Disusun oleh :
1. Nairul Majid (1211.019)
2. Nur Muftikhatul K (1211.021)
Pendidikan Fisika VIA
Terjadi dan tidak terjadinya interferensi dapat digambarkan seperti pada gambar berikut
Untuk θ kecil, berarti p/l kecil atau p<<l sehingga selisih kecepatan yang ditempuh oleh
cahaya dari sumber s2 dan s1 akan memenuhi persamaan berikut ini.
Interferensi maksimum (pita terang) terjadi jika kedua gelombang yang berpadu
memiliki fase sama. Fase sama antara dua gelombang terjadi jika beda lintasan antara
keduanya (δs) sama dengan 0,λ,2λ,3λ,..
Δs=d sin θ= nλ, dengan n =0,1,2,3,...
Dengan n=0 untuk pita terang pusat, n=1 untuk pita terang pertama, n=2 untuk pita terang
kedua dan seterusnya. Interferensi minimum (pita gelap) terjadi jika kedua gelombang
1 1 1
berlawanan fase atau memiliki beda lintasan (δs) sama dengan 2 𝜆, 1 2 𝜆, 2 2 𝜆, …
Persamaan diatas menyatakan bahwa jarak antara pita terang dan pita gelap yang
berdekatan atau lebar pita ataupun jarak antara dua pita terang yang berdekatan berbanding
lurus (sebanding) dengan jarak antara celah dan layar l, panjang gelombang 𝜆, dan berbanding
terbalik dengan jarak antara kedua celah d.
Pengukuran 𝜆
Pengukuran 𝜆 diperoleh dari jarak antara dua pita terang yang berdekatan, 2δy untuk jarak
antara dua celah tertentu.
𝐿𝜆 (2∆𝑦)𝑑
(2∆𝑦) = atau 𝜆 =
𝑑 𝐿
Perlu diingat bahwa panjang gelombang λ pada persamaan di atas adalah panjang
gelombang cahaya dalam kaca (lensa) yang dapat dinyatakan dengan: λ = λ0/r, di mana λ0
adalah panjang gelombang cahaya di udara dan n adalah indeks bias kaca (lensa)
Sesuai dengan hukum snellius, n sin r = sin i, selisih jarak tempuh kedua sinar menjadi:
ΔS = 2nd cos r
Supaya terjadi interferensi maksimum, δs harus merupakan kelipatan dari panjang gelombang
(λ), tetapi karena sinar pantul di b mengalami perubahan fase , δs menjadi
Jadi, interferensi maksimum sinar pantul pada lapisan tipis akan memenuhi persamaan
berikut.
Jika cahaya yang dijatuhkan pada selaput tipis cahaya monokromatik, maka pada gelembung
sabun tidak akan terlihat warna pelangi, melainkan warna terang dan gelap.
KESIMPULAN
Interferensi cahaya adalah penjumlahan superposisi dari dua gelombang cahaya atau
lebih yang menimbulkan pola gelombang yang baru. Interferensi dapat bersifat membangun dan
merusak. Interferensi terjadi jika terpenuhi dua syarat berikut ini:
1) Kedua gelombang cahaya harus koheren, dalam arti bahwa kedua gelombang cahaya harus
memiliki beda fase yang selalu tetap, oleh sebab itu keduanya harus memiliki frekuensi yang
sama.
2) Kedua gelombang cahaya harus memiliki amplitude yang hampir sama.
Fenomena cincin newton merupakan pola interferensi yang disebabkan oleh pemantulan
cahaya di antara dua permukaan, yaitu permukaan lengkung (lensa cembung) dan permukaan
datar yang berdekatan. Radius cincin terang ke-n, yaitu rn dapat dihitung dengan rumus
Pola interferensi pada lapisan tipis dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu panjang lintasan
optik dan perubahan fase sinar pantul. Interferensi maksimum sinar pantul pada lapisan tipis
akan memenuhi persamaan berikut.
Hect, Eugene; fredrick J. Bueche. 2006. Fisika Universitas edisi kesepuluh. Jakarta : erlangga.
Kanginan, Marthen. 2008. Seribu Pena Fisika Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta:Erlangga
M. Itok. 2010. Fisika SMA kelas X, XI, XII. Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Supriyanto. 2006. Fisika SMA jilid 3 untuk SMA kelas XII. Jakarta: Erlangga.
Tippler, Paul. 1991. Fisika untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga Jilid Dua. Jakarta: Erlangga