Anda di halaman 1dari 30

145

5 PENGGUNAAN
TURUNAN
Turunan dapat digunakan untuk mencari limit dengan bentuk tak tentu,
untuk menggambar grafik, serta untuk mencari nilai optimum (nilai maksimum
atau nilai minimum). Limit dengan bentuk tak tentu tersebut dicari
menggunakan Teorema L'Hopital. Untuk penggambaran grafik diperlukan limit
di ketakhinggaan (yang secara geometris menggambarkan asimtot mendatar),
limit tak hingga (yang secara geometris menggambarkan limit tegak),
kemonotonan dan kecekungan fungsi, ekstrem lokal, serta kiat untuk
menggambar grafik fungsi. Sementara itu, pencarian nilai optimum memerlukan
penjelasan mengenai ekstrem mutlak, serta langkah-langkah untuk mencari nilai
optimum. Kemudian, setelah membaca materi pada Bab 5, pembaca
diharapkan dapat:
 menghitung limit dengan Teorema L'Hopital,
 menggambar grafik fungsi
 mencari nilai optimum
146

5.1 Aturan L’Hopital

Salah satu terapan turunan adalah perhitungan limit untuk


0  
bentuk tak tentu, yaitu , , 0  ,   , 0 ,  , 1 . Dalam
0 0

0 
perhitungan limit untuk bentuk tak tentu tersebut
digunakan aturan L’Hopital. Aturan ini diberikan pada
tahun 1696 oleh Guillaume Francois Antoine de L”hopital
dalam bukunya tentang Kalkulus Diferensial. Aturan
0 
L’Hopital untuk bentuk dan diberikan dalam Teorema
0 
5.1 dan Teorema 5.2

0
Teorema 5.1 (Aturan L”hopital untuk bentuk )
Aturan 0
L’Hopital Andaikan lim diartikan untuk salah satu lambang
untuk bentuk berikut: lim, lim , lim , lim, lim , dan andaikan
x a x a x a x  x  
0 f ( x)
0
dan 

lim f ( x)  lim g ( x)  0 . Jika lim ada, baik
g ( x)
berhingga atau tak berhingga (yaitu L, , dan   ),
maka
f ( x) f ( x)
lim  lim
g ( x) g ( x)

Teorema 5.2 (Aturan L”hopital untuk bentuk 


 )

Andaikan lim diartikan untuk salah satu lambang


berikut: lim, lim , lim , lim, lim , dan andaikan
x a x a x a x  x  
f ( x)
lim f ( x)  , lim g ( x)   . Jika lim ada, baik
g ( x)
berhingga atau tak berhingga (yaitu L, , dan   ),
maka
f ( x) f ( x)
lim  lim
g ( x) g ( x)

Contoh 5.1 Hitunglah limit berikut.


1  cos x x 2  2x  3
a. lim b. lim
x 0 x x   3x 2  x
147

Penyelesaian
1  cos x sin x
a. lim  lim 0
x 0 x x  0 1
x 2  2x  3 2x  2 2 1
b. lim  lim  lim 
x   3x  x
2 x   6x  1 x   6 3

Limit Limit berbentuk 0   atau  harus diubah dulu ke


berbentuk 0 
bentuk atau  , baru kemudian diselesaikan dengan
0  ,    , 0
aturan L’Hopital. Sementara itu limit berbentuk
0 0 ,  0 , 1 0
 , 10 
0 , diubah ke bentuk logaritma terlebih dahulu,
kemudian diselesaikan dengan aturan L’Hopital.

Contoh 5.2 Hitunglah


2
a. lim x ln x
x 0

1 1 
b. lim   
x 0  x sin x 
x
c. lim x
x 0

d. x lim  tan x  cos x

 2  
x
 3
e. lim 1  sin 
x 
 x

Penyelesaian
1
a. ln x x x2
lim x ln x  lim  2  lim
2
 lim 0
x 0  x 0 x x 0  2 x 3 x 0  2

1 1  sin x  x cos x  1
b. lim     lim  lim
x 0  x sin x  x  0 x sin x x  0 sin x  cos x
 sin x 0
 lim  0
x 0 2 cos x  x sin x 2
c. y  x x  ln y  x ln x
lim ln y  lim x ln x  0
x 0

lim y  lim e 0  1
x 0 x 0

lim x  1 x
x 0
148

d . y   tan x 
cos x
 ln y  cos x ln tan x
1
sec 2 x
ln tan x tan x
lim  ln y  lim cos x ln tan x  lim   lim 
x    x   

x    sec x x    sec x tan x
2 2 2 2

sec x cos x
 lim 2
 lim 2
0
x    tan x x     sin x
 
2 2

lim   tan x 
cos x
 lim  e 0  1
 2
x   2
x 

 3
ln1  sin 
 3 x
e. lim ln y  lim x ln1  sin   lim 
lx   x 
 x x   1
x
 
 
 1  cos 3   3 
3
 1  sin  x  x 2 
 
 lim  x
x  1
 2
x
3
3 cos
 lim x
x  3
1  sin
x
3
x
 3
lim1  sin   e 3
x 
 x

Ringkasan
0 
Apabila limit berbentuk dan , maka untuk menghitung limit
0 
tersebut digunakan aturan L’Hopital. Apabila limit berbentuk 0   atau
0
, maka limit tersebut harus diubah dulu ke bentuk
0
atau 
 , baru
kemudian diselesaikan dengan aturan L’Hopital. Sementara itu, limit
berbentuk 0 0 ,  0 , 1 diubah ke bentuk logaritma terlebih dahulu, kemudian
diselesaikan dengan aturan L’Hopital.

Soal-soal
149

Carilah nilai limit berikut ini.


5x ln(2 x  5)
1. lim 2. lim
x 0 tan 3 x x 3 x2  9
x  sin x 3  x 2  3 cos x
3. lim
x  0 x  tan x
4. lim
x 0 x4
sin 7 x 1  cos x
5. lim 6. lim
x  0 sin 6 x x 0 1  cos 5 x
sin 1 x ln sin x
7. lim 8. lim cos x
x 0 tan 1 x x
2
1
sin 2 x x 3 1
9. lim 10. lim
x  0 tan x  x 2
x 1
x 3 1
sin x cos 1 x
11. lim x 12. lim1
x
2
x 1 x 1
1  cos x
13. lim x cot x 14. lim
x 0 x 0 ln 1  x 2 
lim   sec x  tan x 
15. lim
x 

x 2 tan 1 x    16.  
x  
2

sin 2 x 10 x  e x
17. lim 18. lim
x  t  x 0 x
cos 3x ln(ex)  1
19. lim 20. lim
x     2 x
 
2
x 1 sin x
1 x  sin x
21. lim x sin 22. lim
x  x x 0 x3
1 1  x
23. lim   ax 
x  x
24. lim x
 xe  x 0
150

5.2 Limit di Ketakhinggaan

Apabila pada fungsi f(x) nilai x diambil sangat besar (positif


atau negatif), bagaimanakah nilai dari f(x)? Untuk
menjawab pertanyaan ini digunakan limit di ketakhinggaan.
Definisi limit secara informal yang diberikan dalam Definisi
5.1 dan Definisi 5.2, sedangkan definisi limit di
ketakhinggan secara formal diberikan dalam Definisi 5.3 dan
5.4. Secara geometris, limit di ketakhinggaan berkaitan
dengan asimtot mendatar.

Definisi limit Definisi 5.1 (Limit di  secara informal)


di Misalkan fungsi f terdefinisi pada interval (a, ). Maka
ketakhingga lim f ( x)  L
x 
an berarti nilai f(x) dapat dibuat mendekati L apabila x
diambil sangat besar besar.

Definisi 5.2 (Limit di - secara formal)


Misalkan fungsi f terdefinisi pada interval (- , a). Maka
lim f ( x)  L
x  

berarti nilai f(x) dapat dibuat mendekati L apabila x


diambil sangat besar besar negatif.

Dalam Definisi 5.1, lim f ( x)  L dibaca


x 

“limit f(x), untuk x menuju tak hingga, adalah L”


atau
“limit f(x), untuk x bertambah tanpa batas, adalah L”
Sementara itu, dalam Definisi 5.2, lim f ( x)  L dibaca
x  

“limit f(x), untuk x menuju negatif tak hingga,


adalah L”

Definisi 5.4 (Limit di  secara formal)


Misalkan fungsi f terdefinisi pada interval (a, ). Maka
lim f ( x)  L
x 

berarti bahwa untuk setiap   0 terdapat bilangan N


sedemikian rupa sehingga
f ( x )  L   apabila x  N
151

Definisi 5.5 (Limit di - secara formal)


Misalkan fungsi f terdefinisi pada interval (- , a). Maka
lim f ( x)  L
x  

berarti bahwa untuk setiap   0 terdapat bilangan N


sedemikian rupa sehingga
f ( x )  L   apabila x  N

lim f ( x )  L dalam Definisi 5.4, secara geometris dapat


x 

dijelaskan sebagai berikut. Apabila dipilih nilai x cukup


besar (lebih besar dari N), maka grafik f akan terletak
diantara dua garis mendatar, yaitu garis y  L   dan
y  L   (lihat Gambar 5.3). Dalam Gambar 5.1, jika nilai
 dipilih, maka nilai N dapat ditentukan. Sementara itu,
lim f ( x)  L dalam Definisi 5.5 secara geometri dapat
x  

dijelaskan sebagai berikut. Apabila dipilih nilai x cukup kecil


(lebih kecil dari N), maka grafik f akan terletak diantara
dua garis mendatar, yaitu garis y  L   dan y  L  
(lihat Gambar 5.2). Seperti untuk Gambar 5.3, dalam
Gambar 5.4, jika nilai  dipilih, maka nilai N dapat
ditentukan.

Gambar 5.1. lim f ( x )  L (Diambil dari Stewart, 1999)


x 

Gambar 5.2 xlim f ( x)  L (Diambil dari Stewart, 1999)


 

Asimtot Definisi 5.3 (Asimtot mendatar)


152

mendatar Garis yL merupakan asimtot mendatar dari kurva


y  f (x ) apabila salah satu dari limit berikut dipenuhi.
lim f ( x )  L atau lim f ( x)  L
x  x  

Contoh 5.3 Carilah asimtot mendatar untuk


x2 1
a. y  2
x 1
b. y  x 2  1  x

Penyelesaian
x2 1
a. lim 2  1 sehingga aimstot mendatar untuk
x  x  1

x2 1
y 2 adalah garis y = 1 (lihat Gambar 5.3)
x 1

Gambar 5.3 (Diambil dari Stewart, 1999)

Gambar 5.4 (Diambil dari Stewart, 1999)


153

b. lim
x
 
x 2  1  x  lim
x
 x2 1  x  x2 1  x
x2 1  x

 lim
x 2

1  x2
x
x 1  x
2

1
 lim
x 
x2 1  x
1
 lim x
x 
1
1 2 1
x
0
 0
1 0 1

Gambar untuk asimtot mendatar fungsi y  x 2  1  x dapat

dilihat dalam Gambar 5.4

Contoh 5.4 Gunakan Definisi 5.4 untuk membuktikan bahwa lim


1
0
x  x
Penyelesaian
Langkah 1. Analisis pendahuluan (menerka nilai N)
Untuk   0 yang diberikan, akan dicari nilai N sedemikian
rupa sehingga
1
0  apabila x  N
x
Dengan mengasumsikan x > 0, diperoleh
1 1 1
0   .
x x x
Diinginkan,
1 1
  apabila x  N atau x  apabila x  N .
x 
1
Dengan demikian, dapat dipilih N  .

Langkah 2. Bukti (menunjukkan bahwa N yang diambil
dapat digunakan)
1
Untuk   0 yang diberikan, dipilih N  . Misalkan x  N ,

maka
1 1 1 1
0     .
x x x N
154

1
Jadi, 0  apabila x  N
x
1
Oleh karena itu, lim 0
x  x

Ringkasan
Apabila pada fungsi f(x) nilai x diambil sangat besar (positif atau
negatif), nilai dari f(x) dicari menggunakan limit di ketakhinggaan. Secara
geometris, limit di ketakhinggaan berkaitan dengan asimtot mendatar.

Soal-soal

Carilah nilai limit pada nomor 1 sampai 14 berikut ini.


r4  r2 1 6t 2  5t
1. lim 5 2. lim
t  (1  t )( 2t  3)
r  r  r 3  5

1  4x 2 x 2  4x
3. lim 4. lim
x  4 x x   4x  1
1 x
5. lim 6.
x 
1 x
lim
x 
 x 2  3x  1  x 
7. lim
x 

x2 1  x2 1  8. lim
x 

9 x 2  x  3x 
9. lim
x 

x x  10. lim
x 
3
x

11. lim  x  6x 2 
4
x 
12. xlim
 
cos x

x7 1 1
13. lim 14. lim x sin
x  x6 1 x  x

Carilah asimtot mendatar untuk kurva dari persamaan pada nomor 15 sampai
nomor 18.
1 x 3  2x 2
15. y  16. y 
2 x 1 x2
x x
17. y  2 17. y 
x 5 x 4
2

5.3 Limit Tak Hingga


155

Apabila pada fungsi f(x), nilai x diambil mendekati suatu


nilai tertentu menyebabkan nilai f(x) membesar tanpa batas
(menuju positif tak hingga) atau menyebabkan nilai f(x)
mengecil tanpa batas (negatif tak hingga), maka hal ini
secara matematis berkaitan dengan limit tak hingga.
Definisi limit secara informal yang diberikan dalam Definisi
5.6 dan Definisi 5.7, sedangkan definisi limit tak hingga
secara formal diberikan dalam Definisi 5.8 dan 5.9, serta .
di ilustrasikan dalam Gambar 5.5 dan Gambar 5.6). Secara
geometris, limit di tak hingga berkaitan dengan asimtot
tegak.

Definisi limit Definisi 5.6 (Limit  seacra informal)


tak hingga lim f ( x)   jhj untuk x mendekati a dari sebelah
xa 
kanan menyebabkan f(x) menuju .
lim f ( x)   jhj untuk x mendekati a dari sebelah kiri
x a 
menyebabkan f(x) menuju .

Definisi 5.7 (Limit - secara informal)


lim f ( x)   jhj untuk x mendekati a dari sebelah
xa 
kanan menyebabkan f(x) menuju .
lim f ( x)   jhj untuk x mendekati a dari sebelah kiri
xa 
menyebabkan f(x) menuju .

Definisi 5.8 (Limit  secara formal)


lim f ( x)   jika untuk setiap bilangan positif M,
xa 
terdapat suatu   0 s edemikian rupa sehingga
0  x  a    f ( x)  M .
lim f ( x)   jika untuk setiap bilangan positif M,
x a 
terdapat suatu   0 s edemikian rupa sehingga
0  x  a    f ( x)  M .

Definisi 5.9 (Limit - formal)


lim f ( x)   jika untuk setiap bilangan positif M,
xa 
terdapat suatu   0 s edemikian rupa sehingga
0  x  a    f ( x)  M .
156

lim f ( x)   jika untuk setiap bilangan positif M,


xa 
terdapat suatu   0 s edemikian rupa sehingga
0  x  a    f ( x)  M .

Gambar 5.5 (Diambil dari Stewart, 1999)

Gambar 5.6 (Diambil dari Stewart, 1999)

Asimtot Definisi 5.7 (Asimtot tegak)


tegak Garis x  a merupakan asimtot tegak dari kurva y  f (x)
apabila salah satu dari limit berikut dipenuhi.
lim f ( x)  
xa 

lim f ( x)  
x a 

lim f ( x)  
x a 

lim f ( x)  
xa 

Contoh 5.5 Carilah asimtot mendatar dan asimtot tegak dari


2x 2  1
f ( x) 
3x  5
157

Penyelesaian
1
2
2x 2  1 x2  2  0  2
lim  lim
x  3 x  5 x  5 3  5(0) 3
3
x
Jadi, garis y  2 3 merupakan asimstot mendatar
1 1
2x 2  1  2x 2  1
2x  1
2
x 2
lim  lim x  lim
x   3 x  5 x    5  x    5
3   x 3  
 x  x
1
 2
x2 2
 lim 
x 5 3
3
x
Jadi garis y 2 3 merupakan asimtot mendatar.

b. lim
x
 
x 2  1  x  lim
x
 x2 1  x  x2 1  x
x2 1  x

 lim
x 2
1  x2 
x
x 1  x
2

1
 lim
x2 1  x
x 

1
 lim x
x 
1
1 2 1
x
0
 0
1 0 1
5
Selanjutnya, 3x  5  0  x  sehingga garis x5 3
3
merupakan asimtot tegak. Untuk mengecek, dapat dilihat
bahwa
2x 2  1 2x 2  1
lim  ; lim 
5
x  
3x  5

5
x  
3x  5 

3  3

Gambar graik fungsi f(x) beserta ketiga asimtot dapat


dilihat pada Gambar 5.7 berikut.
158

Gambar 5.7 (Diambil dari Stewart, 1999)

Ringkasan
Apabila pada fungsi f(x), untuk nilai x tertentu mengakibatkan nilai if(x)
besar takhingga atau kecil tak hingga, maka untuk x menuju nilai tertentu
tersebut dicari menggunakan limit tak hingga. Secara geometris, limit tak
hingga berkaitan dengan asimtot tegak.

Soal-soal

Carilah asimtot tegak dan asimtot mendatar dari grafik fungsi berikut.
x x2  4
1. y  2. y  2
x4 x 1
x 2
x3 1
3. y  2 4. y  3
x  3 x  10 x x
x x9
5. h( x)  6. F ( x) 
4
x 1
4
4 x  3x  2
2

5.4 Teorema Nilai Tengah

Teorema nilai tengah (disebut juga teorema nilai rata-rata),


yang ditemukan oleh matematikawan Perancis, yaitu
Joseph-Louis Lagrange (1736-1813). Teorema ini
menyatakan bahwa jika grafik suatu fungsi kontinu
mempunyai garis singgung tak tegak pada setiap titik antara
A dan B, maka terdapat paling sedikit satu titik c pada
grafik yang terletak diantara A dan B sehingga garis
singgung di titik c sejajar dengan tali busur AB. Kasus khusus
dari Teorema Nilai Tengah adalah Teorema Rolle, yang
159

ditemukan oleh matematikawan Prancis, yaitu Michael Rolle


(1652 – 1719).

Teorema Teorema 5.1 (Teorema Nilai Tengah)


Nilai Tengah Jika f kontinu pada interval tertutup [a, b] dan
terdiferensialkan pada titik-titik di dalam (a, b), maka
terdapat paling sedikit satu bilangan c dalam (a, b)
sehingga
f (b)  f (a )
 f (c )
ba
atau
f (b)  f (a )  f (c)(b  a )

Contoh 5.6 Untuk fungsi f ( x)  x 3  x , carilah semua bilangan c yang


memenuhi Teorema Nilai Tengah pada interval [0, 2].

Penyelesaian
Karena f polinom, maka f kontinu untuk setiap x pada [0, 2]
dan terdiferensial pada (0, 2) . Oleh karena itu, dengan
Teorema Nilai Tengah, terdapat c dalam (0, 2) sedemikian
rupa sehingga
f (2)  f (0)  f (c)(2  0)
Karena f(2)=6, f(0) = 0, dan f ( x)  3x 2  1 , maka persamaan
di atas menjadi
 
6  3c 2  1 2
6  6c  2
2

4
c2 
3
2
c
3
Dengan demikian nilai c yang memenuhi adalah c2 3 .

Teorema Teorema 5.2 (Teorema Rolle)


Rolle Jika f kontinu pada [a, b], terdiferensialkan pada (a, b),
dan f(a) = f(b), maka terdapat paling sedikit satu
bilangan c dalam (a, b) sedemikian rupa sehingga
f (c)  0 .

Ringkasan
160

Teorema Nilai Tengah menyatakan bahwa jika grafik suatu fungsi


kontinu mempunyai garis singgung tak tegak pada setiap titik antara A dan B,
maka terdapat paling sedikit satu titik c pada grafik yang terletak diantara A
dan B sehingga garis singgung di titik c sejajar dengan tali busur AB. Kasus
khusus dari Teorema Nilai Tengah adalah Teorema Rolle

Soal-soal

Untuk fungsi dan interval yang diberikan pada nomor 1 sampai 4, carilah nilai
c yang memenuhi Teorema Nilai Tengah
1. f ( x)  3x 2  2 x  5,   1, 1 2. f ( x)  x 3  x  1,  0, 2
x
3. f ( x)  3 x ,  0, 1 4. f ( x)  , 1, 4
x2
Untuk fungsi dan interval yang diberikan pada nomor 5 sampai 8, carilah nilai
c yang memenuhi Teorema Rolle
1. f ( x)  x 2  4 x  1,  0, 4 2. f ( x)  x 3  3x 2  2 x  5,  0, 2
3. f ( x )  sin 2x ,   1 , 1 4. f ( x)  x x  6 ,   6, 0

5.5 Penggambaran Grafik

Turunan dapat diinterpretasikan sebagai kemiringan


garis singgung, laju perubahan sesaat, laju pertumbuhan
populasi, laju peluruhan radioaktif, biaya pendapatan
marginal maupun kecepatan reaksi. Selanjutnya, turunan
dapat digunakan antara lain untuk menggambarkan grafik
dan mencari nilai optimum. Untuk mencari enggambarkan
grafik diperlukan pengertian mengenai kemonotonan,
kecekungan, ekstrem lokal, dan kiat menggambarkan grafik.

Kemonotona Definisi 5.11 (Kemonotonan)


n Andaikan f terdefinisi pada interval I (terbuka,
tertutup, atau tak satupun).
1. f naik pada I jika untuk x 1 , x 2  I berlaku jika
x 1  x 2 maka f ( x 1 )  f ( x 2 ) .
2. f turun pada I jika untuk x 1 , x 2  I berlaku jika
x 1  x 2 maka f ( x 1 )  f ( x 2 ) .
3. f monoton murni pada I jika f naik atau turun pada
interval I.
Langkah Turunan pertama ditafsirkan sebagai kemiringan grafik
161

untuk fungsi sehingga turunan pertama dapat digunakan untuk


menentukan menentukan naik atau turunnya grafik tersebut. Adapun
langkah-langkah menentukan kenaikan dan penurunan grafik
kenaikan
fungsi adalah sebagai berikut:
dan 1. Menentukan titik kritis fungsi.
penurunan 2. Membuat diagram tanda dengan
grafik fungsi menggunakan teorema kemonotonan.
Definisi mengenai titik kritis diberikan dalam Definisi 5.12,
sedangkan teorema mengenai kemonotonan (kenaikan dan
penurunan) grafik diberikan dalam Teorema 5.3.

Definisi 5.13 (Titik Kritis)


Jika f fungsi kontinu pada interval I dan c berada
dalam I, maka c merupakan titik kritis dari fungsi f(x)
apabila c berupa salah satu dari tiga pernyataan
berikut ini.
1. Titik ujung dari selang I.
2. Titik stasioner dari f fungsi ( f ' (c)  0 ).
3. Titik singular dari f fungsi ( f ' (c) tidak ada).
Teorema 5.3 (Kemonotonan)
Andaikan f kontinu pada interval I dan dapat
didiferensialkan pada setiap titik dalam I.
1. Jika f ' ( x )  0  titik dalam I, maka f naik pada I.
2. Jika f ' ( x )  0  titik dalam I, maka f turun pada I.

Contoh 5.7 Kapan grafik fungsi f ( x)  x 4  2 x 2  3 naik dan turun pada


interval   2, 2 .

Penyelesaian
 
f ( x)  4 x 3  4 x  4 x x 2  1  4 x( x  1)( x  1)
f ( x)  0  x  0, x  1, x  1 sehingga 0, -1, dan 1
merupakan titik kritis. Karena f(x) adalah polinom, maka
tidak ada x dalam domain maupun tidak di dalam domain
yang menyebabkan f (x) tidak ada. Selanjutnya, karena
  2, 2 merupakan interval tertutup, maka -2 dan 2
merupakan titik kritis. Jadi, bilangan pemecah untuk f (x)

, yaitu titik kritis f (untuk x dalam domain f) dan titik yang


menyebabkan f '(x) (untuk x tidak dalam domain f), adalah
0, -1, 1, -2, dan 2. Diagram tanda untuk f (x) adalah

sebagai berikut.
162

Grafik fungsi f(x) naik pada interval (-1, 0) dan (1, 2.
Grafik fungsi f(x) turun pada interval [-2, -1), dan (0, -1).

Kecekungan Pada grafik suatu fungsi dapat juga dilihat


dan titik kecekungannya (lihat Gambar 5.8) serta perubahan
kecekungannya. Definisi dan teorema mengenai kecekungan
balik
diberikan berikut ini.

Gambar 5.8 Kecekungan grafik fungsi.

Definisi 5.14 (Kecekungan)


Andaikan f terdiferensial pada selang terbuka I. Jika
f ' naik pada I, maka f cekung ke atas pada I; jika f '
turun pada I, maka f cekung ke bawah pada I.

Teorema 5.4 (Kecekungan)


Andaikan f terdiferensial dua kali pada selang
terbuka I.
1. Jika f ' ' ( x )  0 x dalam I, maka f cekung ke atas
pada selang I.
2. Jika f ' ' ( x )  0 x dalam I, maka f cekung ke
bawah pada selang I.

Titik balik adalah titik berubahnya kecekungan grafik. Jadi,


titik yang menyebabkan f ' ' ( x )  0 atau f ' ' ( x ) tidak ada
merupakan calon tempat terjadinya titik balik. Definisi
mengenai titik balik diberikan dalam Definisi 5.15.
Definisi 5.15 (Titik balik)
163

Andaikan f kontinu di c, titik (c,f(c)) disebut titik balik


jika f cekung ke atas pada satu sisi dan cekung ke
bawah pada sisi lainnya dari c.

Contoh 5.8 Kapan grafik fungsi f ( x)  x 4  2 x 3  1 cekung ke atas dan


cekung ke bawah. Cari juga titik baliknya.

Penyelesaian
f ( x)  4 x 3  6 x 2  2 x 2  2 x  3
f ( x)  4 x 3  6 x 2  2 x 2  2 x  3
3
f ( x)  0  x  0, x
2
f ( x)  12 x 2  12 x  12 x ( x  1)
f ( x)  0  x  0, x  1

Karena f(x) adalah polinom, maka tidak ada x dalam domain


maupun tidak di dalam domain yang menyebabkan f (x )
tidak ada. Jadi, bilangan pemecah f (x) , yaitu bilangan
yang menyebabkan f (x) = 0 dan f (x ) tidak ada,
adalah 0 dan 1. Selanjutnya, diagram tanda untuk f (x )
adalah sebagai berikut.

Gra
fik fungsi f(x) cekung ke atas pada interval (, 0) dan
(1,  ) . Grafik fungsi f(x) cekung ke bawah pada interval
(0, 1) . Titik balik grafik fungsi adalah (0, f(0)) = (0, 1)
dan
(1, f(1))= (1, 0).

Ekstrem Definisi 5.15 (Ekstrem Lokal)


Lokal Andaikan S adalah domain f dan S memuat titik c.
1. f(c) nilai maksimum lokal f jika terdapat selang
(a,b) yang memuat c  f(c) adalah nilai
maksimum f pada (a.b)  S.
2. f(c) nilai minimum lokal f jika terdapat selang (a,b)
yang memuat c  f(c) adalah nilai minimum f
164

pada (a.b)  S.
3. f(c) nilai ekstrem lokal f jika f(c) berupa nilai
maksimum lokal atau nilai minimum lokal.

Teorema 5. 5 (Keberadaan Ekstrem Lokal)


Jika f kontinu pada selang I = (a,b) dan f(c) merupakan
nilai ekstrem lokal, maka c haruslah titik kritis.

Dari teorema 5.5, dapat dinyatakan bahwa titik kritis


merupakan calon tempat terjadinya ekstrem lokal, namun
tidak setiap titik kritis dapat menjadi ekstrem lokal. Oleh
karena itu, diperlukan uji turunan pertama dan uji turunan
kedua untuk menentukannya. Teorema uji turunan pertama
dan uji turunan kedua diberikan sebagai berikut:

Teorema 5.6 (Uji Turunan Pertama Untuk Ekstrem Lokal)


Andaikan f kontinu pada selang terbuka (a,b) yang
memuat titik kritis c.
1. Jika f ' ( x ) >0  x dalam (a,c) dan f ' ( x ) < 0  x
dalam (c,b), maka f(c) merupakan nilai maksimum
lokal f.
2. Jika f ' ( x ) < 0  x dalam (a,c) dan f ' ( x ) > 0  x
dalam (c,b), maka f(c) merupakan nilai minimum
lokal f.
3. Jika f ' ( x ) bertanda sama pada kedua pihak c,
maka f(c) bukan nilai ekstrem lokal f.

Teorema 5.7 (Uji Turunan Kedua Untuk Ekstrem Lokal)


Misalkan f ' dan f ' ' ada pada setiap titik dalam
selang terbuka (a,b) yang memuat c, dan andaikan
f ' (c) = 0.
1. Jika f ' ' (c) < 0 maka f(c) merupakan nilai
maksimum lokal f.
2. Jika f ' ' (c) > 0 maka f(c) merupakan nilai
minimum lokal f.

Contoh 5.9 Nilai ekstrem lokal untuk Contoh 5.7 dapat dicari dengan 2
cara.
Cara I, dengan uji turunan pertama.
Dari digram tanda pada Contoh 5.7, maksimum untuk f(x)
adalah f(-2) = 5 dan f(2) = 5. sedangkan minimum untuk
f(x) adalah f(-1) = f(1) = -4.
165

Cara II, dengan uji turunan kedua.


f ( x )  12 x  4; f ( 2)  26; f ( 1)  16;
f (1)  8; f ( 2)  20
Jadi, maksimum untuk f(x) adalah f(-2) = 5 dan f(2) = 5.
sedangkan minimum untuk f(x) adalah f(-1) = f(1) = -4

Kiat Untuk penggambaran grafik yang sempurna, sifat-sifat dari


menggamba fungsi seperti kemonotonan, ekstrem lokal, kecekungan,
titik balik, dan asimtot sangatlah diperlukan. Berikut ini
rkan grafik
diberikan kiat penggambaran grafik fungsi.f(x)
fungsi Langkah 1. Dari f(x)
a. Cari domain f(x).
b. Cari perpotongan grafik dengan sumbu-y dan jika
mungkin cari juga perpotongan grafik dengan sumbu-x.
c. Tentukan apakah grafik simetri terhadap sumbu-y atau
simetri terhadap titik asal.
d. Cari asimtot tegak, asimtot mendatar, dan asimtot
miring. Asimtot tegak adalah garis x = b, dengan b
adalah bilangan yang menyebabkan penyebut suatu
fungsi sama dengan 0.
Untuk mencari asimtot mendatar dan miring, hitung
f ( x) f ( x)
m  lim ; m  lim .
x   x x  x
Jika m = 0, maka grafik fungsi f tidak mempunyai
asimtot miring, tetapi mempunyai asimtot mendatar,
yaitu garis
y  lim f ( x); y  lim f ( x) .
x   x 

Jika m  0 , maka grafik fungsi f tidak mempunyai


asimtot mendatar, tetapi mempunyai asimtot miring
y  mx  n dengan
f ( x)
m  lim ; n  lim  f ( x )  mx 
x  x x  

atau
f ( x)
m  lim ; n  lim  f ( x)  mx 
x   x x  

Langkah 2. Dari f'(x)


a. Carilah bilangan pemecah f '(x), yaitu titik kritis f (untuk
x dalam domain f) dan titik yang menyebabkan f '(x)
(untuk x tidak dalam domain f).
b. Buatlah diagram tanda untuk f '(x), dan tentukan kapan
grafik fungsi naik dan grafik fungsi turun.
166

c. Carilah maksimum dan minimum lokal


Langkah 3. Dari f "(x).
a. Carilah bilangan pemecah f "(x), yaitu titik yang
menyebabkan f "(x) = 0 atau f "(x) tidak ada.
b. Buatlah diagram tanda untuk f "(x), dan tentukan kapan
grafik cekung ke atas dan kapan grafik cekung ke
bawah.
c. Carilah titik balik grafik f(x).

Langkah 4.
a. Gambarkan asimtot, jika ada.
b. Gambarkan titik potong dengan sumbu-y dan sumbu-x,
titik kritis, titik balik, serta titik bantu (jika
diperlukan).
c. Sketsakan grafik.

f ( x)   x 2  1
Contoh 5.10 Gambarkan grafik fungsi
2
3

Penyelesaian
f ( x)   x 2  1
2
1. Dari 3

a. Df = R
b. f(0) = 1 sehingga perpotongan grafik dengan sumbu-y di
titik (0, 1). Sementara itu f(x) = 0 untuk sehingga
perpotongan grafik dengan sumbu-y di titik (-1, 0) dan
(1, 0).
c. Karena f(x) = f(-x), maka grafik f(x) simetri terhadap
sumbu-y.
d. Karena f(x) merupakan polinom, maka grafik f(x) tidak
punya asimtot.
2. Dari f ( x) 
4
3
 1
x x2 1 3 
a. f (x ) = 0 untuk x = 0, sedangkan f (x ) tidak ada untuk
x  1 (yang berada dalam domain f). Titik kritis f(x)
di 0, -1, dan 1. Titik pemecah f (x) di 0, -1, dan 1.

b. Diagram tanda untuk f (x ) adalah sebagai berikut.


167

Maksimum lokal adalah f(0) = 1, sedangkan minimum


lokal adalah f(-1) = 0 dan f(1) = 0.

4 x2  3
3. Dari f ( x) 

9 x 2  1 43 
a. f (x) = 0 untuk x   3 , sedangkan f (x ) tidak ada
untuk x  1 (yang berada dalam domain f). Titik
pemecah f (x ) adalah x   3 dan x  1

b. Diagram tanda untuk f (x) adalah sebagai berikut

c.
Titik balik f(x) adalah  
3 , f ( 3 )  dan
 
3, f ( 3) 

f ( x)   x 2  1
2
4. Grafik fungsi 3 adalah sebagai berikut.
168

Ringkasan
Turunan pertama fungsi dapat menggambarkan kemonotonan (kenaikan
atau penurunan) grafik fungsi, sedangkan turunan kedua fungsi dapat
menggambarkan kecekungan fungsi. Ektrem lokal (maksimum atau minimum
lokal) terjadi di titik kritis. Sementara itu, titik balik terjadi apabila grafik

Soal-soal

Tentukan nilai ekstrim mutlak (jika ada) untuk fungsi berikut:


1. y   x 2  1 2. y  x  x 2  1
3 2

2 x x 1
3. y  4. y 
x x 1
x3 1
5. y  6. y 
1 x 4  x2
1 x
7. y  8. y  2
2  x2 x 1
x2 x3
9. y  2 10. y  2
x 1 x 1
x3 x2
11. y  2 12. y  2
x 1 x 1
x2  4 x2  2
13. y 
x 1
14. y  2
x 1
x3  4x x 1
2
15. y  16. y 
x2 1 x2

17. y 
x5
18. y 
 2  x 2
x 2
1  2
x3
1 x
19. y  20. y  2
x  4x 3
x  x2
x 3  3x 2  1
21. y  22. y  x  sin x
x3
23. y  x  2 sin x 24. y  e  x
2

25. y  xe x 26. y  e  x sin x ( x  0)


27. y  x 2 e  x 28. y  x 2 e x
2

ln x ln x
29. y  ; ( x  0) 30. y  2 ; ( x  0)
x x
169

1 x
31. y  32. y 
4 x 2
x 1 2

y   x 2  1
1
  x  1
1 2
33. 3 34. y  x 3 3

5.6 Masalah Nilai Optimum

Ekstrem mutlak adalah nilai terbesar atau terkecil dari


semua ekstrem lokal pada seluruh domain. Definisi
mengenai ekstrem mutlak diberikan dalamDefinisi 5.16.
Aplikasi dari ekstrem mutlak ini adalah untuk mencari
masalah nilai optimum (yaitu masalah nilai maksimum atau
masalah nilai minimum).

Ekstrem Definisi 5.16 (Ekstrem mutlak)


mutlak Andaikan S adalah domain dari f dan S memuat titik
c.
1. f(c) nilai maksimum mutlak dari f pada S jika
f (c )  f ( x ) , x  S .
2. f(c) nilai minimum mutlak dari f pada S jika
f (c )  f ( x ) , x  S .
3. f(c) adalah nilai ekstrem mutlak dari f pada S jika
f(c) merupakan nilai maksimum mutlak atau nilai
minimum mutlak.

Ada dua cara untuk mencari ekstrem mutlak. Jika terdapat


beberapa titik kritis, maka digunakan uji turunan pertama.
Sementara itu, jika hanya terdapat satu titik kritis, dapat
digunakan uji turunan kedua.
Uji Turunan Pertama Untuk Ekstrem Mutlak
 Cari titik kritis f.
 Hitung nilai f di titik kritis f.
 Pada langkah kedua, jika nilai f terbesar maka nilai f
tersebut merupakan nilai maksimum mutlak dan jika nilai
f terkecil maka nilai f tersebut merupakan nilai minimum
mutlak.

Uji Turunan Kedua Untuk Ekstrem Mutlak


Jika f fungsi kontinu pada domain S dan c merupakan
satu-satunya titik kritis, maka f(c) merupakan nilai
maksimum mutlak apabila f(c) < 0, dan f(c)
170

merupakan minimum mutlak apabila f(c) > 0.


Contoh 5.11 Carilah ekstrem mutlak dari f ( x)  x 
4
pada interval
x
  3, 3 dan (0, ) .
Penyelesaian
4 x 2  4 ( x  2)( x  2)
f ( x)  1  2  
x x2 x2
8
f ( x)  3
x
Titik kritis pada interval   3, 3 adalah -3, -2, 2 dan 3,
sedangak titik kritis pada interval (0, ) adalah 2. Untuk
mencari ekstrem mutlak pada interval   3, 3 digunakan
uji turunan pertama sebagai berikut.

Titik kritis f(x)


-3 -4,33
-2 -4
2 4
3 4,33

Jadi, pada interval   3, 3 , minimum mutlak adalah


f ( 3)  4,33 dan maksimum mutlak adalah f (3)  4,33 .
Selanjutnya, karena pada interval (0, ) hanya ada satu
titik kritis, maka untuk mencari esktrem mutlak digunakan
uji turunan kedua. Nilai turunan kedua pada titik kritis
adalah f (2)  1  0 sehingga diperoleh nilai minimum
mutlak, yaitu f(2) = 4.

Masalah Nilai Langkah-langkah untuk menyelesaikan masalah nilai


Optimum optimum adalah sebagai berikut :
1. Lambangkan semua faktor yang terdapat dalam
masalah tersebut.
2. Tentukan faktor yang akan dimaksimumkan atau
diminimumkan.
3. Rumuskan semua persamaan matematika yang dapat
diterjemahkan dari masalah tersebut.
4. Nyatakan faktor yang dioptimumkan sebagi fungsi
dari satu peubah.
5. Lakukan uji nilai ekstrem terhadap fungsi yang
diperoleh pada langkah sebelumnya.

Contoh 5.12 Carilah volume dari kerucut lingkaran yang dapat


171

dimasukkan ke dalam bola berjari-jari R.

Penyelesaian
Dari gambar berikut ini,
 h  R 2  r 2  R 2  h 2  2 Rh  R 2  r 2  R 2
r 2  2 Rh  h 2 , R0


Volume kerucut = V  r 2 h 
1
3 3
 2 Rh  h 2 h  3  2 Rh 2  h 3 
dengan 0 < h < 2R. Selanjutnya,

V ( h)  h 4 R  3h 
3
4R
V ( h)  0  h  0, h
3
4R
Jadi, titik kritis V adalah h 
3
  4 R   16 R
Kemudian, V (h)   4 R  6h  dan V   0
3  3  3
(karena R positif). Hal ini berarti V punya maksimum di
4R  4 R  32
h , dan V maksimum adalah V   R 3 . Dengan
3  3  81
32
demikian volume kerucut yang maksimum adalah R 3
81
satuan volume.

Ringkasan
Ekstrem mutlak adalah nilai terbesar atau terkecil dari semua ekstrem
lokal pada seluruh daerah asal. Ekstrem mutlak dicari menggunakan uji
turunan pertama jika terdapat beberapa titik kritis, dan dicari menggunakan
uji turunan kedua jika hanya ada satu titik kritis. Aplikasi dari ekstrem mutlak
adalah untuk mencari masalah nilai optimum (yaitu masalah nilai maksimum
atau masalah nilai minimum).
172

Soal-soal

1. Misalkan biaya rata-rata untuk memproduksi kaca mata (dalam dolar)


adalah
C  x 2  6 x  12; 0 x6
dengan x menyatakan banyaknya kaca mata (dalam ribu) yang diproduksi.
Berapakah banyaknya kaca mata yang harus diproduksi supaya biaya rata-
rata produksinya minimum? Berapakah biaya rata-rata minimum tersebut?

2. Perusahaan TV memproduksi dan menjual x TV per bulan. Apabila biaya


produksi dan besarnya permintaan per bulan diberikan oleh persamaan
x
C ( x)  72000  60 x; p  200  , 0  x  6000 ,
30
a. Hitunglah pendapatan maksimum.
b. Hitunglah laba maksimum. Berapakah harga satu TV agar diperoleh laba
maksimum?
c. Jika pemerintah menetapkan pajak 5% per TV, berapakah jumlah TV yang
harus diproduksi oleh perusahaan agar laba yang diperoleh maksimum?
Berapakah laba maksimum tersebut? Berapakah harga satu TV agar
diperoleh laba maksimum?

3.. Dalam artikel yang dipublikasikan pada tahun 1969, C.J. Pennywick
menunjukkan bahwa kekuatan (P) yang dibutuhkan oleh burung agar tetap
dapat terbang adalah
w2 Av 3
P 
2sv 2
dengan v adalah kecepatan relative burung, w adalah berat,  adalah rapat
massa udara, s adalah konstanta positif yang berkaitan dengan ukuran
burung, dan A adalah konstanta positif yang berkaitan dengan bentuk
burung. Berapakah v yang meminimumkan P?

4. Menurut Tucker dan Schimdt-Koenig, energi yang digunakan oleh parkit


Australia untuk terbang adalah
E (v ) 
1
v
0,074(v  35) 2  32 
dengan v adalah kecepatan burung (dalam km/jam). Berapakah kecepatan
yang meminimumkan energi yang dikeluarkan oleh burung?

5. Reaksi tubuh terhadap obat sering dimodelkan dengan


173

C D
R( D)  D 2   
2 3
dengan D adalah dosis obat dan C adalah konstanta yang menyatakan dosis
maksimum yang boleh diberikan. Laju perubahan R terhadap D disebut
kesensitifan terhadap obat. Carilah dosis yang memberikan kesensitifan
terbesar.

6. Persentase dari ngengat yang dapat bertahan sampai fase kepompong pada
suhu T derajat Celcius adalah
P (T )  1,42T 2  68T  746, 20  T  30.
Carilah suhu yang menyebabkan P(T) maksimum dan minimum.

7. Kaleng tertutup berbentuk tabung silinder digunakan sebagai wadah 1 liter


minuman. Berapakah tinggi dan jari-jari tabung agar bahan yang digunakan
untuk membuat kaleng tersebut minimum?

8. Jarak antara dua sumber panas A dan B yang masing masing mempunyai
intensitas a dan b adalah s meter. jika intensitas panas pada titik P yang
terletak antara A dan B adalah
a b
I ( x)  
x 2
 s  x 2
dengan x adalah jarak antara P dengan A. Tentukan kedudukan titik P yang
memperoleh panas terendah.

9. Carilah titik pada kurva x 2  y 2  1 yang paling dekat dengan titik (0, 2).

10. Wadah minuman berbentuk kerucut yang terbuat dari karton dapat
menampung 10 cm3 minuman. Carilah tingga dan jari-jari kerucut agar
karton yang dipergunakan minimum.

11. Partikel A dan partikel B bergerak di bidang-xy. Pada saat t ( t  0 ),


partikel A terletak di titik (t, 2t), dan partikel B terletak di titik (1  t , t ) .
Carilah jarak terdekat dari kedua paertikel tersebut.

1
12. Pada kurva y  , dimana garis singgungnya mempunyai kemiringan
1 x2
terbesar?

13. Alat pemanas berbentuk silinder dengan kapasitas V cm3 akan dibuat
dengan dua macam bahan. Alas alat pemanas akan dibuat dari tembaga,
sedangkan selubungnya dibuat dari baja. Apabila harga setiap m2 tembaga
174

8 kali lebih mahal dari baja, tentukan ukuran yang paling ekonomis untuk
alat tersebut.

14. Kotak tertutup yang alasnya berbentuk bujursangkar mempunyai volume


200 cm3. Harga bahan untuk membuat bagian atas dan bagian bawah kotak
adalah 300 rupiah per cm2, sedangkan harga bahan untuk membuat dinding
kotak adalah 150 rupiah per cm2. Tentukan ukuran kotak agar biaya untuk
bahan kotak tersebut minimum.

15. Suatu jenis bakteri mempunyai laju pertumbuhan sebesar r (t )  40t  t 2 .


Berapakah laju pertumbuhan maksimum bakteri tersebut? Kapan
banyaknya bakteri maksimum?

16. Nitrogen oksida, NO, dan oksigen, O2, bereaksi membentuk Nitrogen
dioksida, NO2 berdasarkan reaksi 2NO + O2  2NO2. Reaksi ini terlihat
dalam pembentukan kabut sehingga cukup beralasan untuk mengkajinya.
Misalkan pada proses reaksi kimia tersebut, a dan b masing-masing
menyatakan konsentrasi (molekul/liter) NO dan O2 yang terdapat pada awal
reaksi. Misalkan pula y menyatakan konsentrasi NO yang bereaksi dengan
O2 untuk membentuk NO2 setelah t menit. Menurut persamaan reaksi
tersebut, dua molekul NO bereaksi dengan satu molekul O2 membentuk
satu molekul NO2. Oleh karena itu, setelah reaksi berlangsung selama t
menit, konsentrasi NO dan O2 yang tersisa adalah (a - 2y) dan (b - y). Dari
percobaan, ternyata laju reaksi dy/dt memenuhi hubungan
dy
 k a  2 y  b  y
2

dt
dengan k adalah konstanta positif. Berapakah konsentrasi NO2 pada saat
laju reaksinya maksimum? Berapakah laju reaksi maksimum tersebut?

Anda mungkin juga menyukai