Anda di halaman 1dari 10

A.

PELAKSANAAN
1. Judul Percobaan : Frekuensi Arus Bolak-Balik
2. Nama Praktikan : Prilly Astrid Petonengan
3. NIM Praktikan : 14533008
4. Kelompok : 1 (satu)
5. Kelas :A
6. Program Studi : Pendidikan
7. Jurusan : Kimia
8. Waktu Pelaksanaan : Jumat, 27 Maret 2015
9. Waktu Pengumpulan Laporan : Selasa, 31 Maret 2015
10. Tempat Praktikum : Laboratorium Fisika
11. Mata Kuliah : Praktikum Fisika Dasar 2

B. TUJUAN PERCOBAAN
1. Melakukan percobaan ini dengan benar dan aman
2. Mampu perlihatkan proses terjadinya Gaya Lorentz
3. Mampu menetukan dengan benar frekuensi listrik

C. ALAT DAN BAHAN


1. Neraca duduk 1 buah
2. Kotak Sonometer 1 buah
3. Multimeter 1 buah
4. Power supply 1 buah
5. Magnet ladam 1 buah
6. Meter roll 1 buah
7. Beban gantung 1 set
8. Kawat baja 150 cm
9. Saklar 1 buah
10. Kabel 4 ujung

D. TEORI SINGKAT
Arus bolak balik adalah arus listrik yang berbalik arah dengan frekuensi tetep sehingga disebut
arus AC (Alternating Current). Pada listrik arus bolak balik, GGl serta arusnya mempunyai lebih dari satu
arah atau arahnya berubah sebagai fungsi waktu. Sumber Arus bolak balik adalah generator Arus bolak
balik. Generator Arus bolak balik terdiri atas sebuah kumpuran persigi yang diputar dlam medan magnet.
Arus bolak balik dibedakan antara Arus bolak balik yang mempunyai fungsi atau pola grafik
sinusoida dan Arus bolak balik yang non sinusoida seperti pada gambar :
F R E K U E N S I A R U S B O L A K - B A L I K 1 | 10
Sumber arus bolak balik adalah generator arus bolak alik, generator arus bolak balik terdiri atas
sebuah kumparan persegi yang diputar dalam medan magnet. Gaya gerak listrik (GGL) yang dihasilkan
oleh generator arus bolak balik berubah secara periodic menurut fungsi sinus atau cosinus. GGL sinusoida
ini dihasilkan oleh sebuah kumparan yang berputar dengan laju sudut tetap.tegangan yang dihasilkan
berupa tegangan sinusoida dengan persamaan sebagai berikut:
Ԑ = NBA ω sin ωt
Atau
Ԑ = Ԑm sin ωt

Dengan :
Ԑm = NBA ω = gaya gerak listrik maksimum
N = Jumlah lilitan kumparan
A = luas kumparan
B = besarnya induksi magnetic
ω = frekuensi sudut putaran kumparan

Beban listrik dalam rangkaian Arus bolak balik dapat berupa resistor (R), kapasitor (C) dan
indictor (L). Pada Arus AC diukur dengan amperemeter AC, besaran yang terukur merupakan nilai rms
(root mean square) atau nilai afektif dari arus,untuk melihat bentuk arus.untuk melihat bentuk arus
sinusoidal yang dihasilkan oleh sumber bolak balik, dapat digunakan osiloskop. Monitor sebuah osiloskop
terbagi-bagi menjadi baris-baris dan kolom-kolom sehingga membentuk sebuah kotak seperti pada
gambar :

F R E K U E N S I A R U S B O L A K - B A L I K 2 | 10
Dari gambar diatas sumbu vertikal menunjukkan nilai tegangan atau arus yang dihasilkan oleh
sumber bolak balik dan sumbu horizontal menunjukkan waktu.

Hukum Melde

Dengan menyelidiki kecepatan merambatnya gelombang transversal pada kawat atau dawai
ternyata ditemukan bahwa kecepatan tersebut sangat bergantung pada :

1. Luas penampang dawai


2. Tegangan talinya
3. Akar massa tali
4. Panjang tali
5. Panjang bagian kawat yang bergetar

 Gaya Lorentz

Setiap kawat berarus yang diletakkan tegak lurus dalam median magnet ( dengan arah tertentu)
mengalami Gaya Lorentz bila arus melalui kawat sejajar dengan arah medan magnet. Hal ini berarti
timbulnya Gaya Lorentz hanya memenuhi ketentuan atau kaidah tertentu yaitu :

Dimana : F  i  B ( ini syarat kaidah tangan kanan )

Prinsip Resonansi

Syarat resonansi terjadi bila frekuensi antar getar 1 sama dengan frekuensi sumber getar 2.

𝑓1 = 𝑓2

F R E K U E N S I A R U S B O L A K - B A L I K 3 | 10
E. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN
1. Menimbang beban gantung yang akan digunakan
2. Mengukur panjang kawat untuk perhitungan , kemudian menimbang massa kawat tersebut.
3. Membuat rangkaian alat seperti pada gambar.
4. Menghidupkan power supply dan tutup saklar sehingga arus listrik bolak-balik mengalir pada kawat baja
5. Menggeser-geserkan jembatan sehingga pada jarak tertentu segmen kawat AB bergetar dengan bentuk
setengah gelombang dengan simpangan getar terbesar ukur jarak AB
6. Mengulang kembali langkah dengan mengganti beban penggantung
7. Frekuensi arus listrik dapat dihitung dengan menggunakan rumus Medle

1 𝑇
𝑓= √
2𝐿

Dimana : f = Frekuensi arus bolak-balik

L = Panjang segmen getar (AB)

 = Massa persatuan panjang kawat

T = Gaya tegang kawat

F R E K U E N S I A R U S B O L A K - B A L I K 4 | 10
F. HASIL PENGAMATAN

PERCOBAAN BEBAN PANJANG MASSA MASSA PANJANG


KAWAT (m) BEBAN (Kg) KAWAT (Kg) JARAK AB
(m)
1 M1 1,625 m 0,1197 kg 0,0029 kg 0,26 m
1,625 m 0,1197 kg 0,003 kg 0,275 m
1,625 m 0,1197 kg 0,0029 kg 0,288 m
∆1,625 m ∆0,1197 kg ∆0,0029 kg ∆0,275 m

2 M2 1,625 m 0,2149 kg 0,0029 kg 0,355 m


1,625 m 0,215 kg 0,003 kg 0,353 m
1,625 m 0,2151 kg 0,0029 kg 0,352
∆1,625 m ∆0,215 kg ∆0,0029 kg ∆0,353 m

G. PENGOLAHAN DATA

1. Hitunglah frekuensi arus bolak-balik yang diberikan power supply untuk menggetarkan kawat

Diketahui :
 Kawat 1

o Beban pertama
m1 = 0,1197 Kg
m2 = 0,1197 Kg
m3 = 0,1197 Kg
∆ = 0,1197 Kg
o LAB = L1 = 0,26 m
L2 = 0,275 m
L3 = 0,288 m
∆ = 0,275 m

o Panjang kawat = 1,625 m


o Massa kawat = 0,0029 Kg
0,003 Kg
0,0029 Kg
∆ = 0,0029 Kg
F R E K U E N S I A R U S B O L A K - B A L I K 5 | 10
 Kawat 2

o Beban kedua
m1 = 0,2149 Kg
m2 = 0,215 Kg
m3 = 0,2151 Kg
∆ = 0,215 Kg
o LAB = L1 = 0,355 m
L2 = 0,353 m
L3 = 0,352 m
∆ = 0,353 m
o Panjang kawat = 1,625 m
o Massa kawat = 0,0029 Kg
0,003 Kg
0,0029 Kg
∆ = 0,0029 Kg

Ditanya : F ?
Penyelesaian :
 Kawat 1

T=w= m.g
= 0,1197 Kg . 9,8 m/s2
= 1,173 Kg.m/s2

𝑀𝑘
µ = 𝐿𝑘
0,0029 𝐾𝑔
= 1,625 𝑚

= 0,00178 kg/m

1 𝑇
F = √𝑀
2𝐿
1 1,173
= √0,00178
2 .0,275

1
= 0,55 √658,98

= 1,818 . 25,670
= 46,66 Hz
F R E K U E N S I A R U S B O L A K - B A L I K 6 | 10
 Kawat 2

T=w= m.g
= 0,215 Kg . 9,8 m/s2
= 2,107 Kg.m/s2

𝑀𝑘
µ = 𝐿𝑘
0,0029 𝐾𝑔
= 1,625 𝑚

= 0,00178 kg/m

1 𝑇
F = √𝑀
2𝐿
1 2,107
= √0,00178
2 .0,353

1
= 0,706 √1183,70

= 1,416 . 34,40
= 48,71 Hz

2. Bagaimana hubungan dengan penambahan beban gantung terhadap panjang gelombang yang
terbentuk pada kawat?jelaskan

Jawab : Semakin besar massa beban penggantung maka semakin panjang segmen kawat yang
bergetar, sehingga panjang gelombang semakin besar.

3. Bila kawatnya diganti dengan kawat yang lebih besar diameternya, bagaimana dengan frekuensi getar
kawat? Jelaskan !

Jawab : Pada kawat I frekuensinya lebih besar dibandingkan dengan frekuensi pada kawat II.
Frekuensi pada kawat bergantung juga pada massa kawat dan karena massa kedua kawat berbeda
maka frekuensinya pun berbeda

F R E K U E N S I A R U S B O L A K - B A L I K 7 | 10
H. PEMBAHASAN
Percobaan yang kami lakukan ialah frekuensi arus bolak-balik. Pertama-tama yang kami lakukan
ialah menimbang beban yang akan digunakan. Kemudian mengukur panjang kawat yang
digunakan serta menimbang massa kawat yang ada. Kemudian kami membuat rangkaian alat
seperti yang tertera pada gambar di buku penuntun praktikum fisika dasar 2. Kami menghidupkan
power supply dan menutup saklar sehingga arus listrik bolak-balik mengalir pada kawat baja.
Kami menggeser-geser jembatan sehingga pada jarak tertentu segmen kawat AB bergetar dengan
bentuk setengah gelombang dengan simpangan getar terbesar. Terakhir kami mengulang langkah-
langkah yang ada untuk beban penggantung ke 2.

Kami melakukan perhitungan dan pengolahan data mengenai penentuan frekuensi listrik berarus
bolak-balik dalam praktikum Fisika Dasar II.
Sebelum menentukan nilai frekuensi listrik kami mencari terlebih dahulu gaya tegangan
tali. Menurut ketiga Hukum Newton, khususnya aplikasinya dalam katrol yang salah satu ujungnya
diberi beban, gaya tegangan tali ekivalen dengan gaya berat dari beban yaitu massa beban dikali
dengan percepatan gravitasi bumi.
Hal tersebut dirumuskan sebagai berikut :

T=w=m.g

Dimana T : Gaya tegangan tali


m: massa beban (Kg)
g: percepatan gravitasi bumi (9,8 m/s2 atau 10 m/s2)

Dalam data hasil pengamatan diperoleh nilai bahwa nilai massa beban m1 , m2 , m3 mempengaruhi
nilai panjang segmen kawat yang diperoleh saat kawat mengalami resonansi (bergetar dengan
bentuk setengah dari panjang gelombang).
Dalam percobaan frekuensi listrik berarus bolak-balik yang telah kami lakukan, kami
menghitung data-data dengan menggunakan rumus , yaitu :

1 𝑇
F = √𝑀
2𝐿

 Kesalahan dalam percobaan

Dalam praktikum tentang frekuensi listrik ini, baik dalam pelaksanaan praktikum maupun dalam
pengolahan data yang telah dihitung, terdapat kesalahan-kesalahan tertentu yang mungkin dapat
terjadi, yaitu :
1. Ketidaktelitian pada saat mengukur panjang kawat yang dipakai
2. Ketidaktelitian pada saat mengamati resonansi yang terjadi pada kawat yang berarus
3. Perhitungan dan pengolahan data yang tidak tepat.

F R E K U E N S I A R U S B O L A K - B A L I K 8 | 10
I. TEORI KESALAHAN

𝐻𝐴𝑆𝐼𝐿 𝑌𝐴𝑁𝐺 𝐷𝐼𝑃𝐸𝑅𝑂𝐿𝐸𝐻 − 𝐻𝐴𝑆𝐼𝐿 𝑆𝐸𝐵𝐸𝑁𝐴𝑅𝑁𝑌𝐴


𝑋 100%
𝐻𝐴𝑆𝐼𝐿 𝑆𝐸𝐵𝐸𝑁𝐴𝑅𝑁𝑌𝐴

 Pada kawat I

46,66−50 3,34
= 𝑥 100% = 𝑥 100%
50 50

= 0,06 x 100%

= 6%

 Pada kawat II

48,71−50 1,29
= 𝑥 100% = 𝑥 100%
50 50

= 0,02 x 100%

= 2%

J. KESIMPULAN

1. Arus bolak balik adalah arus listrik yang berbalik arah dengan frekuensi tetep sehingga disebut arus
AC (Alternating Current)

2. Frekuensi arus bolak-balik bergantung pada panjang segmen kawat yang bergetar pada massa beban.

3. Frekuensi pada kawat bergantung juga pada massa kawat

4. Semakin tinggi rapat jenis kawat, maka frekuensi listrik akan semakin kecil karena (F) berbanding
terbalik dengan (µ).

5. Frekuensi listrik dapat ditentukan melalui persamaan melde , yaitu :

1 𝑇
F = √
2𝐿 𝑀

F R E K U E N S I A R U S B O L A K - B A L I K 9 | 10
K. DAFTAR PUSTAKA

Muhamad Salim. Frekuensi Arus Bolak Balik. (http://Muhamadsalim.blogspot.com)

Tim Penyusun.2015.Penuntun Praktikum Kimia Dasar 2. Tondano. Universitas Negeri Manado.2015

 Junary Nary.2014. Arus Bolak-Balik. (http://nary-junary.blogspot.com/2014/11/arus-bolak-balik.html)

F R E K U E N S I A R U S B O L A K - B A L I K 10 | 10

Anda mungkin juga menyukai