaya melewati celah tunggal yang sempit, menghasilkan

interferensi minimum orde 3 dengan sudut deviasi 30˚ . Jika cahaya

yang dipergunakan mempunyai panjang gelombang 6000 Amstrong,


maka lebar celahnya?
Penyelesaian:
Diketahui: n=3

θ = 30˚

λ= 6000 Amstrong = 6000 x 10-10 = 6 x 10-7

Tanya : d...?
Jawab :

d sin θ = n λ

d sin 30˚ = 3 x 6 x 10-7


d 1/2 = 18 x 10-7
d = 36 x 10-7
d = 3,6 x 10-6
2. Celah tunggal yang lebarnya 0,1 mm disinari berkas cahaya dengan
panjang gelombang 4000 Amstrong. Apabila pola difraksi ditangkap
pada layar yang jaraknya 20 cm dari celah, tentukan jarak antara garis
gelap ke 3 dari garis pusat terang...
Penyelesaian
Diketahui : n = 3
d = 0,1mm = 1x10-4

λ = 4000 Amstrong = 4000 x 10-10 = 4 x 10-7

L = 20 cm = 2 x 10-1
Ditanya : P gelap ketiga dari pusat terang ?
Jawab :
𝑛𝐿𝜆
∆P =
𝑑
3 𝑥 2 𝑥 10ˆ−1 𝑥 4 𝑥 10ˆ−7
= 1 𝑥 10ˆ−4

24 𝑥 10ˆ−4
=
10ˆ−4
= 24 x 10-4
= 2,4 x 10-3
= 2,4 mm

Anda mungkin juga menyukai