Anda di halaman 1dari 49

ANALISIS KANDUNGAN LISTRIK PADA KENTANG (Solanum

tuberosum)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Energi listrik merupakan salah satu dari sekian banyak energi yang memegang peranan
penting dalam kehidupan. Bahkan manusia menjadikan energi listrik sebagai kebutuhan
pokok setelah pangan, sandang dan papan. Hal itu dikarenakan peranan listrik sangat penting
dalam menompang segala sendi kehidupan. .
Penggunaan energi listrik di dunia dari tahun ke tahun semakin meningkat. Sementara itu,
suplay energi listrik yang bersumber dari minyak bumi, gas bumi, dan batu bara memiliki
keterbatasan. Hal ini dikarenakan bahan-bahan tersebut bersifat tidak dapat diperbaharui.
Walaupun di sisi lainnya banyak sumber-sumber energi listrik seperti tenaga surya, angin,
aliran air dan lain-lain. Namun semua itu belum dapat dimanfaatkan secara optimal.
Krisis listrik di Indonesia sudah mulai kita rasakan, hal ini disebabkan oleh
ketidaksesuaian antara produksi listrik dengan penggunaan listrik. Sampai saat ini, sumber
energi pembangkit listrik di Indonesia sebagian besar bergantung pada minyak bumi, gas
bumi, dan batu bara yang mana ketiga bahan tersebut tidak dapat diperbaharui sebab proses
pembentukannya membutuhkan waktu berjuta-juta tahun lamanya. Krisis energi listrik ini
harus segera ditangani salah satunya menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan dan
dapat diperbaharui.
Banyak sumber-sumber listrik yang dapat diperbaharui dan ramah linkungan salah
satunya adalah kentang. Kentang (Solanum tuberosum) adalah tanaman darat yang
mengandung banyak Karbohidrat. Kentang banyak ditemukan di semua negara bahkan orang
Eropa memanfaatkan kentang sebagai bahan makanan pokok. Namun, masyarakat hanya
mengetahui manfaat kentang sebagai bahan pangan tanpa mereka teliti lebih dalam lagi,
padahal jika diteliti lebih dalam lagi banyak sekali manfaat dari kentang salah satunya adalah
dapat menghasilakan listrik. Untuk membuktikan itu, akan dilakukan penelitian tentang
ANALISIS KANDUNGAN LISTRIK PADA KENTANG (Solanum tuberosum).

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang tersebut maka secara garis besar ada permasalahan yang dirumuskan
yaitu:
1. Apakah kentang dapat menghasilkan listrik ?
2. Mengapa kentang dapat menghasilkan listrik ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dilaksanaknnya penelitian ini adalah:


1. Mengetahui kandungan listrik pada kentang.
2. Mengetahui cara agar kentang dapat menghasilkan listrik.

Manfaat dilaksanakannya penelitian ini adalah:


1. Untuk menambah wawasan penulis dan pembaca mengenai Kentang.
2. Untuk dapat memanfaatkan Kentang dengan seefisien mungkin.

1.4 Hipotesis

Dari landasan teori dapat ditarik suatu hipotesis bahwasannya kentang dapat
menghasilkan listrik.

1.5 Metodelogi Penelitian

Metode yang digunakan adalah metode eksperimen, dengan cara meneliti kandungan
listrik di dalam kentang menggunakan voltmeter dan lampu LED.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan kejelasan yang kongkrit dalam karya ilmiah ini, maka penulis
menyusun sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab l : Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan
dan Manfaat Penelitian, Hipotesis, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
Bab ll : Landasan teori yang terdiri dari Mengenal Kentang, Kandungan Mineral
pada Kentang, Energi Listrik, Larutan Elektrolit, Sel Volta.
Bab lll : Metode Penelitian yang terdiri dari Metode Penelitian, Waktu dan Tempat,
Sampel Penelitian, Alat dan Bahan Penelitian, Prosedur Penelitian, dan Pengumpulan Data.
Bab lV : Hasil dan Pembahasan.
Bab V : Kesimpulan dan Saran.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Mengenal Kentang

Solanum tuberosum adalah nama ilmiah dari kentang. Ahli taksonomi memasukan
kentang ke dalam kelas Dicotyledoneae, bangsa/ordo Tubiflorae, suku/famili Solanaceae atau
tanaman berbunga terompet, marga / genus Solanum, dan jenis /spesies Solanum tuberosum.
Nama kentang adalah sebutan umbi tersebut di dalam bahasa indonesia. Jadi, nama
kentang bukanlah nama satu-satunya yang dimiliki tumbuhan berumbi yang kayak akan
karbohidrat tersebut. Selain nama itu, masih banyak nama yang lain lagi. Misalnya di Jawa
Barat, tanaman kentang disebut luwi kumeli; di Aceh dan Minangkabau disebut gantang; di
Palembang disebut gadung lepar; dan masih banyak di daerah lainnya.
Sebutan yang berbeda juga bukan hanya ada di daerah, tetapi di tiap negara menyebutnya
dengan nama yang berbeda. Misalnya di Inggris menyebutnya dengan nama potato; di
Belanda menyebutnya dengan nama aardapel; di Jerman menyebutnya dengan nama
kartoffel; dan begitupun di negara lain menyebutnya dengan nama yang berbeda (Setiadi dan
Nurulhuda, 2001: 11).
Awalnya kentang belum menyebar luas, tempat tumbuhnya masih terbatas yaitu di
daerah dingin saja. Kemudian merambah ke daerah sedang (subtropis) dan akhirnya
mencapai daerah panas (tropis). Perpindahan dari satu daerah ke daerah lain yang iklimnya
berbeda tidak dengan proses cepat, tetapi melampaui banyak tahapan.
Asal mulanya kentang hanya berasal di negara Amerika Selatan tepatnya di danau
Titicaca, pegunungan Andes, perbatasan Peru dan Bolivia. Dari sini kentang menyebar ke
Peru, Bolivia, Cili, Kolumbia. Kemudian kentang disebar luaskan oleh Colombus, salah satu
pengembara yang berhasil menemukan benua Amerika. Colombus menyebar luaskan kentang
ke negara Spanyol, dan kemudian kentang menyebar luas di benua Eropa. Kentang yang
masuk ke Indonesia adalah kentang yang berasal dari Amerika. Kentang ini ditemukan
disekitar Cimahi, Bandung pada tahun 1794. Kemudian disebarkan ke daerah Karo, Sumatra
Utara, Aceh, Padang, Palembang, Minahasa, Bali, Flores, Seram, dan Timor. Setelah lama
berkembang , baru diketahui jenis kentang ini adalah kentang eigenheimer (Setiadi dan
Nurulhuda, 2001: 1).
Kentang merupakan tanaman setahun, yang berbentuk menyemak dan bersifat menjalar.
Semua bagian tanaman tersebut mengandung racun solanian. Begitu pula umbinya, yaitu
ketika memasuki masa bertunas. Namun bagian umbi ini bila telah berusia tua atau siap
dipanen, racun ini akan berkurang dan bahkan bisa hilang, sehingga aman untuk dikonsumsi
(Setiadi dan Nurulhuda, 2001: 12).

2.2 Kandungan Mineral pada Kentang

Menurut Medical Board (2010:4), kentang mengandung lebih banyak kalium


dibandingkan sayuran segar lainnya, bahkan lebih banyak dari buah pisang. Satu kentang
memiliki hampir 900 mg yang merupakan 20% kalium yang manusia butuhkan setiap
harinya. Kalium adalah zat yang sangat penting untuk pertumbuhan dan pemeliharaan sel
tubuh.
Menurut Elis (2010:3), Kentang mengandung kadar air cukup tinggi, yaitu sekitar 80%.
Itulah yang menyebabkan kentang segar mudah rusak, sehingga harus disimpan dan ditangani
dengan baik. Kentang mengandung pati, yang dimana pati kentang mengandung amilum dan
amilopektin dengan perbandingan 1:3. Kandungan karbohidrat pada kentang mencapai sekitar
18%, protein 2,4%, dan lemak 0,1%. Total energi yang diperoleh dari 100 gram kentang
adalah sekitar 80 kkal.
Energi kentang lebih rendah dibandingkan beras. Namun, jika dibandingkan dengan
umbi-umbian yang lain seperti singkong, ubi jalar, dan talas, komposisi gizi kentang masih
relatif lebih baik. Kentang merupakan satu-satunya jenis umbi yang kaya vitamin C, kadarnya
mencapai 31 mg per 100 gram dari bagian kentang yang dapat dimakan. Umbi-umbian
lainnya sangat sedikit mengandung vitamin C. Kebutuhan vitamin C sehari 60 mg, untuk
memenuhinya cukup dengan memakan 200 gram kentang. Kadar vitamin lain yang cukup
menonjol B1 (vtiamin). Dengan mengkonsumsi sebuah umbi kentang yang berukuran sedang,
sepertiga kebutuhan vitamin C (33%) telah tercapai. Demikian juga halnya dengan sebagian
besar kebutuhan akan vitamin B dan zat besi.
Pati adalah polisakarida nutrien yang tersedia melimpah pada sel tumbuhan dan beberapa
mikroorganisme. Pati yang ada dalam kentang, jagung dan tumbuhan lain mengandung
amilopektin sekitar 75 – 80% dan amilum sekitar 20-25% (Octha, 2010: 1).
Kandungan air per 100 gram kentang ialah 82 gram, dengan nilai protein sebanyak 2
gram, kalori sebanyak 70 kkal, dan karbohidrat sebanyak 19 gram. Selain kandungan-
kandungan tersebut, kentang juga memiliki kandungan lain seperti zat besi dan riboflavin
yang penting bagi tubuh (Ratna, 2010:2).
Menurut pendapat Eric Manajer operasional semikonduktor/produk komunikasi
(2010:5), Kentang juga mengandung zat pati, garam dapur (NaCl) dan air (H2O). Yang
dimana sebuah larutan elektrolit itu mempunyai tiga kmponen yaitu asam, basa, dan garam.

1. Asam-Basa
Asam ( acid ) berasal dari bahasa latin ‘’acetum‘’ yang berarti cuka, karena diketahui zat
utama dalam cuka adalah asam asetat. Adapun basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang
berarti abu. Hingga saat ini, ada tiga pengertian asam-basa yang dikemukakan oleh empat
ilmuwan. Mereka adalah Svante Arrhenius, Johannes Bronsted, Thomas Lowry, dan Gilbert
Newton Lewis.

a. Pengertian Asam-Basa Menurut Arrhenius


Tahun 1884, ilmuwan dari swedia bernama Svante Arrhenius mengemukakan pengertian
asam-basa berdasarkan reaksi ionisasi. Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang apabila
dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H+, sedangkan basa adalah zat yang jika
dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion OH-
b. Pengertian Asam-Basa Menurut Bronsted-Lowry
Pada tahun 1932, ilmuwan Denmark Johannes Bronsted dan ilmuwan Inggris Thomas
Lowry mengemukakan teori asam–basa berdasarkan serah terima proton, proton merupakan
suatu atom yang bermuatan positif. Menurut Bronsted-Lowry, asam adalah suatu zat yang
dapat memberikan proton pada zat lain (donor proton). Suatu zat baik yang bermuatan
positif, negatif, ataupun netral termasuk asam Bronsted-Lowry asalkan mempunyai minimal
satu atom H. Misalkan HCL, H2SO4, HSO4- , H3O+ , dan NH4+.
Basa adalah zat yang menerima proton dari zat lain (akseptor proton). Suatu zat, baik
yang bermuatan positif, negatif, ataupun netral termasuk asam Bronsted-Lowry jika
mempunyai pasangan elektron bebas yang dapat berikatan dengan atom H, misalnya NH3,
CO3-, dan OH-.
Pengertian asam-basa yang dikemukakan oleh Bronsted-Lowry memperbaiki kelemahan
teori asam-basa Arrhenius. Pengertian asam-basa Arrhenius hanya berlaku untuk senyawa
yang larut dalam pelarut air karena reaksi ionisasi yang menghasilkan H + dan OH- hanya
terjadi dalam pelarut air. Sedangkan untuk senyawa yang tidak larut kedalam air tidak dapat
dijelaskan oleh Arrhenius, akan tetapi dapat dijelaskan oleh Bronsted-Lowry.
Teori asam-basa Bronsted-Lowry dapat menjelaskan semua reaksi yang terjadi dalam
bentuk apapun, termasuk gas, larutan bukan air, larutan air, dan campuran heterogen.
Penentuan suatu zat sebagai asam Bronsted-Lowry atau basa Bronsted-Lowry dapat
dilakukan jika zat tersebut beraksi dengan zat lainnya.

c. Pengertian Asam –Basa Menurut Lewis


Tahun 1983, ilmuwan Amerika Serikat Gilbert Newton Lewis mengusulkan pengertian
asam-basa berdasarkan reaksi serah terima elektron. Menurut Lewis, dalam suatu reaksi
kimia, suatu zat termasuk asam jika dapat menerima pasangan elektron dan tergolong basa
jika dapat memberi pasangan elektron. Reaksi asam-basa Lewis menghasilkan ikatan kovalen
koordinasi. Contohnya , reaksi antara BF3 dan NH3 (Justiana dan Muchtaridi, 2009: 102).

2. Garam
Garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion negatif (anion),
sehingga membentuk senyawa netral (tanpa bermuatan). Garam terbentuk dari hasil reaksi
asam dan basa. Komponen kation dan anion ini dapat berupa senyawa anorganik seperti
klorida (Cl-), dan bisa juga berupa senyawa organik seperti asetat (CH3COO-), fluorida (F-),
sulfat (SO42-), dan Natrium klorida (NaCl) (wikipedia, 2010:1).
Garam yang dihasilkan sutau reaksi asam dan basa dapat bersifat asam,basa dan netral.
Sifat tersebut bergantung pada jumlah serta jenis senyawa asam dan basa yang direaksikan
(Justiana dan Muchtaridi, 2009:19).
Garam yang terhidrolisis dan membentuk ion hidroksida ketika dilarutkan dalam air
maka dinamakan garam basa. Garam yang terhidrolisa dan membentukan ion hidronium
ketika dilarutkan ke dalam air disebut sebagai garam asam. Garam netral adalah garam yang
bukan garam asam maupun garam basa. Larutan garam dalam air (Misalnya natrium klorida
(NaCl) yang dilarutkan dalam air) merupakan larutan elektrolit, yaitu larutan yang dapat
menghantarkan arus listrik (Rahayu, 2009: 1).
Suatu garam dapat tersusun dari basa kuat dan asam kuat, asam kuat dan basa lemah,
basa kuat dan asam lemah, dan asam lemah dan basa lemah. Contoh suatu garam yang
tersusun dari asam kuat dan basa kuat adalah NaCl. NaCl merupakan suatu garam yang
terdiri atas HCl (asam kuat) dan NaOH (basa kuat). Garam tersebut bersifat netral karena ion
Na berasal dari basa kuat, sedangkan ion Cl berasal dari asam kuat, sehingga garam tersebut
tidak akan terhidrolisis (Justiana dan Muchtarid, 2009: 195).

2.3 Energi Listrik

Energi listrik adalah energi yang disebabkan oleh mengalirnya muatan listrik di dalam
sebuah rangkaian. Suatu energi listrik harus memiliki arus listrik yang berfungsi sebagai
penghantar aliran muatan listrik, arus listrik mengalir karena adanya beda potensial listrik
atau tegangan listrik. Dalam arus listrik arah muatan negatif (elektron) berlawanan arah
dengan muatan positif (proton). Kuat arus listrik dapat di ukur menggunakan Amperemeter
yang di ukur dalam rangkaian seri, sedangkan tegangannya dapat diukur dengan Voltmeter
(Alfatah dan yusuf, 2008: 149).

2.4 Larutan Elektrolit


Larutan terbagi menjadi dua yaitu larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit. Larutan
elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan larutan
nonelektrolit ialah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Di dalam larutan
elektrolit terdapat larutan elektrolit lemah dan larutan elektrolit kuat, perbedaanya ada pada
banyak sedikitnya larutan tersebut menghantarkan arus listrik. Larutan elektrollit lemah
hanya sedikit menghantarkan arus listrik sedangkan larutan elektrolit kuat lebih banyak
menghantarkan arus listrik (Parning, 2006: 2).
Larutan elektrolit adalah zat terlarut yang mengalami ionisasi sehingga di dalam larutan
terdapat ion-ion yang dapat menghantarkan listrik (Santoso, 2008: 83).
Zat-zat elektrolit di dalam larutannya terdapat dalam bentuk ion-ion, yaitu ion positif
(kation) dan ion negatif (anion), sedangkan zat-zat nonelektrolit dalam bentuk larutannya
terdapat dalam bentuk molekul-molekulnya. Zat-zat yang di dalam larutannya dapat
terionisasi (zat-zat elektrolit) adalah asam, basa, dan garam.
Adanya ion-ion yang bergerak bebas dalam larutan itulah yang menyebabkan larutan
elektrolit dapat menghantarkan arus listrik. Semakin banyak jumlah ion yang terkandung
dalam larutan elektrolit, maka semakin tinggi pula daya hantar listriknya. Sumber larutan
elektrolit adalah senyawa ion dan senyawa kovalen polar (Parning, 2006: 3).

1. Reaksi Ionisasi pada Senyawa Ion

Reaksi ionisasi pada senyawa ion disebut reaksi disosiasi. Senyawa ion tersusun atas ion
positif (kation) dan ion negatif (anion). Senyawa ion akan terurai menjadi ion-ionnya ketika
dilarutkan dalam air. Ion-ion tersebut akan bergerak bebas.
Ion-ion tidak selalu bebas sama sekali ketika senyawa ion terdisosiasi dalam air. Ion-ion
tersebut akan dihalangi oleh molekul-molekul air sehingga dikatakan akan terhidrasi.
Selain dalam bentuk larutan, senyawa ion dalam bentuk lelehan juga dpat menghantarkan
arus listrik. Pada saat meleleh, senyawa ion akan terurai menjadi ion-ionnya yang bergerak
bebas. Adapun padatan senyawa ionnya tidak dapat bergerak bebas sehingga tidak dapat
menghantarkan listrik (Justiana dan Muchtaridi, 2009: 140).

2. Reaksi Ionisasi pada Senyawa Kovalen


Ionisasi atau terbentuknya ion-ion dalam larutan tidak terbatas untuk senyawa ion saja.
Zat yang merupakan molekul kovalen yang bereaksi juga merupakan suatu elektrolit.
Contohnya adalah HCl.
Reaksi ionisasi pada senyawa kovalen terjadi karena adanya perpindahan proton dan
hidrogen ( H+ ) dari molekul HCL ke molekul air sehingga menghasilkan ion hidronium (
H3O+ ) dan ion klorida ( Cl- ). Jika HCl dilarutkan dalam air, akan terjadi reaksi kimia dan
terurai menjadi ion-ion walaupun HCL merupakan molekul netral (Parning, 2006: 5).
2.5 Sel Volta

Sel Volta merupakan jenis sel elektrokimia yang dapat menghasilkan energi listrik dari
reaksi redoks yang berlangsung spontan. Sel Volta disebut juga sel Galvani. Penamaan sel
Volta dan sel Galvani diberikan untuk menghargai jasa penemu kedua sel ini, yaitu
Alexander Volta dan Alexander Galvani.
Pada sel Volta terdapat dua elektrode yaitu anode dan katode. Anode berfungsi sebagai
kutub negatif dan katode berfungsi sebagai kutub positif. Anode dan katode yang berupa
logam dicelupkan kedalam larutan elektrolit yang mengandung masing-masing ion logamnya.
Contoh logam yang dapat menghasilkan listrik adalah reaksi antara seng (Zn) dan tembaga
(Cu) (Justiana dan Muchtaridi, 2009: 39).
Sel Volta dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu sel Volta primer, sel sekunder, dan sel
bahan bakar.
Sel Volta primer adalah sel Volta yang tidak dapat diperbaharui (sekali pakai). Reaksi
redoks dalam sel ini bersifat irreversible (tidak kembali lagi). Contohnya sel kering (batrei
biasa), batrei alkalin, batrei merkuri oksida, dan batrei ion litium.
Sel Volta sekunder adalah sel Volta yang dapat diperbarui (dapat diisi ulang). Reaksi
redoks di dalam sel Volta ini bersifat reversible (dapat kembali) sehingga dapat kembali
kekeadaan semula. Contohnya aki, batrei Ni-Cd,batrei Ni-logam hidrida.
Sel Volta bahan bakar (fuel cell) adalah sel Volta yang tidak diperbarui, tetapi juga tidak
habis. Pada sel bahan bakar, elektrodenya berupa gas-gas yanng ditambahkan terus menerus
selama sel itu bekerja (Justiana dan Muchtaridi, 2009: 40).

Contoh sel Volta adalah:

1. Sel Kering dan Batrei Alkaline


Sel kering tersusun atas silinder seng berisi pasta dari campuran batu (MnO2), salamik
(NH4Cl), karbon, dan sedikit air. Seng berfungsi sebagai Anode, grafit yang merupakan
elektrode inert sebagai katode. Besarnya potensial yang dihasilkan sel kering adalah 1,5
Volta. Batrei kering jenis alkalin merupakan pengembangan dari batrei kering. Cara kerjanya
hampir sama dengan batrei kering, namun batreai alkalin menggunakan KOH sebagai
pengganti NH4Cl dalam pasta. Batrei alkalin lebih tahan lama dibandingkan batrei kering.

2. Aki Mobil

Sel aki tersusun atas keping-keping Pb sebagai anode dan keping PbO2 (timbal oksida)
sebagai katode dengan tegangan sebesar 2 volt. Keping-keping tersebut disusun secara seri
berpasangan biasanya 3 hingga 6 pasang. Sel aki berisikan asam sulfat ( H2SO4 ) 30%.
Elektron mengalir dari anode ke katode menghasilkan aliran listrik (Justiana dan Muchtaridi,
2009: 41).

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, dengan cara meneliti
kandungan listrik di dalam kentang dengan menggunakan voltmeter dan lampu LED (Light
Emitting Diode).

3.2 Sampel

Sampel yang digunakan untuk penelitian ini berjumlah 15 buah kentang, yang digunakan
untuk 5 tahap percobaan menggunakan voltmeter dan lampu LED.
3.3 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 11 Oktober 2011 sampai tanggal 29 November
2011 di Laboratorium MIPA di Pondok Pesantren Modern Assa’adah.

3.4 Alat dan Bahan

Pada percobaan ini alat dan bahan yang digunakan adalah :


1. 15 Buah Kentang segar
2. 5 Buah lampu LED (Light Emitting Diode)
3. 5 Lempeng Tembaga
4. 5 Lempeng Seng
5. 10 Buah Jepitan buaya lengkap dengan kabel penghubung
6. 1 Buah Voltmeter
7. 1 Buah Gunting
8. 1 Buah Ballpoint
9. 1 Buku Tulis
10. 1 Buah Neraca

3.5 Prosedur Penelitian

Untuk penelitian ini dilakukan dalam beberapa prosedur di antaranya :


a. Untuk memulai penelitian, disiapkan semua alat dan bahan penelitian.
b. Satu lempeng tembaga dan seng ditusukan pada setiap kentang dengan tidak saling
berdekatan atau bersinggungan.
c. Setiap lempeng tembaga dan seng dijepit dengan penjepit buaya dan dirangkai secara seri
disesuaikan dengan jumlah kentang yang akan diteliti.
d. Untuk penelitian dengan mengguanakan voltmeter, kedua ujung rangkain dihubungkan
dengan voltmeter yang disesuaikan dengan kutub positif dan kutub negatif. Dan untuk
penelitian dengan menggunakan lampu LED, kedua ujung rangakian dihubungkan dengan
lampu LED.
e. Setiap rangkaian yang telah disusun diamati dengan teliti agar tidak terjadi kesalahan.
3.6 Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian menggunakan teknik observasi melalui hasil penelitian


sebanyak 5 kali penelitian pada kentang yang berbeda dengan menggunakan voltmeter dan
beberapa lampu LED.
Adapun analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian terhadap 15 buah kentang yang dilakukan sebanyak 5 kali penelitian
dengan menggunakan voltmeter dan lampu LED (Light Emitting Diode) dengan jumlah
kentang yang berbeda pada setiap kali penelitian, maka dari penelitian ini diperoleh hasil
penelitian sebagai berikut :

Tabel 4.1 Hasil penelitian uji coba kandungan listrik pada kentang
Reaksi lampu
No Jumlah Kentang Voltase (Volt)
LED
1 1 Buah 0,9 Tidak Menyala
2 2 Buah 2 Redup
3 3 Buah 2,8 Agak Terang
4 4 Buah 3,2 Terang
5 5 Buah 4 Terang Sekali
Rata-Rata 0,86 -

Dari Tabel 4.1 di atas tampak bahwa pada 1 buah kentang sudah dapat menghasilkan
listrik tetapi tidak dapat menyalakan 1 buah lampu LED, sedangkan untuk menyalakan 1
buah lampu LED diperlukan kentang sebanyak 2 buah. Semakin banyak kentang yang
digunakan maka semakin besar Voltase listrik yang dihasilkan dan semakin terang nyala
lampu LED. Begitupun sebaliknya, semakin sedikit kentang yang digunakan maka semakin
kecil Voltase listrik yang dihasilkan dan nyala lampu semakin redup. Setelah diratakan,
ternyata rata-rata tegangan listrik pada setiap 1 buah kentang adalah 0,86 V.
Selain melakukan penelitian untuk mengetahui besar kandungan listrik pada kentang,
dilakukan juga penelitian mengenai frekuensi lamanya waktu lampu LED menyala ketika
disambungkan pada rangkaian tersebut. Untuk hasil tersebut dapat diamati dari Tabel 4.2
berikut:
Tabel 4.2 Hasil penelitian uji coba frekuensi waktu yang dihasilkan kentang

No Jumlah Kentang Frekuensi Waktu


1 2 Buah 42 Hari
2 3 Buah 57 Hari

Dari Tabel 4.2 tampak jelas bahwa listrik yang dihasilkan oleh kentang memiliki
frekuensi waktu yang cukup lama. Hal tersebut teramati dari lamanya kentang menyalakan
lampu LED, karena setiap 2 buah kentang dapat menyalakan lampu LED selama 42 Hari
sedangkan untuk 3 buah kentang dapat menyalakan lampu LED selama 57 Hari. Oleh sebab
itu, semakin banyak kentang maka frekuensi nyala lampu LED akan semakin lama.
Begitupun sebaliknya, semakin sedikit kentang maka frekuensi nyala lampu LED akan
semakin cepat.
Selain mengamat frekuensi waktu yang dihasilkan kentang, penulis juga meneliti
mengenai pengaruh massa terhadap besar kecilnya Voltase listrik yang dihasilkan kentang.
Adapun untuk hasil tersebut dapat diamati pada Tabel 4.3 berikut ini :
Tabel 4.3 Hasil uji coba pengaruh perbedaan massa kentang terhadap besar listrik
yang dihasilkan
Jumlah Voltase
No Massa (gram) Reaksi Lampu LED
Kentang (Volt)
1 1 Buah 100,1 0,9 Tidak Menyala
2 1 Buah 95 0,72 Tidak Menyala

Dari Tabel 4.3 tampak jelas bahwa massa sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya
listrik yang dihasilkan. Semakin besar massa kentang maka semakin Voltase besar listrik
yang dihasilkan begitupun sebaliknya, semakin kecil massa kentang yang digunakan maka
semakin kecil Voltase listrik yang dihasilkan.
4.2 Pembahasan

Dari hasil penelitian telah terbukti bahwa kentang (Solanum tuberosum) dapat
menghasilkan listrik. Hal ini teramati dari bergeraknya jarum voltmeter dan menyalanya
lampu LED (Light Emitting Diode) ketika dihubungkan dengan ujung rangkaian yang
disusun secara seri. Adanya listrik pada kentang karena kentang tersebut mengandung zat-zat
yang merupakan komponen penghasil listrik, di antaranya adalah: Karbohidrat, kalium,
Protein, lemak, garam dapur (NaCl), air (H2O), pati (amilum dan amilopektin), vitamin B dan
C, zat besi, riboflavin.
Dari uraian tersebut telah dijelaskan bahwa kentang mengandung garam dan air. Garam
merupakan suatu senyawa kimia sederhana yang terdiri dari dua atau lebih atom yang
membawa ion positif (kation) dan ion negatif (anion).
Misalnya garam meja (NaCl) terdiri dari kation (Na+) dan Anion (Cl-). Garam yang terlarut
dalam air akan mengalami hidrolisis. Garam yang terhidrolisis dan membentuk ion
hidroksida ketika dilarutkan dalam air maka dinamakan garam basa. Garam yang terhidrolisa
dan membentukan ion hidronium ketika dilarutkan ke dalam air disebut sebagai garam asam.
Adapun garam netral adalah garam yang tidak terjadi hidrolisis. Yang mana garam tersebut
tersusun atas basa kuat dan asam kuat (Rahayu, 2009:1).
Suatu garam dapat tersusun dari basa kuat dan asam kuat, asam kuat dan basa lemah,
basa kuat dan asam lemah, dan asam lemah dan basa lemah (Justiana dan Muchtaridi, 2009:
195).
Pada kentang, terdapat suatu garam yang merupakan garam dapur (NaCl). NaCl
merupakan suatu senyawa yang terdiri atas HCl (asam kuat) dan NaOH (basa kuat). Reaksi
itu diperoleh dari hasil reaksi antara garam dan air. Adapun reaksinya adalah: (Justiana dan
Muchtaridi, 2009: 196)
NaCl + H2O → NaOH+ + HCl-
Adanya listrik dalam kentang karena adanya reaksi garam dengan air yang menjadi
sebuah larutan garam. Garam merupakan zat terlarut dan air merupakan zat pelarut. Larutan
garam (NaCl) merupakan larutan garam yang bersifat netral karena tersusun atas asam kuat
dan basa kuat. Larutan garam (NaCl) merupakan suatu larutan elektrolit yaitu larutan yang
dapat menghantarkan arus listrik. oleh sebab itu, kentang dapat menghasilkan listrik.
Selain adanya garam dan air, faktor lain yang menyebabkan kentang menghasilkan listrik
ialah karena adanya reaksi ionisasi pada senyawa ion atau yang disebut dengan disosiasi.
Senyawa ion tersusun atas ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Senyawa ion akan
terurai menjadi ion-ion (kation dan anion) ketika dilarutkan ke dalam air, sebab ion-ion di
dalam air akan bergerak bebas. Ion-ion yang bergerak bebas ialah ion yang hanya terdapat
dalam larutan dan lelehan (Justiana dan Muchtaridi, 2009: 140).
Kandungan garam pada kentang merupakan suatu larutan, dimana garam merupakan zat
terlarut dan air merupakan zat pelarut, sehingga ion-ionnya dapat bergerak dengan bebas.
Gerakan ion-ion dalam kentang tersebut yang dapat menghasilkan listrik.
Untuk mengetahui cara kentang agar dapat menghasilkan listrik, penulis menggunakan
teori sel Volta yang ditemukan oleh seorang ilmuwan bernama Alexander Volta dan Luigi
Galfani, dimana kentang merupakan elektrolit sedangkan tembaga (Cu) dan seng (Zn)
merupakan sel elektrode. Tembaga dan seng merupakan Suatu elektrolit tidak dapat
menghasilkan listrik jika tidak dihubungkan dengan suatu elektrode. Tembaga merupakan
katode (kutub positif) sedangkan seng merupakan anode (kutub negatif). Reaksi antara
elektrolit dan elektrode tersebut yang dapat mengahsilkan listrik (Justiana dan Muchtaridi,
2006: 39).
Kentang merupakan suatu elektrolit. untuk menghasilkan listrik, kentang harus
dihubungkan dengan elektrode berupa tembaga (Cu) dan seng (Zn) dan dirangkai secara seri.
Kentang dapat menghasilkan listrik dalam waktu yang cukup lama, hal ini teramati dari
uji coba pada Tabel 4.2, dimana waktu kentang menghasilkan listrik bergantung pada
jumlahnya. Semakin banyak kentang yang digunakan maka frekuensi nyala lampu LED akan
semakin lama. Begitupun sebaliknya, semakin sedikit kentang digunakan maka frekuensi
nyala lampu LED akan semakin cepat. Hal ini terjadi karena adanya beda kapasitas listrik,
semakin banyak jumlah kentang maka kapasitas listriknya semakin besar, begitupun
sebaliknya.
Massa sangat mempengaruhi besar kecilnya listrik yang dihasilkan oleh kentang, hal ini
dapat diamati pada Tabel 4.3. Hal tersebut terjadi Karena semakin besar massa kentang maka
semakin besar pula konsentrasi garam dan air dalam kentang, dan semakin besar pula reaksi
ionisasinya.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian mengenai kandungan listrik pada kentang, maka penulis
menyimpulkan 3 kesimpulan, diantaranya adalah:
1. Kentang dapat menghasilkan listrik. Hal ini teramati dari bergeraknya jarum voltameter dan
menyalanya lampu LED (Light Emitting Diode).
2. Adanya listrik pada kentang dikarenakan kentang tersebut mengandung garam dan air,
dimana suatu garam apabila bereaksi dengan air akan menjadi larutan garam yang dapat
menghasilkan listrik atau disebut dengan larutan elektrolit.
3. Kandungan listrik pada kentang dikarenakan adanya reaksi ionisasi pada senyawa ion yang
disebut dengan disosiasi. Senyawa ion tersebut tersusun atas ion positif (kation) dan ion
negatif (anion). Reaksi ionisasi menyebabkan ion tersebut bergerak bebas. Gerakan ion bebas
pada kentang tersebut yang menyebabkan kentang dapat menghasilkan listrik.

5.2 Saran

Setelah dilakukan penelitian ini, disarankan khususnya bagi pembaca dan umumnya bagi
masyarakat seluruhnya agar dapat memanfaatkan kentang seefisien mungkin. Dan disarankan
juga agar dilakukan penelitian untuk mencari manfaat lain dari kentang. Sebab masih banyak
manfaat dari kentang selain untuk bahan pangan dan penghasil listrik.

DAFTAR PUSTAKA

Alfatah, Arif dan Irwan yusuf. 2008. Misi Rahasia Calon Fisikawan Muslim.
Jakarta: Balai Pustaka.
Anonim. 2010. Garam. (serial online), 20 November 2011 pukul 20:43. Dari:
http: // www.miniscience.com
Board. 2010. Kalium Pada Kentang. (serial online), 31 Oktober 2011 pukul 21:34. Dari: http: //
www.miniscience.com
Elis. 2010. Batreai Kentang. (serial online), 11 Oktober 2011 pukul 14:03. Dari:
http://yumeilmiah.blogspot.com/
Eric. 2010. Kandungan Garam Pada Kentang. (serial online), 31 Oktober 2011 pukul 14:06.
Dari: http: // www.Wordpress.com
Justiana, Sandri dan Muchtaridi. 2009. Kimia 1. Edisi ke-1. Jakarta: Yudhistira
Justiana, Sandri dan Muchtaridi. 2009. Kimia 2. Edisi ke-1. Jakarta: Yudhistira.
Justiana, Sandri dan Muchtaridi. 2009. Kimia 3. Edisi ke-1. Jakarta: Yudhistira.
Octha. 2010. Kandungan Mineral Pada Kentang. (serial online), 11 Oktober 2011 pukul 14:20.
Dari: http: //www.chem-is-try.org.
Parning, dkk. 2006. Kimia 1B. Edisi ke-3. Jakarta: Yudhistira
Rahayu, Suparni Setyowati. 2009. Definisi Garam. (serial online), 21 Oktober 2011 pukul 15:01.
Dari: http: //www.dunia-kimia.com.
Ratna. 2010. Kandungan Kentang. (serial online), 11 Oktober 2011 pukul 14:25. Dari: http:
//www.dunia-kita.com
Santoso, Anwar. 2008. Rumus Lengkap Kimia SMA. Surabaya: Wahyu Media.
Setiadi dan Surya Fitri Nurulhuda. 1993. Kentang Varietas dan Pembudidayaan. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Interaksi Magnet

Selama beratus tahun, kita mengetahui kegunaan magnet. Beberapa benda merspon gaya
yang diberikan magnet, atau tertarik; namun ada yang tidak terpengaruh. Apa saja benda
yang dapat dipengaruhi oleh magnet? Coba eksperimen ini dan cari tahu!

Apa Yang Kamu Butuhkan?


1. Sebuah magnet batang
2. Paku payung (hati-hati, mintalah orang yang lebih tua untuk membantumu)
3. Sebuah pensil
4. Sebuah penghapus
5. Selembar kertas
6. Pisau (hati-hati, mintalah orang yang lebih tua untuk membantumu)
7. Kunci
8. Koin
9. Kain bekas
10. Sisir
11. Peralatan alumunium
12. Selembar pita kaset bekas

Cobalah Ini:
Sentuhkan magnet batangmu ke masing-masing benda. Benda apa saja yang tertarik dan
menempel pada batang magnet? Benda apa saja yang tidak tertarik oleh magnet?
Catatlah hasilnya pada tabel dibawah dengan memberikan tanda dibawah tulisan ya untuk
benda yang tertarik oleh magnet atau tidak untuk benda yang tidak tertarik oleh magnet.
Tuliskan juga dari bahan apa benda-benda tersebut dibuat pada tabel bertuliskan bahan.
Cobalah dengan benda lainnya!
Fakta Mengenai Magnet:
Apakah kamu mendapati bahwa hanya benda yang berasal dari besi dan baja saja yang
tertarik dengan magnet? Ternyata magnet juga menarik kobalt dan nikel.
Umumnya magnet terbuat dari besi dan baja, biasanya juga merupakan campuran dengan
bahan lain seperti kobalt dan nikel. Tapi beberapa magnet terbuat dari plastik dan keramik
yang dicampur dengan serbuk magnet

Gaya Tegangan Permukaan


Kali ini kita akan melihat bagaimana gaya tegang permukaan air dapat dipengaruhi oleh zat
lainnya. Kira-kira apa yang akan terjadi dengan permukaan airnya ya?

Apa Yang Kamu Butuhkan?


1.Satu helai benang berukuran sekitar 15 cm
2.Wadah berisi air
3.Sabun cair

Cobalah Ini:
Letakkanlah benang dalam bentuk melingkar diatas permukaan air, tapi jangan diikat.
Pastikan benang tersebut mengambang. Tidak tenggelam. Kemudian teteskanlah setetes
sabun cair pada posisi ditengah lingkaran benang tersebut. Perhatikan apa yang terjadi pada
benangnya!
Apa yang terjadi?
Benang yang tadinya berbentuk lingkaran perlahan-lahan melebar sehingga ujung-ujungnya
memisah. Hal ini karena pada awalnya, gaya tegang permukaan menahan posisi benang
sehingga bisa berbentuk lingkaran. Tapi kemudian setelah ditetesi sabun cair, daerah disekitar
tetesan sabun tersebut menjadi lemah ikatannya. Dan daerah permukaan diluar benang yang
ikatan molekul airnya lebih kuat akan menarik benang sehingga bentuk benang menjadi
melebar dan tidak lagi berbentuk lingkaran.

Bermain Sulap dengan Magnet

Apakah magnet dapat berinteraksi tanpa menyentuh bendanya? Para ilmuwan


telahmencobanya melalui udara, air, kaca, dan benda lainnya. Kamu dapat mencobanya dan
tunjukkanlah “Sulap” ini kepada teman-temanmu.

Apa Yang Kamu Butuhkan?


1.Sebuah magnet batang atau magnet U
2.Penjepit kertas
3.Serbuk besi atau benda dari besi lainnya
4.Selotip
5.Kertas
6.Gelas
7.Air
8.Benang

Cobalah Ini:
1. Ikat penjepit kertas pada ujung benang. Lalu tempelkan ujung benang yang lainnya dengan
selotip pada meja atau lantai. Pelan-pelan dekatkan magnet kearah penjepit kertas sampai
penjepit kertas tersebut tertarik. Hati-hati, jangan sampai penjepit kertasnya menempel di
magnet. Cobalah kamu angkat magnet keatas perlahan-lahan, usahakan jarak magnet ke
penjepit kertas selalu sama, apakah penjepit kertasnya akan terbawa keatas mengikuti
magnet?
2. Coba letakkan magnet di meja atau lantai, lalu tutupi dengan selembar kertas. Setelah itu
letakkan penjepit kertas diatasnya, usahakan jaraknya tidak terlalu jauh dari ujung magnet.
Dekatkan secara perlahan-lahan. Apa yang terjadi, apakah penjepit kertasnya tertarik oleh
magnet?
Taruh serbuk besi kedalam gelas. Jika tidak ada cobalah cari benda yang terbuat dari besi
seperti paku. Setelah itu, dekatkan magnet dari luar gelas. Apakah serbuk besi yang ada
dalam gelas bisa tertarik oleh magnet?

3. Sekarang, tuangkan air kedalam gelas berisi serbuk besi tadi. Lalu cobalah dekatkan
magnet dari luar gelas lagi. Kali ini apakah serbuk besinya tertarik oleh magnet? Setelah
selesai, segera buang airnya dan keringkan serbuk besinya dengan tissue agar tidak karatan.
Fakta Mengenai Magnet:
Ternyata, magnet bisa menarik benda-benda yang terbuat dari besi walaupun ada penghalang
berupa udara, air, kertas, maupun kaca. Jadi magnet bisa menarik besi tanpa perlu
bersentuhan dengan besinya secara langsung. Asalkan penghalangnya tidak terlalu tebal
untuk magnet yang kecil

Gaya Angkat Udara


Percaya atau tidak, kamu bisa membuat dua benda bermassa sama, terapung dan tenggelam
masing-masing secara bersamaan. Jadi, ketika kamu meletakkan dua benda tersebut kedalam
air, yang satu akan terapung, satu lagi tenggelam. Koq bisa?

Apa Yang Kamu Butuhkan?


1.Dua benda bermassa sama. Kamu bisa menggunakan 2 tumpukkan yang masing-masing
berisi 5 keping logam 500 rupiah
2.Dua lembar kertas karton berukuran 20x20 cm
3.Dua lembar alumunium foil berukuran 20x20 cm
4.Satu baskom besar berisi air

Cobalah Ini:
Lapisilah masing-masing karton dengan alumunium foil. Lalu, ambil salah satunya dan
bentuklah menjadi sebuah wadah menyerupai box untuk membungkus kue tart (kita akan
menyebutnya menyerupai kapal-kapalan). Letakkan 5 tumpuk koin di dalamnya.
Ambillah 5 tumpuk koin lainnya dan bungkuslah dengan karton yang belum digunakan.
Kamu bisa membungkusnya dengan berbagai cara. Lebih baik kamu bentuk seperti gumpalan
kertas biasa.
Letakkanlah keduanya diatas permukaan air secara bersamaan. Apa yang terjadi?

Apa yang terjadi?


Koin yang berada didalam kapal-kapalan terapung. Sedangkan koin yang berada didalam
gumpalan kertas akan tenggelam. Hal ini terjadi karena air memiliki gaya angkat yang sama
pada tiap benda. Gaya tersebut berkerja sesuai luas permukaan bendanya itu sendiri. Pada
bentuk kapal-kapalan, bagian dasar kapal-kapalan memiliki luas permukaan yang lebih besar
daripada bentuk gumpalan kertas biasa. Sehingga kapal-kapalan itu menangkap gaya apung
lebih banyak dan membuatnya bisa tetap ada di permukaan air meski membawa beban yang
sama.
Hal ini juga menjelaskan kenapa kapal laut atau sekoci kecil bisa mengapung di permukaan
air.

Faktor-Faktor Gaya Tekan

Kamu mungkin pernah menggunakan kata gaya dan tekanan. Tapi apa kamu mengerti apa
arti kata gaya dan tekanan itu? Pada percobaan ini, kita akan mengenal gaya dan tekanan
lebih dekat. Yuk coba!

Apa Yang Kamu Butuhkan?


1.Alat penghisap (Tabung suntik atau semacamnya. Ingat, tanpa jarum)

Cobalah Ini:
Kali ini kita akan mencoba menggunakan tabung suntik untuk melakukan simulasinya.
Posisikanlah katup tabung suntik pada keadaan tertutup. Kemudian, tariklah hingga mencapai
1 nya. Pastikan 1 tabung tersebut terisi udara. Kemudian, tahanlah bagian mulut tabung dan
tarik dengan kuat katup tabung suntik. Dengan cepat, lepaskanlah. Apa yang terjadi dengan
katup tabung?

Apa yang terjadi?


Katup tabung akan kembali ke posisi semula. Hal ini karena ketika kamu menarik katup
tabung, kamu memberikan gaya untuk memperbesar volum dalam tabung. Nah, karena
volumnya bertambah dan tidak ada udara yang keluar masuk, tekanan menjadi semakin kecil.
Sedangkan tekanan udara diluar tabung tetap. Artinya, keadaan tekanan udara diluar tabung
lebih besar daripada didalam tabung. Karena tekanan bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan
rendah, maka tekanan udara diluar tabung akan mendorong katup ke posisinya semula.
Dimana tekanan pada posisi tersebut adalah sama dengan tekanan diluar tabung.

Aliran Udara
Apakah tiupan udara akan selalu membuat benda melengkung membesar? Ternyata tidak
juga. Coba kamu lakukan percobaan ini.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1. Dua buku yang sama besar atau banda lain yang berukuran sama
2. Selembar kertas
3. Sedotan
Cobalah Ini:
Letakkanlah selembar kertas diantara dua buah buku, sehingga menyerupai sebuah jembatan.
Pastikan bentuk kertasnya tidak melengkung. Kemudian, dengan menggunakan sedotan,
tiuplah bagian bawah kertas yang berada diantara dua buku. Perhatikanlah apa yang terjadi
dengan kertasnya.

Apa yang terjadi?

Ketika kamu meniup di bagian bawah kertas, kamu akan melihat kertas akan melengkung
kedalam mendekati sedotan. Tidak terbang atau tertiup keluar.
Ketika kamu meniup, kamu membuat tekanan udara dibawah kertas menjadi lebih kecil bila
dibandingkan dengan tekanan udara diatas kertas. Sehingga tekanan udara diatas kertas akan
menekan kertas kebawah, dan bentuk kertas akan melengkung mendekati sedotan dan tidak
terbang keatas.

Arus Pendek

Kita mengetahui listrik harus melalui rangkaian tertutup untuk dapat mengalir. Tapi
terkadang, aliran listrik dapat terganggu. Cobalah eksperimen ini untuk mengetahui apa itu
arus pendek dan apa yang dapat terjadi akibat arus pendek.

Apa Yang Kamu Butuhkan?


1. Dua kabel 30 cm
2. Bola lampu kecil dan soketnya
3. Baterai 9 volt
4.Kancing baterai

Cobalah Ini:
Kelupas plastik kabel pada kedua ujung kebel dan pada bagian tengah kabel. Hubungkan
masing-masing kabel pada masing-masing kutub baterai dan hubungkan dengan soket lampu.
Perhatikan apa yang terjadi?
BAHAYA! Sekarang, dengan cepat hubungkan bagian tengah kabel yang terkelupas.
Lakukan ini hanya selama dua detik saja, dan pastikan tanganmu MENYENTUH BAGIAN
PLASTIK KABEL. Kabelnya mungkin akan terasa panas. Apa yang terjadi pada lampu?
Fakta Mengenai Magnet:
Ketika kamu membuat rangkaian listrik biasa, listrik akan memanaskan kawat filamen yang
ada pada bola lampu dan membuatnya menyala. Tapi ketika kamu menyilangkannya
(menghubungkan bagian tengah kabel yang terkelupas tadi), lampu akan mati. Ingatlah:
Listrik akan mengambil lintasan yang lebih mudah (lebih pendek) dari suatu rangkaian.
Ketika kamu menyilangkannya, kamu membuat arus pendek. Arus pendek ini tidak akan
memanaskan filamen bola lampu agar menyala, tapi justru akan memanaskan kabel. Kamu
mungkin akan mencium bau hangus ketika ini terjadi.

ARUS PENDEK SANGAT BERBAHAYA DAN DAPAT MENIMBULKAN


KERUSAKAN BESAR. JADI SELALU WASPADA DENGAN MATA DAN HIDUNGMU
UNTUK MELIHAT DAN MENCIUM APABILA ADA TANDA-TANDA ARUS
PENDEK.

Fiber Berkas Cahaya

Kamu mengetahui bahwa cahaya terdiri dari 3 warna dasar, biru, hijau, merah. Bedakan
dengan warna primer biru, kuning, merah. Nah, pada percobaan ini kamu akan mencoba
memilah cahaya-cahaya tersebut.

Apa Yang Kamu Butuhkan?


1.Filter warna biru, hijau, merah. Kamu bisa menggunakan plastik transparan berwarna
2.Beberapa gambar dengan warna garis yang berbeda, biru, hijau, merah.

Cobalah Ini:
Ambil salah satu gambar, kemudian letakkan filter diatasnya. Perhatikan apa yang terjadi
dengan gambarnya. Cobalah dengan filter warna lain.
Setelah itu, kamu harus mencoba dengan gambar berwarna lainnya dan dengan filter yang
berbeda. Apa yang kamu amati pada gambar tersebut?

Apa yang terjadi?


Kamu akan mellihat gambar dengan warna biru akan terlihat oleh filter selain biru, merah
oleh selain merah, dan hijau oleh selain hijau.
Filter berkerja dengan menyaring cahaya yang lewat. Filter hijau akan menyaring warna hijau
saja yang bisa lewat.
Suatu benda terlihat berwarna, katakanlah benda akan terlihat berwarna hijau karena cahaya
berwarna selain hijau diserap oleh benda hijau tersebut dan yang dipantulkan ke mata kita
hanyalah cahaya berwarna hijau.
Filter hijau akan meneruskan hanya cahaya hijau pada seluruh permukaan filter. Sehingga
ketika gambar berwarna hijau kita lihat dengan filter hijau, kita tidak akan bisa melihat
gambar hijau tersebut karena bercampur dengan hijau pada seluruh permukaan filter.
Sedangkan ketika kita melihat warna merah melalui filter hijau, warna hijau yang diteruskan
filter akan diserap oleh warna merah dan tidak dipantulkan ke mata kita. Sehingga kita hanya
akan melihat warna hitam/gelap.

Cara Kerja Sedotan

Kamu pernah menggunakan sedotan kan. Mungkin bukan benda yang aneh. Karena ketika
kita ingin meminum air, kadang kita menggunakan sedotan. Dan banyak orang yang merasa
lebih nikmat minumnya dengan menggunakan sedotan. Tapi, bagaimana sebenarnya cara
kerja sedotan? Apa kamu tahu?

Apa Yang Kamu Butuhkan?


1.Gelas berisi minuman.
2.Sedotan

Cobalah Ini:
Tuanglah air kedalam gelas. Kamu bisa mengisinya dengan apa saja. Air putih, susu, atau
sirup. Tapi jangan air mentah! Masukkanlah sedotan kedalam gelas. Sekarang, cobalah kamu
minum.

Apa yang terjadi?


Ketika kamu minum, kamu mungkin berpikir kamu sedang menghisap air yang ada dalam
gelas. Tapi sebenarnya kamu sedang membuat tekanan udara di dalam sedotan hingga
kedalam mulutmu menjadi lebih kecil daripada tekanan udara yang berada disekitarmu.
Akibatnya, tekanan udara disekitarmu akan mendorong air masuk kedalam sedotan dan
membuat air minuman itu bisa masuk kedalam mulutmu. Sehingga kamu bisa minum dengan
leluasa.

Cermin Cekung dan Cermin Cembung

Kamu mengetahui ada beberapa jenis cermin. Tapi kamu mungkin hanya memahami dengan
jelas untuk cermin datar saja. Nah, kamu harus mencoba ini untuk melihat jenis cermin
lainnya
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1. Lembaran sejenis alumunium foil yang dapat memantulkan bayangan

Cobalah Ini:
Peganglah lembaran dalam posisi tegak. Usahakan tidak terjadi lengkungan-lengkungan pada
lembaran. Perhatikan bayangan yang terbentuk.
Sekarang tekuklah lembaran kearah luar menjauhi wajahmu, lalu lihatlah apa yang terjadi
pada bayangan yang kamu lihat.
Terakhir, tekuklah lembaran kearah dalam mendekati wajahmu, apa yang terjadi pada
bayangan yang kamu lihat.
Ingat. Usahakan lembaran jangan sampai terlipat.
Apa yang terjadi?
Ketika kamu memposisikan lembaran tegak, maka kamu melihat sebuah cermin datar biasa.
Namun, ketika kamu menekuk lembaran menjauhi wajahmu, kamu membuat cermin cekung.
Dan ketika kamu menekuk lembaran mendekati wajahmu, kamu membuat cermin cembung.

Bayangan yang dihasilkan juga akan berbeda-beda. Dengan cermin datar, bayanganmu akan
sama dengan wujud aslimu. Tapi dengan cermin cekung, bayanganmu akan terbalik. Dan
dengan cermin cembung, bayanganmu akan menjadi lebih kecil.

Jika kamu tidak menemukan lembaran yang cocok, kamu bisa menggunakan permukaan
sendok untuk melihat perbedaan cermin cekung dan cermin cembung. Kamu bisa amati
dengan jelas bayangan yang terpantul pada sendok.

Gaya Gravitasi 1

Kamu tahu Galileo pernah menjatuhkan dua benda berbeda bentuk dari atas menara miring
pisa dan keduanya jatuh bersamaan? Tapi pada percobaan kali ini, kita akan menjatuhkan dua
benda berbeda, dan keduanya jatuh tidak bersamaan. Koq bisa? Apa Galileo salah?
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Selembar kertas
2.Sebuah buku

Cobalah Ini:
Peganglah masing-masing kertas dan buku pada kedua tanganmu. Kemudian berdirilah tegak.
Secara bersamaan jatuhkanlah kedua benda tersebut dari tanganmu. Bagaimana waktu jatuh
kedua bendanya?
Sekarang, letakkan kertas diatas buku dan peganglah dengan erat. Kemudian jatuhkanlah
secara tiba-tiba. Apa yang terjadi dengan jatuhnya kertas dan buku?

Apa yang terjadi?


Ketika percobaan yang pertama dilakukan, buku akan jatuh lebih dulu daripada kertas.
Sebenarnya, gaya gravitasi menarik dua benda tersebut dengan gaya yang sama. Tapi
jatuhnya kertas terhambat oleh gaya gesek udara. Buku juga mendapat gaya gesek yang
sama, tapi berat dari si buku mampu mengurangi pengaruh gaya gesek udaranya.
Pada percobaan yang kedua, kedua benda jatuh bersamaan. Kertas yang berada diatas buku
tidak lagi dipengaruhi oleh gaya gesek udara karena dibantu oleh berat buku yang
mengurangi gaya geseknya. Sehingga gravitasi akan menarik buku dan kertas dengan mudah
sebagai satu sistem. Jadi Galileo tidak salah.

Gaya Gravitasi 2
Kamu tahu Galileo pernah menjatuhkan dua benda berbeda bentuk dari atas menara miring
pisa dan keduanya jatuh bersamaan? Tapi pada percobaan kali ini, kita akan menjatuhkan dua
benda berbeda, dan keduanya jatuh tidak bersamaan. Koq bisa? Apa Galileo salah?

Apa Yang Kamu Butuhkan?


1.Selembar kertas
2.Sebuah buku

Cobalah Ini:
Peganglah masing-masing kertas dan buku pada kedua tanganmu. Kemudian berdirilah tegak.
Secara bersamaan jatuhkanlah kedua benda tersebut dari tanganmu. Bagaimana waktu jatuh
kedua bendanya?
Sekarang, letakkan kertas diatas buku dan peganglah dengan erat. Kemudian jatuhkanlah
secara tiba-tiba. Apa yang terjadi dengan jatuhnya kertas dan buku?

Apa yang terjadi?


Ketika percobaan yang pertama dilakukan, buku akan jatuh lebih dulu daripada kertas.
Sebenarnya, gaya gravitasi menarik dua benda tersebut dengan gaya yang sama. Tapi
jatuhnya kertas terhambat oleh gaya gesek udara. Buku juga mendapat gaya gesek yang
sama, tapi berat dari si buku mampu mengurangi pengaruh gaya gesek udaranya.
Pada percobaan yang kedua, kedua benda jatuh bersamaan. Kertas yang berada diatas buku
tidak lagi dipengaruhi oleh gaya gesek udara karena dibantu oleh berat buku yang
mengurangi gaya geseknya. Sehingga gravitasi akan menarik buku dan kertas dengan mudah
sebagai satu sistem. Jadi Galileo tidak salah.

Gaya Ikat Molekul Air 1


Apakah kamu pernah melihat pada beberapa bangunan ada rantai yang menggantung dari
atap hingga ke permukaan tanah? Mungkin kamu bertanya-tanya apa maksud rantai tersebut
dipasang. Nah, kamu harus mencoba ini untuk tahu apa guna rantai tersebut.

Apa Yang Kamu Butuhkan?


1.Sehelai benang dengan panjang sekitar 50 cm
2.Teko berisi air

Cobalah Ini:
Ikatkanlah ujung benang pada gagang teko. Kemudian posisikan benang tersebut hingga
menempel pada mulut teko. Akan lebih baik jika benang diposisikan cukup tegang. Secara
perlahan, tuanglah air dari mulut teko yang dilewati benang. Apa yang terjadi pada air yang
kamu tuang?

Apa yang terjadi?


Air tidak tumpah! Tetapi air tersebut mengalir melewati benang hingga turun kebawah.
Usahakan kamu menggunakan wadah besar agar tumpahan airnya tidak membasahi ruangan.
Nah, rantai yang digunakan pada beberapa gedung gunanya adalah untuk mengalirkan air
hujan dari atap hingga ke permukaan tanah. Jadi air akan mengalir melewati rantai dan tidak
tumpah kemana-mana.
Hal ini bisa terjadi karena gaya ikat molekul air sangat kuat. Sehingga antar molekulnya bisa
saling berikatan dan juga berikatan dengan rantai / benang. Jadi, air tidak tumpah kemana-
mana dan mengalir dengan mudah pada rantai / benang tersebut.

Sulap Larutan dengan Listrik


Apakah teman-teman pernah mendengar mengenai korslet? Biasanya jika ingin mencabut
stop kontak, seringkali ada peringatan tangan tidak boleh basah. Apa benar air dapat
menghantarkan listrik? Coba buktikan yuk!
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Lampu kecil dengan soketnya
2.Dua kabel berukuran 30 cm
3.Baterai 9 volt
4.Kancing baterai
5.Air murni
6.Garam secukupnya
7.Gelas

Cobalah Ini:
Pasang dua kabel pada masing-masing ujung kabel kancing baterai yang telah terpasang pada
kutub baterai. Sambungkan ujung kabel yang satu pada soket yang telah dipasangi lampu.
Biarkan ujung kabel baterai dan ujung kabel lampu lainnya tidak terpasang. Tuangkan air
murni kedalam gelas. Kali ini, masukkan kedua ujung kabel yang tidak terpasang ke dalam
air tersebut. Tapi jangan sampai kedua ujung kabelnya saling bersentuhan. Apa yang terjadi,
apakah lampunya menyala?
Sekarang, coba masukkan garam kedalam gelas berisi air tadi dan aduk hingga larut. Lalu
masukkan kedua ujung kabel kedalamnya. Apakah lampunya sekarang menyala?

Apa yang terjadi?


Ternyata, gelas yang berisi air murni tidak bisa menyalakan lampu! Hal ini disebabkan
karena ternyata air murni tidak dapat menghantarkan listrik. Ketika kita menambahkan
garam, terjadi yang namanya pemecahan molekul garam menjadi ion na (+) dan ion cl (-). Ion
inilah yang berperan dalam menghantarkan listrik. Larutan garam seperti ini dinamakan
larutan elektrolit. INGAT! Air murni hanya bisa didapatkan pada air minum dalam kemasan
atau toko kimia (biasanya dinamakan aquades). Sedangkan pada air keran, sering terdapat
butiran garam dalam air keran tersebut. Jadi jangan bermain-main dengan benda elektronik
dengan tangan basah. Meski tangan kamu basah dengan air murni, ternyata tangan kita
menghasilkan garam juga melalui keringat!

Mana Yang Lebih Cepat Larut?


Kamu suka teh manis? Kami disini juga suka. Biasanya ketika kamu membuat teh manis,
kamu memasukkan gulanya setelah tehnya siap. Nah, kadang jika kamu ingin membuat es teh
manis, kamu memasukkan gulanya setelah kamu beri es karena kurang manis. Tapi rasanya
koq gulanya lama larutnya ya?
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1. Air Panas
2. Air dingin
3. Dua sendok makan gula pasir
4. Sendok

Cobalah Ini:
Masukkan satu sendok makan gula pasir kedalam gelas berisi air panas. Lalu kamu aduk
dengan menggunakan sendok. Hitunglah berapa kali kamu harus mengaduk untuk membuat
gulanya larut sepenuhnya. Masukkan satu sendok makan gula sisanya kedalam gelas berisi
air dingin. Cobalah kamu aduk dengan jumlah adukan yang sama seperti pada percobaan
yang pertama. Apakah gulanya larut?

Apa yang terjadi?


Ketika diaduk pada air dingin dengan jumlah adukan yang sama, ternyata gula tidak larut
sepenuhnya. Ini terjadi karena pada suhu tinggi, molekul-molekul air bergerak lebih cepat.
Sehingga lebih sering menumbuk molekul gula dan melarutkannya. Sedangkan pada suhu
rendah, molekul air bergerak lebih lambat, dan membuat jumlah tumbukannya dengan
molekul gula menjadi lebih sedikit, dan gula menjadi lambat larutnya.

Membakar Gelas Kertas

Kamu pernah melihat sebuah gelas kertas? Sesuai namanya, gelas kertas itu gelas yang
terbuat dari kertas. Karena dari kertas, maka tentu saja dapat terbakar. Tapi, kamu bisa
membuat kertas ini tidak terbakar lho.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1. Dua buah Gelas Kertas
2. Air
3. Lilin

Cobalah Ini:
Coba kamu bakar bagian dasar dari gelas kertas. Jika tidak ada, kamu bisa gunakan gelas
plastik. Pastikan bahwa gelas tersebut dapat terbakar. Ingat, cobanya hanya dengan satu gelas
saja ya. Isilah gelas lainnya kertas dengan air. Jika kamu tidak menemukan gelas kertas,
kamu bisa menggunakan gelas plastik. Nyalakanlah lilin yang sudah kamu siapkan. Dan
letakkan gelas berisi air diatas lilin seperti kamu sedang memasak air. Coba lihat apa yang
terjadi dengan gelasnya?

Apa yang terjadi?


Gelas yang berisi air tidak terbakar. Ini karena panas yang dihasilkan oleh api akan langasung
diserap oleh air dan menahan gelas dari terbakar. Kamu hanya akan melihat ada bekas
gosong pada bagian tempat api menyentuh dasar gelas. Yang berasal dari karbon hasil
pembakaran.

Membakar Gula Batu

Mungkin kamu pernah melihat pada suatu film ada adegan dimana terdapat bola api yang
berterbangan. Atau kamu pernah melihat ada satu kesenian budaya di Indonesia, dimana ada
sekumpulan orang-orang yang bermain sepak bola tapi bola yang digunakan terbakar oleh api
(sebenarnya itu bukan bola. Melainkan batok kelapa). Nah, disini kita akan coba membuat
salah satunya. Bisa gak ya? Ingat, minta bantuan orang dewasa ya.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Sebongkah gula batu berukuran sedang
2.Abu yang berasal dari pembakaran kertas
3.Korek api
4.Lilin
5.Wadah dari tutup kaleng atau sejenisnya
6.Tang untuk menjepit gula batu atau sejenisnya

Cobalah Ini:
Jepitlah gula batu dengan menggunakan tang. Lalu bakarlah pada lilin yang sudah kamu
nyalakan. Perhatikanlah apa gula batu tersebut terbakar?
Sekarang, cobalah lumuri gula batu tersebut dengan abu kertas. Kemudian bakarlah pada lilin
yang menyala. Apakah gula batu tersebut terbakar?

Apa yang terjadi?


Pada saat kamu membakar langsung gula batu tersebut, kamu dapati gula batu tersebut tidak
akan terbakar. Mungkin hanya kamu lihat ada bekas hitam gosong. Tapi ketika kamu lumuri
dengan abu kertas, kemudian kamu bakar, kamu akan dapati gula batunya dapat terbakar lho!
Ini karena abu kertas yang menempel pada gula batu bersifat sebagai katalisator dalam proses
pembakaran gula batu. Sehingga gula batu kini telah menjadi “gula api”.
Ingat, gunakan tang ya ketika membakar gula batunya dan minta bantuan orang dewasa ya.

Membuat Elektromagnetik

Tentu kamu tahu bahwa arus listrik dapat menyebabkan fenomena kemagnetan. Fenomena ini
juga dapat membuat paku biasa menjadi sebuah magnet tidak permanen yang disebut
fenomena elektromagnet.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Batang besi atau paku (hati-hati jika menggunakan paku)
2.Dua kabel yang cukup panjang
3.Baterai 9 volt
4.Kancing baterai
5.Sakelar sederhana (Dari percobaan membuat saklar sederhana)
6.Isolasi
7.Penjepit kertas

Cobalah Ini:
Pastikan kamu memiliki dua kabel dengan panjang 30 cm dan 60 cm. Kelupas kedua ujung
kabel tersebut. Sebelum dilanjutkan, cobalah dekatkan paku ke penjepit kertas untuk melihat
apakah panjepit kertasnya tertarik atau tidak. Lilitkan kabel yang panjang pada paku. Lalu
buatlah rangkaian saklar sederhana seperti yang ada pada modul percobaan saklar sederhana.
Sekarang, cobalah nyalakan saklar dan dekatkan paku pada penjepit kertasnya, apa yang
terjadi? Apa yang terjadi ketika kamu matikan saklarnya?

Kenapa ini terjadi?


Kamu telah membuat elektromagnetik! Dengan melilitkan kabel ke paku, kamu telah
memperkuat medan magnet yang dihasilkan oleh arus listrik. Medan magnet ini cukup kuat
untuk membuat atom-atom pada paku menjadi searah dan membuatnya menjadi magnet tidak
permanen.
Tapi, ketika arus listrik tersebut diputus, paku tidak lagi menjadi magnet, dan atom-atom
pada paku mulai kembali tersusun tidak beraturan. Secara umum, Semakin banyak kamu
melilitkan kabel pada paku, maka semakin kuat elektromagnet yang dihasilkan.
Biasanya, cara ini digunakan oleh banyak perusahaan untuk memisahkan benda-benda logam,
khususnya besi dari banda lain yang tercampur. Entah itu makanan, plastik, kain, dll.

Bermain Dengan Serbuk Besi

Magnet akan berinteraksi dengan butiran kecil besi, yang biasa disebut sebagai serbuk besi.
Tapi, apakah magnet tetap akan menarik serbuk besi jika dicampur dengan bahan bukan
magnet seperti garam?

Apa Yang Kamu Butuhkan?


1.Sebuah magnet tapal kuda (magnet U)
2.Kertas
3.Serbuk besi
4.Garam
5.Sendok teh

Cobalah Ini:
1.
Campurkan satu sendok teh serbuk besi dan satu sendok teh garam pada selembar kertas.
Mintalah bantuan orang yang lebih tua agar tidak mengotori badanmu. Buatlah agar
campuran tersebut tidak menumpuk dan merata pada kertas. Lalu, dekatkanlah magnet U
tersebut ke atas permukaan campuran magnet tadi. Apa yang terjadi?
2.
Buanglah garam yang tersisa pada kertas dan lepaskan serbuk besi yang menempel pada
magnet. Kumpulkan kembali serbuk besinya agar dapat digunakan kembali.
Fakta Mengenai Magnet:
Ketika ada campuran besi dan bahan lain yang tidak tertarik magnet seperti garam, maka
hanya serbuk besi yang dapat tertarik magnet. Magnet juga sering digunakan untuk
memisahkan besi dan baja dari bahan lainnya.
Contohnya, pada pabrik obat dan makanan. Mereka menggunakan magnet untuk memisahkan
besi dari obat dan makanan mereka agar lebih aman untuk dikonsumsi.
Gaya Gesek Istimewa 1

Kamu tahu kan gaya gesek antara suatu benda dan permukaan lintasan dapat menghambat
laju benda tersebut. Tapi, jika gaya gesek yang tercipta adalah dari air yang berada dalam
botol yang digelindingkan, mungkin gak sih?

Apa Yang Kamu Butuhkan?


1. Dua buah botol berukuran sama. Yang satu berisi air

Cobalah Ini:
Percobaannya sangat mudah. Peganglah kedua botol pada posisi yang sama. Kemudian
gelindingkanlah keduanya secara bersamaan. Usahakan gaya yang diberikan sama pada
kedua botol. Apa yang terjadi dengan gerak kedua botol?

Apa yang terjadi?


Botol berisi air bergerak lebih lambat daripada botol yang kosong. Hal ini karena air dalam
botol ikut bergerak seiring dengan pergerakan botol. Kontak antara air dan permukaan dalam
botol menciptakan gaya gesek yang menghambat laju botol. Begitu juga gaya berat dari air
memberikan tekanan sehingga membuat gaya gesek antara permukaan luar botol dan
permukaan lintasan menjadi lebih besar. Akibat dari kedua gaya gesek tersebut, botol berisi
air menjadi lebih lambat.

Gaya Gesek Istimewa 2


Kamu tahu kan gaya gesek antara suatu benda dan permukaan lintasan dapat menghambat
laju benda tersebut. Tapi, jika gaya gesek yang tercipta adalah dari air yang berada dalam
botol yang digelindingkan, mungkin gak sih?

Apa Yang Kamu Butuhkan?


1.Dua buah botol berukuran sama. Yang satu berisi air

Cobalah Ini:
Percobaannya sangat mudah. Peganglah kedua botol pada posisi yang sama. Kemudian
gelindingkanlah keduanya secara bersamaan. Usahakan gaya yang diberikan sama pada
kedua botol. Apa yang terjadi dengan gerak kedua botol?

Apa yang terjadi?


Botol berisi air bergerak lebih lambat daripada botol yang kosong. Hal ini karena air dalam
botol ikut bergerak seiring dengan pergerakan botol. Kontak antara air dan permukaan dalam
botol menciptakan gaya gesek yang menghambat laju botol. Begitu juga gaya berat dari air
memberikan tekanan sehingga membuat gaya gesek antara permukaan luar botol dan
permukaan lintasan menjadi lebih besar. Akibat dari kedua gaya gesek tersebut, botol berisi
air menjadi lebih lambat.

Inersia Dalam Potongan

kamu pernah membantu ibu memotong sayuran atau buah, disanalah fisikanya berlaku.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Pisau
2.Kentang
3.Selembar kertas

Cobalah Ini:
Untuk percobaan yang pertama, sederhana saja. Potonglah kentang dengan menggunakan
pisau. Hasilnya, kentang akan terpotong. Mungkin kamu berpikir karena pisaunya tajam.
Kamu sekarang harus melakukan percobaan ini, potonglah kentang dengan selembar kertas.
Kamu pegang ujung-ujung dari kertas. Usahakan agar kertasnya dalam keadaan tegang.
Hentakkan dengan cepat dan keras ke kentang. Apa yag terjadi? Apakah kentangnya
terpotong?

Apa yang terjadi?


Tentu saja kentangnya dapat terpotong. Hanya dengan kertas! Ini semua bisa dilakukan
karena adanya inersia. Ketika kita menggerakkan kertas, kita menggerakkan kertas dengan
memberikannya kecepatan dan gaya yang konstan. Sedangkan kentang tetap diam. Kentang
akan berusaha tetap diam pada saat kertas menyentuh kentang, dan kertas sendiri akan
berusaha untuk tetap bergerak. Akibatnya kertas dapat memotong menembus kentang.

Inersia dalam Minuman Gelas


Hmm...Judulnya sedikit aneh. Tapi memang ada fisika dalam setiap minuman gelas. Jika
kamu pernah membeli minuman gelas, entah itu air mineral atau minuman segar, maka kamu
telah menerapkan inersia ketika meminumnya.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Minuman gelas yang belum dibuka
2.Sedotan

Cobalah Ini:
Percobaan ini mudah. Kamu cukup hanya menusuk sedotan kedalam minuman gelas yang
akan kamu minum. Kenapa bisa tertusuk ya? Mungkin kamu berpikir karena ujungnya tajam.
Tapi coba yang berikutnya.
Sekarang, coba kamu tusuk sedotan dengan menggunakan bagian yang tumpulnya. Apakah
bisa menusuk minuman gelasnya?

Apa yang terjadi?


Tentu saja minuman gelasnya dapat tertusuk. Meski mungkin kamu akan kesulitan pada
awalnya. Sederhananya, hal ini dapat dilakukan karena minuman gelas akan berusaha untuk
tetap diam ketika bersentuhan dengan sedotan yang juga tetap berusaha untuk bergerak.
Kecendrungan benda untuk mempertahankan posisinya ini disebut inersia. Inersia inilah yang
membantu kamu bisa menusuk sedotan kedalam minuman gelasmu. Jadi kamu bisa minum.

Inersia dalam Benda Bergerak


Apa kamu tahu hukum pertama Newton? Paling tidak kamu sudah pernah mendengarnya?
Tapi mungkin kamu kurang memahami maksud dari hukum tersebut. Nah, sekarang kita akan
mencoba untuk memahami dengan lebih baik hukum tersebut.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Tumpukan beberapa buah buku

Cobalah Ini:
Letakkan beberapa tumpuk buku diatas meja. Lalu doronglah kedepan, dan usahakan gaya
yang kamu berikan konstan sehingga kecepatannya tidak berubah. Dengan cepat, hentikanlah
tumpukan buku yang kamu dorong. Perhatikanlah buku yang berada di posisi paling atas, apa
yang terjadi?

Apa yang terjadi?


Ketika kamu berhentikan tumpukan buku yang sedang bergerak, maka buku yang berada
diatas akan maju kedepan, mungkin malah akan terjatuh dari tumpukan yang kamu dorong
tadi. Hal ini karena si buku-buku tersebut memiliki yang namanya Inersia. Buku yang
bergerak secara konstan tadi akan berusaha mempertahankan posisinya yang bergerak ketika
secara tiba-tiba diberhentikan. Akibatnya buku tetap akan bergerak kedepan walau hanya
beberapa jaraknya.
Contoh lainnya adalah ketika kamu menaiki mobil yang berjalan secara konstan, kemudian
mobil tersebut berhenti secara tiba-tiba. Kamu akan merasakan badanmu tertarik kedepan.
Mungkin kamu akan melihat hal lain yang serupa dengan kasus ini. Coba kamu cari.

Membentuk Gelembung Sabun

Kamu pernah main gelembung sabun? Mungkin kamu pernah membayangkan ya jika kamu
bisa membuat gelembung sabun yang berbentuk kotak, segitiga, atau bentuk lainnya. Apa
bentuk gelembung sabun hanya seperti bola saja ya? Kenapa tidak bisa berbentuk lain?
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1. Air sabun
2. Sedotan

Cobalah Ini:
Tiuplah air sabun dengan sedotan hingga terbentuk gelembung yang berukuran sedang. Buat
agar gelembung terlepas dari sedotan, sehingga melayang di udara. Perhatikanlah bagaimana
bentuk gelembung sabun itu. Sekarang, tiup lagi air sabun dengan sedotan hingga berukuran
lebih kecil dari gelembung yang pertama. Segera tutup ujung sedotan yang terbuka dengan
jarimu. Jangan sampai ada udara yang keluar masuk ke dalam gelembung. Usahakan
gelembung tidak terlepas dari ujung sedotan yang satunya. Perhatikan apa yang terjadi
dengan bentuk gelembung.

Apa yang terjadi?


Ketika kamu lihat gelembung sabun yang melayang, kamu akan melihat bentuk
gelembungnya adalah seperti bola. Hal ini karena molekul air sabun yang menjadi selaput
gelembungnya berikatan satu sama lain dengan posisi yang teratur disekelilingnya. Sehingga
terbentuklah bentuk bola dari gelembung air sabun. Tapi pada gelembung kedua, kamu akan
melihat bentuk yang agak lonjong. Ini karena masih terdapat sejumlah molekul air sabun
yang tidak terbentuk selaput gelembung sabun dan menarik gelembung karena pengaruh
gravitasi.

Efektivitas Bidang Miring

Bidang miring memiliki banyak sekali keuntungan dan manfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satunya adalah pada pengangkatan beban.

Apa Yang Kamu Butuhkan?


1.Beban, bisa berupa botol berisi air
2.Bidang miring, bisa berupa buku besar atau papan yang dimiringkan
3.Pegas yang cukup besar
4.Penggaris 30 cm

Cobalah Ini:
Ikatkan beban pada pegas. Pastikan pegas cukup kuat untuk menahan beban (tidak
terenggang cukup jauh). Perlahan-lahan, angkatlah pegas yang sudah diikat beban hingga
beban terangkat dari permukaan tanah. Ukurlah panjang pegas sekarang.
Sekarang, posisikan beban pada bidang miring yang telah dibuat. Kemudian tarik perlahan-
lahan dari atas bidang miring hingga beban terangkat dari permukaan tanah. Ukurlah panjang
pegas sekarang.
Bandingkanlah hasil pengukuran panjang pegas.

Apa yang terjadi?


Ketika kamu mengangkat pegas ke atas, kamu dapati panjang pegas yang dihasilkan lebih
panjang daripada ketika kamu menggunakan bidang miring. Artinya, kamu menggunakan
gaya yang lebih besar ketika kamu mengangkat beban langsung keatas. Tapi jika kamu
menggunakan bidang miring, kamu menggunakan gaya yang lebih kecil. Sehingga kita
merasa lebih ringan. Penggunaan bidang miring ini sudah banyak digunakan pada saat kamu
ingin memasukkan lemari besar kedalam truk. Kamu akan menggunakan papan yang
dimiringkan kedalam truk daripada harus menggotongnya beramai-ramai.

Faktor-Faktor Gaya Tekan

Kamu bisa melihat beberapa faktor pada gaya tekan. Kamu harus mencoba melakukan
percobaan ini untuk dapat mengetahui lebih jauh mengenai tekanan.

Apa Yang Kamu Butuhkan?


1. Tiga helai kertas tissue
2.Sebuah pinsil tumpul
3. Sebuah tusuk gigi

Cobalah Ini:
Lipatlah tissue menjadi 4 lipatan. Kemudian Ambillah pinsil dan tusuklah tissue yang
pertama dengan bagian belakang pinsil yang tidak diraut. Perhatikanlah bekas tusukannya.
Ambillah tissue yang kedua, dan tusukkanlah dengan bagian pinsil yang tumpul.
Perhatikanlah apa yang terjadi dengan bekas tusukkannya.
Ambillah tissue yang terakhir, kemudian tusuklah dengan bagian tusuk gigi yang runcing.
Perhatikanlah apa yang terjadi dengan bekas tusukannya.

Apa yang terjadi?


Jika kamu perhatikan dengan seksama, ketika kamu menusuk dengan bagian pinsil yang tidak
diraut, hampir tidak ada bekas pada tissue. Ketika kamu tusuk dengan bagian pinsil yang
tumpul, terdapat bekas pada tissue. Tapi ketika menggunakan tusuk gigi yang runcing, bekas
yang terdapat sangat jelas. Bahkan mungkin kamu dapati kertas tissuenya bolong.
Ini berarti tekanan yang dihasilkan oleh tusuk gigi sangat besar bila dibandingkan pinsil yang
tumpul atau yang belum diraut.
Perlu kamu ketahui, tekanan yang dihasilkan suatu benda akan berbanding terbalik dengan
luas permukaannya. Jika luas permukaannya semakin kecil, maka tekanannya akan semakin
besar. Sehingga hal ini menjelaskan kenapa kita bisa tertusuk oleh jarum, atau lebih sakit
ketika kita tertusuk pinsil yang runcing daripada pinsil yang tumpul. Karena benda yang
runcing, memiliki luas permukaan yang sangat kecil, sehingga bisa menghasilkan tekanan
yang sangat besar.

Hukum Archimedes

Eureka! Kamu pernah mendengar itu? Alkisah katanya Archimedes meneriakkan ini ketika
berendam di bak mandi karena berhasil menemukan cara untuk memisahkan dan mengetahui
emas murni. Kemudian ia pun berlari keluar rumah dengan tanpa pakaian! Ingin tahu
bagaimana caranya? Mari dicoba disini.

Apa Yang Kamu Butuhkan?


1.Benda uji, kamu bisa menggunakan benda seperti batu, sekrup, koin, dll
2.Wadah penuh berisi air. Pastikan Air penuh hingga ke permukaan.
3.Wadah yang lebih besar

Cobalah Ini:
Siapkan wadah yang berisi penuh air. Jangan lupa letakkan wadah tersebut di dalam wadah
yang lebih besar. Jangan sampai ada air yang tumpah sebelum benda dicelupkan.
Setelah persiapan selesai, masukkanlah benda yang ingin kamu uji kedalam wadah berisi air
penuh. Biarkan sejumlah air tumpah kedalam wadah yang lebih besar. Setelah kira-kira tidak
ada air yang tumpah lagi, angkat perlahan wadah berisi air yang telah dicelupkan benda uji,
jangan sampai ada air yang tumpah lagi.
Nah, jumlah tumpahan air yang ada pada wadah yang besar merupakan jumlah volume yang
sama dengan benda uji yang tadi kita celupkan.

Apa yang terjadi?


Archimedes menggunakan cara ini untuk mengetahui massa jenis dari emas murni. Ia
menghitung volum air yang tumpah, kemudian menghitung massa emas yang akan diuji. Ia
kemudian mendapatkan massa jenis dari emas yang diuji. Yaitu massanya dibagi volum nya.
Jika massa jenis emas uji tersebut sama dengan massa jenis emas murni, maka ia bisa
menyimpulkan emas uji tersebut adalah benar emas murni.
Dengan cara ini kamu bisa mennghitung volum benda uji dan massa jenis benda uji
sekaligus. Cukup praktis juga ya.

Hukm I Termodinamika

Kamu pernah mencoba untuk menghangatkan air? Biasanya kamu akan menghangatkannya
dengan mencampurkan air panas dengan air dingin. Tapi, Apakah kamu pernah mencoba
untuk menghangatkan air dengan bantuan benda lain? Jika belum, kamu harus mencoba ini.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Wadah berisi air panas
2.Wadah berisi air dingin
3.Baut
4.Capitan untuk mengambil benda

Cobalah Ini:
Masukkanlah baut kedalam wadah berisi air panas. Biarkanlah terendam selama beberapa
menit. Hati-hati, jangan sampai kamu tersiram air panas.
Sekarang, ambillah baut tersebut dengan menggunakan capitan dengan hati-hati. Lalu dengan
segera masukkan baut yang panas tersebut kedalam wadah berisi air dingin. Biarkan selama
beberapa saat. Kemudian, masukkanlah tanganmu kedalam air dingin tersebut dan rasakanlah
bagaimana suhunya.

Apa yang terjadi?


Kamu akan mendapati wadah yang tadinya berisi air dingin menjadi lebih hangat. Pada saat
kamu memasukkan baut kedalam wadah berisi air panas, kamu akan dapati suhu baut dengan
air panas akan berangsur-angsur menjadi sama. Suhu air panas akan berkurang, sedangkan
suhu baut akan bertambah hingga akhirnya suhu keduanya menjadi sama. Ketika kamu
masukkan baut tersebut kedalam air dingin, kamu akan dapati nantinya air menjadi hangat,
dan suhu antara air dan baut menjadi sama. Itu karena terjadi juga kesetimbangan pada air
dingin dan baut yang panas. Suhu pada baut akan semakin berkurang, sedangkan suhu pada
air dingin akan bertambah.
Jika kamu mencoba menempelkan 3 buah benda dengan suhu berbeda, kamu akan mendapati
ketiga benda tersebut akan bersuhu sama pada akhirnya. Inilah yang berlaku pada hukum
pertama termodinamika.

Gerhana Matahari

Apa kamu pernah melihat gerhana matahari? Gerhana matahari merupakan fenomena alam
yang jarang sekali bisa kita lihat. Dimana bagian bumi ada yang menjadi gelap karena
terhalang oleh bulan.

Apa Yang Kamu Butuhkan?


1.Globe. Akan lebih baik jika kamu menggunakan model tata surya
2.Sebuah bola yang lebih kecil
3.Senter

Cobalah Ini:
Posisikanlah globe tegak. Kemudian arahkan senter yang menyala pada salah satu bagian
globe. Posisikan bola yang lebih kecil berada diantara senter dan globe. Perhatikanlah
bayangan yang ada pada globe.

Apa yang terjadi?


Daerah bayangan yang ada pada globe akibat terhalang oleh bola yang lebih kecil merupakan
daerah yang mengalami gerhana matahari. Daerah ini dinamakan umbra. Daerah umbra ini
sama sekali tidak mendapatkan cahaya matahari. Normalnya, gerhana matahari sangat
singkat, hanya sekitar 7 menit. Tapi, kamu tidak boleh melihat langsung gerhana matahari,
karena bisa merusak mata. Jika kamu ingin melihat gerhana matahari, lihatlah menggunakan
pantulan pada air atau kaca film.
Disamping adalah gambar gerhana matahari di prancis pada tahun 1999.

Gunung Api Bawah Laut


Apakah kamu tahu bahwa ada gunung berapi didasar laut. Nah, pada percobaan kita kali ini,
kita akan mencoba mensimulasikan proses letusannya.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Satu botol pewarna makanan
2.Wadah berisi air. Pastikan, wadah ini lebih besar dari botol pewarna makanan

Cobalah Ini:
Masukkanlah botol berisi pewarna makanan kedalam wadah berisi air. Ingat, botol harus
dalam keadaan tertutup. Jangan dibuka dulu. Posisikan agar botol berada pada dasar wadah
dan tidak mengapung. Kemudian, perlahan-lahan lepaskan tutup botol pewarna makanan.
Perhatikanlah apa yang terjadi didalam wadah.

Apa yang terjadi?


Pewarna makanan yang ada dalam botol tadi menyembur keluar. Tapi tidak langsung
menyampur dengan air disekitarnya. Terlihat melayang-layang di dalam air terlebih dahulu.
Apa yang kamu saksikan disini adalah simulasi dari proses terjadinya letusan gunung api
bawah laut. Lava yang keluar daru gunung akan langsung mengalami proses pendinginan.
Yang salah satu hasilnya adalah berupa batu apung yang biasa digunakan untuk menggosok.

Gerhana Bulan
Apa kamu pernah melihat gerhana bulan? Gerhana bulan merupakan fenomena alam yang
jarang sekali bisa kita lihat. Dimana Bulan menjadi menghilang dan tidak terlihat karena
tertutup oleh bayangan bumi.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1. Globe. Akan lebih baik jika kamu menggunakan model tata surya
2. Sebuah bola yang lebih kecil, seperti bola pingpong
3. Senter

Cobalah Ini:
Posisikanlah globe tegak. Kemudian arahkan senter yang menyala pada salah satu
bagian globe. Posisikan globe berada diantara senter dan bola yang kecil. Perhatikanlah
bayangan yang ada pada bola yang kecil.

Apa yang terjadi?


Daerah bayangan yang ada pada bola pingpong akibat terhalang oleh globe merupakan
wujud dari gerhana bulan. Daerah gelap ini dinamakan umbra. Daerah umbra ini sama sekali
tidak mendapatkan cahaya matahari. Normalnya, gerhana bulan cukup lama. Biasanya butuh
waktu beberapa jam untuk bulan mencapai kondisi gerhananya hingga selesai. Jika kamu
ingin melihatnya, kamu bisa melihaatnya dengan mata mata telanjang.

Isolator atau Konduktor

Konduktor merupakan Benda yang dapat mengalirkan listrik. Sedangkan Isolator sendiri
kebalikannya, membuat aliran listrik tidak dapat mengalir.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Bola lampu dan soketnya
2.Baterai 9 volt
3.Kancing baterai
4.Alumunium foil
5.Penghapus
6.Koin
7.Kertas
8.Gelas atau kaca
9.Kunci
10.Pensil
11.Penjepit kertas
12.Batu
Cobalah Ini:
Hubungkan ujung kabel yang terhubung dengan kutub positif (+) dengan ujung kabel yang
terhubung dengan bola lampu. Ujung kabel yang terhubung dengan kutub negatif (-) dan
ujung kabel yang terhubung dengan bola lampu, biarkan tidak terhubung apa-apa.
Peganglah bagian plastik dari kabel, dan sentuhkan 2 ujung kabel yang tidak terhubung ke
benda yang ingin diuji. Jangan sampai kedua ujung kabel itu bersentuhan! Lihat apakah
lampu menyala? Lingkari mana yang menurut kamu lampunya akan menyala pada tabel
“perkiraan sebelum” sebelum percobaan dimulai, dan lingkari hasilnya pada “hasil
percobaan”. Lalu lingkari sifar bendanya, apakah konduktor atau isolator pada tabel
dibawah.

Apa yang terjadi?


Kamu mungkin telah menduga bahwa lampu akan menyala ketika dihubungkan dengan
benda dari logam. Banyak logam merupakan konduktor yang baik. Tapi kayu, plastik, batu,
dan karet adalah isolator yang baik. Sehingga benda tersebut banyak digunakan untuk
mencegah kita dari kesetrum
Konduktor yang satu, kadang lebih baik dari konduktor lainnya. Faktanya, konduktor terbaik
adalah emas. Tapi jarang digunakan karena harganya yang mahal.

Interferensi
Ada fenomena unik ketika kamu menyinari dua celah yang berdekatan. Fenomena ini disebut
dengan Interferensi. Fenomena ini menghasilkan pola cahaya terang-gelap pada layar. Kamu
harus mencoba in untuk melihat fenomenanya.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Karton yang sudah berikan celah berbentuk persegi panjang yang saling berdekatan
2.Senter
3.Ruang gelap

Cobalah Ini:
Pastikan kamu melakukan ini pada ruangan gelap. Posisikan karton yang sudah diberikan
celah tegak sejajar layar. Arahkan sinar lampu senter pada karton yang mengarah pada layar.
Perhatikanlah bagaimana pola cahaya dan bayangan yang dihasilkan pada layar.

Apa yang terjadi?


Terjadi pola terang gelap yang saling bergantian. Ketika gelombang cahaya melewati dua
celah pada karton, masing-masing celah tersebut seakan-akan bersifat sebagai sumber cahaya
baru. Yang kemudian gelombangnya saling tumpang tindih. Jika kedua gelombang yang
saling tumpang tindih sefase, maka akan dihasilkan cahaya terang. Tapi jika berbeda fase,
maka akan saling meniadakan dan timbullah bayangan pada layar.

Dua Lapis Air

Dapatkah kamu membuat air berjenis sama menjadi dua lapisan seperti halnya minyak dan
air? Bagaimana caranya ya.

Apa Yang Kamu Butuhkan?


1. Air yang kamu bekukan menjadi es
2. Air dengan sumber yang sama seperti yang dijadikan es
3. Wadah yang agak besar
Cobalah Ini:
Tuangkan air kedalam wadah. Kira-kira setengahnya terisi penuh. Lalu, letakkan es kedalam
wadah. Apa yang terjadi dengan es yang kamu masukkan?

Apa yang terjadi?


Es yang kamu masukkan akan mengambang, berada di atas permukaan air. Mungkin jika
kamu pernah meminum es teh atau es sirup, kamu akan melihat esnya berada di bagian atas
permukaan air. Ini terjadi karena es memiliki kerapatan yang lebih kecil daripada air biasa.
Normalnya, air bersuhu lebih tinggi memiliki kerapatan yang lebih kecil dari air yang lebih
dingin. Sehingga air dingin akan selalu berada di bagian bawah air panas jika dituang
kedalam wadah yang sama. Tapi, pada suhu dibawah 4 oC, air yang tadinya memiliki
kerapatan yang besar, mulai berkurang lagi kerapatannya. Sehingga es yang bersuhu 0oC
menjadi terapung. Sifat Anomali air inilah yang membuat danau di daerah bersalju akan
membeku pada bagian atasnya terlebih dahulu. Karena molekul air yang membeku akan naik
ke permukaan dan molekul air yang bersuhu lebih tinggi dari suhu es, tapi lebih rendah dari 4
oC akan turun ke dasar danau
Membuat Magnet
Dapatkah fenomena kemagnetan dihantarkan seperti halnya besi bisa menghantarkan panas
dan listrik? Coba saja dengan eksperimen ini.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Satu buah magnet
2.Batang besi biasa
3.Penjepit kertas

Cobalah Ini:
Untuk awalnya, cobalah dekatkan batang besi ke penjepit kertas untuk memastikan bahwa
batang besi tersebut adalah batang besi biasa. Lalu, tempelkanlah salah satu kutub magnet ke
salah satu ujung batang besi. Kemudian, dekatkan ujung batang besi lainnya ke penjepit
kertas. Apa yang terjadi? Apakah penjepit kertasnya menempel?
Lepaskanlah secara tiba-tiba magnet dari batang besi. Apakah penjepit kertasnya menempel
sekarang?

Apa yang terjadi?


Batang besi tidak akan menarik penjepit kertas jika tidak ditempelkan dengan magnet.
Karena ketika batang besi ditempelkan oleh magnet, maka batang besi itu sendiri menjadi
magnet. Proses magnetisasi semacam ini disebut sebagai induksi magnetik.
Namun, apabila batang besi yang sama terus dipakai berulang-ulang, batang besi itu bisa
berubah menjadi magnet.

Hukum Pascal
Kamu pernah membayangkan bisa mengangkat mobil yang beratnya 1 ton? Bagaimana jika
kamu bisa benar-benar mengangkatnya? Tapi bukan dengan tangan kosong tentunya. Tapi
dengan menggunakan hukum pascal. Disini kita akan mensimulasikannya secara sederhana.

Apa Yang Kamu Butuhkan?


1.Dua buah tabung penghisap/tabung suntik (Tanpa jarum!)
2.Pipa atau selang kecil yang muat pada ujung tabung hisap

Cobalah Ini:
Posisikan katup penghisap pada salah satu tabung hisap pada posisi terangkat penuh dan satu
lagi tertutup penuh. Kemudian hubungkan keduanya dengan menggunakan selang kecil.
Pastikan tidak ada udara yang dapat keluar masuk pada tabung dengan menutupnya
menggunakan isolasi atau lilin mainan. Kemudian, tekanlah katup yang terangkat penuh
secara perlahan. Perhatikan apa yang terjadi pada katup tabung yang lainnya.

Apa yang terjadi?


Ketika kamu menekan katup yang terangkat penuh, kamu lihat katup tabung yang lainnya
akan perlahan-lahan terangkat. Karena dua tabung hisap itu berperan sebagai satu sistem.
Sehingga udara yang berasal dari tabung yang kita tekan katupnya akan mengisi tabung yang
lainnya sehingga udara tersebut menekan katup yang tadinya tertutup. Ingat, isolasi atau lilin
mainan yang kamu gunakan pastikan melekat dengan erat. Karena jika tidak, tekanan yang
dihasilkan bisa menyebabkan selangnya terlepas dari tabung hisap.
Nah, jika kamu perhatikan diatas, gambar tersebut akan mensimulasikan bagaimana cara
kamu mengangkat sebuah mobil yang berat. Kamu membuat sebuah alat pengangkat yang
cukup besar. Dengan dua katup yang berbeda ukuran. Ukuran yang kecil adalah untuk kamu
tekan, sedangkan katup yang besar untuk diletakkan mobil yang akan kamu angkat. Percaya
atau tidak, mobil dapat kamu angkat dengan mudah. Secara teori, semakin luas bidang katup
tempat mobil diletakkan, dan semakin kecil bidang katup tempat kamu menekan, maka
semakin mudah kamu mengangkat mobil.
Kompas dari Magnet
Semua kutub magnet memiliki interaksi dengan kutub yang lainnya. Termasuk dengan kutub
Bumi. Sifat magnet yang seperti ini dapat kita manfaatkan untuk membuat magnet.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Magnet batang
2.Busa gabus
3.Jarum
4.Baskom berisi air

Cobalah Ini:
Letakkan busa gabus diatas air. Letakkan batang magnet diatas busa gabus tersebut hingga
berada dalam keadaan mengapung di atas air dan dapat bergerak bebas. Putarlah sedikit busa
gabusnya. Perhatikan apa yang terjadi ketika busa gabus dengan magnet itu berhenti.
Cocokanlah dengan kompas yang sebenarnya. Cobalah ulangi percobaan pertama tadi dengan
menggunakan jarum yang sudah digosokkan secara searah dengan magnet. Apakah
memberikan hasil yang sama?

Apa yang terjadi?


Setiap kutub magnet tertarik oleh kutub raksasa bumi. Di utara bumi terdapat kutub selatan,
sedangkan di selatan bumi terdapat kutub utara. Sehingga, apabila sebuah magnet berada
pada posisi yang bisa bergerak dengan bebas, magnet tersebut akan selalu menunjukkan arah
utara dan selatan bumi karena tertarik oleh kutub raksasa tersebut.

Kenapa Bayi Mudah Jatuh ?


Tentunya kamu pernah melihat ketika ada bayi atau balita berjalan seringkali terjatuh dengan
lebih cepat bila dibandingkan dengan kamu sendiri. Mungkin kamu berpikir itu karena bayi
tersebut belum bisa berjalan dengan benar. Tapi ternyata bukan itu penyebabnya lho!
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Penggaris 30 cm
2.Penggaris 50 cm
Jika tidak ada keduanya, kamu bisa menggunakan dua benda dengan panjang berbeda

Cobalah Ini:
Cobalah kamu dirikan kedua penggaris tersebut dan pegang ujung bagian atasnya dengan
kedua tanganmu. Kemudian, lepaskan tanganmu secara bersamaan. Usahakan arah jatuh
kedua penggaris tersebut sama (ke depan). Perhatikanlah penggaris mana yang jatuh lebih
dulu.

Apa yang terjadi?


Ternyata, penggaris yang kecil yang lebih dulu jatuh mencapai tanah. Kenapa hal ini bisa
terjadi, itu semua karena pengaruh titik pusat massa dari penggaris tersebut. Posisi titik pusat
massa dari penggaris yang kecil, berada tidak jauh dari permukaan tanah. Sedangkan pada
penggaris yang lebih panjang, berada cukup jauh dari permukaan tanah.
Perlu kamu ketahui, semakin tinggi posisi titik pusat massa dari permukaan tanah, maka
semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai permukaan tanah ketika jatuh. Sama
seperti manusia, semakin tinggi orangnya, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk
jatuh. Makanya seorang bayi yang berjalan akan lebih mudah jatuh bila dibandingkan dengan
kamu yang sudah lebih besar.

Kompas Gantung
Jika kamu hobi bertualang, maka kamu harus selalu siap sedia kompas biar tidak tersesat.
Jika tidak punya, cobalah siapkan satu batang magnet dan benang. Untuk membuat kompas
tentunya.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Satu batang magnet
2.benang sepanjang 30 cm

Cobalah Ini:
Ikatlah batang magnet tepat ditengahnya. Hal ini diupayakan agar magnet berada pada posisi
seimbang. Agar lebih stabil, gantungkanlah pada pohon atau batang kayu. Biarkan bergerak
bebas hingga berhenti. Kemudian lihatlah arah utara dan selatannya. Itulah yang akan
menjadi kompasmu.

Apa yang terjadi?


Bumi merupakan magnet raksasa. Sehingga semua magnet akan selalu mengarah ke kutub
bumi ketika berada pada posisi bebas seperti ketika digantungkan atau diapungkan. (Kecuali
magnet U). Jika kamu tidak yakin, kamu bisa mengeceknya dengan menggunakan kompas
sungguhan.

Membuat Saklar Sederhana

Arus berasal dari elektron yang melompat secara terus menerus dari satu atom ke atom yang
lainnya. Arus listrik ini mengalir melalui kabel yang ada di rumahmu. Baterai juga
menghasilkan arus listrik untuk digunakan pada mainanmu, lampu senter, ataupun radio
jinjing. Tapi taukah kamu, kita bisa memutus dan menyambungkan arus listrik tersebut?
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Tiga kabel yang cukup panjang
2.Dua buah paku payung (hati-hati, mintalah bantuan orang dewasa)
3.Penjepit kertas
4.Gunting (hati-hati, mintalah bantuan orang dewasa)
5.Karton berukuran 4cm x 5cm
6.Baterai 9 volt
7.Kancing baterai
8.Bola lampu yang kecil

Cobalah Ini:
Selipkan paku payung pada salah satu ujung penjepit kertas. Pasang kedua paku payung itu
pada karton, pastikan penjepit kertasnya dapat menyentuh kepala paku payung yang lainnya.
Bengkokkan sedikit penjepit kertasnya ke atas. Kelupas plastik pada masing-masing ujung
kabel dengan menggunakan gunting. Lilitkan dua ujung kabel yang berbeda pada kedua paku
payung. Lalu pasang salah satu ujung kabelnya dan salah satu ujung kabel yang ketiga pada
lampu. Pasangkan ujung kabel yang tersisa pada kancing baterai. Cobalah tekan penjepit
kertas yang membengkok agar menyentuh paku payung secara berulang-ulang, apa yang
terjadi pada lampu ketika penjepit kertas tidak menyentuh paku payung, dan apa yang terjadi
ketika penjepit kertas menyentuh paku payung?

Apa yang terjadi?


Ketika penjepit kertasnya tidak menyentuh paku payung, maka arus tidak dapat mengalir
melalui rangkaian dan lampu tidak dapat menyala. Tapi ketika penjepit kertasnya menyentuh
paku payung, arus listrik akan mengalir melalui penjepit kertas dan paku payung, sehingga
lampu akan menyala. Dengan cara inilah kita dapat memutus sambung arus listrik.

Membuktikan Hukum Interaksi Magnet

Setiap magnet memiliki dua buah kutub, utara (N) dan selatan (S). Kutub ini merupakan
daerah dengan gaya magnet yang paling kuat. Kamu tentu tahu bahwa banda-benda tertentu
dapat ditarik magnet. Seperti besi. Tapi bagaimana dengan kutub magnet sendiri?
Bagaimanakah interaksi mereka?
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Magnet batang dengan kutub yang belum diketahui
2.Magnet U dengan kutub yang sudah diketahui
Cobalah Ini:
Ambillah sebuah magnet batang polos dan sebuah magnet U yang telah diketahui kutubnya.
Biasanya, lambang kutub tersebut tertera di ujung magnet U. Cobalah dekatkan salah satu
ujung magnet batang ke salah satu ujung magnet U yang bertuliskan N. Apa yang terjadi?
Sekarang, cobalah dekatkan ujung magnet batang tadi ke ujung magnet U yang bertuliskan S.
Apa yang terjadi?
Lakukanlah kembali dengan ujung magnet batang yang lain.

Apa yang terjadi?


Apakah kamu tahu bahwa dalam setiap magnet, apabila dua kutub yang sama didekatkan,
maka magnet tersebut akan saling tolak menolak. Tapi jika dua kutub yang berbeda
didekatkan, maka magnet tersebut akan saling tarik-menarik.
Cobalah kamu tuliskan huruf N pada salah satu ujung magnet batang yang ditarik oleh ujung
magnet U bertuliskan S. Atau pada ujung magnet batang yang ditolak oleh ujung magnet U
bertuliskan N. Sehingga ujung magnet batang yang lainnya akan menjadi kutub selatan,
tuliskanlah huruf S disana.

Mengapungkan Benda Berat


Sebuah benda yang biasanya tenggelam, bisa terapung lho! Kamu juga bisa melakukan ini
sendiri dengan percobaan ini.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Satu batang jarum
2.benang sepanjang 30 cm
3.Wadah berisi air
Cobalah Ini:
Coba kamu letakkan secara perlahan-lahan jarum diatas permukaan air. Apa yang terjadi
dengan batang jarum?
Sekarang, bentuklah benang menyerupai huruf u. Tempelkanlah bagian lengkungannya pada
pinggiran luar dari wadah berisi air. Posisikan benang diatas wadah dengan sejajar satu sama
lain. Letakkan jarum diatas dua helai benang, usahakan agar seimbang. Turunkan perlahan-
lahan ke permukaan air. Biarkan hingga benang sedikit tenggelam, kemudian geser benang
dengan sangat perlahan. Jarumnya mengapung!

Apa yang terjadi?


Ketika kamu meletakkan jarum begitu saja, jarum akan tenggelam. Itu karena gaya tegang
permukaannya langsung melemah dan saling terlepas. Namun, dengan bantuan benang,
ketika jarum menyentuh permukaan, gaya tegang permukaannya tidak langsung terlepas dan
melemah begitu saja. Sehingga gaya tegang tersebut masih mampu menahan jarum di
permukaan.

Membuat Magnet Sendiri

Kamu tahu bahwa magnet memiliki daerah interaksi terkuat bernama kutub? Pada beberapa
magnet, ditemukan bahwa kutub tersebut berada pada ujung-ujung magnet. Bagaimana
dengan magnet donat? Dimanakah kutubnya berada?
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Dua buah magnet donat
2.Magnet dengan ujung-ujung yang sudah diketahui
3.Pinsil

Cobalah Ini:
Pegang dengan erat magnet donat pada tangan kananmu. Lalu ambil magnet dan dekatkan
salah satu ujungnya ke magnet donat. Dengan perlahan, carilah posisi dimana ujung magnet
tertarik atau tertolak oleh magnet donat. Maka daerah tersebut bisa kita katakan sebagai
kutubnya.
Cobalah dekatkan ujung magnet berkutub utara (N) perlahan ke kutub magnet donat yang
telah kita dapatkan tadi. Daerah yang menolak ujung magnet tersebut akan menjadi kutub
utara magnet donatnya. Sedangkan yang tertarik menjadi kutub selatannya.
Kali ini, cobalah untuk memasukkan pinsil kedalam lubang magnet donat. Lalu, masukkan
magnet donat yang lainnya dengan posisi kutub yang sama saling berhadapan. Apa yang
terjadi? Cobalah untuk membuat pinsilnya tegak. Apakah magnet donat yang atas akan jatuh
menimpa magnet donat dibawahnya?

Apa yang terjadi?


Ternyata, Pada magnet donat, kutub-kutub magnetnya tidak berada pada ujungnya. Karena
magnet donat tidak memiliki ujung. Melainkan terdapat pada permukaan atas dan bawah dari
magnet donat, yang membentuk huruf O.
Pada saat dipasang pada pinsil, magnet donat yang diatasnya tidak akan jatuh menimpa
magnet donat yang berada dibawahnya. Karena kedua kutubnya saling berhadapan dalam
posisi tolak menolak.

Polarisator

Kamu mungkin pernah mendengar yang namanya polarisator. Kira-kira seperti apa sih fungsi
polarisator itu?
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Polarisator
2.Senter
3.Ruang gelap
Cobalah Ini:
Pastikan ruangan tempat kamu melakukan ini cukup gelap. Posisikan polarisator dalam posisi
horisontal. Kemudian arahkan cahaya dari senter ke polarisator. Perhatikan pola
bayangannya.
Sekarang posisikan polarisator dalam posisi vertikal. Kemudian arahkan cahaya dari senter ke
polarisator. Perhatikan posisi bayangannya.
Jika sulit melihatnya, coba kamu mengintip menggunakan polarisator pada posisi horisontal
dan vertikal secara bergantian. Apakah kamu melihat ada perbedaan dari yang kamu lihat?

Apa yang terjadi?


Cahaya merupakan bentuk gelombang elektromagnetik yang saling tegak lurus. Polarisator
berfungsi untuk menyeleksi cahaya yang melewatinya. Ketika kamu memposisikan
polarisator horisontal atau vertikal, kamu berarti menyeleksi cahaya horisontal atau vertikal
yang melewatinya.

Seberapa Kuatkah Magnet?

Magnet memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Tapi kamu tidak dapat mengatakan
seberapa kuat magnet itu hanya dengan melihatnya. Cobalah dengan eksperimen ini. Apakah
semua magnetmu memiliki kekuatan yang sama.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1. 3 Buah Magnet dengan bentuk berbeda
2. Penjepit Kertas
3.Beberapa kertas atau karton dengan ketebalan berbeda

Cobalah Ini:
Cobalah letakkan penjepit kertas pada jarak tertentu dari magnet. Perlahan-lahan, dekatkan
magnet hingga penjepit kertas dapat ditarik. Apakah kamu merasakan seberapa kuat
tarikannya? Cobalah dengan menggunakan magnet lainnya. Manakah magnet yang mampu
menarik penjepit kertas dengan jarak yang paling jauh?
Sekarang, lakukan kembali percobaan yang pertama. Tapi, letakkanlah kertas/karton diantara
magnet dan penjepit kertas. Apakah yang kamu rasakan ketika penjepit kertas tertarik oleh
magnet? Apakah terasa lebih kuat, atau lebih lemah? Bagaimana dengan jarak tarikannya,
apakah makin jauh atau makin pendek?

Apa yang terjadi?


Gaya magnet adalah gaya yang tidak terlihat. Gaya ini akan “menarik” atau “menolak”
benda. Magnet memiliki kuat gaya yang berbeda-beda. Semua itu tergantung pada bentuk dan
ukuran magnet, bahan yang digunakan, atau bagian dari magnet yang digunakan.
Berdasarkan kekuatannya, kamu mungkin tidak dapat merasakan kekuatan magnetnya hanya
dengan menggunakan 1 magnet. Tapi ketika kamu menggunakan magnet yang lain, kamu
baru dapat membedakan kekuatan magnetnya. Selain itu, kamu mungkin baru akan dapat
merasakan perbedaanya ketika menggunakan kertas/karton. Tapi, kertas/karton itu sendiri
tidak mempengaruhi gaya megnetnya. Sehingga hanya jarak pisahnyalah yang mempengaruhi
interaksi tersebut

Rangkaian Seri dan Paralel

Arus listrik harus mengalir dalam suatu rangkaian tertutup untuk dapat berkerja. Ada dua
macam rangkaian tertutup, seri dan paralel. Rangkaian seri adalah rangkaian yang terdiri dari
satu arah lintasan yang lurus dan tidak bercabang. Sedangkan rangkaian paralel adalah
rangkaian yang terdiri dari banyak arah lintasan dan bercabang.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1. 4 buah kabel 30 cm
2. 2 bola lampu kecil dan soketnya
3. 2 baterai 9 volt
4. 2 kancing baterai

Cobalah Ini:
Rangkaian Seri
Buatlah rangkaian seperti pada gambar 1, apa yang terjadi dengan nyala lampu?
Buatlah rangkaian seperti pada gambar 2, apa yang terjadi dengan nyala lampu?
Bandingkanlah kedua nyala lampu tersebut.
Gambar 1 Gambar 2
Rangkaian Paralel
Buatlah rangkaian seperti pada gambar 3, apa yang terjadi dengan nyala lampu?
Buatlah rangkaian seperti pada gambar 4, apa yang terjadi dengan nyala lampu?
Bandingkanlah kedua nyala lampu tersebut
Gambar 3 Gambar 4

Apa yang terjadi?


Salah satu komponen yang dibutuhkan oleh lampu untuk bisa menyala adalah tegangan.
Semakin banyak kita menambah tegangan, maka lampu dapat menyala semakin terang.
Ketika kita membuat rangkaian 1 (seri), kita membuat seri 2 lampu, sedangkan baterai yang
dipakai hanya 1. Sehingga tegangan dari 1 baterai itu harus dibagi kepada 2 lampu yang ada.
Akibatnya, nyala lampu menjadi redup.
Sedangkan pada rangkaian kedua, kita membuat seri 2 baterai dan 2 lampu. Sehingga kita
menambahkan tegangan yang berasal dari dua baterai itu. Hasilnya, masing-masing lampu
mendapat tegangan yang sama besar, yaitu satu lampu mendapat tegangan dari satu baterai.
Tidak perlu berebutan tegangan.
Lain halnya pada rangkaian paralel, di rangkaian ini masing-masing “jalan” yang berada di
dalam rangkaian paralel memiliki nilai tegangan yang sama. Jika kamu menambahkan “jalan”
nya, nyala lampu tidak akan terpengaruh. Mau sebanyak apapun lampu dan baterainya, pada
rangkaian paralel nyala lampu akan sama seperti ketika menggunakan satu lampu dan satu
baterai.
Jadi, ketika kamu membuat suatu rangkaian, pastikan sumber tegangannya (baterai) kamu
pasang seri, dan hambatannya (lampu) kamu pasang secara paralel.
Pemantulan Cahaya

Cahaya dapat dipantulkan pada cermin. Tapi, Selain cermin, cahaya juga dapat dipantulkan
oleh beberapa bidang lainnya. Tapi apakah pemantulannya sama?
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Kertas Amplas
2.Lantai keramik licin
3.Lantai keramik kasar (biasa untuk dikamar mandi)
4.Senter
5.Ruang gelap

Cobalah Ini:
Pastikan ruangan dalam keadaan gelap. Nyalakanlah lampu senter dan arahkan pada kertas
amplas yang diletakkan di lantai. Posisikan agar jika ada cahaya yang dipantulkan mengarah
ke dinding. Apakah ada pantulan cahaya yang dihasilkan?
Kemudian, cobalah dengan permukaan keramik licin tanpa dialasi apapun. Arahkan senter
dan usahakan agar jika ada cahaya yang memantul, terlihat pada dinding. Apakah ada cahaya
yang terpantul?
Ulangi langkah tersebut dengan permukaan keramik kasar. Bagaimana pantulan cahayanya?
Apa yang terjadi?
Ketika menggunakan kertas amplas, tidak ada pantulan yang terlihat. Tapi jika menggunakan
keramik, pantulan tersebut terlihat. Hanya, pada keramik licin, pantulan terlihat lebih jelas
bila dibandingkan dengan keramik kasar.
Hal ini karena cahaya memantul lebih teratur pada permukaan yang licin. Sedangkan pada
permukaan kasar, cahaya memantul dengan tidak beraturan dan menghasilkan pantulan yang
buram atau bahkan tidak ada sama sekali, karena cahaya tidak terfokus disana.

Pemantulan Cermin Ganda

Sim sala bim. Kamu pernah melihat film ninja dimana ninja tersebut bisa membuat dirinya
menjadi banyak? Kamu juga bisa lho “memperbanyak diri” seperti itu. Walau mungkin gak
seheboh yang ada di film.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Dua buah cermin datar
2.Orang-orangan
Cobalah Ini:
Pada percobaan ini, akan lebih baik jika kamu menggunakan cermin datar yang berukuran
sama. Posisikanlah cermin hingga berhimpit pada satu sisinya, sehingga menyerupai huruf
v. Posisikanlah agak lebar. Letakkanlah orang-orangan di antara cermin. Hitunglah jumlah
bayangan yang ada di dalam cermin.
Geserlah cermin hingga semakin merapat. Lalu lihatlah jumlah bayangan yang dihasilkan.

Apa yang terjadi?


Posisi cermin yang seperti itu akan membuat bayangan kita semakin bertambah banyak.
Semakin kecil sudut yang bisa diciptakan, maka semakin banyak bayangan yang dapat
dihasilkan.
Tapi, kamu tidak akan melihat apa-apa ketika cermin tersebut kamu rapatkan (tutup). Secara
teori, ketika sudut yang dihasilkan adalah 0 derajat (cerminnya rapat), maka bayangannya
tak hingga. Cara untuk melihat bayangan tak hingga ini adalah dengan menggunakan 2
cermin rias yang cukup besar sehingga kamu bisa melihat bayanganmu sendiri. Posisikan
dua cermin itu saling berhadapan, lalu kamu berdiri diantara kedua cermin itu.
Perhatikanlah pada salah satu cermin, kamu akan lihat bayanganmu tidak habis-habis!

Pembiasan

Apakah kamu bisa membengkokkan pinsil? Jika tidak, kamu harus mencoba ini.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Pinsil
2.Gelas berisi air

Cobalah Ini:
Siapkanlah gelas berisi air. Pastikan gelas yang kamu gunakan transparan. Bukan mug
keramik atau melamin yang bercorak. Masukkanlah pinsil kedalamnya. Sekarang, coba kamu
lihat pinsil itu dari luar gelas. Bagaimana kelihatannya?
Apa yang terjadi?
Pinsil yang kamu lihat menjadi bengkok! Kamu akan melihat bagian yang ada di atas
permukaan air dan yang berada dibawah permukaan air tidak sama. Hal ini terjadi karena
adanya pembiasan cahaya.
Pembiasan adalah proses pembelokan cahaya ketika melewati medium yang berbeda. Maka,
cahaya yang melewati air dan yang tidak melewati air, akan dibelokkan dengan arah dan
sudut yang berbeda. Karena itu kita akan melihat pinsil tersebut bengkok.

Tekanan Udara

Kamu suka sulap? Cobalah ini dan peragakan didepan teman-temanmu! Buatlah teman-
temanmu terkejut ketika kamu membuat air dalam gelas tidak tumpah walau kamu
terbalikkan gelasnya.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Satu gelas berisi air
2.Selembar kertas
Cobalah Ini:
Siapkan gelas berisi air. Usahakan hingga penuh. Lalu tempelkan kertas di bibir gelas dengan
sangat rapat. Dengan cepat baliklah gelas dengan sambil menempelkan kertas dibibir gelas.
Lepas tanganmu perlahan-lahan dan biarkan kertas menempel dengan sendirinya pada bibir
kertas.
Apa yang terjadi?
Kertas menempel pada bibir gelas dan air dalam gelasnya ternyata tidak tumpah. Tapi
memang setelah beberapa lama air akan tumpah karena merembes kedalam kertas.
Ketika kita membalik gelas, kita membuat udara tidak ada yang keluar masuk, dan tekanan
udara didalam gelas menjadi kecil. Sehingga tekanan diluar gelas yang lebih tinggi akan
menahan kertas dan air pada posisinya dan menjaga air agar tidak tumpah dari gelas. Hebat
ya?

Membuat Game Sederhana

Kali ini kita akan membuat game sederhana. Yaitu mencocokkan. Tentu sudah pernah
mencobanya kan? Permainan dengan pertanyaan di sebelah kiri dan jawabannya di sebelah
kanan. Kali ini, kita akan membuatnya dengan lebih menarik. Jika lampu menyala, berarti
jawaban kamu benar.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Kabel secukupnya dan dengan panjang yang diperlukan
2.Baterai 9 volt
3.Lampu kecil dan soketnya
4.Penjepit kertas secukupnya
5.Karton
6.Kertas

Cobalah Ini:
Pasanglah penjepit kertas pada sisi kiri dan kanan karton. Jumlahnya tergantung pada
pertanyaan dan jawaban yang kamu inginkan. Buatlah pertanyaan dan jawaban pada kertas,
lebih baik tidak terlalu panjang. Pasang lembar pertanyaan pada penjepit kertas di sebelah
kiri, dan lembar jawaban di penjepit kertas sebelah kanan. Dibelakang kartonnya, pasanglah
kabel pada penjepit kertas yang menghubungkan penjepit kertas sebelah kiri dan kanan.
Pasanglah kancing baterai pada baterai, dan hubungkan salah satu kabelnya pada soket
lampu. Gunakan ujung-ujung kabel yang tidak terhubung untuk mencocokkan pertanyaan dan
jawabannya. Jika benar, lampu akan menyala.

Membuat Magnet Sendiri

Magnet bisa dibuat dengan cara ditempelkan ke magnet dan dengan kumparan. Apakah ada
cara lain membuat magnet?
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Batang besi
2.Magnet
3.Penjepit kertas

Cobalah Ini:
Untuk awalnya, cobalah dekatkan batang besi ke penjepit kertas untuk memastikan bahwa
batang besi tersebut adalah batang besi biasa dan tidak menarik penjepit kertas. Kemudian,
gosokkan magnet ke batang besi dengan gerakan yang searah selama beberapa lama. Ingat,
gosokkan hanya dengan satu kutub magnet saja. Dekatkan batang besi ke penjepit kertas, apa
yang terjadi?
Bantinglah dengan keras batang besi itu. Apa yang terjadi jika batang besi itu didekatkan ke
penjepit kertas lagi?

Apa yang terjadi?


Batang besi memiliki atom-atom yang tidak beraturan. Ketika magnet digosokkan secara
searah ke batang besi, maka atom-atom batang besi termagnetisasi dan saling sejajar
membentuk barisan kutub magnet yang searah antara utara dan selatannya. Sehingga batang
besi itu pun berubah menjadi magnet.
Namun ketika kita membanting dengan keras batang besi itu, maka kita membuat batang besi
itu menjadi seperti semula karena atom-atom besi tersebut kembali tidak beraturan.

Membuat Pelangi dengan Prisma

Kamu mungkin suka memandangi pelangi. Nah, coba deh kamu lakukan percobaan ini untuk
membuat pelangi kamu sendiri. Jadi kamu tidak perlu menunggu hujan lebat untuk bisa
melihat pelangi.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Prisma
2.Senter
3.Ruang gelap

Cobalah Ini:
Pastikan ruangan tempat kamu melakukan ini cukup gelap, atau nantinya akan sulit melihat
pelanginya. Peganglah prisma dengan perlahan. Kemudian arahkan senter yang sudah
menyala ke prisma. Posisikan kemiringan prisma sedemikian rupa hingga kamu bisa melihat
pelangi pada dinding.

Apa yang terjadi?


Pelangi adalah bentuk sebaran cahaya monokromatik. Cahaya putih sendiri, berasal dari
cahaya-cahaya yang ada pada pelangi. Ketika cahaya tersebut berkumpul, terciptalah warna
pelangi, dan kita hanya bisa melihatnya sebagai warna putih (Jangan bayangkan putih disini
putih susu, tapi putih yang dimaksud adalah putih cahaya matahari).

Prisma sendiri, memiliki kemampuan untuk membiaskan (membelokkan) cahaya. Masing-


masing warna cahaya memiliki posisi “belok” yang berbeda ketika dibiaskan melewati
prisma. Sehingga cahaya putih tersebut terlihat terurai menjadi warna pelangi yang kita kenal.

Membuat Rheostat

Reostat adalah alat yang diletakan pada rangkaian untuk mengatur jumlah arus listrik yang
mengalir pada rangkaian. Mungkin kamu sudah pernah menggunakannya pada lampu hias
untuk mengatur terang redupnya lampu atau pengatur volume suara pada speaker. Tapi
sekarang akan kita coba membuat yang sederhana.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Pinsil kayu
2.Palu (hati-hati, mintalah bantuan orang yang lebih dewasa)
3.Lampu dan soketnya
4.Baterai 9 volt
5.Kancing baterai
6.Dua kabel 30 cm

Cobalah Ini:
Pinsil kayu terbuat dari batang karbon (grafit) yang dibungkus oleh dua kayu yang dilem.
Cobalah membuka kayunya menjadi dua bagian dengan palu. Tapi jangan sampai batang
karbonnya patah. Mintalah bantuan orang dewasa. Sambungkan kedua kabel ke kancing
baterai yang telah dipasang pada baterai. Salah satu ujungnya yang lain dihubungkan dengan
soket lampu, ujung yang lainnya ikat pada batang karbon dari pinsil. Ujung kabel yang tidak
terikat, tempelkan pada bagian tengah batang karbon. Apa yang terjadi? Bagaimana jika
kabel itu digeser mendekati kabel yang terikat? Bagaimana jika kabel itu digeser menjauhi
kabel yang tersebut.

Apa yang terjadi?


Tentu kalian semua sudah mengetahui mengenai penghantar dan penghambat listrik
(konduktor dan isolator). Reostat merupakan alat yang bisa kamu atur hambatannya sehingga
dalam satu rangkaian kamu bisa mengatur besar kecilnya rangkaian. Ketika kamu menggeser
kabel, berarti kamu menambah atau mengurangi hambatan. Semakin banyak karbon tersebut
berada dalam rangkaian, maka semakin besar hambatannya, sehingga lampunya menjadi
semakin redup. Begitu juga sebaliknya
Mengetahui Polaritas Baterai dengan Kentang dan Cuka

Baterai, selalu mamiliki dua kutub yang disebut terminal. Satu merupakan kutub positif, dan
yang lainnya kutub negatif. Ketika baterai dipasang pada suatu rangkaian, batreai akan
menghasilkan arus listrik yang disebut arus searah atau DC. Biasanya, kutub baterai ditulikan
pada tempatnya. Tapi, kadang kita menemukan baterai yang tidak diketahui masing-masing
kutubnya. Ini adalah contoh cara yang dapat digunakan untuk mengetahui kutub-kutubnya
tersebut.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Dua buah kabel sepanjang 30 cm
2.Baterai 9 volt
3.Gelas
4.Air
5.Kentang
6.Cuka
7.Gunting
8.Isolasi

Cobalah Ini:
Potong kabel menjadi dua, lalu kelupas masing-masing ujungnya. Hubungkan salah satu
ujung kabel pada satu kutub, dan ujung lainnya pada kutub yang berbeda. Lalu, tusukkan
pada kentang, ujung-ujung kabel yang tidak terhubung. Pastikan kedua ujung yang
dimasukkan tidak saling bersentuhan! Setelah beberapa menit, perhatikan daerah pada
kentang disekitas kabel. Apa yang terjadi?
Sekarang, isilah air sebanyak 3 gelas. Masukkan 2 sendokmakan cuka ke dalam gelas berisi
air. Masukkan kedua ujung kabel yang telah dihubungkan dengan kedua kutub baterai
kedalam gelas berisi larutan cuka. Ingat, jangan sampai kabel tersebut saling bersentuhan!
Apa yang terjadi?

Kenapa itu Terjadi?


Arus listrik telah menyebabkan reaksi kimia pada kentang dan kabel. Daerah disekitar kabel
yang dihubungkan dengan kutub positif (+), akan mengeluarkan gelembung-gelembung kecil.
Sedangkan daerah disekitar kabel yang dihubungkan dengan kutub negatif (-) akan berwarna
hijau. Warna hijau ini disebabkan oleh reaksi oksidasi.
Begitu pula yang terjadi pada air cuka. Hanya saja, yang dapat terlihat adalah gelembung
yang ada pada kabel yang dihubungkan ke kutub positif. Gelembung ini merupakan
gelembung gas karbondioksida (CO2). Sedangkan reaksi oksidasi yang terjadi tidak terlihat
pada kabel yang dihubungkan dengan kutub negatif.

Membuat Rheostat

Kamu heran dengan judul diatas? Jangan bingung. Karena kita memang bisa menusuk
kentang dengan sebatang sedotan lho!
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Kentang
2.Sedotan

Cobalah Ini:
Peganglah dengan erat kentang di tangan kirimu atau kamu bisa letakkan di atas meja. Tapi
peganglah agar kentang tidak bisa bergerak bebas. Lalu kamu genggam dengan erat sedotan
di tangan kanan mu, dan tusukkanlah dengan cepat sedotan tersebut ke arah kentang. Dan,
huup... Lihatlah apa yang terjadi.

Apa yang terjadi?


Ternyata kamu bisa menusuk kentang tersebut hanya dengan sedotan lho! Mungkin kamu
akan gagal ketika pertama kali mencoba. Tapi kamu akan bisa menusukkannya kemudian.
Padahal kentang tersebut lumayan keras. Koq bisa ya?
Kamu pernah mendengar hukum pertama Newton? Nah Inersia ini berperan dalam
menusukkan sedotan kedalam kentang. Sedotan yang bergerak akan memberikan gaya
kepada kentang. Tapi, karena kita membuat kentang diam, kita membuat kentang
mempertahankan posisinya yang diam. Sehingga, sedotan yang bergerak tidak bisa
memberikan gayanya kepada kentang. Akibatnya, si sedotan akan melaju terus menembus
kentang.
Solar Clock

Kali ini kita akan memanfaatkan teknologi solar cell untuk menggerakkan sebuah baterai.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Panel surya (Solar sel, bisa kamu beli di toko komponen elektronik)
2.Jam dinding
3.Sumber cahaya yang cukup terang

Cobalah Ini:
Hubungkanlah panel surya ke jam dinding dengan menggunakan kabel. Mintalah bantuan
orang dewasa untuk membantumu. Arahkan panel surya kearah matahari atau sumber cahaya
yang cukup terang. Perhatikanlah, apakah jamnya menyala?
Apa yang terjadi?
Tentu saja jam akan menyala. Karena panel surya akan mengubah cahaya matahari menjadi
sumber listrik yang bisa kita gunakan. Jika kamu mendapati jamnya tidak menyala, mungkin
panel suryamu rusak, atau cahaya yang mengenai panel tidak cukup banyak, atau kamu
menggunakan panel yang berdaya kecil.

Anda mungkin juga menyukai