Anda di halaman 1dari 64

PENILAIAN SUBJEKTIF

KELOMPOK 5
Oleh
Tia Nur Amalia
Amrina Rosyada
Ni’matulJannah
Dhika Damayanthi
Aisah Sauma Kamila
TUJUAN
1. Mahasiswa dapat memahami penilaian unjuk kerja
dan cara menyusun indikator penilaiannya
2. Mahasiswa dapat memahami penilaian uraian dan
cara menyusun indikator penilaiannya
3. Mahasiswa dapat memahami penilaian portofolio
dan cara menyusun indikator penilaiannya
4. Mahasiswa dapat memahami taksonomi Bloom
dalam ranah afektif
5. Mahasiswa dapat memahami taksonomi Bloom
dalam ranah Psikomotorik.
UNJUK KERJA
Tia Nur Amalia
Menurut Danielson, penilaian unjuk kerja adalah
penilaian belajar siswa yang meliputi semua penilaian
dalam bentuk tulisan, produk atau sikap kecuali
bentuk pilihan ganda, menjodohkan, benar-salah, atau
jawaban singkat
Kelebihan Penilaian Unjuk Kerja
1. Dapat menilai kompetensi yang berupa
keterampilan (skill)
2. Dapat digunakan untuk mencocokan kesesuaian
antara pengetahuan mengenai teori dan keterampilan
didalam praktik, sehingga informasi penilaian menjadi
lengkap.
3. Dalam pelaksanaan tidak asa peluan peserta didik
untuk menyontek.
4. Guru dapat mengenal lebih dalam lagi masing-
masing karakteristik peserta didk.
5. Memotivasi peserta didik untuk aktif.
6. Mempermudah peserta didik untuk memahami
sebuah konsep yang abstrak ke konkret.
7. Kemampuan peserta didik dapat dioptimalkan.
8. Melatih keberanian peserta didik dalam
mempermudah penggalian ide-ide.
9. Mampu menilai kemampuan dan keterampilan
kinerja siswa dalam menggunakan alat dan sebagainya.
10. Hasil penilaian langsung dapat diketahui oleh
peserta didik.
Kekurangan Penilaian Unjuk Kerja
1. Tidak semua materi pelajaran dapat dilakukan materi
penilaian ini.
2. Nilai bergantung dengan hasil kerja.
3. Jika jumlah peserta didiknya banyak guru kesuliatan
untuk melakukan penilaian ini.
4. Waktu terbatas untuk melakukan penilaian seluruh
peserta didik.
5. Peserta didik yang kurang mampu akan merasa minder.
6. Karena peserta didik terlalu banyak sehingga sulit
untuk melakukan pengawasan.
7. Memerlukan sarana dan prasarana yang lengkap.
8. Memakan waktu yang lama, biaya yang besar,
membosankan.
9. Harus dilakukan secara penuh dan lengkap.
10. Keterampilan yang dinilai melalui tes perbuatan
mungkin sekali belum sebanding mutunya dengan
keterampilan yang dituntut oleh dunia kerja, karena
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi selalu lebih
cepat dari pada apa yang didapatkan disekolah.
Tes Uraian (esai)
Dhika Damayanthi
Pengertian Tes Uraian (esai)
Tes esai adalah sejenis tes kemajuan belajar yang
memerlukan jawaban bersifat pembahasan atau
uraian kata-kata. Ciri-ciri pertanyaanya didahului
dengan kata-kata seperti; uraikan, jelaskan, mengapa,
bagaimana, bandingkan, simpulkan, dan sebagainya
(Arikunto, 2016).
Macam-macam tes uraian
1.      Tes uraian terbuka (Extended respons question)
• Tes uraian terbuka tepat digunakan untuk mengukur
kemampuan siswa dalam: menghasilkan, mengorganisasi,
mengekspresikan ide; mengintegrasikan pelajaran dalam
berbagai bidang; membuat desain eksperimen;
mengevaluasi manfaat suatu ide; dan sebagainya.
• Pada test uraian bentuk terbuka, jawaban yang dikehendaki
muncul dari teste sepenuhnya diserahkan kepada teste itu
sendiri. Artinya, teste mempunyai kebebasan yang seluas-
luasnya dalam merumuskan,mengorganisasikan dan
menyajikan jawabannya dalam bentuk uraian.
2.      Tes uraian terbatas (Restricted respons question).
• Tes uraian terbatas tepat digunakan untuk mengukur
kemampuan siswa dalam: menjelaskan hubungan
sebab akibat, menerapkan suatu prinsip atau teori,
memberikan alasan yang relevan, merumuskan
hipotesis, membuat kesimpulan yang tepat,
menjelaskan suatu prosedur, dan sebagainya.
Petunjuk Penyusunan Tes Uraian

1. Tentukan tujuan pembelajaran yang ingin diukur.


2. Pilih pokok bahasan dan sub-pokok bahasan yang relevan untuk mencapai
tujuan tersebut.
3. Hendaknya tes meliputi ide-ide pokok bahan yang akan dites-kan
4. Soal tidak sama persis dengan contoh yang ada pada catatan
5. Pada waktu menyusun soal, hendaknya juga dibuatkan kunci jawaban
6. Pertanyaan menggunakan kata tanya yang bervariasi
7. Hendaknya rumus yang digunakan dalam menjawab soal jelas dan mudah
dipahami
8. Hendaknya ditegaskan model jawaban yang dikehendaki oleh pembuat,
untuk itu harus spesifik dan tidak terlalu umum
9. Tentukan proses berpikir yang ingin diukur.
10. Tentukan jenis tes yang tepat digunakan untuk
mengukur tujuan pembelajaran tersebut.
11. Tentukan tingkat kesukaran butir soal yang akan
dibuat.
12. Tentukan jumlah butir soal yang sesuai untuk
dikerjakan siswa dalam satu waktu ujian yang telah
ditentukan.
13. Tuangkan komponen-komponen tersebut dalam tabel
perencanaan tes
14. Batasan pertanyaan dengan jawaban yang diharapkan harus
jelas
15. Rumusan kalimat butir soal harus menggunakan kata tanya
atau perintah yang menuntut jawaban uraian.
16. Tulislah tes uraian berdasarkan perencanaan tes (kisi-kisi)
yang ada.
17. Gunakan tes uraian untuk mengukur hasil belajar yang
kurang tepat atau tidak dapat diukur dengan tes objektif.
18. Gunakan tes uraian terbatas untuk menambah sampel yang
dapat ditanyakan dalam satu waktu ujian.
19. Gunakan tes uraian untuk mengungkap pendapat, tidak
hanya sekedar menyebutkan fakta. Untuk itu gunakan kata
tanya seperti: jelaskan, bandingkan, hubungkan, simpulkan,
analisislah, kelompokkanlah, formulasikan, dan lain
sebagainya.
20. Hindarkan penggunaan kata tanya seperti sebutkan karena kata tanya
seperti itu biasanya hanya meminta siswa untuk menyebutkan fakta saja.
21. Rumuskan butir soal dengan jelas sehingga tidak menimbulkan salah
tafsir.
22. Usahakan agar jumlah butir soal dapat dikerjakan dalam waktu yang
telah ditentukan.
23. Jangan menyediakan sejumlah pertanyaan yang dapat dipilih oleh
siswa.
24. Tuliskan skor maksimal yang dapat diperoleh siswa pada setiap butir
soal.
25. Sebelum digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa maka tes
uraian yang selesai ditulis harus ditelaah terlebih dulu.
KELEBIHAN
• Mudah disiapkan dan disusun.
• Tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi
atau untung-untungan.
• Kekuatan soal untuk mengukur hasil belajar yang
kompleks dan melibatkan level kognitif yang tinggi.
• Memberi kesempatan pada anak untuk menyusun
jawaban sesuai dengan jalan pikirannya sendiri.
• Tepat digunakan untuk melatih siswa dalam
mengemukakan dan mengorganisasi gagasan atau ide,
serta lebih cepat dan mudah membuatnya.
KELEMAHAN
• Kadar validitas dan reabilitas rendah karena sukar
diketahui segi-segi mana dari pengetahuan siswa yang
betul-betul dikuasai.
• Terdapat subjektivitas dalam penilaiannya karena
penilai yang berbeda atau situasi yang berbeda.
• Tes esai menghendaki jawaban yang panjang, sehingga
tidak memungkinkan ditulis butir tes dalam jumlah
banyak (soal menjadi tidak representatif).
• Penggunaan soal esai membutuhkan waktu koreksi
yang lama dalam menentukan nilai.
Contoh instrumen soal tes uraian
Aspek Materi Indikator Soal
Kognitif
C1 Gerak Membedakan jarak Jelaskan perbedaan antara jarak dan perpindahan !
Mengingat Lurus dan perpindahan
C2 Gerak Memahami Jika percepatan sebuah benda nol, apakah tidak ada
Memahami Lurus hubungan percepatan gaya yang bekerja pada benda itu ? Jelaskan!
dengan gaya
C3 Gaya Menerapkan konsep Sebutir batu digantung dengan seutas benang tipis, dan
Mengaplikasi gaya pada tegangan sebagian benang tersebut dibuat terjulur menggantung
tali dibawah batu. Jika seseorang memberikan tarikan
mendadak pada benang yang menjulur itu, dimanakah
benang tersebut akan putus (dibawah batu atau diatas
batu) ? Bagaimana halnya jika orang tersebut
memberikan tarikan yang perlahan dan kontinu?
Jelaskan jawaban anda!
C4 Gaya Membedakan Sebuah balok didorong sehingga meluncur naik pada
Menganalisis percepatan sebuah sebuah papan (ramp). Setelah mencapai titik
benda tertingginya, balok itu meluncur balik turun, namun
magnitudo percepatannya saat turun lebih kecil
dibandingkan saat naik ? Mengapa ?
C5 Suhu Memahami kalor Berapa banyak joule dan kilokalori yang dihasilkan
Mengevaluasi dan sebagai perpindahan ketika sebuah rem digunakan untuk menghentikan
kalor energi sebuah mobil seberat 1300 kg dari kecepatan 95
km/jam hingga berhenti total ?
C6 Penguk Memahami Suatu pabrik menyatakan bahwa lembaran alumunium

Mencipta uran pengukuran yang diproduksi mempunyai tebal 0,04 cm. Setelah diambil
sampel secara acak sebanyak 100, diperoleh tebal rata-rata
lembaran 0,0408 cm, dengan standar deviasi 0,004 cm.
Dari sampel ini dengan = 0,10 . Jelaskan kesimpulanmu!
Aspek Materi Indikator Soal
Kognitif
C1 Gerak Membedakan jarak Jelaskan perbedaan antara jarak dan perpindahan !
Mengingat Lurus dan perpindahan
C2 Gerak Memahami Jika percepatan sebuah benda nol, apakah tidak ada
Memahami Lurus hubungan percepatan gaya yang bekerja pada benda itu ? Jelaskan!
dengan gaya
C3 Gaya Menerapkan konsep Sebutir batu digantung dengan seutas benang tipis, dan
Mengaplikasi gaya pada tegangan sebagian benang tersebut dibuat terjulur menggantung
tali dibawah batu. Jika seseorang memberikan tarikan
mendadak pada benang yang menjulur itu, dimanakah
benang tersebut akan putus (dibawah batu atau diatas
batu) ? Bagaimana halnya jika orang tersebut
memberikan tarikan yang perlahan dan kontinu?
Jelaskan jawaban anda!
C4 Gaya Membedakan Sebuah balok didorong sehingga meluncur naik pada
Menganalisis percepatan sebuah sebuah papan (ramp). Setelah mencapai titik
benda tertingginya, balok itu meluncur balik turun, namun
magnitudo percepatannya saat turun lebih kecil
dibandingkan saat naik ? Mengapa ?
C5 Suhu Memahami kalor Berapa banyak joule dan kilokalori yang dihasilkan
Mengevaluasi dan sebagai perpindahan ketika sebuah rem digunakan untuk menghentikan
kalor energi sebuah mobil seberat 1300 kg dari kecepatan 95
km/jam hingga berhenti total ?
C6 Penguk Memahami Suatu pabrik menyatakan bahwa lembaran alumunium

Mencipta uran pengukuran yang diproduksi mempunyai tebal 0,04 cm. Setelah diambil
sampel secara acak sebanyak 100, diperoleh tebal rata -rata
lembaran 0,0408 cm, dengan standar deviasi 0,004 cm.
Dari sampel ini dengan = 0,10 . Jelaskan kesimpulanmu!
PENILAIAN PORTOFOLIO
Ni’matuljannah
Portofolio merupakan suatu koleksi hasil kerja
seseorang yang berupa kumpulan dokumen secara
lepas. Dengan melihat koleksi itu, seseorang dapat
menelusuri riwayat perkembangan prestasi atau apa
pun yang telah dicapainya (Soewandi, 2005)

Di dunia pendidikan, secara umum portofolio berarti


juga kumpulan evidence (dokumen, bukti) yang berisi
informasi tentang kemampuan dan perkembangan
peserta didik dari waktu ke waktu (Surapranata dan
Hatta, 2004: 30).
Pengertian portofolio seperti itu diadopsi ke dalam
sistem pendidikan, dan secara khusus diadopsi menjadi
salah satu alat penilaian, khususnya untuk menilai
(1) proses belajar, (2) hasil belajar, atau (3) proses dan
hasil belajar peserta didik (Cole, Ryan, dan Kick, 1995
via Surapranata dan Hatta, 2004: 46; Depdiknas, 2004:
9). Hanya perlu dicatat bahwa penilaian pembelajaran
dengan portofolio tidak boleh meniadakan penilaian
dengan cara-cara lain, misalnya, dengan tes,
perbuatan, atau yang lain.
Karya apa saja yang dapat dikumpulkan dalam sebuah portofolio? Diberikan
beberapa contoh berikut:

1) hasil proyek penyelidikan, atau praktik siswa yang disajikan secara


tertulis
2) hasil kerja siswa dengan menggunakan alat rekam, atau komputer, atau
disket
3) gambar atau laporan hasil pengamatan
4) deskripsi dan diagram pemecahan suatu masalah
5) laporan kerja kelompok
6) laporan tentang sikap siswa terhadap pelajaran (Depdiknas, 2004: 4),
7) penghargaan tertulis
8) hasil karya berupa tulisan, ringkasan (Surapranata dan Hatta, 2004: 39).
Depdiknas (2004: 8-10) dalam dokumen Pedoman
Khusus Pengembangan Portofolio
Langkah Pertama: Menentukan Maksud atau Fokus Portofolio

1) menentukan tujuan penilaian dengan protofolio: apakah untuk memantau


proses pembelajaran (process oriented), atau mengevaluasi hasil belajar
(product oriented), atau keduanya
2) menentukan untuk apa penilaian dengan portofolio digunakan: apakah untuk
menunjukkan proses pembelajaran kepada orang tua, atau penilaian pada akhir
pembelajaran, atau pada akhir jenjang pendidikan
3) menentukan relevansi (kaitan) antara evidence dan tujuan (kompetensi) yang
akan dinilai: perlu ditentukan apakah ada penilaian diri, audio, esai; apakah
boleh dikerjakan bersama (kelompok)
4) menentukan seberapa banyak evidence yang ada di portofolio akan digunakan
sebagai bahan penilaian
5) menentukan kompetensi (standar, dasar, dan indikator) apa yang
ketercapaiannya hendak dinilai dengan portofolio
6) menentukan evidence yang dikumpulkan: apakah hanya karya terbaik, atau
pertumbuhan atau perkembangannya, atau keduanya
7) menentukan apakah portofolio akan dipakai untuk penilaian formatif, atau sumatif,
atau keduanya (lih. juga Surapranata dan Hatta, 2004: 75).
Catatan: Ada contoh yang dipakai di Australia. Di dalam The Student Need Assessment
Procedures diputuskan portofolio untuk penilaian formatif dan sumatif terhadap
kemampuan siswa berbicara dan menulis dalam bahasa Inggris. Isinya:
Oral:
Dua sampel diambil dari:
1. retelling a story
2. reporting on a process
3. giving an opinion
Written:
Tiga sampel diambil dari:
1. a recount
2. an argument
3. a narrative or a report
(Surapranata dan Hatta, 2004: 106)
8) menetapkan siapa yang menentukan isi portofolio: apakah guru saja, guru dan
siswa, atau pihak lain (misalnya orang tua).
Langkah Kedua: Menentukan Aspek Isi yang Dinilai (Lih.
juga Suarapranata dan Hatta, 2004: 118)

1) menentukan hanya karya terbaik siswa, atau karya


yang berisi perkembangan belajarnya
2) menentukan pengetahuan, keterampilan, atau sikap
apa yang menjadi aspek utama untuk dinilai
Catatan: Jadi, tidak setiap kompetensi dasar
merupakan isi portofolio.
3) menentukan banyaknya evidence yang akan
digunakan sebagai bahan penilaian.
Langkah Ketiga: Menentukan Bentuk, Susunan, atau Organisasi
Portofolio (Lih. juga Surapranata dan Hatta, 2004: 30-38)

1) menentukan bentuk portofolio


2) Catatan: Pada umumnya bentuk portofolio terdiri atas (a) daftar isi
dokumen, (b) isi dokumen, (c) batasan (pembatasan) untuk setiap
dokumen (misalnya dengan kertas berwarna sebagai pembatas), dan
(d) catatan guru dan orang tua.
3) menentukan jenis isi dokumen, maksudnya, menentukan kompetensi
dasar dan indikator apa yang harus dicapai dalam wujud evidence
(yang mungkin berupa karya cipta atau catatan laporan, atau yang
lain)
4) memberikan catatan/komentar/nilai terhadap setiap evidence oleh
guru/ orang tua
5) menentukan apa yang harus ada dalam daftar isi portofolio
6) menentukan definisi tiap-tiap kategori atau jenis satuan isi dokumen.
Langkah Keempat: Menentukan Penggunaan Portofolio

1) menentukan penggunaannya: apakah untuk siswa


saja, atau orang tua saja, atau kepala sekolah, guru
lain, dan siswa lain
2) menentukan pembobotan nilai portofolio terhadap
komponen penilaian lain dalam rangka penentuan
nilai akhir/rapor.
Langkah Kelima: Menentukan Cara Menilai Portofolio

1) menentukan pedoman (rubrik) penskoran untuk setiap isi


portofolio
2) menentukan penilaiannya oleh guru sendiri atau guru dan siswa
3) menentukan pembuatan rubrik (pedoman penilaian secara
rinci) lebih dahulu untuk
4) menentukan penilaian atas portofolio; (penilaian sebaiknya
tidak hanya didasarkan pada keberhasilan, tetapi juga atas
prosesnya). Itulah sebabnya, kriteria yang sebaiknya dipakai:
a. bukti terjadinya proses
b. mutu kegiatan: apakah menunjukkan peningkatan
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan melibatkan beberapa
materi pokok, atau tidak,
c. keragaman pendekatan yang dipakai
Langkah Keenam: Menentukan Bentuk atau Penggunaan
Rubrik (Depdiknas, 2004: 10)
Dalam langkah ini ditentukan apakah nilai portofolio akan
dinyatakan sebagai satu skor saja dalam keseluruhan
penilaian, atau tidak.
1) menentukan maksud portofolio: guru menetapkan
apakah untuk menilai karya terbaik, atau menilai
kemajuan siswa
2) menyesuaikan tugas dengan kurikulum, atau
menyesuaikan tugas dengan tujuan mata pelajaran
(kompetensi dan indikatornya)
3) menentukan indikasi: guru menentukan butir-butir apa
yang harus terdapat dalam portofolio
4) menentukan format portofolio
5) menentukan pembatasan kuantitas, maksudnya panjang
portofolio perlu dibatasi supaya tidak menjadi beban guru
6) menentukan rubrik (pedoman penskoran)
Khusus penentuan rubrik penilaian dapat dipilih kriteria
verbal, misalnya, kurang baik – baik – baik sekali; atau jelek
sekali – jelek – sedang – baik – baik sekali; atau dengan angka.
Level nilai yang ditetapkan bergantung pada terpenuhi atau
tidaknya, atau lengkap-tidaknya persyaratan yang dipenuhi:
makin lengkap, makin tinggi level nilainya. Contoh penilaian
secara verbal dapat dibuka lagi di halaman 12 di muka, atau di
Sumarna Surapranata dan Muhammad Hatta (2004: 127).
Berikut diberikan contoh penilaian dengan angka yang diambil
juga dari Sumarna Surapranata dan Muhammad Hatta (2004:
144).
Khusus untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia diberikan contoh rubrik
penilaian dokumen pembuatan sinopsis atau ringkasan cerita sebagai berikut
(Surapranata dan Hatta, 2004: 122).
RANAH AFEKTIF TAKSONOMI BLOOM
Amrina Rosyada
Ranah afektif adalah materi yang berdasarkan segala
sesuatu yang berkaitan dengan emosi seperti
penghargaan, nilai, perasaan, semangat, minat, dan
sikap terhadap sesuatu hal. Pada ranah afektif, Bloom
menyusun pembagian kategorinya dengan David
Krathwol yaitu:
a. Penerimaan ( Receiving/Attending)
b. Responsif (Responsive)
c. Penilaian (Value)
d. Organisasi (Organization)
e. Karakterisasi (Characterization)
1. Penerimaan (Receiving/Attending)

Mengacu kepada kemampuan untuk memperhatikan dan merespon


stimulasi yang tepat, juga kemampuan untuk menunjukkan atensi atau
penghargaan terhadap orang lain. Dalam domain atau ranah afektif,
penerimaan merupakan hasil belajar yang paling rendah. Contohnya,
mendengarkan pendapat orang lain.
2. Responsif (Responsive)

Domain ini berada satu tingkat di atas penerimaan, dan ini akan terlihat
ketika siswa menjadi terlibat dan tertarik terhadap suatu materi. Anak
memiliki kemampuan berpartisipasi aktif dalam suatu pembelajaran dan
selalu memiliki motivasi untuk bereaksi dan mengambil tindakan. Contoh,
ikut berpartisipasi dalam diskusi kelas mengenai suatu pelajaran.
3. Penilaian (Value)

Domain ini mengacu pada pentingnya nilai atau keterikatan diri terhadap
sesuatu, seperti penerimaan, penolakan atau tidak menyatakan pendapat.
Juga kemampuan untuk menyatakan mana hal yang baik dan yang kurang
baik dari suatu kegiatan atau kejadian dan mengekspresikannya ke dalam
perilaku. Contoh, mengusulkan kegiatan kelompok untuk suatu materi
pelajaran.
4. Organisasi (Organization)

Tujuan dari ranah organisasi adalah penyatuan nilai, sikap yang berbeda
yang membuat anak lebih konsisten dan membentuk sistem nilai
internalnya sendiri, dan menyelesaikan konflik yang timbul diantaranya.
Juga mengharmonisasikan berbagai perbedaan nilai yang ada dan
menyelaraskan berbagai perbedaan.
5. Karakterisasi (Characterization)

Acuan domain ini adalah karakter seseorang dan daya


hidupnya. Kesemua hal ini akan tercermin dalam sebuah tingkah laku
yang ada hubungannya dengan keteraturan pribadi, sosial, dan emosi.
Nilai – nilai telah berkembang sehingga tingkah laku lebih mudah untuk
diperkirakan
2. Pengukuran Ranah Afektif
Tujuan

mengenal latar
mengetahui
menempat-kan belakang
tingkat
mendapat-kan siswa dalam kegiatan
perubahan
umpan balik situasi belajar- belajar dan
tingkah laku
(feedback). mengajar yang kelainan
anak didik yang
tepat. tingkah laku
dicapai.
siswa.
Contoh:
Pertanyaan SS S TS STS BL

Bangsa Indonesia dijajah oleh Belanda lebih kurang


abad karena kurangnya persatuan.

Keterangan:

SS = sangat setuju;
S = Setuju;
TS = tidak setuju;
STS = sangat tidak setuju;
BL = blangko.

 
Pertanyaan ini bukan mengkur sikap, tetapi pengetahuan. Sebab apabila anak
mengisi TS dapat diketahui bahwa ia tidak tahu bahwa bangsa indonesia dijajah
abad atau karena kurangnya persatuan. Setuju atau tidak setuju menunjukkan:
benar/salah
Skala Likert

Pengukuran Skala pilihan


minat ganda

Jenis-jenis
skala sikap

Semantic Skala
differential Thurstone

Skala
Guttman
1. Skala Likert 2. Skala pilihan ganda
Skala ini disusun dalam bentuk suatu pertanyaan Skala ini bentuknya seperti soal bentuk pilihan ganda, yaitu suatu
pernyataan yang diikuti oleh sejumlah alternatif pendapat.
dan diikuti oleh lima respons yang menunjukkan
Contoh:
tingkatan. Misalnya seperti yang telah dikutip yaitu:
SS = sangat setuju; S = Setuju; TB = tidak Dalam suatu upacara bendera:
berpendapat; TS = tidak setuju; STS = sangat tidak
1. Setiap peserta harus dengan khidmat mengikuti jalannya upacara tanpa
setuju.
kecuali.
2. Peserta diperbolehkan berbicara asal dalam batas-batas tertentu dan
tidak mengganggu jalannya upacara.
Pertanyaan SS S T TS STS 3. Dalam keadaan terpaksa peserta boleh berbicara tetapi hanya dengan
B
berbisik.
4. Peserta boleh (merdeka) berbicara asal tertib.
Bangsa Indonesia dijajah oleh Belanda
lebih kurang abad karena kurangnya Skala seperti ini dikembangkan oleh Inkels, seorang ahli penilaian di
persatuan. Stanford University.
3. Skala Thurstone 4. Skala Guttman
Skala Thurstone merupakan skala mirip skala Skala ini berupa tiga atau empat buah pernyataan yang
buatan Likert karena merupakan suatu instrumen masing-masing harus dijawab “ya” atau “tidak”.
yang jawabannya menunjukkan tingkatan. Pernyataan-pernyataan tersebut menunjukkan tingkatan
yang berurutan sehingga bila responden setuju pernyataan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
nomer 2, diasumsikan setuju nomer 1. Selanjutnya jika
responden setuju dengan pernyataan nomer 3, berarti
A B C D E F G H I J K
setuju pernyataan nomer 1 dan 2.
VERY
FAVOURABLE NEUTRAL VERY UNFAVOURABLE Contoh:
1. Saya mengizinkan anak saya bermain ke tetangga.
Pernyataan yang diajukan kepada responden 2. Saya mengizinkan anak saya pergi ke mana saja ia mau.
disarankan oleh Thurstone kira-kira 10 butir, 3. Saya mengizinkan anak saya pergi kapan saja dan
tetapi tidak kurang dari 5 butir. kemana saja.
4. Anak saya bebas pergi kemana saja tanpa minta izin
terlebih dahulu
5. Semantic differential 6. Pengukuran minat
Instrumen yang disusun oleh Osgood dan kawan-kawan ini
mengukur konsep-konsep untuk tiga dimensi. Dimensi-dimensi
yang ada diukur dalam kategori: baik-tidak baik, kuat-lemah, dan
cepat-lambat atau aktif-pasif, atau dapat juga berguna-tidak minat juga dapat diukur dengan cara seperti di
berguna. Dalam buku Osgood dikemukakan adanya 3 (tiga) faktor
yang menganalisis skalanya:
bawah ini:
• Evaluation (baik-buruk);
• Potency (kuat-lemah);
a. Mengunjungi perpustakaan
• Activity (cepat-lambat); Pertanyaan SS S TB TS STS
• Familiarity (tambahan nunnally). Mengunjungi perputakaan itu
Contoh: penting
Main Musik

b. Minat terhadap pelajaran Fisika


Baik 1 2 3 4 5 6 7 Tidak Baik Pertanyaan SS S TB TS STS

Saya senang belajar fisika


Berguna 1 2 3 4 5 6 7 Tidak Berguna
Pelajaran fisika itu sulit
Aktif 1 2 3 4 5 6 7 Pasif

Pilihan: Senang sampai dengan sangat tidak senang dapat


Cara ini dapat digunakan untuk mengetahui minat atau pendapat siswa
mengenai sesuatu kegiatan atau topik dari suatu mata pelajaran. ditentukan sendiri. Boleh juga diteruskan sampai 11 skala.
instrumen penilaian afektif
PSIKOMOTORIK
Aisah Sauma Kamila
PENGERTIAN RANAH PSIKOMOTORIK
Ranah psikomotorik berhubungan dengan hasil belajar
yang pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi
yang melibatkan otot dan kekuatan fisik.

Mata pelajaran yang berkaitan dengan psikomotor


adalah mata pelajaran yang lebih beorientasi pada
gerakan dan menekankan pada reaksi–reaksi fisik dan
keterampilan tangan.
Peniruan – P1

• Terjadi ketika siswa


Manipulasi – P2
mengamati suatu
gerakan. Mulai memberi
respons serupa dengan • Pada tingkat ini siswa
yang diamati menampilkan sesuatu
menurut petunjuk-
petunjuk tidak hanya
meniru tingkah laku saja.
Ketetapan – P3 Artikulasi – P4

• Memerlukan • Menekankan koordinasi


kecermatan, proporsi suatu rangkaian gerakan
dan kepastian yang lebih dengan membuat
tinggi dalam urutan yang tepat dan
penampilan. Respon- mencapai yang
respon lebih terkoreksi diharapkan atau
dan kesalahan- konsistensi internal
kesalahan dibatasi diantara gerakan-
sampai pada tingkat gerakan yang berbeda.
minimum.
Pengalamiahan – P5

• Menurut tingkah laku yang


ditampilkan dengan paling sedikit
mengeluarkan energi fisik
maupun psikis. Gerakannya
dilakukan secara rutin.
Pengalamiahan merupakan
tingkat kemampuan tertinggi
dalam domain psikomotorik
JENIS PERANGKAT PENILAIAN PSIKOMOTORIK

Untuk melakukan pengukuran hasil belajar ranah


psikomotor, da dua hal yang perlu dilakukan oleh
pendidik, yaitu:
1. membuat soal (dapat berupa lembar kerja, lembar
tugas, perintah kerja, dan lembar eksperimen)
2. membuat perangkat/ instrumen untuk mengamati
unjuk kerja peserta didik (dapat berupa lembar
observasi atau portofolio)
• Lembar observasi dapat berbentuk daftar
periksa/check list atau skala penilaian (rating scale
• Portofolio adalah kumpulan pekerjaan peserta didik
yang teratur dan berkesinambungan sehingga
peningkatan kemampuan peserta didik dapat
diketahui untuk menuju satu kompetensi tertentu
PENYUSUNAN KISI-KISI
Kisi-kisi berisi spesifikasi soal-soal yang akan dibuat.
Kisi-kisi merupakan acuan bagi penulis soal, sehingga
siapapun yang menulis soal akan menghasilkan soal
yang isi dan tingkat kesulitannya relatif sama
Contoh:
Contoh instrumen penilaian:

Instrument untuk mengamati keterampilan praktek memasak (dalam skala 5)

Anda mungkin juga menyukai