Anda di halaman 1dari 2

PENDAHULUAN

Banyak fenomena fisika yang terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari, mulai dari pergerakan benda,
listrik, magnet, transfer energi hingga getaran dan gelombang serta cahaya di berbagai medan. Kita
sering melihat lampu warna-warni. Cahaya sangat penting bagi makhluk hidup di dunia ini. Cahaya
adalah gelombang elektromagnetik yang merambat secara langsung, dapat juga dipantulkan, dibiaskan
dan dihamburkan, diinterferensi, dipolarisasi dan dibiaskan. Pembiasan adalah pembelokan gelombang
cahaya ketika melewati celah kecil. Pembiasan terjadi ketika arah cahaya dibelokkan oleh penghalang.
Penghalang seperti itu disebut kisi-kisi. Kisi-kisi adalah instrumen optik yang terdiri dari beberapa celah
sempit dengan jarak yang sama.[1]

Teori Gelombang Cahaya Huygens Pada tahun 1678, Huygens mengemukan teori gelombang cahaya
yang menyatakan bahwa cahaya bergerak dalam bentuk gelombang ke semua arah dengan kecepatan
cahaya. Ketika teori ini dikemukakan, teori ini menjelaskan gagasan umum bahwa gelombang
membutuhkan medium untuk merambat. Huygens berasumsi bahwa terdapat kehadiran suatu medium
yang sangat encer dan sangat elastis yang disebut dengan luminiferous eter di seluruh alam semesta di
mana cahaya merambat. Medium tersebut memiliki kerapatan yang sangat rendah karena sifatnya yang
sangat encer dan memiliki nilai modulus elastisitas yang sangat tinggi. Teori ini dapat menjelaskan
fenomena-fenomana tertentu seperti refleksi cahaya, refraksi cahaya, interferensi dan difraksi cahaya.
[2]

Difraksi cahaya adalah difraksi gelombang cahaya ketika laser melewati celah sempit (lebar celah lebih
kecil dari panjang gelombang). [3]Sehingga gelombang cahaya tampak mengembang di tepi celah.
Peristiwa difraksi cahaya menghasilkan garis terang dan garis gelap seperti pada peristiwa interferensi.
Gelombang bidang dibelokkan atau dibiaskan ketika setiap celah menutupi area gambar yang lebih
besar daripada yang diprediksi oleh geometri celah. Ini menyebabkan cahaya dari setiap celah tumpang
tindih di layar, menyebabkan interferensi. Ketika seberkas cahaya monokromatik jatuh pada kisi-kisi,
sebagian cahaya dipancarkan dan sebagian dibelokkan. Jika Anda melihat sumber cahaya
monokromatik dengan kisi-kisi di antaranya, itu adalah peristiwa interferensi. [1]

kan sedangkan sebagian lagi akan dibelokkan. Akibat pelenturan tersebut, apabila kita melihat suatu
sumber cahaya monokhromatis dengan perantaraan sebuah kisi, akan tampak suatu pola difraksi berupa
pitapita terang. Intensitas pita-pita terang mencapai maksimun pada pita pusat dan pita-pita lainnya
yang terletak dikiri dan kanan pita pusat. Intensitas pita berkurang untuk warna yang sama bila pitanya
jauh dari pita pusat. Pita-pita terang terjadi bila selisih lintasan dari cahaya yang keluar dari dua celah
kisi yang berurutan memenuhi persamaan :

m λ= d sin θ atau

d.Y/L = m λ

dimana : m = orde pola difraksi (0,1,2,.........) d = jarak antara dua garis kisi ( konstanta kisi) λ = panjang
gelombang cahaya yang digunakan θ = sudut lenturan (difraksi) Y= jarak terang pusat dengan orde ke-n
L= jaral layar ke kisi difraksi Jika[4]
Pola kisi difraksi yang dihasilkan dapat digunakan untuk menentukan fenomena difraksi dan panjang
gelombang cahaya yang melewati kisi difraksi. Fenomena difraksi adalah ciri dari fenomena gelombang
cahaya yang muka gelombangnya melengkung dan tampak bengkok.[5] Sehinga terlihat tiitik terang dan
titik gelap.Pada setiap titik, bukaan tunggal dapat dianggap sebagai sumber gelap sekunder. Perbedaan
antara dua file terpisah pada jarak d ada di sini d. Sumber cahaya yang koheren menerangi penghalang
celah ganda menciptakan pola interferensi bergelombang di bidang pandang dalam bentuk garis terang
dan gelap, yang dikenal sebagai difraksi celah ganda. Mengenai perbedaan pola pada beberapa celah,
interferensi destruktif terjadi pada beberapa celah pada sudut kecil dan bergantung pada jumlah total
celah, yang saling melemahkan. [6]

REFERENSI

[1] R. A. Shavira and D. Fisika, “Kisi difraksi”.

[2] R. A. Fauzan, C. C. Novianti, A. P. S, and G. Prajitno, “Kisi Difraksi,” pp. 1–6, 2016.

[3] R. Nurdiyanto and E. Malik, “Pengembangan Virtual Lab Gelombang Cahaya Untuk,” Kumpul.
Karya Tulis Ilm. Tingkat Nas. 2021 Inst. Teknol. Telkom Surabaya, pp. 1–14, 2021.

[4] Putra Tegar Pratama, “Laporan Praktikum Fisika Dasar 2,” no. September, 2013.

[5] R. Qadar, Z. Haryanto, and M. Syam, Optika, vol. 53, no. 9. 2019.

[6] P. K. Pertiwi and R. Fajrittamam, “Kisi Difraksi,” Lap. Prakt. Kisi Difraksi, p. 2, 2015.

Anda mungkin juga menyukai