CAHAYA
KELOMPOK 3
Fahira Paramahit Meilly Aistriade
a wi
(11160163000032) (11160163000042)
Astri Wulanndari Lu’luul Mukarro
(11160163000037) mah
Norhasanah (11160163000047)
(11160163000040)
INTERFERENSI
Interferensi Cahaya
Interferensi
Interferensi cahaya adalah penjumlahan
ang baru.
Interferensi merupakan gejala superposisi gelombang.
Interferensi cahaya selain dapat bersifat membangun (konstruktif)
juga dapat bersifat merusak (destruktif)
• Interferensi konstruktif : terjadi jika kedua gelombang mempunyai
fasa yang sama
• Interferensi destruktif : terjadi jika kedua gelombang mempunyai
beda fasa sebesar π.
Beda fasa dua gelombang yang
bersuperposisi di suatu tempat dapat
terjadi karena perbedaan jarak tempuh
nya meskipun pada sumbernya kedua
nya sefasa.
Bila beda fasa dua gelombang di suatu Agar interferensi konstruktif/destruktif dapat
tempat terjadi karena perbedaan panjang
lintasan yang ditempuh oleh masing-masing terjadi terus menerus di suatu tempat, maka
gelombang, maka sumber-sumber gelombangnya harus
menghasilkan gelombang yang koheren.
Dua gelombang dikatakan koheren jika
beda fasanya tetap.
Interferensi cahaya sulit diamati karena dua alasan:
1. Sinari dua (atau lebih) celah sempit dengan cahaya yang berasal dari celah
tunggal (satu celah). Hal ini dilakukan oleh Thomas Young.
2. Dapatkan sumber-sumber koheren maya dari sebuah sumber cahaya dengan
pemantulan saja. Hal ini dilakukian oleh Fresnel. Hal ini juga terjadi pada pema
ntulan dan pembiasan (pada interferensi lapisan tipis)
3. Gunakan sinar laser sebagai penghasil sinar laser untuk menghasilkan cahaya
koheren.
Percobaan Interferensi oleh Fresnell dan Young
Young menggunakan dua penghalang, yang pertama memiliki satu lubang kecil dan
yang kedua dilengkapi dengan dua lubang kecil. Dengan cara tersebut, Young
memperoleh dua sumber cahaya (sekunder) koheren yang monokromatis dari sebuah
sumber cahaya monokromatis. Pada layar tampak pola garis-garis terang dann gelap.
Pola garis-garis terang dan gelap inilah bukti bahwa cahaya dapat berinterferensi.
Interferensi cahaya terjadi karena adanya beda fase cahaya dari kedua celah tersebut.
Hasil interferensi dari dua sinar/cahaya koheren
menghasilkan pola terang dan gelap.
Jika jarak S1A dan sangat besar dibandingkan jarak S1 ke S2, dengan S1S2 = d,
sinar S1A dan S2A dapat dianggap sejajar dan selisih jaraknya ΔS = S2B.
atau
Keterangan :
P = jarak dari terang/gelap ke-m dengan terang pusat (meter)
d= jarak kedua sumber cahaya/celah(meter)
L= jarak antara sumber cahaya dengan layar (meter)
m= bilangan (1,2,3…dst)
l= panjang gelombang (meter, atau Amstrong A0=1.10-10meter)
INTERFERENSI PADA LAPISAN TIIPIS
Dalam keseharian Anda sering mengamati garis-garis berwarna yang tampak pada lapisan
tipis bensin atau oli yang tumpah di permukaan air saat matahari menyoroti permukaan oli
tersebut. Di samping itu, Anda tentu pernah main air sabun yang ditiup sehingga terjadi
gelembung. Kemudian saat terkena sinar matahari akan terlihat warna-warni.
Cahaya warna-warni inilah bukti adanya peristiwa interferensi cahaya pada lapisan tipis air
sabun. Interferensi ini terjadi pada sinar yang dipantulkan langsung dan sinar yang dipantul
kan setelah dibiaskan.
Interferensi antar gelombang yang dipantulkan oleh lapisan atas dan yang dipantulkan oleh
lapisan bawah ditunjukkan pada Gambar berikut.
Selisih lintasan yang ditempuh oleh sinar datang hingga menjadi sinar pantul ke-1 dan sinar
pantul ke-2 adalah
ΔS = S2 – S1 = n(AB + BC) – AD = n(2AB) – AD
dengan :
kemudian dibelokkan atau dibiaskan menuju tengah tetes hujan tersebut, yang memisahkan
cahaya putih itu menjadi sebuah warna spektrum. Kemudian, warna-warna yang terpisah ini
memantul di belakang tetes hujan dan memisah lebih banyak lagi saat meninggalkannya.
Akibatnya, cahaya tampak melengkung menjadi kurva warna yang disebut sebagai pelangi.
Cahaya dengan panjang gelombang terpendek seperti ungu, terdapat di bagian kurva dan
yang memiliki panjang gelombang terpanjang seperti merah terdapat pada bagian luar.
2. Warna bulu merak dan sayap kupu – kupu morfo
burung, seperti blue jay, pheasant, dan kolibri seperti halnya pada sayap
kupu – kupu dan cangkang kumbang. Variasi jarak antara pola – pola
warna sering menyebabkan efek warna – warni seperti pada bulu merak,
gelembung sabun, lapisan tipis minyak, dan intan, karena warna yang di