Anda di halaman 1dari 20

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis ambil dalam penelitian ini adalah adalah
penelitian eksperimen (research). Penelitian eksperimental menggunakan
suatu percobaan yang dirancang secara khusus guna membangkitkan data
yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian. 1 Dengan
membandingkan satu kelompok eksperimen dengan menggunakan model
pembelajaran Contextual Teaching and Learning serta satu kelompok kontrol
yang diberi perlakuan model pembelajaran konvensional. Kedua kelompok
diasumsikan sama dalam semua yang relevan dan hanya berbeda dalam hal
metode pengajaran. Desain penelitian menggunakan desain faktorial yang
merupakan modifikasi dari design true experimental, yaitu dengan
memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi
perlakuan (variabel independen) terhadap hasil (variabel dependen).
Paradigma design factorial dapat digambarkan seperti berikut.
R O1 X Y1 O2
R O3 Y1 O4
R O5 X Y2 O6
R O7 Y2 O8
Pada desain ini semua kelompok dipilih secara random, kemudian
masing-masing diberi pretes. Kelompok untuk penelitian dinyatakan baik,
bila setiap kelompok nilai pretesnya sama. Jadi O1=O3=O7. Dalam hal ini
variabel moderatornya adalah Y1 dan Y2.2

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1 Margono,Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hal.


110

2 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan


R&D (Bandung: Alfabeta, 2013), hal.113

40
41

1. Tempat penelitian : SMK Negeri 1 Wonosobo, Kecamatan Wonosobo,


Kabupaten Wonosobo Semester II tahun ajaran 2014/2015.
2. Penelitian ini dilakukan dengan bertahap, yaitu:
a. Tahap persiapan, meliputi: pengajuan judul, permohohan
pembimbing dan izin penelitian.
b. Tahap pelaksanaan: waktu penelitian dilaksanakan dari tanggal 2
Pebruari sampai 2 April, semester 2 tahun pelajaran 2014/2015
c. Tahap penyelesaian: meliputi analisis data, penyusunan laporan,
konsultasi dan penggandaan.

C. Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.3
Menurut hubungan suatu variabel dengan variabel yang lain maka
macam-macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi:
1. Variabel Bebas
a. Variabel bebas pokok : pendekatan CTL
1) Definisi Operasional
Pendekatan CTL adalah suatu pendekatan yang
dilakukan guru untuk mengaitkan materi yang diajarkannya
dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya.
b. Variabel bebas moderator : Kemampuan Matematika Siswa
1) Definisi Operasional
Kemampuan metematika merupakan kemampuan untuk
menggunakan dan mengolah angka dengan baik dan penalaran
dengan benar.
2. Variabel Terikat

3 Ibid, hal. 60
42

a. Variabel terikat : Komunikasi Verbal siswa.


1) Definisi Operasional
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang dijalin
secara lisan untuk menyampaikan hasil dari pengetahuan yang
diperoleh.

D. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah wilayah generasi yang terdiri dari objek dan
subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan.4 Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh
siswa kelas X SMK N 1 Wonosobo dengan jumlah seluruh siswa 160
siswa, terdiri dari 5 kelas jurusan Teknologi Informasi & Komunikasi.
2. Sampel
Sampel adalah sejumlah kelompok anggota yang menjadi bagian
populasi sehingga juga memiliki karakteristik populasi. 5 Sampel dalam
penelitian ini diambil dengan teknik Random Sampling yakni mengambil
dua kelas secara acak dari populasi dengan syarat populasi tersebut
bersifat homogen. Salah satu kelas bertindak sebagai kelas eksperimen
dan satu kelas lainnya menjadi kelas kontrol. Sedangkan sampel dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Negeri 1 Wonosobo sebanyak
dua kelas.

E. Instrumen Penelitian

4Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, (Cet :1, Yogyakerta : Penerbit Teras,
2009), hal 91.

5 Burhan Nurgiantoro, et.al, Statistik Terapan, (Cet : 4, Yogyakarta : Gadjah Mada


University Press, 2009), hal.21.
43

Instrumen sebagai alat pengumpul data harus betul-betul dirancang


dan dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan data empiris sebagaimana
adanya.6
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Instrumen pelaksanaan penelitian : RPP, Materi, LKS (Lembar Kerja
Siswa), kisi-kisi.
2. Instrumen dalam pengambilan data :
a. Tes kemampuan Matematika, untuk mengetahui kemampuan
matematika siswa.
b. Lembar observasi komunikasi verbal, untuk mengetahui kemampuan
komunikasi verbal siswa dalam menyampaikan hasil belajar siswa
secara lisan.
c. Angket respon model pembelajaran Contextual Teaching and
Learning (CTL), untuk mengetahui respon peserta didik setelah diajar
menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and
Learning (CTL). Angket ini dibuat dengan menggunakan skala
Likert. Skala ini menilai sikap atau tingkah laku yang diinginkan oleh
para peneliti dengan cara mengajukan bebrapa pertanyaan kepada
responden. Responden dianjurkan untuk memilih kategori jawaban
yang telah diatur oleh peneliti, misalnya sangat setuju (SS), setuju
(S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS) dengan
memberikan tanda checklist ( √ ) pada jawaban yang dirasa cocok.7

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Angket Respon Model Pembelajaran CTL (Contextual


Teaching and Learning)

6 Margono, Metode Penelitian Pendidikan Komponen MKDK, (Jakarta: Rineka


Cipta, 2007), hal.133

7 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Yogyakarta: Bumi Aksara, 2003), hal.


146.
44

Variabel Sub No. Item Soal


Indikator
Penelitian Variabel
Penerapan model Penerapan 1) Tanggapan siswa 1,2,
pembelajaran CTL model terhadap
pada pokok pembelajaran penerapan model
bahasan CTL pada pembelajaran
momentum dan materi CTL.
2) Penerapan model 3,4
impuls untuk momentum
pembelajaran CTL
meningkatkan dan impuls
dapat memotivasi
komunikasi verbal
siswa untuk
siswa di SMK
belajar.
Negeri 1 Wonosobo
3) Penerapan model 16
pembelajaran CTL
dapat menciptakan
hal yang baru
dalam materi
momentum dan
impuls dengan
melakukan
percobaan
lapangan.
4) Keaktifan siswa 5,6
dalam kegiatan
pembelajaran
dengan penerapan
model
pembelajaran
CTL.
5) Pendapat siswa 7,8
tentang penerapan
model
45

pembelajaran CTL
pada pokok
bahasan
Momentum dan
impuls.
6) Keseriusan siswa 9,10
terhadap
pembelajaran
penerapan model
CTL.
7) Efektifitas model 11,12
pembelajaran CTL
terhadap
pembelajaran.
8) Pemahaman siswa 13,14
pada pokok
bahasan
Momentum dan
impuls
9) Menambah 19
pengetahuan siswa
10) Guru dan siswa 20
lebih interaktif.
11) Membuat siswa 21
lebih banyak
bertanya
12) Berbagi 22
pengetahuan
dengan teman
13) Dapat menjawab 23
pertanyaan guru
Meningkatan 14) Lebih menarik 24
Komunikasi verbal menggunakan
model CTL
46

15) Penilaian proses 17,18


belajar momentum
dan impuls dengan
adanya model
pembelajaran CTL
16) Melakukan diskusi 25
secara aktif antara
sesama siswa
dengan guru
17) Penerapan model 15
CTL dapat
meningkatkan
komunikasi verbal
siswa pada pokok
bahasan
Klasifikasi
Makhluk hidup
Jumlah item 25

d. Angket respon model pembelajaran konvensional, untuk mengetahui


respon peserta didik setelah diajar menggunakan model pembelajaran
konvensional. Angket ini dibuat dengan menggunakan skala likert.
Responden dianjurkan untuk memilih kategori jawaban yang telah
diatur oleh peneliti, misalnya sangat setuju (SS), setuju (S), tidak
setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS) dengan memberikan tanda
checklist ( √ ) pada jawaban yang dirasa cocok.
e. Angket keterlaksanaan pembelajaran, untuk mengetahui
keterlaksanaan model pembelajaran Contextual Teaching and
47

Leaerning. Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran ini


berbentuk kolom ya atau tidak,

F. Teknik Pengumpulan Data


Metode penelitian yang tepat dalam suatu penelitian juga diperlukan
untuk memilih teknik pengumpulan data yang relevan atau sesuai. Teknik
pengumpulan data yang akan kami lakukan menggunakan metode observasi,
metode tes, metode dokumentasi, dan metode angket.
1. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen, rapat dan sebagainya.8 Dokumentasi dilakukan untuk
mendapatkan data nilai ulangan harian siswa pada pokok bahasan materi
sebelumnya. Data nilai ulangan ini yang selanjutnya diuji kesamaan data
awalnya, normalitasnya, serta homogenitasnya.
2. Metode Angket/ Kuesioner
Angket atau kuesioner termasuk alat untuk mengumpulkan dan
mencatat data atau informasi, pendapat, dan paham dalam hubungan
kausal.9 Angket disini digunakan untuk mengetahui respon siswa
terhadap model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL),
dan model pembelajaran konvensional serta angket keterlaksaan
pembelajaran.
Tahapan untuk memberikan penelitian angket yang telah
dijawab oleh responden, dimana peneliti menggunakan skala likert
sebagai pengukuran untuk mendapatkan data interval dan ratio. Dalam
skala likert, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan baik pertanyaan positif

8 Amirul Hadi dan Haryono, Metodologi penelitian Pendidikan, (Bandung:


Pustaka Setia, 1998), hal. 139.

9 Hamid Darmadi, Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial Konsep dasar dan
Implementasi, (Bandung: Alfabeta , 2013), hal.225
48

maupun negative dinilai subjek sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat
tidak setuju.
3. Metode Tes
Pengumpulan data dengan metode tes adalah dengan
menggunakan tes yang disusun oleh peneliti yang dilakukan pada
sampel.10 Tes digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan
matematika siswa guna memperoleh data mengenai kemampuan
matematika siswa.
4. Metode Observasi
Nasution menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu
pengetahuan.11 Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini guna
memperoleh data kemampuan komunikasi verbal siswa yang dilihat dari
berbagai aspek penilaian.

G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen


1. Validitas Soal Tes
Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa
yang hendak diukur.12 Teknik yang digunakan untuk menentukan
validitas item adalah menggunakan rumus korelasi point biserial. Rumus
korelasi point biserial dinyatakan sebagai berikut :

10 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial (Pendekatan Kualitatif &


Kuantitatif) (Yogyakarta : UII Press Yogyakarta, 2007), hal.42

11 Sugiono, Op.cit, hal.312

12 Nana Sayodikh Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Remaja


Rosdakarya, 2010), hal.228
49

r pbis =
m p−mt
st
√ p
q ……………………………………………

1.11
keterangan:
rpbis = koefisien korelas biserial
Mp = rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang
dicari validitasnya
Mt = rerata skor total
St = standar deviasi dari skor total
p = proporsi siswa yang menjawab benar
q = proporsi siswa yang menjawab salah
Dengan ketentuan:
0.8 ≤ pbis ≤ 1.00 = sangat tinggi
0.6 ≤ pbis ≤ 0.8 = tinggi
0.4 ≤ rpbis ≤ 0.6 = cukup
0.2 ≤ rpbis ≤ 0.4 = rendah
0.0 ≤ rpbis ≤ 0.2 = sangat rendah
kriteria : rpbis > rtabel : soal valid
rpbis < rtabel : soal tidak valid (invalid)
Setelah harga rpbis yang diperoleh pada tiap-tiap butir soal
dibandingkan dengan harga rtabel.

2. Reliabilitas Soal Tes


Reliabilitas adalah tingkatan pada mana suatu tes secara konsisten
mengukur berapapun tes itu mengukur. Reliabilitas artinya dapat
dipercaya, jadi dapat diandalkan. Sehingga soal dinyatakan reliable
apabila hasil pengukuran tersebut adalah sama jika pengukuran tersebut
dilakukan pada subyek yang sama pada waktu yang sama.13

13 Hamid Darmadi, Metode Penelitian Pendidikan , (Bandung: Alfabeta , 2011), hal.88


50

Untuk menghitung reliabilitas dapat digunakan rumus KR-20


sebagai berikut :
2
s −∑ pq
r
11=
n
( n−1 ) ( s
2 ) ………………………………...

…………...1.12
Dimana :
r11 : Koefisien reliabilitas tes secara keseluruhan
k : banyaknya butir pertanyaan (item)
P : Proporsi subyek yang menjawab item benar
q : Proporsi subyek yang menjawab item salah (q = 1-p)
∑ pq : Jumlah hasil perkalian p dan q
n : banyaknya item
S : standar deviasi dari tes
Jika nilai r11 lebih besar dari 0,67 maka instrumen tersebut
reliable. Apabila item teruji validitas dan reliabilitasnya berarti instrumen
tersebut telah siap untuk mengumpulkan data.
Tabel 3.2 Interpretasi nilai r
Koefisien r Klasifiasi
0,90 < r ≤ 1,00 Sangat tinggi
0,70 < r ≤ 0,90 Tinggi
0,40 < r ≤ 0,70 Cukup
0,20 < r ≤ 0,40 Rendah
0,00 < r ≤ 0,20 Sangat rendah

3. Indeks Kesukaran Butir Soal


Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan juga tidak
terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk
mempertinggi usaha dalam memecahkan masalah. Dan sebaliknya, soal
yang terlalu sukar akan membuat siswa putus asa dan tidak mempunyai
semangat mencoba mengerjakannya karena berada diluar jangkauannya.
51

Atau dengan kata lain soal yang baik dengan kategori sedang. Untuk
mengukur digunakan rumus sebagai berikut:14
B
p= ……………………………………………………
Js
1.13
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
S = jumlah seluruh peserta tes
Penggolongan derajat kesukaran suatu soal test adalah sebagai
berikut :
0,00 < TK < 0,30 adalah soal sukar
0,30 ≤ TK < 0,70 adalah soal sedang
0,70 TK ≤ 1,00 adalah soal mudah
Walaupun demikian, bebrapa ahli berpendapat bahwa soal-soal
yang dianggap baik adalah soal yang mempunyai indeks kesukaran
antara 0,30 sampai dengan 0,70.
4. Daya Pembeda Soal Tes
Daya pembeda soal memberikan gambaran tentang kemampuan
butir-butir soal membedakan antar meraka yang berkemampuan tinggi
dan mereka yang berkemampuan rendah, ataupun mereka yang
berkemampuan pandai dan kurang pandai. Rumus yang digunakan
adalah:15
Ba Bb
D= − ………………………………………………
ja jb
1.14
Dimana :
D = daya pembeda

14 Edy Junaidi, “Hubungan Motivasi Kerja dengan Kepuasan Kerja Guru pada
Kelompok Darul Hijrah Puteri Kota Banjarbaru”, (Skripsi Sarjana, FKIP Universitas
Lambung Mangkurat, 2004), hal.23.

15 Ibid, hal.25
52

Ja = banyaknya peserta kelompok atas


Jb = banyaknya peserta kelompok bawah
Ba = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan
benar
Bb = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan
benar
Penggolongan daya pembeda suatu soal tes adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3
Penggolongan Daya Beda
Indeks Diskriminasi (D) Kriteria
0,00 < D < 0,20 Jelek
0,20 < D < 0,40 Cukup
0,40 < D < 0,70 Baik
0,70 < D < 1,00 baik sekali
Negative semuanya tidak baik

Butir soal yang baik adalah butir-butir soal yang mempunyai daya
pembeda D 0,40 sampai 0,70.
5. Validitas Angket
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-
tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang
valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen
yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Dalam penelitian ini
validitas yang dicari validitas isi karena instrumen yang digunakan.
Tahapan untuk memberikan penelitian angket yang telah dijawab oleh
responden, dimana peneliti menggunakan skala likert sebagai
pengukuran untuk mendapatkan data interval atau rasio. Dalam skala
likert, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan baik pertanyaan positif
maupun negatif dinilai subjek sangat setuju, setuju, tidak mempunyai
pilihan, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.16

16Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, ( Bandung:


Sinar Baru Algesindo, 2012), hal. 107
53

Teknik untuk mengukur validitas yaitu dengan menghitung


korelasi antar data pada masing-masing pernyataan dengan sekor total,
memakai rumus korelasi product moment, sebagai berikut:
n ( ∑ XY ) −∑ X ∑ Y
r =
√[ n ∑ X −(∑ X )][ n ∑ Y
2 2 2
– ( ∑ Y 2) ]
…………………………………….1.15
Dimana; r : koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y
Item instrumen dianggap valid jika lebih besar dari 0,3 ata bisa
juga dengan membandingkanya dengan r tabel. Jika r hitung >r tabel maka
valid.
6. Reliabilitas Angket
Menurut Suharsimi Arikunto, reabilitas berhubungan dengan
masalah kepercayaan, suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf
kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang
tetap. Menilai soal berbentuk uraian menghendaki gradulasi penelitian.
Untuk menentukan reabilitas soal tes digunakan rumus Alpha, sebagai
berikut:
2
∑σ
r11 = ( )(
n
n−1
1− 2 i
σt ) ……………………………………

1.16
Keterangan :
r11 = reabilitas yang dicari
n = banyaknya soal
∑ σ 2i = jumlah varians skor tiap-tiap soal
2
σt = standar deviasi total

Kriteria pengujian:
- Apabila r11 (hitung) ≥ rtabel maka butir soal dikatakan reliabel
- Apabila r11 (hitung) < rtabel maka butir soal dikatakan reliabel.

H. Teknik Analisa Data


54

Analisa data adalah cara yang paling menentukan untuk menyusun dan
mengelola data yang terkumpul sehingga menghasilkan kesimpulan yang
dapat dipertanggungjawabkan kebenaranya. Sebelum diadakan perlakuan
pada sampel yang akan diteliti maka dicari dahulu kesamaan keadaan awal
atau uji normalitas dan uji homogenitas antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
1. Uji Kesamaan Kemampuan Awal
Sebelum eksperimen berlangsung, kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol diuji kesamaan kemampuan awalnya untuk menguji
kemampuan awal kedua kelompok sampel digunakan uji t dua pihak
setelah terlebih dahulu diketahui populasi berdistribusi normal dan
sampel berawal dari populasi homogen. Sedangkan hipotesis yang
digunakan adalah sebagai berikut:
Ho : Ada perbedaan kemampuan awal antara siswa kelompok eksperimen
dengan kelompok kontrol.
H1 : Tidak ada perbedaan kemampuan awal antara siswa kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol
Untuk pengujian rata-rata kemampuan awal dapat dihitung dengan uji t
test.17
x́ 1− x´2
t=

1.17
√( s 12 s22
+
n1 n2 )
………………………………………………

Dengan standar deviasi gabungan

2 ( n1−1 ) s12 + ( n2 −1 ) s 22
s=
n1 +n 2−2
Dan derajat bebas = n1 + n2 – 2
Kriteria uji:
Dengan derajat kebebasan (dk) = n1+ n2 -2
H0 diterima jika : –ttabel < thitung < ttabel

17 Sugiono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: ALFABETA, 2007 ), hal.138


55

H1 ditolak jika : thitung < –ttabel atau thitung > ttabel.


2. Uji Homogenitas
Untuk menguji homogenitas, dilakukan uji statistik yaitu dengan
menggunakan uji Bartlett. Uji Bartlett dapat dirumuskan sebagai
berikut:18

x2 = 2,303 ( log s 2−∑ ( s 2i −1 ) log s 21−1 ) …………………

1.18
Hipotesis:
H0 = sampel berasal dari populasi yang homogeny
H1 = sampel tidak berasal dari populasi yang homogeny
H0 diterima jika x2hitung ≤ x2tabel
Dengan x2tabel = x2 (1-α)(k-i)
Artinya bahwa kedua sampel berasal dari sampel yang homogen.
3. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data dari
hasil penelitian sebenarnya berdistribusi normal atau tidak. Uji stastitik
yang digunakan menggunakan Chi kuadrat. Chi kuadrat adalah teknik
stastisik yang digunakan untuk menguji hipotesis bila dalam populasi
terdiri atas dua atau lebih klas dimana data berbentuk nominal dan
sampelnya besar.19
Rumus dasar chi kuadrat adalah seperti berikut:
k 2
( Fo −Fh ) ……………………………………………...1.
x =∑
2

i=1 Fh
19
Dimana :
X2: Chi kuadrat
Fo : nilai-nilai yang nampak pada hasil penelitian
Fh : nilai-nilai yang nampak pada hasil penelitian

18 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta :


Rineka Cipta, 2006), hal.290

19 Ibid, hal. 107


56

1 : banyaknya kelas
Dengan kriteria sebaran data dikatakan berdistribusi normal jika
x2hitung< x2tabel pada taraf signifikan (α) 5 %, dimana x 2tabel dapat dicari dari
dengan peluang (α-1) dan derajat kebebasan = (n-1) dapat dicari dari
daftar tabel distribusi chi kuadrat.
4. Uji Hipotesis
Uji Anava dua jalan
Data dianalisis dengan statisitik uji anava (analisis varians) dua
jalan dengan frekuensi isi sel tak sama.20
Tabel 3.4 Persiapan Uji Anava 2 Jalan
Faktor B Kemampuan Matematika Siswa
Faktor A (b)
Tinggi (b1) Rendah (b2)
Pendekatan CTL (1) a1b1 a2b2
Konvensional (2) a1b2 a1b2
Pembelajaran
(a)

Dimana :
a : Pendekatan Pembelajaran
a1 : Pendekatan CTL
a2 : Media Konvensional
b : Kemampuan Matematika
b1 : Kemampuan Matematika Tinggi
b2 : Kemampuan Matematika Rendah
a. Hipotesis
Ho : Tidak ada pengaruh pembelajaran fisika dengan pendekatan
CTL terhadap komunikasi verbal siswa
H1 : Ada pengaruh pembelajaran fisika dengan pendekatan CTL
terhadap komunikasi verbal siswa
Ho : Tidak Ada pengaruh kemampuan matematika tinggi dan rendah
terhadap komunikasi verbal siswa

20 Purwanto, Statistika untuk Penelitian (Yogyakarta:Pustaka Belajar, 2011), hal.212


57

H1 : Ada pengaruh kemampuan matematika tinggi dan rendah


terhadap komunikasi verbal siswa.
H0 : Tidak Ada interaksi antara pendekatan CTL dengan
kemampuan matematis terhadap kemampuan komunikasi verbal
siswa
H1 : Ada interaksi antara pendekatan CTL dengan kemampuan
matematis terhadap kemampuan komunikasi verbal siswa
Komputasi :
a. Komponen Jumlah Kuadrat
1. Total
Ʃ XT
JK (T) = n12 +…nn2 -
N
2. Antar Kelompok
ƩXA 1 B 2 ƩXA n B n Ʃ XT
JK (AK) = + −
nA 1 B 2 nA n B n N
3. Dalam Kelompok
JK (DK) = JK (T) - JK (AK)
4. Antar Baris
ƩXb 1 ƩXb 2 Ʃ XT
JK (ab) = + -
nb 1 nb 2 N
5. Antar Kolom
ƩXk 1 ƩXk 2 Ʃ XT
JK (ak) = + −¿
nk 1 nk 2 N
6. Interaksi
JK (int) = JK (AK) – {JK (ak) + JK (ab) }
b. Derajat Kebebasan
1. Total
dk (T) = N–1
2. Antar kelompok
dk (AK) = K-1
3. Dalam kelompok
dk (DK) = N-K
4. Interaksi
58

dk (int) = (k- 1 )(b- 1 )


5. Antar kolom
dk (ak) = k-1
6. Antar baris
dk (ab) = b-1
c. Rerata kuadrat
JK ( AK )
RJK (AK) =
dk ( AK )
JK ( DK )
RJK (DK) =
dk ( DK )
JK ( ak )
RJK (ak) =
dk ( ak )
JK ( ab )
RJK (ab) =
dk ( ab )

∫¿
¿
RJK (int) =
∫¿
¿
dk ¿
JK ¿
¿
d. Statistik Uji
Statistik uji analisis variansi dua jalan dengan sel sama ini ialah :
RJK ( AK )
F (AK) =
RJK ( DK )
RJK ( ak )
F (ak) =
RJK ( DK )
RJK ( ab )
F (ab) =
RJK ( DK )

∫¿
F (int) = ¿
RJK ¿
¿
e. F tabel
1. Antar kelompok
F (α)(K-1)(N-K)
59

2. Antar kolom
F (α)(K-1)(N-K)
3. Antar baris
F (α)(b-1)(N-K)
4. Interaksi
F (α)(b-1)(k-1)(N-K)
f. Keputusan Uji : Ho ditolak dan H1 diterima apabila Fhitung > Ftabel.

Anda mungkin juga menyukai