Gelombang
Cahaya
Kelompok 5
Kelompok 5 :
1. Nurul Jannah (211710101041)
2. Iqlima Sekar Maulani (211710101053)
3. Aqiilah Nur Rizka Amalia (211710101062)
4. Adithya Krisna Wira Yuda (211710101080)
5. Amala Putri Irawan (211710101134)
Pengertian
Gelombang Cahaya
Cahaya merupakan suatu gelombang elektromagnetik yang dipancarkan
suatu sumber cahaya tertentu.
Cahaya disebut dengan gelombang elektromagnetik karena gelombang
cahaya yang bergetar, yaitu medan elektromagnetik dan merambat di ruang
tanpa permukaan medium. Berdasarkan arah getar dan rambatannya,
gelombang cahaya termasuk gelombang transversal, yaitu gelombang yang
arah getarannya tegak lurus terhadap arah rambatannya.
Beda Fase
Gelombang Cahaya
A. Perubahan Fase
1. Perubahan Kerapatan Medium
Persamaan cepat rambat gelombang cahaya sama dengan persamaan cepat
rambat gelombang elektromaknetik di dalam suatu medium, yaitu
Dengan demikian, panjang gelombang cahaya itu berubah dengan faktor1/n. makin
rapat suatu medium, makin pendek panjang gelombang cahaya yang melaluinya.
2. Pemantulan
Pemantulan cahaya ada 2 yaitu :
-Pemantulan Difuse (pemantulan cahaya baur) yaitu pemantulan cahaya kesegala
arah
-Pemantulan cahaya teratur yaitu pemantulan cahaya yang mempunyai arah teratur
Bila seberkas cahaya jatuh pada suatu permukaan maka cahaya ada yang dipantulkan
oleh permukaan tersebutSifat-sifat pemantulan berkas cahaya itu diselidiki oleh
Willebord Snellius(1581-· 1626). Dari hasil penyelidikan ini dapat dihasilkan suatu hukum
yang disebut.
Hukum Pemantulan snellius; yang berbunyi :
1. Sinar datang, garis normal dan sinar pantul terletak
pada satu bidang datar.
2. Sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (p)
Contoh Pemantulan Teratur
1.Peristiwa pemantulan teratur ini dimanfaatkan untuk mendapatkan foto yang indah
seperti panaroma gunung yang bayangannya terpantulkan oleh permukaan air yang
berada di sekitar tempat kamera menggambil gambar.
2. melihat wajah atau tubuh kita di depan cermin
Sinar monokromatis diperoleh dari lampu sebagai sumber cahaya yang memancar
melalui celah S. Kemudian, sinar dari celah S dipancarkan ke penghalang kedua.
Dua celah pada penghalang kedua, yaitu S1 dan S2 yang dipasang sejajar dengan S
akan berfungsi sebagai pemancar sinarsinar koheren. Kedua berkas dari celah-
celah S1 dan S2 ini berinterferensi pada layar C. Hasil interferensi berupa garis
terang dan garis gelap.
Jika kedua sumber cahaya memiliki amplitudo yang sama pada tempat terjadinya
inteferensi minimum, akan terbentuk garis gelap. Sebaliknya, jika amplitudo tidak
sama, interferensi minimumnya tidak gelap sama sekali.
Kita dapat menentukan di mana setiap pita terang atau pita gelap terletak pada layar
dengan memberikan sudut θ dari sumbu tengah terhadap garis gelap atau garis
terang tersebut. Untuk menentukan besarnya θ , kita harus menghubungkannya
dengan ΔL.
dengan m = 0, 1, 2, 3, ....
Untuk terang pusat, kita memberikan m = 0, pita terang pertama m = 2, dan
seterusnya.
Adapun untuk interferensi minimum (interferensi destruktif), ΔL pasti bilangan ganjil
kali setengah gelombang.
dengan m = 0, 1, 2, 3, ....
Untuk gelap pertama, kita memberikan m = 0, pita gelap kedua m = 1, dan
seterusnya.
Menentukan Jarak Pita Terang ke-m atau Pita Gelap ke-m dari Terang Pusat
Interferensi oleh lapisan tipis
Pada gelembung sabun atau lapisan minyak di atas air, ketika terjadi sinar
matahari, akan tampak cahaya warna warni. Pada kasus ini, warna cahaya yang
terlihat merupakan hasil interferensi konstruktif antara cahaya yang dipantulkan
oleh kedua permukaan lapisan tipis.
1. Cincin Newton
Diselidiki pertama kali oleh oleh Isaac Newton, ketika lensa cembung diletakkan di
atas pelat kaca yang rata, cahaya dipantulkan oleh pelat tersebut dan juga oleh
permukaan bawah lensa. Kedua kelompok cahaya tersebut saling “mengganggu”
atau saling menginterferensi sehingga terlihatlah pola interferensi yang dikenal
dengan nama “Cincin Newton”.
Polarisasi jenis ini dapat terjadi dengan bantuan kristal polaroid. Bahan
polaroid bersifat meneruskan cahaya dengan arah getar tertentu dan
menyerap cahaya dengan arah getar yang lain. Cahaya yang diteruskan
adalah cahaya yang arah getarnya sejajar dengan sumbu polarisasi polaroid.
Seberkas cahaya alami menuju ke polarisator. Di sini cahaya
dipolarisasi secara vertikal yaitu hanya komponen medan
listrik E yang sejajar sumbu transmisi. Selanjutnya cahaya
terpolarisasi menuju analisator. Di analisator, semua
komponen E yang tegak lurus sumbu transmisi analisator
diserap, hanya komponen E yang sejajar sumbu analisator
diteruskan. Sehingga kuat medan listrik yang diteruskan
analisator menjadi:
Jika cahaya alami tidak terpolarisasi yang jatuh pada polaroid pertama
(polarisator) memiliki intensitas Io, maka cahaya terpolarisasi yang melewati
polarisator adalah:
Cahaya dengan intensitas I1 ini kemudian menuju analisator dan akan keluar
dengan intensitas menjadi:
Polarisasi karena pembiasan ganda
Jika berkas kaca dilewatkan pada kaca, kelajuan cahaya yang keluar akan sama
ke segala arah. Hal ini karena kaca bersifat homogen, indeks biasnya hanya
memiliki satu nilai. Namun, pada bahan-bahan kristal tertentu misalnya kalsit dan
kuarsa, kelajuan cahaya di dalamnya tidak seragam karena bahan-bahan itu
memiliki dua nilai indeks bias (birefringence).
Cahaya yang melalui bahan dengan indeks bias ganda akan mengalami pembiasan
dalam dua arah yang berbeda. Sebagian berkas akan memenuhi hukum Snellius
(disebut berkas sinar biasa), sedangkan sebagian yang lain tidak memenuhi
hukum Snellius (disebut berkas sinar istimewa).
Polarisasi karena hamburan
Jika cahaya dilewatkan pada suatu medium, partikel-partikel medium akan menyerap dan
memancarkan kembali sebagian cahaya itu. Penyerapan dan pemancaran kembali cahaya oleh
partikel-partikel medium ini dikenal sebagai fenomena hamburan.
Pada peristiwa hamburan, cahaya yang panjang gelombangnya lebih pendek cenderung
mengalami hamburan dengan intensitas yang besar. Hamburan ini dapat diamati pada warna
biru yang ada di langit kita.
Sebelum sampai ke bumi, cahaya matahari telah melalui partikel-partikel udara di atmosfer
sehingga mengalami hamburan oleh partikel-partikel di atmosfer itu. Oleh karena cahaya biru
memiliki panjang gelombang lebih pendek daripada cahaya merah, maka cahaya itulah yang
lebih banyak dihamburkan dan warna itulah yang sampai ke mata kita.
Pemanfaatan Polarisasi dalam Kehidupan Sehari hari :
1. Pertunjukan film 3 dimensi
Sebuah file terpolarisasi yang ditaruh di depan lensa proyektor sebelah kiri bakal meneruskan
gelombang cahaya dari gambar pada sebuah arah getar tertentu. Bersamaan dengan tersebut
filter beda di unsur kanan bakal meneruskan gelombang cahaya tegak lurus arah getar yang
didapatkan oleh filter kesatu.
Film diproyeksikan melewati filter polarisasi. Sumbu filter polarisasi guna proyektor sebelah kiri
dan sumbu filter polarisasi guna proyektor sebelah kanan saling tegak lurus. Akibatnya, dua film
yang sedikit bertolak belakang diproyeksikan ke layar. Tiap film dipancarkan oleh cahaya yang
terpolarisasi dengan arah tegak lurus terhadap film yang satunya.
2. Filter polaroid
Digunakan untuk mengerjakan analisis tegangan pada plastik transparan. Saat cahaya melalui
plastik, tiap warna cahaya terlihat akan di polarisasi dengan arahnya masing-masing. Jika plastik
semacam tersebut diletakkan salah satu dua pelat polarisasi, akan terlihat pola warna-warni.
Jika diantara pelat diputar bola warna bakal berubah sebab warna yang semula dihambat kini
diteruskan.
Terima kasih!