Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

Tentang
Sifat Partikel Dari Gelombang

Disusun Oleh :

Athari Hany Milia 17110003

Dosen Pembimbing
Silvi Trisna, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PGRI SUMBAR
2019
SIFAT PARTIKEL DARI GELOMBANG

A. Kuantitasi Dan Perilaku Zarah Kuntum Cahaya


1. Kuantitasi Besaran Fisika

Konduksi adalah Perpindahan panas melalui perantara tanpa diikuti oleh partikel.
Sedangkan Konversi adalah Perpindahan panas melalui perantara diikuti oleh partikel.
Dan radiasi Perpindahan panas tanpa perantara.

2. Radiasi Benda Hitam Sempurna

Radiasi benda hitam adalah sebuah radiasi elektromagnetik termal yang terjadi di
dalam atau di sekitar benda dalam keadaan kesetimbangan termodinamika dengan
lingkungannya atau saat ada proses pelepasan dari benda hitam tersebut. Istilah yang
lebih mudah kita pahami, radiasi benda hitam ini adalah ketika benda tersebut menyerap
dan menahan cahaya kemudian memancarkan radiasi ke sekitarnya sehingga kita bisa
merasakannya melalui suhu ataupun perubahan ke warna- warna tertentu.

Sifat- sifat Radiasi Benda Hitam

Radiasi yang muncul dari benda hitam mungkin berbeda dengan radiasi cahaya. Radiasi
benda hitam lebih terasa kita rasakan, bukan kita lihat. Radiasi benda hitam memiliki sifat
tertentu. Sifat- sifat dari radiasi benda hitam ini berasal dari sifat benda hitam itu sendiri.
Sifat dari radiasi benda hitam sebenarnya adalah sifat dari spektrum cahaya benda hitam yang
sifatnya ideal. Beberapa sifat dari spektrum cahaya benda hitam yang ideal antara lain adalah:

a. Benda hitam yang lebih panas akan memancarakan yang lebih banyak yang memenuhi
seluruh panjang gelombang. Hal ini berarti apabila kita membandingkan dua benda hitam
tanpa melihat panjang gelombangnya, benda hitam yang lebih panas kan mengeluarkan
lebih banyak cahaya daripada benda hitam yang lebih dingin.
b. Spektrum benda hitam bersifat tetap dan memiliki puncak pada panjang gelombang
tertentu. Puncak kurva benda hitam pada sebuah spektrum bergerak ke panjang
gelombang yang lebih pendek untuk benda yang lebih panas. Benda hitam yang lebih
panas, panjang gelombangnya akan lebih biru daripada pancaran puncaknya. Contoh
peristiwa adalah matahari yang suhu rata- ratanya adalah 5.800 Kelvin. Benda hitam yang
memiliki suhu yang sama dengan matahari tersebut memiliki puncak rata- rata 500
nanometer dan memiliki panjang gelombang yang berwarna kuning. Lalu benda hitam
lainnya yang memiliki suhu yang besarnya dua kali lipat dari suhu matahari akan
memiliki puncak spektrum sekitar 250 nanometer yang mana merupakan bagian dari sinat
Ultraviolet dari spektrum.

Dari yang disampaikan diatas adalah beberapa sifat spektrum cahaya dari benda hitam
yang ideal. Sifat dari radiasi benda hitam itu sendiri. Radiasi benda hitam adalah apa yang
dipancarkan dari benda hitam itu sehingga terasa di sekitarnya. Selanjutnya adalah mengenai
hukum- hukum mengenai radiasi dari benda hitam.

Adapun beberapa hukum yang membahas dan berkaitan dengan hal ini antara lain sebagai
berikut:

1. Hukum Perpindahan Wien

Hukum perpindahan Wien menjelaskan tentang bagaimana spektrum radiasi benda-


benda hitam pada suhu berapapun berkolerasi dengan spektrum pada suhu yang lainnya. Jadi,
apabila kita mengetahui bentuk spektrum pada suatu suhu, maka bentuk spektrum pada suhu
yang lainnya dapat kita hitung juga. Intensitas dari spektrum dapat dinyatakan sebagai fungsi
panjang gelombang atau[un fungsi frekuensi. Sebuah akibat dari hukum perpindahan Wien
adalah panjang gelombang ketika instensitas per satuan panjang gelombang dari radiasi yang
dihasilkan benda hitam ketika maksimum. Secara fungsi, kita bisa melihatnya sebagai
berikut:

𝑏
𝜆𝑚𝑎𝑥 =
𝑇

Simbol “b” dikenal dengan konstanta perpindahan Wien yang mana nilainya sama
dengan 2,8977729(17) x 10−3 Km.

2. Stefan- Boltzman

Berpendapat bahwa “Daya total persatuan luas yang dipancarkan pada semua frekuensi
oleh suatu benda hitam panas, I total, adalah sebanding dengan pangkat dari suhu mutlaknya.

𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑒𝛿𝑇 4 → Hukum Stefan Boltzman

𝑃
𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = = 𝑒𝛿𝑇 4 → 𝑃 = 𝑒𝛿𝐴𝑇 4
𝐴

𝐷𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎:
𝑒 = 𝑒𝑚𝑖𝑠𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠

𝛿 = 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝𝑎𝑛 𝑠𝑡𝑒𝑓𝑎𝑛 − 𝑏𝑜𝑙𝑡𝑚𝑎𝑛 (5,67𝑋10−8 𝑤𝑚−2 𝑘 −4 )

𝑇 = 𝑠𝑢ℎ𝑢 𝑚𝑗𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘

3. Hukum Rayleigh-jeans

Radiansi spektrum suatu benda, Bν, menjelaskan seberapa banyak energi yang dilepas
sebagai radiasi pada beberapa frekuensi. Radiansi diukur dalam daya yang dilepas per satuan
luas benda, per satuan solid angle dimana radiasi diukur, per satuan frekuensi. Planck
menunjukkan bahwa radiansi spektral benda pada temperatur absolut T dirumuskan dengan.

2ℎ𝑣 3 1
𝐵𝜆 (𝜆, 𝑇) = 2
𝑐 ℎ𝑣
𝑒 𝜆𝜅 𝐵 𝑇 − 1

Dengan kB adalah konstanta Boltzmann, h adalah konstanta Planck, dan c adalah laju
cahaya pada medium, apakah material atau hampa udara. Radiansi spektral juga dapat diukur
per satuan panjang gelombang. Pada kasus ini, dirumuskan dengan

2ℎ𝑣 2 1
𝐵𝜆 (𝜆, 𝑇) =
𝜆5 ℎ𝑐
𝑒 𝐵𝑇 − 1
𝜆𝜅

Hukum ini juga dapat dinyatakan dalam istilah lainnya, seperti jumlah foton yang dilepas
pada panjang gelombang tertentu, atau rapat energi dalam volume radiasi. Satuan SI
dari Bν adalah W·sr−1·m−2·Hz−1, sedangkan satuan Bλ adalah W·sr−1·m−3. Pada batasan
frekuensi rendah (panjang gelombang tinggi), Hukum Planck cenderung ke Hukum
Rayleigh–Jeans, sedangkan pada batasan frekuensi tinggi (panjang gelombang pendek), lebih
cenderung ke perkiraan Wien.

4. Hukum Radiasi Planck


 Radiasi yang dipancarkan oleh getaran molekul, tidak kontinu, tetapi dengan paket
energi disket, yang disebut kuantum (foton), dengan besar energi foton:
𝑐
𝐸 = 𝑛. ℎ. 𝑓 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐸 = 𝑛. ℎ.
𝜆
n= bilangan asli :1,2,3...
h= tetapan planck = 6,626 x 10−34 𝑗. 𝑠
f= frekuensi osilasi
 Molekul memancarkan atau menyerap energi dalam suatu diskret dari energi cahaya,
disebut kuantum.
8𝜋ℎ𝑐𝜆−5
𝑢(𝜆, 𝑇) = ℎ𝑐⁄𝜆𝑘𝑇 −1
𝑒
3. Efek Photo Listrik

Pertama kali dilakukan pengamatan oleh hertz (1887). Menyatakan bahwa:

“Efek foto listrik adalah peristiwa keluarga elektron-elektron ketika suatu permukaan logam
disinari oleh radiasi elektromagnetik (misalnya, cahaya tampak, inframerah, ultraviolet)”

Pada model Einstein mengenai efek fotolistrik, sebuah foton dengan intensitas cahaya
memberikan semua energinya hf ke sebuah elektron yang terdapat di plat logam. Akan tetapi,
penyerapan energi oleh elektron tidak terjadi secara terus-menerus dimana energi
dipindahkan ke elektron dengan paket tertentu, berbeda seperti yang dijabarkan pada teori
gelombang. Pemindahan energi tersebut terjadi dengan konfigurasi satu foton untuk satu
elektron.

Elektron keluar dari permukaan plat logam dan tidak bertabrakan dengan atom lainnya
sebelum mengeluarkan energi kinetik maksimum . Menurut Einstein, besarnya energi
kinetik maksimum untuk elektron yang terbebas tersebut dirumuskan dengan:

𝐸𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠 = ℎ𝑓 − 𝜙

𝐷𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎:

ℎ = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛 𝑓𝑙𝑎𝑛𝑐𝑘(𝑗𝑠)

𝑓 = 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑓𝑜𝑡𝑜𝑛 (𝐻𝑧)

𝜙 = 𝑓𝑢𝑛𝑔𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 (𝑒𝑉)

Fungsi kerja menggambarkan energi minimum yang diperlukan agar elektron dapat terus
menempel pada logam.
Dengan menggunakan foton sebagai model cahaya, efek fotolistrik dapat dijelaskan
dengan benar daripada yang diprediksikan oleh konsep-konsep klasik, yaitu:

a. Besarnya energi kinetik yang dikeluarkan fotoelektron tidak bergantung pada


intensitas cahaya. Jika intensitas cahaya digandakan, maka jumlah fotoelektron yang
keluar juga berlipat ganda, namun besarnya energi kinetik maksimum pada setiap
fotoelektron nilainya tidak berubah.
b. Elektron terlepas dari logam dalam waktu yang singkat. Selang waktu antara cahaya
yang datang dan fotoelektron yang keluar tergantung pada besarnya paket energi yang
dibawa foton. Jika intensitas cahaya yang diterima rendah, hanya sedikit foton yang
datang per unit waktu.
c. Keluarnya elektron tidak bergantung pada frekuensi cahaya. Jika energi yang dibawa
foton besarnya tidak lebih dari fungsi kerja, maka elektron tidak dapat dikeluarkan
dari permukaan logam.
d. Besarnya energi kinetik maksimum fotoelektron bergantung pada frekuensi cahaya.
Sebuah foton dengan frekuensi yang lebih besar membawa energi yang lebih besar
dan akan mengeluarkan fotoelektron dengan enrgi kinetik yang lebih besar
dibandingkan dengan foton berfrekuensi rendah.

Model Einstein mampu memprediksi hubungan antara energi kinetik maksimum elektron
dan frekuensi cahaya. Hasil eksperimen yang membuktikan teori Einstein tersebut dapat
dilihat pada grafik dibawah

Terdapat frekuensi ambang logam dimana jika frekuensi cahaya berada dibawah
frekuensi ambang maka tidak ada fotoelekton yang terlepas. Frekuensi ambang tersebut
berhubungan dengan fungsi kerja sebagai berikut:
𝜙
𝑓0 =

Dimana,

= frekuensi ambang (Hz),

Dengan menggabungkan persamaan diatas dengan persamaan sebelumnya, maka


besarnya energi kinetik maksimum dari sebuah elektron yang terlepas diformulasikan
dengan:

𝐸𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠 = ℎ(𝑓 − 𝑓0 )

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, elektron dapat keluar dan timbul energi
kinetik jika frekuensi cahaya yang diantarkan oleh paket yang dibawa foton lebih besar dari
frekuensi ambangnya.

Selain itu, dapat diketahui pula panjang gelombang ambang berdasarkan frekuensi
ambangnya:

𝑐 ℎ𝑐
𝜆0 = =
𝑓0 𝜙

Dimana,

= kecepatan cahaya (3 x 108 m/s),

=1240 eV.nm,
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/23498844/FISIKA_MODERN_SIFAT_PARTIKEL_DARI_
GELOMBANG

https://www.scribd.com/doc/85560080/BAB-III-Sifat-Partikel-Dari-Gelombang

http://maulana.lecture.ub.ac.id/tag/sifat-partikel-dari-gelombang/

Anda mungkin juga menyukai