Anda di halaman 1dari 14

Cahaya Sebagai Gelombang

Pada pembahasan kali ini, Anda akan mempelajari tentang fenomena-fenomena yang
menunjukkan bahwa cahaya bersifat sebagai gelombang. Fenomena-fenomena tersebut di
antaranya adalah interferensi, difraksi dan polarisasi.

Interferensi

Sudah tahukah kalian apakah interferensi itu ? Interferensi adalah gabungan dua gelombang atau
lebih. Cahaya merupakan gelombang yaitu gelombang elektromagnetik. Interferensi cahaya bisa
terjadi jika ada dua atau lebih berkas sinar yang bergabung. Jika cahayanya tidak berupa berkas
sinar maka interferensinya sulit diamati. Beberapa contoh terjadinya interferensi cahaya dapat
kalian perhatikan pada penjelasan berikut.

Interferensi Celah Ganda

Pada tahun 1804 seorang fisikawan bernama Thomas Young (1773-1829) dapat
mendemonstrasikan interferensi cahaya. Young melewatkan cahaya koheren (sinar-sinarnya
sefase dan frekuensi sama) melalui dua celah sempit yang dikenal dengan celah ganda.
Perhatikan Gambar di atas! Dua berkas cahaya koheren dilewatkan pada celah ganda kemudian
dapat mengenai layar. Pada layar itulah tampak pola garis-garis terang gelap. Pola garis-garis
terang dan gelap inilah bukti bahwa cahaya dapat berinterferensi.

Interferensi cahaya terjadi karena adanya beda fase cahaya dari kedua celah tersebut. Berkas
cahaya dari S1 dan S2 yang sampai pada layar terlihat berbeda lintasan sebesar ΔS = d sin θ.
Perbedaan panjang lintasan inilah yang dapat menimbulkan fase antara dua berkas cahaya
tersebut berbeda. Interferensi akan saling menguatkan jika berkas cahaya sefase dan saling
melemahkan jika berlawanan fase. Sefase berarti berbeda sudut fase Δθ = 0, 2π, 4π, …..
Sedangkan berlawanan fase berarti berbeda sudut fase Δθ = π, 3π, 5π, … . Syarat ini dapat
dituliskan dengan beda lintasan seperti persamaan berikut.
Perhatikan kembali sebelumnya. Untuk sudut θ kecil ( θ ≤ 120) akan berlaku: sin θ ≈ tg θ berarti
selisih lintasannya memenuhi hubungan berikut.

Contoh

Interferensi pada Lapisan Tipis


Kalian tentu pernah main air sabun yang ditiup sehingga terjadi gelembung. Kemudian saat
terkena sinar matahari akan terlihat warna-warni. Cahaya warna-warni inilah bukti adanya
peristiwa interferensi cahaya pada lapisan tipis air sabun. Interferensi ini terjadi pada sinar yang
dipantulkan langsung dan sinar yang dipantulkan setelah dibiaskan. Syarat terjadinya interferensi
memenuhi persamaan berikut.

Contoh
Difraksi Cahaya

Difraksi adalah pelenturan suatu gelombang. Berarti difraksi cahaya dapat didefinisikan sebagai
pelenturan cahaya yaitu saat suatu cahaya melalui celah maka cahaya dapat terpecah-pecah
menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan memiliki sifat seperti cahaya baru. Sifat-sifat
difraksi pada cahaya ini dapat dibuktikan dengan melihat pola interferensi yang terjadi pada
layar saat dipasang dibelakang celah. Ada beberapa peristiwa difraksi yang dapat kalian pelajari.
Cermati pada penjelasan berikut.

Celah Tunggal

Cobalah kalian buat suatu celah sempit dan lewatkan sinar monokromatik pada celah itu maka
saat dibelakangnya dipasang layar akan tampak pola interferensi pada layar. Pola interferensi
pada difraksi celah tunggal ini terlihat adanya garis-garis gelap. Sedangkan pola terangnya lebar.
Terang pusat akan melebar setengah bagian lebih lebar pada kedua sisi. Dari kejadian ini dapat
dituliskan syarat-syarat interferensi sebagai berikut.
Kisi Difraksi

Sudah tahukan kalian dengan kisi difraksi itu? Kisi difraksi disebut juga celah majemuk yaitu
celah-celah sempit yang tertata rapi dengan jarak yang cukup dekat. Pada kisi ini biasanya
tertulis data N garis/cm. Dari nilai N ini dapat ditentukan jarak antara celah (d) dengan hubungan
sebagai berikut.
Jika cahaya melawati celah majemuk (kisi) maka cahaya itu akan mengalami difraksi atau
pelenturan. Bukti difraksi pada kisi ini dapat dilihat dari pola-pola interferensi yang terjadi pada
layar yang dipasang dibelakangnya. Pola interferensi yang dihasilkan memiliki syarat-syarat
seperti pada celah ganda percobaan Young. Syarat interferensi tersebut dapat dilihat pada
persamaan berikut.

Contoh

Polarisasi Cahaya
Pernahkah Anda menggunakan kacamata hitam? Dapatkah Anda membedakan intensitas atau
tingkat kecerahan cahaya sebelum dan sesudah menggunakan kacamata? Ketika menggunakan
kacamata, Anda akan mendapatkan cahaya di sekeliling Anda menjadi lebih redup. Kenyataan
tersebut terjadi karena cahaya yang mengenai mata telah terpolarisasi oleh kacamata hitam Anda.

Polarisasi adalah peristwa terserapnya sebagian atau seluruh arah getar gelombang. Berbeda
dengan interferensi dan difraksi yang dapat terjadi baik pada gelombang transversal maupun
longitudinal, polarisasi hanya terjadi pada gelombang transversal. Untuk memahami peristiwa
ini, perhatikan gambar berikut.

Ketika arah getar gelombang tali sejajar sumbu polarisator (bayangkan sebagai sebuah pintu
terbuka), seluruh arah getar gelombang akan terserap. Akan tetapi, ketika arah getar gelombang
tegak lurus dengan sumbu polarisator, tidak ada arah getar yang terserap. Secara gelombang
dapat diilustrasikan pada Gambar berikut.
Ketika gelombang cahaya belum terpolarisasi, arah getar gelombang ada yang vertikal dan
horisontal, tetapi ketika gelombang cahaya sudah terpolarisasi arah getar gelombang hanya ada
yang vertikal saja.

Polarisasi cahaya dapat disebabkan oleh berbagai macam diantaranya:

1. Polarisasi cahaya karena pemantulan dan pembiasan,

2. Polarisasi karena serapan selektif dan

3. Polarisasi karena hamburan.

Gelombang Cahaya
Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik dengan spektrum yang terbatas (spektrum optik
atau spektrum tampak), dimana pada spektrum tertentu tersebut gelombang elektromagnetik
dapat terlihat yang kemudian kita sebut sebagai cahaya. Tidak ada batasan yang eksak mengenai
spektrum optik tersebut, akan tetapi mata normal manusia dapat menerima/merasakan
gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang antara 400 sampai 700 nm (yang kita
sebut sebagai cahaya tampak).
Selain cahaya adalah gelombang, cahaya juga dapat dikatakan terdiri dari partikel yang disebut
foton. Arah getar cahaya tegak lurus terhadap arah rambatnya, jadi gelombang cahaya
dikategorikan sebagai gelombang transversal.

Sifat Gelombang Cahaya

Gelombang cahaya memiliki empat karakteristik utama, yaitu:

Dispersi Cahaya

Dispersi merupakan pembiasan cahaya putih (cahaya polikromatik) menjadi komponennya yaitu
cahaya monokromatik. Dispersi akan terjadi saat cahaya putih melewati medan pembias.

Kita dapat mengamati sifat cahaya ini dengan menggunakan prisma sebagai medan pembias.
Pada prisma, cahaya yang masuk akan mengalami pembiasa dua kali, yakni saat masuk ke
prisma dan saat keluar ke prisma.
Pelangi merupakan salah satu contoh dispersi cahaya yang dapat kita amati secara alami. Air
hujan membiaskan cahaya matahari sehingga cahaya terdispersi menjadi berbagai cahaya tampak
yang kita sebut sebagai pelangi.

Interferensi Cahaya

Interferensi cahaya merupakan penjumlahan superposisi dua gelombang cahaya atau lebih yang
dapat menimbulkan terbentuknya gelombang lain.

Interferensi cahaya pada celah ganda terjadi karena adanya beda fase cahaya dari cahaya yang
melalui kedua celah tersebut. Ketika sebuah sumber cahaya yang sama persis frekeuensi dan
panjang gelombangnya melewati dua buah celah, maka akan terjadi superposisi yang
menyebabkan munculnya garis-garis gelap dan terang pada layar.
Karena superposisi gelombangnya memiliki sudut interferensi, persamaannya dapat ditulis
sebagai:

Perhatikan gambar diatas, jika sudut nya sangat kecil ( ) sehingga nilai sebesar
y/l, maka persamaannya menjadi:

Untuk pita terang:

Untuk pita gelap:

Di mana:

d = jarak antar celah (m)


θ = sudut interferensi
m = orde (0,1,2,…)
𝜆 = panjang gelombang (m)
y = jarak pita orde-m ke terang pusat (m)
l = jarak celah ke layar (m)

Difraksi Cahaya

Difraksi merupakan pelenturan cahaya saat cahaya melalui celah sehingga cahaya akan terpecah-
pecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan memiliki sifat cahaya yang baru.

Difraksi Celah Tunggal:

Saat cahaya melalui celah yang sangat kecil maka dapat terjadi peristiwa terbentuknya pita gelap
dan terang yang disebut sebagai difraksi celah tunggal. Setelah cahaya melalui celah tersebut,
terbentuklah cahaya baru (dengan menganggap celah sebagai sumber cahaya baru) yang
menyebar ke segala arah.

Pada difraksi celah tunggal, pita terang akan menutup satu orde-m. Maka persamaannya menjadi:

Untuk pita terang:

Untuk pita gelap:

Mau Belajar Bareng di Group WhatsApp?


Yuk Gabung Sekarang. Klik!

Difraksi pada kisi (Celah Banyak)

Jika sebuah cahaya monokromatis dilewatkan pada lempeng kisi atau celah banyak, maka akan
terbentuk pola difraksi berupa pola gelap dan terang pada layar. Kisi adalah susunan celah yang
sejajar dan memiliki ukuran yang sama, dan dapat dibuat dengan cara membuat goresan-goresan
pada lempeng kaca atau logam menggunakan ujung intan.

Hubungan antara banyaknya celah dengan jarak antar celah dirumuskan sebagai:

Di mana: N = konstanta kisi (garis/m)

Pada difraksi celah banyak, pola terang dan gelang sama dengan Interferensi.

Untuk pita terang:

 
Untuk pita gelap:

Polarisasi Cahaya

Polarisasi cahaya merupakan berkurangnya intensitas cahaya yang diakibatkan oleh


berkurangnya komponen pada gelombang cahaya. Polarisasi hanya dapat terjadi pada gelombang
transversal. Polarisasi cahaya dapat terjadi akibat pemantulan, pembiasan, absorpsi dan
hamburan.

 Polarisasi akibat pembiasan:

Jika sinar pantul tegak lurus dengan sinar biasnya, maka sinar pantul akan terpolarisasi. Besarnya
sudut polarisasi dapat dihitung dengan persamaan:

Di mana:

ip = sudut polarisasi


n2 = indeks bias tujuan
n1 = indeks bias asal

 Polarisasi akibat absorpsi:

Jika intensitas cahaya terpolarisasi, maka setelah melewati polarisator pertama, maka persamaan
intensitas cahaya menjadi:

Di mana:

I1 = intensitas cahaya setelah melewati polarisator (cd)


I0 = intensitas sumber cahaya (cd)

Anda mungkin juga menyukai