Stephen Wirana
XI MIPA 2
Apabila cahaya matahari dilewatkan melalui prisma, maka selain dibiaskan ketika
meninggalkan prisma, ternyata cahaya juga diuraikan menjadi komponen-komponen warna
(dispersi), sementara komoponen warna disebut spektrum cahaya.
Sinar yang dapat diuraikan atas beberapa komponen warna disebut sinar polikromatik
Sinar yang tidak dapat diuraikan lagi atas komponen warnanya disebut sinar
monokromatik.
Dalam ruang hampa, semua warna cahaya (spektrum cahaya) mempunyai cepat rambat
sama, yaitu 3 × 108 m/s. Tetapi, panjang dan frekuensi gelombang berbeda.
Apabila cahaya merambat pada medium yang indeks biasnya berbeda, frekuensinya akan tetap,
sedangkan panjang gelombang dan kecepatannya berubah.
n1 dan n2 = Indeks bias medium
v1 dan v2 = Cepat rambat gelombang cahaya (m/s)
λ1 dan λ2 = Panjang gelombang cahaya (m)
A. Interferensi maksimum
B. Interferensi minimum
λ : Panjang gelombang cahaya (m)
d : Jarak antar celah ganda (m)
L : Jarak celah ke layar (m)
p : Jarak garis gelap ke pusat (m)
m : Orde garis gelap (0,1,2,3,4,..)
Jarak antara garis terang dan garis gelap yang berurutan memenuhi persamaan :
∆p : Jarak antara garis terang dan garis gelap yang berurutan (m)
DIFRAKSI CAHAYA
Difraksi cahaya adalah gejala pembelokan arah cahaya yang terjadi ketika cahaya
melewati celah yang sempit.
(a) Cahaya monokromatis yang melewati celah sempit akan menghasilkan pola terang/gelap;
(b) Interferensi minimum terjadi jika gelombang 1 dan 3 atau 2 dan 4 memiliki beda lintasan
sebesar d/2 sin θ dan beda fase kedua gelombang sebesar ½ panjang gelombang.
d sin θ = m λ
d : lebar celah (m)
λ : Panjang gelombang cahaya (m)
L : Jarak celah ke layar (m)
θ : Sudut deviasi
m : orde garis gelap (1,2,3,..)
Kisi Difraksi
POLARISASI CAHAYA
Polarisasi Cahaya
Polarisasi cahaya adalah terserapnya sebagian cahaya pada salah satu bidang
getarnya. Polarisasi cahaya hanya terjadi pada gelombang transversal.
Apabila sinar datang pada cermin datar dengan sudut datang, sinar yang dipantulkan
sudah tepolarisasi linear. Prinsip polarisasi karena pemantulan sudah dimanfaatkan
pada kaca mata pelindung dari matahari
Polarisasi cahaya karena pembiasan ganda terjadi pada kristal yang mempunyai dua
nilai indeks bias. Pembiasan ini terjadi pada kristal, seperti mika, kalsit, dan kristal gula.
Matahari memberikan sinar putih yang dihamburkan oleh molekul udara ketika memasuki
atmosfer bumi. Sinar biru dihamburkan lebih banyak daripada warna lain, sehingga langit
tampak berwarna biru. Ketika Matahari terbenam, berada di kerendahan langit, cahaya dari
akhir spektrum biru dihamburkan. Matahari terlihat berwarna kemerahan karena warna dari
akhir spektrum lewat ke mata kita, tetapi warna biru lolos. Proses penghamburan yang terjadi
menjelaskan polarisasi cahaya langit.
DISPERSI CAHAYA
Dispersi adalah peristiwa penguraian cahaya putih (polikromatik) menjadi komponen-
komponennya karena pembiasan. Komponen- komponen warna yang terbentuk yaitu merah,
jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Dispersi terjadi akibat adanya perbedaan deviasi
untuk setiap panjang gelombang, yang disebabkan oleh perbedaan kelajuan masing-masing
gelombang pada saat melewati medium pembias.
Pembiasan Cahaya pada Prisma
Prisma adalah benda bening (transparan) terbuat dari gelas yang dibatasi oleh dua
bidang permukaan yang membentuk sudut
tertentu yang berfungsi menguraikan (sebagai
pembias) sinar yang mengenainya.
Permukaan ini disebut bidang pembias, dan
sudut yang dibentuk oleh kedua bidang
pembias disebut sudut pembias ( β ).
β + ∠ABC = 180o
δ = 180o – ∠ADC
= 180o – [180o + (r1 + i2) – (i1 + r2 )]
= (i1 + r2 ) – (r1 + i 2)
Diketahui β = r1 + i2 (persamaan (1.0)), maka besar sudut deviasi yang terjadi pada prisma
adalah:
δ = (i1 + r2 ) – β
(1.1)
dengan:
δ = sudut deviasi
i1 = sudut datang mula-mula
r2 = sudut bias kedua
β = sudut pembias
Sudut deviasi berharga minimum ( δ = 0) jika sudut datang pertama (i 1 ) sama dengan sudut
bias kedua (r2 ). Secara matematis dapat dituliskan syarat terjadinya deviasi minimum ( δ m )
adalah i1 = r2 dan r1 = i2, sehingga persamaan (1.0) dapat dituliskan kembali dalam bentuk:
δm = (i1 + i1 ) – β
= 2i1 – β
(1.2)
Selain itu, deviasi minimum juga bisa terjadi jika r1 = i2 , maka dari persaman (1.0) diperoleh:
β = r1 + r1 = 2r1
(1.3)
Bila dihubungkan dengan Hukum Snellius diperoleh:
dengan:
n1 = indeks bias medium
n2 = indeks bias prisma
β = sudut pembias (puncak) prisma
δm = sudut deviasi minimum
Sudut Dispersi
Sudut dispersi merupakan sudut yang dibentuk antara deviasi sinar satu dengan sinar lain
pada peristiwa dispersi (penguraian cahaya). Sudut ini merupakan selisih deviasi antara sinar-
sinar yang bersangkutan.
φ=δu−δm
(1.6)
= (n u – 1) β – (n m – 1) β
φ = (n u – n m ) β
(1.7)
dengan:
φ = sudut dispersi
nu = indeks bias warna ungu
nm = indeks bias warna merah
β = sudut pembias prisma
REFLEKSI CAHAYA
Refleksi (atau pemantulan) adalah perubahan arah rambat cahaya ke arah sisi
(medium) asalnya, setelah menumbuk antarmuka dua medium.
a. Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan seolah-olah berasal dari titik fokus
cermin (f)
b. Sinar datang menuju titik fokus (f) dipantulkan sejajar sumbu utama.
c. Sinar datang menuju titik pusat kelengkungan cermin (M) dipantulkan kembali seakan-
akan datang dari titik pusat kelengkungan tersebut.
Bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung selalu bersifat maya, tegak, dan
diperkecil.
Keterangan :
s = jarak benda ke lensa (m),
s’ = jarak bayangan ke lensa (m), dan
f = jarak fokus lensa (m).
( ! ) Penting
Nilai f untuk cermin cekung bernilai positif (+) dan apabila dalam perhitungan diperoleh s’ yang
bernilai negatif (-), maka bayangan yang terbentuk terletak dibelakang cermin.
REFREKSI CAHAYA
Refreksi (Pembiasan) adalah cahaya yang melalui bidang batas antara dua medium,
akan mengalami perubahan arah rambat atau pembelokan.
Peristiwa perubahan arah rambat cahaya dapat pada batas dua medium tersebut pada
dasarnya disebabkan adanya perbedaan kecepatan merambat cahaya pada satu medium
dengan medium yang lain. Peristiwa inilah yang disebut sebagai pembiasan cahaya
Dimana :
n1 dan n2 : Indeks bias medium 1 dan 2
v1 dan v2 : Kecepatan merambat cahayadalam medium 1 dan 2
Pemantulan Sempurna
Pada sudut kecil boleh dikatakan semua sinar dibiaskan .Ketika sudut bias mencapai 90,
seluruh sinar dipantulkan oleh bidang batas. Sudut 90 disebut juga sudut kritis atau sudut batas
Pemantulan sempurna hanya dapat terjadi jika cahaya datang dari
zat yang mempunyai kerapatan lebih besar ke zat yang mempunyai
kerapatan lebih kecil. Jika menyatakan sudut kritis dan nm
menyatakan indeks bias medium, maka :
1. Lensa Cembung
Lensa cembung adalah lensa yang bagian tengahnya tebal tapi bagian tepinya tipis.
Lensa cembung disebut juga sebagai lensa positif dan bersifat mengumpulkan cahaya
(konvergen). Lensa cembung dibedakan menjadi tiga, yaitu lensa cembung-cembung
(bikonveks), lensa cembung-datar (plankonveks), dan cekung-cembung (konkaf konveks).
Berdasarkan sifat bayangannya, itulah kenapa terdapat lensa cembung di dalam teropong
bumi. Fungsinya adalah untuk membalikkan bayangan yang dibuat oleh lensa objektif (lensa
objektif menghasilkan bayangan terbalik, yang kemudian dibalik lagi oleh lensa cembung).
Setelah bayangannya menjadi tegak, lensa okuler memperbesar objek yang akan dilihat.
2. Lensa Cekung
Lensa cekung adalah lensa yang bagian tengahnya tipis tapi bagian tepinya tebal.
Lensa cekung disebut sebagai lensa negatif dan bersifat menyebarkan cahaya
(divergen). Lensa cekung juga dibedakan menjadi tiga bentuk Squad, yaitu lensa cekung
rangkap atau cekung-cekung (bikonkaf), lensa cekung-datar (plankonkaf), dan lensa cekung-
cembung (konveks konkaf).
Untuk melukis bayangan pada lensa
cekung juga diperlukan sinar-sinar
istimewa. Ada tiga sinar
istimewa yang dibentuk oleh lensa
cekung yaitu:
a. Sinar yang datang sejajar sumbu
utama akan dibiaskan seolah-olah
berasal dari titik fokus,
b. Sinar yang datang melalui titik
fokus akan dibiaskan sejajar
dengan sumbu utama, dan
c. Sinar yang datang melalui titik
pusat optik lensa, tidak akan
dibiaskan tetapi diteruskan.
Pada lensa cekung, sifat bayangan yang dihasilkan hanya ada satu, yaitu: Maya, tegak dan
diperkecil
Bagian Fungsi
Kamera
Lensa Mengatur agar cahaya yang masuk dapat diterima dengan baik oleh
cembung film.
Diafragma Mengatur jumlah cahaya yang masuk ke kamera.
Pelat film Sebagai tempat bayangan dan menghasilkan gambar negatif, yaitu
gambar yang berwarna tidak sama dengan aslinya, tembus cahaya.
Prisma Membelokkan cahaya sehingga dapat berputar mengelilingi bagian
dalam kamera agar fotografer dapat melihat gambar aktual yang akan
diambilnya melalui lensa kamera.
Shutter Memungkinkan lewatnya cahaya melalui lensa dalam waktu yang
singkat.
Aperture Mengatur besar-kecilnya diafragma.
Jawab:
Ketika digunakan untuk memfokuskan benda yang letaknya jauh di tak terhingga, bayangan
benda tersebut akan tepat berada di titik fokus lensa. Dengan kata lain, s' = f = 50 mm. Ketika
jarak benda ke lensa, s = 2,5 m = 2.500 mm, bayangannya adalah sebagai berikut.
1/s’ = 1/50 – 1/2.500
1/s’ = 50 – 1/2.500
1/s’ = 49/2.500
s' = 2.500/49
s’ = 51,02 mm
Dengan demikian, lensa harus digeser sejauh 51,02 mm – 50 mm = 1,02 mm.
Rumus perbesaran lup bergantung pada keadaan mata kita saat menggunakannya, yaitu
apakah mata dalam keadaan berakomodasi atau tidak. Untuk itu ada tiga jenis rumus
perbesaran anguler lup yaitu sebagai berikut.
Perbesaran anguler lup untuk mata berakomodasi maksimum dirumuskan sebagai berikut.
sn +
M =
f 1
Keterangan:
Perbesaran anguler lup untuk mata tidak berakomodasi dirumuskan sebagai berikut.
sn
M =
f
Keterangan:
Perbesaran anguler lup untuk mata berakomodasi pada jarak tertentu dirumuskan sebagai
berikut.
1 1
M = sn +
f x
Keterangan:
Seorang siswa melihat sebuah benda kecil dengan menggunakan lup yang berjarak fokus 10
cm. Jika benda diletakkan di titik fokus lup, tentukan perbesaran lup.
Penyelesaian:
Diketahui:
f = 10 cm
Ditanyakan: M
Jawab:
Jika benda diletakkan di titik fokus lensa, maka pengamat mengamati dengan mata tidak
berakomodasi. Jadi, perbesarannya dapat dicari dengan persamaan sebagai berikut.
M = sn/f
M = 25/10
M = 2,5 kali
Bagian Fungsi
Kamera
Lensa objektif Memperbesar bayangan preparat atau objek.
Revolver Tempat memasang lensa objektif.
Lensa okuler Memperbesar bayangan dari lensa objektif.
Tubus okuler Menghubungkan lensa okuler, revolver, dan lensa objektif.
Sumber Memancarkan cahaya ke arah kondensor.
cahaya
Diafragma Mengatur banyak sedikitnya cahaya.
Kondensor Memusatkan cahaya pada preparat yang diamati.
Kaki Menopang badan mikroskop.
mikroskop
Penyangga Menghubungkan dasar dan pegangan mikroskop.
Lengan Tempat memegang mikroskop.
mikroskop
Meja benda Meletakkan preparat yang akan diamati dengan mikroskop.
Penjepit Mengunci letak preparat agar tidak mudah bergeser.
Makrometer Menggerak lensa naik turun secara cepat.
Mikrometer Menggerakkan lensa naik turun secara perlahan.
Jarak antara lensa objektif dan lensa okuler menentukan panjang pendeknya sebuah
mikroskop. Panjang mikroskop atau jarak antara lensa objektif dan lensa okuler sama
dengan jarak bayangan objektif ke lensa objektif ditambah jarak bayangan objektif tadi
ke lensa okuler atau secara matematis dituliskan sebagai berikut.
d = s’ob + sok
Keterangan:
d = panjang mikroskop
s’ob = jarak bayangan lensa objektif ke lensa objektif
s’ok = jarak bayangan objektif ke lens okuler
Perbesaran total yang dihasilkan mikroskop merupakan perkalian antara perbesaran
yang dihasilkan oleh lensa objektif dan perbesaran sudut yang dihasilkan oleh lensa
okuler. Secara matematis, perbesaran total yang dihasilkan mikroskop ditulis sebagai
berikut.
M = Mob × Mok
Keterangan:
M = perbesaran total yang dihasilkan mikroskop
Mob = perbesaran yang dihasilkan lensa objektif
Mok = perbesaran sudut yang dihasilkan lensa okuler
Jawab:
■ Untuk mata berakomodasi maksimum
Sebelum dapat menentukan perbesaran dan panjang mikroskop, ada tiga komponen
yang harus kita hitung terlebih dahlu, yakni jarak benda dari lensa objektif (sob),
perbesaran lensa objektif (mob) dan perbesaran lensa okuler (mok).
● Jarak benda dari lensa objektif dicari dengan persamaan:
1 1 1
+ =
sob s'ob fob
1 1 1
= −
sob fob s'ob
1 1 1
= −
sob 1 15
1 15 – 1
=
sob 15
1 14
+
sob 15
sob = 15/14 cm
● Perbesaran oleh lensa objektif dicari dengan persamaan:
s’ob
mob =
sob
15
mob = 15
/14
mob = 14 kali
● Perbesaran pada lensa okuler dicari dengan persamaan berikut.
sn +
mok =
fob 1
25 +
mok =
2 1
mob = 12,5 + 1 = 13,5 kali
● Perbesaran mikroskop untuk mata berakomodasi maksimum adalah sebagai berikut.
M = mob × mok
M = 14 × 13,5
M = 189 kali
Jadi, perbesaran mikroskop untuk mata berakomodasi maksimum adalah 189 kali.
1 1 1
+ =
sok s'ok fok
1 1 1
+ =
sok −sn fok
1 1 1
= +
sok fok sn
1 1 1
= +
sok 2 25
1 25 + 2
=
sok 50
1 27
=
sok 50
50
sok =
27
sok = 1,85 cm
Jadi, panjang mikroskop untuk mata berakomodasi maksimum adalah:
D = 15 + 1,85 = 12,85 cm
Dengan demikian, panjang mikroskop untuk pengamatan mata berakomodasi
maksimum adalah 16,85 cm.
■ Untuk mata tidak berakomodasi
Pada mikroskop, besar perbesaran objektif selalu sama, baik untuk penggunaan mata
berakomodasi maupun tidak. Oleh karena itu, kita hanya perlu mencari nilai perbesaran
lensa okulernya saja sebelum dapat menentukan perbesaran total mikroskop.
● Perbesaran oleh lensa okuler dihitung dengan persamaan berikut.
sn
mok =
fob
25
mok =
2
mok = 12,5 kali
● Perbesaran total mikroskop dicari dengan persamaan:
M = mob × mok
M = 14 × 12,5
M = 175 kali
Jadi, perbesaran mikroskop untuk mata tidak berakomodasi adalah 175 kali.
● Panjang mikroskop dicari dengan persamaan berikut.
D = s’ob + sok
Untuk mata tidak berakomodasi, sok = fok sehingga:
D = s’ob + fok
D = 15 + 2
D = 17 cm
Jadi, panjang mikroskop untuk mata tidak berakomodasi adalah 17 cm.
5. TEROPONG
A. Teropong Pantul
Teropong pantul merupakan teropong yang menggunakan prinsip pemantulan cahaya
objek oleh sebuah cermin cekung atau lebih tergantung model/desainnya yang fungsinya sama
dengan lensa objektif. Teropong ini tersusun atas cermin cekung, cermin datar, dan lensa
okuler. Dengan penggabungan tersebut, terkadang beberapa model teropong ini dikenal juga
dengan teropong katropis atau penggabungan dari refraktor dan reflektor (Baca juga: macam-
macam teropong). Terlepas dari itu, istilah teropong pantul tetaplah teropong yang
memanfaatkan pemantulan cahaya menggunakan cermin datar ataupun cermin cekung.
B. Teropong Bias
Disusun oleh beberap lensaDisebut teropong bias karena sebagai lensa obyektif
membiaskan
1) Teropong Bintang
Jawab :
Pada saat tak berakomodasi, perbesarannya memenuhi persamaan berikut.
fob
M =
fok
fob
40 =
fok
Berarti fob = 40fok
Dan panjang teropong sebesar:
d = fob + fok = 20,5
⇒ fob + fok = 20,5
⇒ 40fok + fok = 20,5
⇒ 41fok = 20,5
⇒ fok = 20,5/41
⇒ fok = 0,5
dengan demikian fob adalah sebagai berikut.
fob = 40fok
⇒ fob = 40(0,5)
⇒ fob = 20
Jadi, titik fokus lensa objektifnya adalah 20 cm sedangkan titik fokus lensa okulernya
adalah 0,5 cm.
Keterangan:
d = panjang teropong
fob = jarak fokus lensa objektif
fp = jarak fokus lensa pembalik
sok = jarak benda pada lensa okuler
Keterangan:
d = panjang teropong
fob = jarak fokus lensa objektif
fp = jarak fokus lensa pembalik
fok = jarak fokus lensa okuler
1 1 1
+ =
sok s'ok fok
1 1 1
+ - =
sok 20
25
1 1 1
= +
sok 20 25
1 5+4
=
sok 100
1 9
=
sok 100
100 = 11,1
sok =
9 cm
Dengan demikian, perbesaran sudutnya adalah:
M = fob
sok
80
M = = 7,2 kali
11,1
Dan panjang tubus teropong dapat kita tentukan dengan menggunakan persamaan
berikut.
d = fob + 4fp + sok
⇒ d = 80 cm + 4(5) cm + 11,1 cm
⇒ d = 80 cm + 20 cm + 11,1 cm = 111,1 cm
Jadi, perbesaran sudut dan panjang teropong Bumi tersebut adalah 7,2 kali dan 111,1
cm.
4) Teropong Panggung
Teropong panggung disebut juga teropong Galileo
adalah bentuk modifikasi dari teropong Bumi. Jika pada
teropong bumi terdiri atas tiga buah lensa sekaligus dengan
salah satu lensa berfungsi sebagai lensa pembalik, maka
pada teropong panggung hanya terdiri atas dua lensa, yaitu
lensa cembung (positif) dan lensa cekung (negatif).
Karena teropong panggung merupakan bentuk modifikasi dari teropong Bumi, maka
fungsi teropong panggung sama dengan teropong Bumi, yaitu untuk mengamati objek-
objek yang sangat jauh di permukaan Bumi. Teropong panggung terdiri dari dua buah
lensa. Lensa objektif berupa lensa cembung, akan tetapi lensa okulernya menggunakan
lensa cekung.
Perbesaran dan panjang teropong panggung juga dibedakan berdasarkan penggunaan
dengan mata berakomodasi maksimum atau tanpa akomodasi. Berikut ini penjelasan
rumus perbesaran dan panjang teropong panggung untuk dua kondisi mata tersebut.
Rumus Teropong Panggung untuk Mata Berakomodasi Maksimum
Perbesaran teropong panggung untuk pengamatan dengan mata berakomodasi
maksimum dirumuskan sebagai berikut.
fob
M =
sok
Keterangan:
M = perbesaran anguler teropong
sok = jarak benda lensa okuler
fob = jarak fokus lensa objektif
Sedangkan panjang teropong panggung untuk penggunaan dengan mata
berakomodasi maksimum dirumuskan sebagai berikut.
d = fob + sok
Keterangan:
d = panjang teropong
sok = jarak benda lensa okuler
fob = jarak fokus lensa objektif
Rumus Teropong Panggung untuk Mata Tidak Berakomodasi
Perbesaran teropong panggung untuk penggunaan dengan mata tanpa akomodasi
dirumuskan sebagai berikut.
fob
M =
fok
Keterangan:
M = perbesaran anguler teropong
fob = jarak fokus lensa objektif teropong
fok = jarak fokus lensa okuler teropong
Dan panjang teropong panggung untuk pengamatan dengan mata tidak berakomodasi
dirumuskan sebagai berikut.
d = fob + fok
Keterangan:
d = panjang teropong
fob = jarak fokus lensa objektif
fok = jarak fokus lensa okuler
fob
6 =
fok
fob = 6|fok|
fob = 6|−a |
fob = 6a
Perbesaran anguler teropong untuk penggunaan mata tak berakomodasi dinyatakan
dengan rumus berikut.
d = fob + fok
lalu subtitusikan permisalah fob dan fok ke dalam rumus tersebut, sehingga diperoleh:
d = 6a + (−a)
30 = 5a
a = 30/5
a = 6 cm → fok = −6 cm
Dengan demikian, jarak fokus lensa okulernya adalah 6 cm.
Percobaan interferensi Young, dua celah dengan jarak 1mm, L = 1 m dan panjang gelombang
yang digunakan 5.000 Ǻ, maka jarak terang orde kedua dari pusat adalah...A. 0,75 mm
B. 1,00 mm
C. 1,25 mm
D. 1,75 mm
E. 2,50 mm
Pembahasan
Pada interferensi celah ganda berlaku:
Jawaban: B
Nomor 2 (UN 2013)
Gambar disamping merupakan sketsa lintasan sinar pada peristiwa interferensi celah ganda S1
dan S2.
Titik A dan titik B adalah dua garis gelap berurutan dan panjang gelombang yang digunakan
6000 Ǻ (1 Ǻ = 10-10 m. Jarak antar kedua celah adalah...
A. 0,015 mm
B. 0,2 mm
C. 1,5 mm
D. 1,6 mm
E. 1,8 mm
Pembahasan
Jarak dua gelap berurutan berlaku:
d = 1,5 mm
Jawaban: C
Pembahasan:
Pada difraksi celah tunggal berlaku:
d sin Ɵ = n λ
d sin 30 = 1 . 5 . 10-4 mm
d . 1/2 = 5 . 10-4 mm
d = 0,001 mm
Jawaban: A
Nomor 4
Diketahui jarak dua celah ke layar 1,5 m dan panjang gelombang yang digunakan 4 . 10-7 m.
Jarak antara terang pusat dan terang ketiga 0,6 cm. Jarak antar dua celah adalah...
A. 3 . 10-5 m
B. 4,5 . 10-5 m
C. 1,5 . 10-4 m
D. 2 . 10-4 m
E. 3 . 10-4 m
Pembahasan
Untuk menghitung jarak antar 2 celah gunakan:
d = 3 . 10-4 m
Jawaban: E
Nomor 5
Gambar dibawah memperlihatkan difraksi celah ganda.
Seberkas cahaya dengan panjang gelombang 6000 Ǻ di datangkan pada celah ganda yang
jarak antar celahnya 0,06 mm. Jarak antar pita terang P adalah...
A. 8 mm
B. 6 mm
C. 4 mm
D. 2 mm
E. 1 mm
Pembahasan
Untuk menentukan jarak antar pita terang.
p = 8 . 10-3 m = 8 mm
Jawaban: A
Nomor 6
Perhatikan gambar dibawah.Percobaan interferensi Young, dua celah dengan jarak 1 mm, L =
1m, dan panjang gelombang yang digunakan 5000 Ǻ. Maka jarak terang orde ke dua dari pusat
adalah...
A. 0,75 mm
B. 1,00 mm
C. 1,25 mm
D. 1,75 mm
E. 2,50 mm
Pembahasan
Menentukan jarak terang orde kedua dari pusat adalah:
p = 10-3 m = 1 mm
Jawaban: B
Nomor 7
Gambar berikut merupakan percobaan interferensi celah ganda.
Jika garis terang kedua dari pusat pola interferensi 3 mm, maka gelombang cahaya yang
digunakan adalah...
A. 6 . 10-7 m
B. 8 . 10-7 m
C. 18 . 10-7 m
D.20 . 10-7 m
E. 34 . 10-7 m
Pembahasan
Untuk menentukan panjang gelombang cahaya yang digunakan:
λ = 0,6 . 10-6 m
Jawaban: A
Nomor 8
Sebuah kisi memiliki 12.500 garis/cm. Seberkas sinar monokromatis datang tegak lurus pada
kisi. Bila spektrum orde pertama membentuk sudut 300 dengan garis normal pada kisi, maka
panjang gelombang sinar tersebut adalah...
A. 4 . 10-7 Ǻ
B. 4 . 10-5 Ǻ
C. 4 . 10-3 Ǻ
D. 4 . 103 Ǻ
E. 4 . 105 Ǻ
Pembahasan
Untuk menentukan panjang gelombang pada kisi gunakan:
1/N sin θ = n . λ
1/12.500 . 1/2 = 1 λ
λ = 1/25.000 = 4 . 10-5 cm = 4 . 10-7 m = 4000 angstrom
Jawaban: D
Nomor 9
Sebuah kisi difraksi dengan konstanta kisi 500 garis/cm digunakan untuk mendifraksikan
cahaya pada layar yang berjarak 1 m dari kisi. Jika jarak antara dua garis terang yang berurutan
2,4 cm, maka panjang gelombang yang digunakan adalah...
A. 400 nm
B. 450 nm
C. 480 nm
D. 560 nm
E. 600 nm
Pembahasan
Menentukan panjang gelombang jika jarak dua pita terang berurutan:
Nomor 10
Sebuah kisi mempunyai konstanta kisi 4 . 105 /m. Terang orde kedua didifraksikan pada sudut
370 (tan 370 = ¾) terhadap normal. Panjang gelombang cahaya yang digunakan adalah...
A. 5,6 . 10-7 m
B. 6,5 . 10-7 m
C. 7,5 . 10-7 m
D. 7,8 . 10-7 m
E. 8,0 . 10-7 m
Pembahasan
Untuk menghitung panjang gelombang cahaya jika sudut deviasi diketahui:
1/N sin θ = n . λ
1/4 . 10-5 . 0,6 = 2 . λ
λ = 0,75 . 10-6 m = 7,5 . 10-7 m
Jawaban: C