Anda di halaman 1dari 19

1

Lkjh

Interferensi Cahaya

College Loan Consolidation Friday, February 27th, 2015 - Kelas XII

Interferensi cahaya adalah perpaduan antara dua gelombang cahaya. Agar


interferensi cahaya dapat teramati dengan jelas, maka kedua gelombang cahaya itu
harus bersifat koheren. Dua gelombang cahaya dikatakan koheren apabila kedua
gelombang cahaya tersebut mempunyai amplitudo, frekuensi yang sama dan pada
fasenya tetap. Ada dua hasil interferensi cahaya yang dapat teramati dengan jelas jika
kedua gelombang tersebut berinterferensi. Apabila kedua gelombang cahaya
berinteferensi saling memperkuat (bersifat konstruktif), maka akan menghasilkan garis
terang yang teramati pada layar. Apabila kedua gelombang cahaya berinterferensi saling
memperlemah (bersifat destruktif), maka akan menghasilkan garis gelap yang teramati
pada layar. Marilah sekarang kita mempelajari peristiwa interferensi cahaya yang telah
dilakukan percobaan/eksperimen oleh para ilmuwan terdahulu, seperti halnya Thomas
Young dan Fresnell.

Interferensi Cahaya pada Celah Ganda

Percobaan yang dilakukan oleh Thomas Young dan Fresnel pada dasarnya adalah sama,
yang membedakan adalah dalam hal mendapatkan dua gelombang cahaya yang
koheren. Thomas Young mendapatkan dua gelombang cahaya yang koheren dengan
menjatuhkan cahaya dari sumber cahaya pada dua buah celah sempit yang saling
berdekatan, sehingga sinar cahaya yang keluar dari celah tersebut merupakan cahaya
yang koheren. Sebaliknya Fresnel mendapatkan dua gelombang cahaya yang koheren
dengan memantulkan cahaya dari suatu sumber ke arah dua buah cermin datar yang
disusun hampir membentuk sudut 180o, sehingga akan diperoleh dua bayangan sumber
cahaya. Sinar yang dipantulkan oleh cermin I dan II dapat dianggap sebagai dua
gelombang cahaya yang koheren.

Skema percobaan Young


2

Interferensi celah ganda percobaan Young

Untuk menunjukkan hasil interferensi cahaya, di depan celah tersebut diletakkan layar
pada jarak L maka akan terlihat pada layar berupa garis gelap dan terang. Garis terang
merupakan hasil interferensi yang saling memperkuat dan garis gelap adalah hasil
interferensi yang saling memperlemah. Hasil interferensi bergantung pada selisih jarak
tempuh/lintasan cahaya dari celah ke layar. Akan terjadi garis terang jika selisih lintasan

merupakan kelipatan bilangan genap kali  atau  atau kelipatan bilangan bulat
kali λ atau (nλ). Sebaliknya akan terjadi garis gelap jika selisih lintasan merupakan

kelipatan bilangan ganjil kali  atau .

Misalkan jarak antara dua celah d, jarak layar ke celah L, di titik O pada layar akan
terjadi garis terang yang disebut garis terang pusat, karena jarak S1O dan S2O adalah
sama sehingga gelombang cahaya sampai di O akan terjadi interferensi maksimum. Di
titik P yang berjarak p dari terang pusat akan terjadi interferensi maksimum atau
minimum tergantung pada selisih lintasan S2P – S1P.

Interferensi celah ganda

Di P terjadi interferensi maksimum jika :

S2P – S1P = d sin θ = n λ

Perhatikan segitiga S1QS2 dan segitiga POR , untuk nilai θ < berlaku sin θ = tg θ = ,

sehingga :  atau 
3

dengan :

d = jarak antara dua celah (m)


p = jarak garis terang ke terang pusat (m)
L = jarak celah ke layar
λ = panjang gelombang cahaya
n = orde interferensi ( n = 0, 1, 2, 3, …)

Di P akan terjadi interferensi minimum/garis gelap jika :

dengan :

d = jarak antara dua celah (m)


p = jarak garis gelap ke terang pusat (m)
L = jarak celah ke layar (m)
λ = panjang gelombang cahaya (m)
n = orde interferensi (n = 1, 2, 3, …)

Interferensi Cahaya Pada Selaput Tipis

Dalam kehidupan sehari-hari sering kita melihat adanya warna-warna pelangi yang
terjadi pada gelembung air sabun atau adanya lapisan minyak di permukaan air jika
terkena cahaya matahari. Hal ini menunjukkan adanya interferensi cahaya matahari
pada selaput tipis air sabun atau selaput tipis minyak di atas permukaan air. Interferensi
cahaya terjadi dari cahaya yang dipantulkan oleh lapisan permukaan atas dan bawah
dari selaput tipis tersebut.

Interferensi pada selaput tipis


4

Gambar tersebut melukiskan seberkas sinar monokromatik jatuh pada selaput tipis
setebal d, pada lapisan atas selaput cahaya dipantulkan (menempuh lintasan AE) dan
sebagian dibiaskan yang kemudian dipantulkan lagi oleh lapisan bawah menempuh
lintasan ABC. Antara sinar yang menempuh lintasan AE dan ABC akan saling
berinterferensi di titik P tergantung pada selisih jarak lintasan optik. Di titik P akan
terjadi interferensi maksimum atau garis terang apabila :

dan terjadi garis gelap atau interferensi minimum jika

dengan :

n = indeks bias lapisan tipis


d = tebal lapisan
r = sudut bias sinar
λ = panjang gelombang sinar
m = orde interferensi

Cincin Newton

Cincin Newton merupakan pola interferensi pada selaput tipis udara yang berupa
lingkaran-lingkaran garis gelap dan terang yang sepusat. Cincin Newton terletak antara
permukaan optik. Cincin Newton dapat terjadi pada selaput tipis udara antara kaca plan
paralel dan lensa plan-konveks yang disinari cahaya sejajar monokromatik secara tegak
lurus dari atas kaca plan-paralel. Cincin Newton ini terjadi karena interferensi cahaya
yang dipantulkan oleh permukaan cembung lensa dengan sinar yang telah menembus
lapisan udara, yang kemudian dipantulkan oleh permukaan bagian atas kaca plan-
paralel.

Cincin Newton
5

Perhatikan gambar di diatas, apabila r menyatakan jari-jari orde lingkaran, R jari-jari


kelengkungan permukaan lensa, n merupakan orde lingkaran, dan λ menyatakan
panjang gelombang cahaya yang digunakan, maka hubungan antara jari-jari orde
interferensi dengan panjang gelombang cahaya yang digunakan dapat dinyatakan dalam
persamaan berikut ini.

Lkjh

Gelombang Cahaya

Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik dengan spektrum yang terbatas


(spektrum optik atau spektrum tampak), dimana pada spektrum tertentu tersebut
gelombang elektromagnetik dapat terlihat yang kemudian kita sebut sebagai cahaya.
Tidak ada batasan yang eksak mengenai spektrum optik tersebut, akan tetapi mata
normal manusia dapat menerima/merasakan gelombang elektromagnetik dengan
panjang gelombang antara 400 sampai 700 nm (yang kita sebut sebagai cahaya
tampak).

cahaya adalah gelombang, cahaya juga dapat dikatakan terdiri dari partikel yang
disebut foton. Arah getar cahaya tegak lurus terhadap arah rambatnya, jadi gelombang
cahaya dikategorikan sebagai gelombang transversal.

Sifat Gelombang Cahaya

Gelombang cahaya memiliki empat karakteristik utama, yaitu:


6

Dispersi Cahaya

Dispersi merupakan pembiasan cahaya putih (cahaya polikromatik) menjadi


komponennya yaitu cahaya monokromatik. Dispersi akan terjadi saat cahaya putih
melewati medan pembias.

Kita dapat mengamati sifat cahaya ini dengan menggunakan prisma sebagai medan
pembias. Pada prisma, cahaya yang masuk akan mengalami pembiasa dua kali, yakni
saat masuk ke prisma dan saat keluar ke prisma.

Pelangi merupakan salah satu contoh dispersi cahaya yang dapat kita amati secara
alami. Air hujan membiaskan cahaya matahari sehingga cahaya terdispersi menjadi
berbagai cahaya tampak yang kita sebut sebagai pelangi.

Interferensi Cahaya

Interferensi cahaya merupakan penjumlahan superposisi dua gelombang cahaya atau


lebih yang dapat menimbulkan terbentuknya gelombang lain.

Interferensi cahaya pada celah ganda terjadi karena adanya beda fase cahaya dari
cahaya yang melalui kedua celah tersebut. Ketika sebuah sumber cahaya yang sama
persis frekeuensi dan panjang gelombangnya melewati dua buah celah, maka akan
terjadi superposisi yang menyebabkan munculnya garis-garis gelap dan terang pada
layar.
7

Karena superposisi gelombangnya memiliki sudut interferensi, persamaannya dapat


ditulis sebagai:

Perhatikan gambar diatas, jika sudut nya sangat kecil ( ) sehingga nilai
sebesar y/l, maka persamaannya menjadi:

Untuk pita terang:

Untuk pita gelap:

Di mana:

d = jarak antar celah (m)


θ = sudut interferensi
m = orde (0,1,2,…)
𝜆 = panjang gelombang (m)
y = jarak pita orde-m ke terang pusat (m)
l = jarak celah ke layar (m)

Difraksi Cahaya

Difraksi merupakan pelenturan cahaya saat cahaya melalui celah sehingga cahaya akan
terpecah-pecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan memiliki sifat cahaya yang
baru.
8

Difraksi Celah Tunggal:

Saat cahaya melalui celah yang sangat kecil maka dapat terjadi peristiwa terbentuknya
pita gelap dan terang yang disebut sebagai difraksi celah tunggal. Setelah cahaya
melalui celah tersebut, terbentuklah cahaya baru (dengan menganggap celah sebagai
sumber cahaya baru) yang menyebar ke segala arah.

Pada difraksi celah tunggal, pita terang akan menutup satu orde-m. Maka
persamaannya menjadi:

Untuk pita terang:

Untuk pita gelap:

Difraksi pada kisi (Celah Banyak)

Jika sebuah cahaya monokromatis dilewatkan pada lempeng kisi atau celah banyak,
maka akan terbentuk pola difraksi berupa pola gelap dan terang pada layar. Kisi adalah
susunan celah yang sejajar dan memiliki ukuran yang sama, dan dapat dibuat dengan
cara membuat goresan-goresan pada lempeng kaca atau logam menggunakan ujung
intan.

Hubungan antara banyaknya celah dengan jarak antar celah dirumuskan sebagai:

Di mana: N = konstanta kisi (garis/m)


9

Pada difraksi celah banyak, pola terang dan gelang sama dengan Interferensi.

Untuk pita terang:

Untuk pita gelap:

Polarisasi Cahaya

Polarisasi cahaya merupakan berkurangnya intensitas cahaya yang diakibatkan oleh


berkurangnya komponen pada gelombang cahaya. Polarisasi hanya dapat terjadi pada
gelombang transversal. Polarisasi cahaya dapat terjadi akibat pemantulan, pembiasan,
absorpsi dan hamburan.

 Polarisasi akibat pembiasan:

Jika sinar pantul tegak lurus dengan sinar biasnya, maka sinar pantul akan terpolarisasi.
Besarnya sudut polarisasi dapat dihitung dengan persamaan:

Di mana:

ip = sudut polarisasi


n2 = indeks bias tujuan
n1 = indeks bias asal

 Polarisasi akibat absorpsi:

Jika intensitas cahaya terpolarisasi, maka setelah melewati polarisator pertama, maka
persamaan intensitas cahaya menjadi:

Di mana:

I1 = intensitas cahaya setelah melewati polarisator (cd)


I0 = intensitas sumber cahaya (cd)

Contoh Soal Gelombang Cahaya dan Pembahasan

Seberkas cahaya monokromatik dengan panjang gelombang 500 nm tegak lurus pada
kisi difraksi. Jika kisi memiliki 400 garis tiap cm sudut deviasi sinar 30 0, maka
banyaknya garis terang pada layar adalah…
10

A. 24
B. 25
C. 26
D. 50
E. 51

Pembahasan:

Dari soal, diketahui:

Pertama, tentukan hubungan antara banyaknya celah dengan jarak antar celah:

Lalu, kita bisa dapatkan orde m-nya:

Jadi, banyaknya garis terang pada layar adalah 25 pada bagian atas, 25 pada bagian
bawah, dan 1 pada pusatnya di tengah. Sehingga total banyaknya garis terang yang
terbentuk adalah:

m = 25 + 25 + 1

m = 51

Jadi, jawaban yang benar adalah E

Kontributor: Ibadurrahman
S2 Teknik Mesin FT UI
11

Interferensi pada Lapisan Tipis

Kalian tentu pernah main air sabun yang ditiup sehingga terjadi gelembung. Kemudian
saat terkena sinar matahari akan terlihat warna-warni. Cahaya warna-warni inilah bukti
adanya peristiwa interferensi cahaya pada lapisan tipis air sabun. Interferensi ini terjadi
pada sinar yang dipantulkan langsung dan sinar yang dipantulkan setelah dibiaskan.
Syarat terjadinya interferensi memenuhi persamaan berikut.
12

Difraksi Cahaya

Difraksi adalah pelenturan suatu gelombang. Berarti difraksi cahaya dapat didefinisikan
sebagai pelenturan cahaya yaitu saat suatu cahaya melalui celah maka cahaya dapat
terpecah-pecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan memiliki sifat seperti cahaya
baru. Sifat-sifat difraksi pada cahaya ini dapat dibuktikan dengan melihat pola
interferensi yang terjadi pada layar saat dipasang dibelakang celah. Ada beberapa
peristiwa difraksi yang dapat kalian pelajari. Cermati pada penjelasan berikut.

Celah Tunggal

Cobalah kalian buat suatu celah sempit dan lewatkan sinar monokromatik pada celah itu
maka saat dibelakangnya dipasang layar akan tampak pola interferensi pada layar. Pola
interferensi pada difraksi celah tunggal ini terlihat adanya garis-garis gelap. Sedangkan
pola terangnya lebar. Terang pusat akan melebar setengah bagian lebih lebar pada
kedua sisi. Dari kejadian ini dapat dituliskan syarat-syarat interferensi sebagai berikut.
13

Kisi Difraksi
14

Sudah tahukan kalian dengan kisi difraksi itu? Kisi difraksi disebut juga celah majemuk
yaitu celah-celah sempit yang tertata rapi dengan jarak yang cukup dekat. Pada kisi ini
biasanya tertulis data N garis/cm. Dari nilai N ini dapat ditentukan jarak antara celah (d)
dengan hubungan sebagai berikut.

Jika cahaya melawati celah majemuk (kisi) maka cahaya itu akan mengalami difraksi
atau pelenturan. Bukti difraksi pada kisi ini dapat dilihat dari pola-pola interferensi yang
terjadi pada layar yang dipasang dibelakangnya. Pola interferensi yang dihasilkan
memiliki syarat-syarat seperti pada celah ganda percobaan Young. Syarat interferensi
tersebut dapat dilihat pada persamaan berikut.
15

Polarisasi Cahaya

Pernahkah Anda menggunakan kacamata hitam? Dapatkah Anda membedakan


intensitas atau tingkat kecerahan cahaya sebelum dan sesudah menggunakan
kacamata? Ketika menggunakan kacamata, Anda akan mendapatkan cahaya di
sekeliling Anda menjadi lebih redup. Kenyataan tersebut terjadi karena cahaya yang
mengenai mata telah terpolarisasi oleh kacamata hitam Anda.

Polarisasi adalah peristwa terserapnya sebagian atau seluruh arah getar gelombang.
Berbeda dengan interferensi dan difraksi yang dapat terjadi baik pada gelombang
transversal maupun longitudinal, polarisasi hanya terjadi pada gelombang transversal.
Untuk memahami peristiwa ini, perhatikan gambar berikut.
16

Ketika arah getar gelombang tali sejajar sumbu polarisator (bayangkan sebagai sebuah
pintu terbuka), seluruh arah getar gelombang akan terserap. Akan tetapi, ketika arah
getar gelombang tegak lurus dengan sumbu polarisator, tidak ada arah getar yang
terserap. Secara gelombang dapat diilustrasikan pada Gambar berikut.

Ketika gelombang cahaya belum terpolarisasi, arah getar gelombang ada yang vertikal
dan horisontal, tetapi ketika gelombang cahaya sudah terpolarisasi arah getar
gelombang hanya ada yang vertikal saja.

Polarisasi cahaya dapat disebabkan oleh berbagai macam diantaranya:

1. Polarisasi cahaya karena pemantulan dan pembiasan,


17

2. Polarisasi karena serapan selektif dan

3. Polarisasi karena hamburan.

Polarisasi (Pengkutuban)

Polarisasi adalah peristiwa perubahan arah getar gelombang cahaya yang acak menjadi
satu arah getar.

Polarisasi Gelombang menunjukkan arah medan listrik pada suatu titik yang dilewati
oleh gelombang tersebut. Jenis polarisasi antena dapat dikategorikan berdasarkan
polanya pada BIDANG yang TEGAK LURUS atau normal dengan sumbu propagasi.

►    Gelombang yang dapat mengalami polarisasi hanyalah gelombang tranversal yang
mempunyai arah getaran tegak lurus dengan arah perambatannya

►    Terpolarisasi atau terkutub artinya memiliki satu arah getar tertentu saja,
seperti pada gambar berikut :

Simbol Cahaya alami, yang bukan sinar terpolarisasi adalah gambar sbb:

atau

Cahaya terpolarisasi didapatkan dengan cara sbb :

1. Polarisasi Karena Pemantulan

Berkas sinar alami (sinar yang belum terpolarisasi)  dijatuhkan dari medium udara, ke
medium kaca (cermin datar). Dengan sudut datang i = 57o, maka sinar yang
dipantulkan sudah terpolarisasi, seperti pada gambar berikut:
18

2. Polarisasi Karena Pemantulan dan


Pembiasan

Berkas Sinar alami melalui suatu medium kaca,akan dipantulakna dan dibiaskan. Sinar
perpolarisasi bila sudut pantuk dan sudut bias membentuk sudut 90, seperti pada
gambar brikut :

Dari peristiwa pemantulan dan pembiasan akan diperoleh Rumus Brewster, Sbb :

ip + r = 9o,   r = 90 -ip

n2/n1 = sin ip/sin r = sin ip/sin (90-ip) = sin ip/cos ip = tg ip

n2/n1 = tg ip

3. Polarisasi karena penyerapan selektif.

Polarisasi dengan penyerapan selektif diperoleh dengan memasang dua buah polaroid,
yaitu

Polarisator dan Analisator. Polarisator berfungsi untuk menghasilkan cahaya


terpolarisasi,

sedangkan Analisator untuk mengetahui apakah cahaya sudah terpolarisasi atau belum,
seperti

pada gambar berikut


19

Share this:

 Twitter
 Facebook

lkjh

Anda mungkin juga menyukai