Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Judul
Laporan Hasil Uji daya hantar listrik pada larutan elektrolit dan non elektrolit
1.2 Latar Belakang
Larutan memiliki peran besar dalam kehidupan sehari-hari beberapa contoh diantaranya seperti
air mineral yang kita konsumsi sehari-hari, larutan elektrolit, dan air garam. Selain itu kita sering
tidak menyadari bahwa ternyata larutan-larutan di atas bisa menghantarkan listrik jika
disambungkan dengan alat uji tertentu.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui perbedaan antara larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan non elektrolit
serta mengetahui ciri-ciri dan jenis-jenis larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan non
elektrolit.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori


Larutan adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling melarutkan dan masing-
masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi secara fisik. Zat yang jumlahnya lebih
sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih
banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan
pelarut dalam larutan ini dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran
zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi.
Larutan elektrolit adalah Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Svante Arrhenius, ahli
kimia terkenal dari Swedia mengemukakan teori elektrolit pada tahun 1884. Menurut Arrhenius,
‘‘larutan elektrolit dalam air terdisosiasi ke dalam partikel-partikel bermuatan listrik positif dan
negatif yang disebut ion (ion positif dan ion negatif) Jumlah muatan ion positif akan sama
dengan jumlah muatan ion negatif, sehingga muatan ion-ion dalam larutan netral’’ Ion-ion inilah
yang bertugas mengahantarkan arus listrik.

Larutan ini memberikan gejala berupa menyalanya lampu atau timbulnya gelembung gas dalam
larutan. Larutan elektrolit mengandung partikel-partikel yang bermuatan (kation dan anion).
Larutan ini dapat bersumber dari senyawa ion (senyawa yang mempunyai ikatan ion) atau
senyawa kovalen polar (senyawa yang mempunyai ikatan kovalen polar)

Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan baik. Hal ini
disebabkan karena zat terlarut akan terurai sempurna (derajat ionisasi = 1) menjadi ion-ion
sehingga dalam larutan tersebut banyak mengandung ion-ion. Karena banyak ion yang dapat
menghantarkan arus listrik, maka daya hantarnya kuat.
Contohnya: NaCl

Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan lemah. Hal
ini disebabklan karena zat terlarut akan terurai sebagian (derajat ionisasi = 0 < α < 1) menjadi
ion-ion sehingga dalam larutan tersebut sedikit mengandung ion. Hal ini disebabkan tidak semua
terurai menjadi ion-ion (ionisasi tidak sempurna) sehingga dalam larutan hanya ada sedikit ion-
ion yang dapat menghantarkan arus listrik.
Contohnya: air biasa, dan NH3

Pada larutan non elektrolit, molekul-molekulnya tidak terionisasi dalam larutan, sehingga tidak
ada ion yang bermuatanyang dapat menghantarkan arus listrik. (derajat ionisasi = 0)
Contohnya: Larutan urea, dan glukosa


BAB III
PENGAMATAN

3.1 Alat dan Bahan


Dalam proses pengamatan digunakan beberapa alat dan bahan sebagai berikut :
– Alat uji daya hantar listrik larutan elektrolit berupa:
– Baterai
– Kabel listrik
– Elektroda karbon
– Bola lampu kecil
– 6 macam larutan yakni : larutan A, B, C, D, E, dan F
– Air secukupnya (pembersih elektroda)
– Tisu
– Gelas kimia
3.2 Langkah-Langkah Pengujian
Dalam pengamatan dilakukan beberapa langkah pengujian sebagai berikut :
1. menyiapkan larutan pada setiap gelas kimia
2. merangkai rangkaian alat penguji yakni baterai, kabel, lampu dan elektroda
3. menguji larutan dengan cara memasukkan kedua buah elektroda kedalam larutan tanpa
membuat keduanya saling bersentuhan
4. amati perubahan yang terjadi pada lampu apkah menyala terang, redup, atau tidak menyala
samasekali, dan pada elektroda apakah terdapat banyak gelembung, sedikit atau tidak ada
gelembung samasekali.
5. setelah menguji sebuah larutan maka kita harus membersihkan terlebih dahulu elektroda yang
digunakan dengan cara dibilas dengan air biasa lalu dikeringkan dengan tisu agar pada saat kita
menguji larutan lain, larutan tersebut tidak terkontaminasi/tercampur

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengujian


Setelah dilakukan percobaan daya hantar listrik pada setiap larutan A, B, C, D, E dan F maka
didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel Hasil Pengamatan:


No Larutan Indikator Lampu Pada Permukaan Elektroda
1 A Menyala terang Banyak gelembung gas
2 B Tidak menyala Sedikit gelembung gas
3 C Menyala terang Banyak gelembung gas
4 D Tidak menyala Sedikit gelembung gas
5 E Tidak menyala Sedikit gelembung gas
6 F Agak redup Banyak gelembung gas

4.2 Pembahasan
Pertanyaan:
1. Kelompokkan larutan diatas berdasarkan daya hantarnya
2. Tuliskan perbedaan elektrolit kuat, elektrolit, lemah dan non elektrolit
Jawaban pertanyaan :
Berdasarkan tabel diatas maka didapatkan hasil sebagai berikut:

1. larutan A, merupakan larutan elektrolit kuat karena pada saat pengujian didapatkan bahwa
indikator lampu menyala terang dan terdapat banyak gelembung disekitar elektroda
2. larutan B, merupakan larutan elektrolit lemah karena meskipun lampu indikator tidak menyala
namun masih terdapat gelembung disekitar elektroda
3. larutan C, merupakan larutan elektrolit kuat karena pada saat pengujian didapatkan bahwa
indikator lampu menyala terang dan terdapat banyak gelembung disekitar elektroda
4. larutan D, merupakan larutan elektrolit lemah karena meskipun lampu indikator tidak menyala
namun masih terdapat gelembung disekitar elektroda
5. larutan E, merupakan larutan elektrolit lemah karena meskipun lampu indikator tidak menyala
namun masih terdapat gelembung disekitar elektroda
6. larutan F, merupakan larutan elektrolit lemah karena didapatkan bahwa pada indikator lampu
menyala redup namun terdapat banyak gelembung

Dari hasil diatas kita dapat mengetahui apa saja perbedaan antara larutan elektrolit kuat, lemah,
dan non elektrolit sebagai berikut :
1. larutan elektrolit kuat ialah larutan elektrolit yang terionisasi sempurna sehingga larutan
tersebut dapat menghantarkan arus listrik dengan baik yang ditandai dengan munculnya banyak
gelembung disekitar elektroda dan lampu indikator menyala terang
2. larutan elektrolit lemah ialah larutan elektrolit yang terionisasi tidak sempurna sehingga
larutan tersebut hanya dapat menimbulkan sedikit gelembung disekitar elektroda namun lampu
indikator tidak menyala
3. larutan non elektrolit ialah laritan yang tidak dapat terionisasi sehingga tidak terdapat ion-ion
yang dapat menghantarkan listrik hal ini ditandai dengan tidak menyalanya lampu dan tidak
terdapat gelembung disekitar elektroda


BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum ini, didapatkan bahwa larutan A dan C merupakan larutan dengan tingkat
hantaran listrik kuat karena memiliki gelembung yang banyak disekitar elektroda dan bisa
menyalakan indikator lampu dengan sangat terang. Selain itu larutan B, D, dan E merupakan
larutan dengan tingkat hantaran listrik rendah yang hanya menampilkan gelembung yang sedikit
di sekitar elektroda. Dan larutan F merupakan larutan elektrolit lemah dengan adanya tanda pada
indikator lampu berupa nyala yang redup meski memiliki banyak gelembung di sekitar elektroda.
Tanggal Praktikum
Kamis, 16 Januari 2013

  Tujuan
Menguji hantaran listrik melalui larutan
Mengidentifikasi larutan elektrolit dan non elektrolit

Dasar Teori
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan listrik. Sedangkan larutan non-
elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.
Daya hantar listrik larutan elektrolit bergantung pada jenis dan konsentrasinya. Daya hantar
listrik larutan adalah kemampuan larutan untuk menghantarkan listrik.
Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan baik. Hal ini
disebabkan karena zat terlarut akan terurai sempurna (derajat ionisasi ? = 1) menjadi ion-ion
sehingga dalam larutan tersebut banyak mengandung ion-ion.
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan lemah. Hal
ini disebabkan karena zat terlarut akan terurai sebagian (derajat ionisasi ? << 1) menjadi ion-ion
sehingga dalam larutan tersebut sedikit mengandung ion. 

Alat dan Bahan


Alat Bahan
1.      2 baterai besar 1.      Air hujan dan air aki
2.      1 lampu 2.      Air gula (4 sendok)
3.      Kabel + dan – 3.      Air garam (garam kotak)
4.      Penjepit buaya + dan – 4.      Air sabun (4 sendok deterjen)
5.      Kertas amplas 5.      Asam cuka
6.      2 katoda baterai besar 6.      Urea (3 sendok)
7.      Triplek 7.      Alkohol 70 %

Cara Kerja
1) Rangkailah alat penguji elektrolit.
2) Periksalah apakah alat penguji elektrolit dapat bekerja dengan baik atau tidak jika kedua   
elektroda dihubungkan, lampu dapat menyala.
3) Masukkan salah satu larutan yang akan diuji kekuatan daya hantar listriknya dengan 2 buah
katoda ke dalam gelas beker hingga setengahnya. Perhatikan jangan sampai bersentuhan.
3) Catat dan periksalah apa yang terjadi pada alat prngujinya, apaka lampu menyala atau padam,
memiliki gelembung atau tidak.
4)Bersihkan kedua katoda / elektroda tersebut dengan amplas.
      5) Ulangi kegiatan 3 - 5 sampai semua larutan teruju. .
  Pembahasan
Hasil Pengamatan Kelompok Kami :
N Bahan Rumus Pengamatan Jenis Elektrolit
o Lampu Elektroda
1 Air hujan - Redup Tidak ada Non-elektrolit
gelembung
2 Air garam NaCl Tidak Ada Elektrolit lemah
Menyala gelembung
3 Air gula C12H22O11 Tidak Tidak ada Non-elektrolit
Menyala gelembung
4 Urea CO(NH2)2 Tidak Ada Elektrolit lemah
Menyala gelembung
5 Asam cuka CH3COOH Tidak Ada Elektrolit lemah
Menyala gelembung
6 Etanol (alkohol) C2H5OH Tidak Tidak ada Non-elektrolit
Menyala gelembung
7 Asam sulfat (air H2SO4 Tidak Ada Elektrolit lemah
aki) Menyala gelembung
8 Air sabun - Tidak Ada Elektrolit lemah
Menyala gelembung
9 Amonia NH3 Tidak Tidak ada Non-elektrolit
Menyala gelembung
10 Asam klorida HCl Redup Ada Elektrolit lemah
(HCl) gelembung
11 Akuades - Tidak Tidak ada Non-elektrolit
Menyala gelembung

Hasil Pengamatan yang Benar :


N Pengamatan
Bahan Rumus Lampu Elektroda Jenis Elektrolit
o
1 Air hujan - Tidak Tidak ada Non-elektrolit
Menyala gelembung
2 Air garam NaCl Terang Ada Elektrolit kuat
gelembung
3 Air gula C12H22O11 Tidak Ada Elektrolit lemah
Menyala gelembung
4 Urea CO(NH2)2 Tidak Ada Elektrolit lemah
Menyala gelembung
5 Asam cuka CH3COOH Redup Ada Elektrolit lemah
gelembung
6 Etanol (alkohol) C2H5OH Tidak Ada Elektrolit lemah
Menyala gelembung
7 Asam sulfat (air H2SO4 Terang Ada Elektrolit kuat
aki) gelembung
8 Air sabun - Terang Ada Elektrolit kuat
gelembung
9 Amonia NH3 Redup Ada Elektrolit lemah
gelembung
10 Asam klorida HCl Terang Ada Elektrolit kuat
(HCl) gelembung
11 Akuades - Tidak Tidak ada Non-elektrolit
Menyala gelembung

Dari hasil uji coba, dan tabel diatas, diperoleh data sebagai berikut :

1) Air hujan seharusnya non elektolit karena, tidak ada gelembung saat diuji dan lampu tidak
menyala, akan tetapi dalam uji larutan yang kami lakukan lampu menyala redup, ini mungkin
terjadi karena alat uji elektrolit kami kotor atau bahkan salah. 
2) Air garam seharusnya lampu menyala terang dan memiliki gelembung yang banyak dan
termasuk elektrolit kuat, namun dalam percobaan yang kami lakukan larutan tidak menyala
tetapi ada gelembung dan tergolong elektrolit lemah, ini mungkin terjadi karena kesalahan pada
alat uji elektrolit kami.
3) Air gula termasuk elektrolit lemah, lampu tidak menyala dan memiliki gelembung, akan tetapi
praktikum yang kami lakukan menunjukkan lampu tidak menyala dan tidak ada gelembung, ini
mungkin terjadi karena alat uji elektrolit kami kotor atau bahkan salah.
4) Asam cuka seharusnya lampu menyala redup dan ada gelembung, namun hasil dari uji larutan
kami menunjukkan lampu tidak menyala, ini mungkin terjadi karena kesalahan / kerusakan alat
uji larutan.
5) Etanol (alkohol) seharusnya lampu tidak menyala, ada gelembung akan tetapi hasil uji larutan
kami lampu tidak menyala dan tidak ada gelembung. Mungkin ini terjadi karena kesalahan alat
atau alat uji kami kotor.
6) Asam sulfat (air aki) sebenarnya lampu menyala terang dan ada gelembung, akan tetapi uji
larutan yang kami lakukan menghasilkan bahwa lampu menyala redung. Mungkin ini
dikarenakan alat uji kami yang kurang bersih.
7) Air sabun pada dasarnya lampu menyala terang dan ada gelembung, akan tetapi hasil
praktikum kami menunjukkan lampu tidak menyala. Mungkin terjadi karena kesalahan pada alat
uji elektrolit kami.
8) Urea  termasuk elektrolit lemah, lampu tidak menyala namun ada gelembung.
9) Amonia seharusnya lampu menyala redup dan ada gelembung, akan tetapi hasil praktikum
kami menunjukkan lampu tidak menyala dan tidak ada gelembung. Ini mungkin terjadi karena
alat uji elektrolit kami kotor atau bahkan salah.
10) Asam klorida seharusnya lampu menyala terang dan ada gelembung, akan tetapi hasil
praktikum kami menunjukkan lampu menyala redup. Ini mungkin terjadi karena alat uji elektrolit
kami kotor atau bahkan salah.
11) Akuades termasuk larutan non elektrolit karena lampu tidak menyala dan tidak ada
gelembung.

Daftar Pustaka
Lu.Putry.Chemistry(2012). Teori Dasar Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit. From : http://iu-
putry.blogspot.com/2012/05/teori-dasar-larutan-elektrolit-dan-non.html
Fadlika.a.c(2013). Praktikum Kimia Kelas X. From :
http://fadlikasmp21.blogspot.com/2013/09/praktikum-kimia-kelas-x.html
Corat_Coret GIMELI(2012). Laporan Praktikum Pengujian Larutan. From :
http://coretgimeli.blogspot.com/2012/04/laporan-praktikum-pengujian-larutan.html
Imuzcorner(2012). Penulisan Daftar Pustaka yang Benar. From :
http://www.imuzcorner.com/2012/11/penulisan-daftar-pustaka-yang-benar.html
Wanibesa(2011). Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit. From :
http://wanibesak.wordpress.com/2011/06/18/larutan-elektrolit-dan-nonelektrolit-2/
Wanda Aziizah Rahayu(2013). Laporan Uji Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit. From : 
http://wandaaziizah.blogspot.com/2013/03/laporan-uji-larutan-elektrolit-dan-non.html
PENDAHULUAN (http://onthongwitgedhang.blogspot.com/2013/07/laporan-
praktikum-larutan-elektrolit.html)
1.      Tujuan Percobaan
1.1.   Menguji daya hantar listrik berbagai macam larutan.
1.2.   Mengetahui dan mengidentifikasi larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan non elektrolit.
2.      Dasar teori
2.1.   Pengertian larutan
Larutan merupakan campuran yang homogen antara zat terlarut dan zat pelarut.
a.  Zat terlarut adalah zat yang terdispersi dalam zat pelarut.
b. Zat pelarut adalah zat yang mendispersi komponen-komponen zat terlarut.
2.2.   Larutan elektrolit dan non elektrolit
2.2.1.      Larutan elektrolit adalah zat terlarut yang mengalami ionisasi sehingga di dalam larutan
terdapat ion-ion yang dapat menghantarkan listrik. Larutan elektrolit dibagi menjadi 3, yaitu:
a. Larutan elektrolit kuat
Adalah larutan yang memiliki jumlah ion yang sangat banyak sehinga daya hantar listriknya
kuat.
b. Larutan elektrolit lemah
Adalah larutan yang jumlah ion-ion di dalam larutannya sedikit sehingga daya hantar listriknya
lemah.
2.2.2.      Larutan non elektrolit adalah larutan yang di dalamnya tidak terdapat ion-ion sehingga tidak
dapat menghantarkan listrik
2.3.   Macam-macam larutan.
2.3.1.      Asam klorida (HCl), termasuk asam kuat.
Klorida adalah ion yang terbentuk sewaktu unsur klor mendapatkan satu elektron untuk
membentuk suatu anion (ion bermuatan negatif) Cl−. Garam dari asam hidroklarida HCl
mengandung ion klorida, contohnya adalah garam meja, yang adalah natrium klorida dengan
formula kimia NaCl. Dalam air, senyawa ini terpecah mejadi Na+ dan CL-. NaCl memiliki
manfaat, yakni:
1.    Biasa digunakan pada industri logam untuk menghilangkan karat atau kerak besi oksida dari
besi atau baja.
2.     Sebagai bahan baku pembuatan vinyl klorida, yaitu monomer untuk pembuatan plastic
polyvinyl chloride atau PVC.
3.     HCl merupakan bahan baku pembuatan besi (III) klorida (FeCl3) dan polyaluminium
chloride (PAC), yaitu bahan kimia yang digunakan sebagai bahan baku koagulan dan flokulan.
Koagulan dan flokulan digunakan pada pengolahan air.
4.     Asam klorida dimanfaatkan pula untuk mengatur pH (keasaman) air limbah industri.
5.     Asam klorida digunakan dalam proses regenerasi resin penukar kation (cation exchange
resin)
2.3.2.      Asam asetat (CH3COOH)
Asam asetat atau yang lebih dikenal dengan nama asam cuka adalah golongan asam karboksilat
yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Asam asetat murni dikenal dengan nama
asam asetat glacial yang memiliki titik leleh 16,6oC. Dalam kehidupan sehari-hari, asam cuka
digunakan sebagai pemberi rasa asam pada makanan. Di dalam industri makanan, asam cuka
digunakan untuk menurunkan pH. Asam cuka juga berfungsi sebagai zat pengawet yang di
dalam industri, asam asetat biasa digunakan pada pembuatan serat selulosa asetat, plastik, zat
warna, obat-obatan, dan lain-lain.
2.3.3.      Barium klorida (BaCl2)
Barium klorida adalah senyawa anorganik dengan BaCl2 formula. Ini adalah salah satu yang
larut dalam air garam yang paling umum dari barium. Seperti garam barium lain, adalah beracun
dan menanamkan warna kuning-hijau ke nyala api. Hal ini juga higroskopis. Sebagai garam,
murah larut dari barium, barium klorida menemukan aplikasi luas di laboratorium. Hal ini
umumnya digunakan sebagai tes untuk ion sulfat (lihat sifat kimia di atas). Dalam industri,
barium klorida terutama digunakan dalam pemurnian larutan air garam pada tanaman klorin
kaustik dan juga dalam pembuatan garam perlakuan panas, pengerasan baja, dalam pembuatan
pigmen, dan dalam pembuatan garam barium lainnya. BaCl2 juga digunakan dalam kembang api
untuk memberikan warna hijau terang. Namun, toksisitasnya membatasi penerapannya.
2.3.4.      Natrium hidroksida (NaOH)
Bahan kimia jenis alkali yang kuat yang digunakan dalam cairan pemasak  alkali; biasanya
disebut juga kaustik soda atau lindi; NaOH.
2.3.5.      Amonium hidroksida (NH4OH)
Senyawa ini memiliki kegunaan:
1.    Di laboratorium banyak digunakan sebagai pereaksi analisis, baik kualitatif maupun
kuantitatif.
2.    Dalam rumah tangga banyak digunakan dalam campuran obat pembersih sendok garpu
perak dan barang logam lainnya.
3.    Dalam PPPK (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) digunakan untuk obat sengatan
serangga untuk menetralkan asam racunnya.
4.    Dalam aneka industri digunakan sebagai bahan dasar pembuatan asam nitrat, Na-karbonat,
pupuk ZA, pengisi mesin pendingin (pengganti freon), pengawet lateks, dan lain-lain.
METODELOGI PRAKTIKUM
3.      Alat dan bahan
3.1.   Batang karbon 2 batang
3.2.   Kabel 4 buah yang telah dipasang dengan penjepit buaya
3.3.   Gelas beker 50 mL
3.4.   Penguji elektrolit (lampu 12 V)
3.5.   Baterai 9 V
3.6.   Kain lap
3.7.   Larutan natrium hidroksida (NaOH) 1 M
3.8.   Larutan asam klorida (HCl) 1 M
3.9.   Larutan barium klorida (BaCl2) 1 M
3.10.     Larutan natrium klorida (NaCl) 1 M
3.11.     Larutan asam cuka (CH3COOH) 1 M
3.12.      Larutan bensin
3.13.      Sabun cair
3.14.      Air
3.15.      Minuman berion
3.16.      Minuman bervitamin C
4.      Cara kerja
4.1.   Merangkai lampu, baterai, 2 batang karbon, kabel.
4.2.   Mengukur setiap larutan 25 mL, di tiap gelas beker.
4.3.   Memasukkan 2 batang karbon secara sejajar.
4.4.   Mengamati gejala yang terjadi (kurang lebih 1 menit)
4.4.1.      Adanya gelembung gas
4.4.2.      Nyala lampu
4.5.   Mencatat gejala yang terjadi.
4.6.   Mencuci batang karbon dengan air, lalu dikeringkan dengan tisu.
4.7.   Mengulangi langkah no. 1-6 dengan larutan yang berbeda.
5.      Hasil pengamatan
No. Nama Larutan Lampu Gelembung
1. Minuman bervitamin C - Banyak
2. Minuman berion - Banyak
3. Air sabun Redup -
4. Barium klorida (BaCl2) Redup Banyak
5. Natrium klorida (NaCl) Redup Banyak
6. Asam asetat (CH3COOH) - Banyak
7. Bensin - -
8. Air - Sedikit
9. Asam klorida (HCl) Terang Banyak
10. Natrium hidroksida (NaOH) Terang Banyak

6.      Analisa data


6.1.   Berdasarkan hasil pengamatan, asam klorida (HCl) dan natrium hidroksida dapat menghantarkan
listrik dengan baik/ sempurna yang dibuktikan oleh nyala lampu yang terang.
6.2.   Berdasarkan hasil pengamatan, air sabun, barium klorida (BaCl 2), dan natrium klorida (NaCl)
dapat menghantarkan listrik, namun tidak sebaik/ sesempurna larutan elektrolit kuat yang
dibuktikan oleh nyala lampu yang redup.
6.3.   Berdasarkan hasil pengamatan, minuman bervitamin C, minuman berion, asam asetat,
(CH3COOH), bensin, dan air tidak dapat mengahantarkan listrik dengan baik yang dibuktikan
oleh lampu yang tidak menyala. Hal ini dikarenakan
7.      Kesimpulan
7.1.   Larutan elektrolit kuat dapat menghantarkan listrik dengan baik/ sempurna karena terbentuknya
muatan-muatan sempurna yang dibentuk oleh banyaknya ion-ion secara berlawanan.
7.2.   Larutan elektrolit lemah kurang dapat mennghantarkan listrik dengan baik/ sempurna karena
muatan-muatan kurang sempurna yang dibentuk oleh sedikitnya ion-ion secara berlawanan.
7.3.   Larutan non elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik karena larutan-larutan tersebut tidak
terurai menjadi ion-ion, sehingga zat-zat tersebut tetap berwujud molekul-molekul netral yang
tidak bermuatan listrik.
DAFTAR PUSTAKA
Aditama, Redi. 11 Juni 2011. Amonia (Amonium hidroksida). (Online).
(http://majalahkimia.blogspot.com/2011/06/amonia-amonium-hidroksida.html). Diakses tanggal
15 April 2013.
Bethz, Ellisa. 24 April 2013. Barium Klorida adalah Senyawa Anorganik dengan BaCl 2
Formula. (Online). (http://id.scribd.com/doc/90952536/barium-klorida-adalah-senyawa-
anorganik-dengan-bacl2-formula). Diakses tanggal 15 April 2013.
Deny. 24 Maret 2013. Asam Klorida dan Kegunaannya. (Online).
(http://www.waterpluspure.com/asam-klorida-dan-kegunaannya). Diakses tanggal 15 April 2013.
Pudjaatmaka, Aloysius Hadyana. 2002. Kamus Kimia. Jakarta: Balai Pustaka.
Santoso, Anwar. 2009. Rumus Lengkap Kimia SMA. Jakarta: Wahyu Media.

Sutresna, Nana. 2007. Cerdas Belajar Kimia. Bandung: Grafindo.


BAB I (http://wandaaziizah.blogspot.com/2013/03/laporan-uji-larutan-elektrolit-dan-
non.html)
PENDAHULUAN

1.1 Tinjauan Pustaka


1.1.1      Larutan
                        Larutan adalah campuran homogen (komposisinya sama), serba sama (ukuran
partikelnya), tidak ada bidang batas antara zat pelarut dengan zat terlarut (tidak dapat dibedakan
secara langsung antara zat pelarut dengan zat terlarut), partikel- partikel penyusunnya berukuran
sama (baik ion, atom, maupun molekul) dari dua zat atau lebih. Dalam larutan fase cair,
pelarutnya (solvent) adalah cairan, dan zat yang terlarut di dalamnya disebut zat terlarut (solute),
bisa berwujud padat, cair, atau gas. Dengan demikian, larutan = pelarut (solvent) + zat terlarut
(solute). Khusus untuk larutan cair, maka pelarutnya adalah volume terbesar.
( sumber : http://landasanteori.blogspot.com/2011/09/pengertian-larutan-larutan-adalah.html)

1.1.2      Membedakan Larutan Elektrolit dan Larutan Non Elektrolit

Larutan elektrolit dan non elektrolit dapat dibedakan dengan jelas dari sifatnya yaitu
kemampuan menghantarkan listrik. 
a) Larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik.
Hal ini untuk pertama kalinya diterangkan oleh Svante August Arrhenius (1859-1927),
seorang ilmuwan dari Swedia. Arrhenius menemukan bahwa zat elektrolit dalam air akan terurai
menjadi partikel-partikel berupa atom atau gugus atom yang bermuatan listrik. Karena secara
total larutan tidak bermuatan, maka jumlah muatan positif dalam larutan harus sama dengan
muatan negatif.
Atom atau gugus atom yang bermuatan listrik itu dinamai ion. Ion yang bemuatan positif disebut
kation, sedangkan ion yang bermuatan negatif disebut anion. Pembuktian sifat larutan elektrolit
yang dapat menghantarkan listrik ini dapat diperlihatkan melalui eksperimen. Zat-zat yang
tergolong elektrolit yaitu asam, basa, dan garam. Contoh larutan elektrolit kuat : HCl, HBr, HI,
HNO3, dan lain-lain. Contoh larutan elektrolit lemah : CH3COOH, Al(OH)3 dan Na2CO3.
b)  Larutan non elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik.
     Adapun larutan non elektrolit terdiri atas zat-zat non elektrolit yang tidak dilarutkan ke dalam
air tidak terurai menjadi ion (tidak terionisasi). Dalam larutan, mereka tetap berupa molekul yang
tidak bermuatan listrik. Itulah sebabnya larutan non elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik.
Pembuktian sifat larutan non elektrolit yang tidak dapat menghantarkan listrik ini dapat
diperlihatkan melalui eksperimen. Contoh larutan non elektrolit: Larutan Gula (C12H22O11),
Etanol (C2H5OH), Urea (CO(NH2)2), Glukosa (C6H12O6), dan lain-lain.
(sumber :http://sherchemistry.wordpress.com/kimia-x-2/kimia-xi/)

1.1.3     Elektrolit dan Non Elektrolit


Pada tahun 1984, Svante August Arrhenius berhasil menjelaskan bahwa elektrolit dalam
pelarut air dapat terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan non elektrolit dalam pelarut air tidak
terurai menjadi ion-ionnya.
                Senyawa ion akan terurai menjadi ion-ion dalam pelarut air                                      Contoh:
NaCl (s)                       Na+ (aq) + Cl- (aq)

Senyawa ion baik dalam pelarut air maupun dalam bentuk lelehannya dapat menghantarkan  
arus listrik.
                Senyawa kovalen polar dapat menghantarkan listrik dalam pelarut air karena molekul  
molekulnya akan terurai menjadi ion-ionnya.
Contoh:           CH3COOH (aq)            H+(aq) + CH3COO-(aq)

Akan tetapi senyawa kovalen polar yang lain, seperti gula (C12H22O11) tidak dapat
menghantarkan listrik dalam pelarut air. Hal ini disebabkan molekul-molekul C12H22O11 tidak
dapat terurai menjadi ion-ion dalam pelarut air. Jadi senyawa kovalen polar dapat berupa
elektrolit maupun non-elektrolit. Bersifat elektrolit jika dapat bereaksi dengan pelarut air
(terhidrolisis). Zat-zat yang tergolong elektrolit yaitu asam, basa, dan garam.
( sumber :memahami kimia SMA kelas X, hal 97)

1.2 Hipotesis

       Larutan air gula,air garam, air kapur, termasuk dalam elektrolit kuat, perasan jeruk nipis, cuka,
obat magh, termasuk dalam elektrolit lemah, sedangkan miniman berenergi, minuman isotonic,
air laut, saof drink dan alcohol merupan larutan non elektrolit.

1.3 Rancangan Percobaan

       Skema

peralatan
BAB II
METODELOGI PRAKTIKUM

2.1 Judul praktikum : Uji larutan elektrolit dan non elektrolit

2.2 Tujuan

            Untuk menguji kebenaran larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.

2.3 Alat dan Bahan

            Alat     :


1.      Baterai bekas ( karbonya)
2.      Baterai baru
3.      Kabel
4.      Tang
5.      Penjepit listrik
6.      Obeng (-)
7.      Gunting
8.      Solder
9.      Ember / baskom
10.  Timah
11.  Karton bekas/ kalender/ kardus bekas
12.  Lakban listrik
13.  Isolasi
14.  Bola lampu senter
15.  Serbet
16.  Tisu
17.  Wadah

Bahan   :
1.      Air gula
2.      Air garam
3.      Air laut
4.      Air kapur
5.      Perasan jeruk nipis
6.      Cuka
7.      Obat magh
8.      Minuman berenergi
9.      Minuman isotonic
10.  Soft drink
11.  Alcohol
2.4 Prosedur kerja ( pakai kata kerja pasif, diawali di)

1.      Di awali dengan menggabungkan baterai yang positif kenegatif begitu seterusnya lalu di isolasi
setiap sambungan dua baterai.
2.      Di bungkus dengan karton, baterai yang sudah diisolasi tadi lalu di lakban diluarnya.
3.      Disiapakan kabel lalu kupas bagian ujung kabel dengan gunting ( hanya sedikit). Lau kedua
ujung kabel yang telah dikupas di tempelkan bola lampu senter dengan menggunakan timah yang
disolder.
4.      Di ujung kutub baterai ditempelkan sisa kabel sehingga bola lampu menyala.
5.      Dibersihkan terlebih dahulu semua peralatan yang akan digunakan dan dikeringkan
6.      Dimasukkan larutan secukupnya ke dalam gelas kimia yang bersih dan kering
7.      Diuji daya hantar listriknya dengan menggunakan rangkaian alat penguji elektrolit dengan cara
mencelupkan elektroda ke dalam larutan
8.      Diamati perubahan yang terjadi dan apakah lampu menyala (catat dalam tabel pengamatan)
9.      Dibersihkan dahulu elektroda dengan air dan dibersihkan
10.  Dengan cara yang sama, ujilah daya hantar larutan lain yang tersedia

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan

Dari hasil praktikum uji sifat larutan elektrolit dan non elektrolit yang dilaksankan pada:

             Hari                : Rabu


             Tanggal          : 22 januari 2013
             Di                   : SMA 3 Tarakan Jalan P. Aji Iskandar Juata Kerikil
Diperoleh hasil sebagai berikut :
Nyala lampu Gelembung gas Larutan elektroli
No Bahan Uji Tidak Tidak
Terang Redup Banyak Sedikit Kuat Lemah Non e
menyala ada
1 Perasan jeruk nipis √ √ √
2 Minuman soft drik √ √ √
Minuman
3 √ √
berenergi
4 Air laut √ √
5 Cuka √ √
6 Minuman ion √ √ √
7 Air gula √ √
8 Air kapur √ √ √
9 Alcohol √ √
10 Obat magh √ √ √
11 Air garam √ √ √
Table 3.1 Tabel hasil pengamatan uji elektrolit berbagai bahan

3.2 Pembahasan

Dari percobaan diatas maka kita dapat mengambil pambahasan bahwa, larutan elektrolit
adalah larutan yang dapat menghantarkan listrik Setelah melakukan percobaan, saya
mengelompokan larutan-larutan yang telah diuji tersebut ke dalam beberapa golongan .
1.      Larutan elektrolit, yaitu larutan, obat magh, air kapur, perasan jeruk nipis, minuman soft drink,
minuman ion, dan air garam.
2.      Larutan Non Elektrolit yaitu, alkohol, minuman berenergi, air laut, cuka, dan  air gula.

Dari hasil uji coba dan tabel di atas, diperoleh data sebagai berikut :
1)          Perasan jeruk nipis  termasuk elektrolit lemah, memiliki gelembung sedikit pada waktu diuji,
dan hasil tidak nyala lampu.
2)          Minuman soft drink termasuk elektrolit lemah,  pada hasil uji coba gelembung gasnya sedikit
dan lampu tidak menyala.  
3)          Minuman berenergi termasuk elektrolit lemah, ada gelembung tetapi lampu tidak menyala.
4)          Air laut termasuk non elektolit karena, tidak ada gelembung saat diuji dan lampu tidak menyala
5)          cuka, bukan termasuk larutan elektrolit (non elektrolit). Sebab menurut hasil percobaan Aquades
tidak menghasilakn gelembung, dan lampu tidak menyala.
6)          Minuman ion, tidak menyala dan menghasilkan gelembung yang banyak, larutan elektrolit
(elektrolit lemah)
7)          Air gula, menurut hasil percobaan gelembung tidak ada dan lampu tidak menyala termasuk
dalam kategori non elektrolit.
8)          Air kapur menghasilkan gelembung banyak, tetapi lampu tidak menyala termasuk larutan
elektrolit lemah.
9)          Alcohol, tidak menghasilkan gelembung, lampu tidak menyala termasuk larutan non elektrolit.
10)      Obat magh, menghasilakn gelembung tetapi lampu tidak menyala termasuk larutan elektrolit
lemah.
11)      Air garam, terdapat banyak gelembung, lampu menyala redup termasuk larutan elektolit lemah.
Berikut ini merupakan alasan larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik .
1.      Bila larutan elektrolit dialiri alrus listrik, ion-ion dalam larutan akan bergerak menuju electrode
dengan muatan yang berlawanan, melalui cara ini arus listrik akan mengalir dan ion bertindak
sebagai penghantar, sehingga dapat menghantarkan arus listrik.
2.      Gula pasir, minuman berenergi, air laut, dan alcohol juga di larutkan dalam air tidak terurai
menjadi ion-ion. Dalam larutan itu, zat-zat tersebut tetap berwujud molekul-molekul netral yang
tidak bermuatan listrik, maka larutan-larutan tersebut tidak menghantarkan arus listrik atau non
elektrolit
Berdasarkan penjelasan ini, maka penyebab larutan dapat menghantarkan listrik adalah
karena adanya ion-ion positif dan ion negative yang berasal dari senyawa elektrolit yang terurai
dalam larutan.
Pelarutan dalam air dinyatakan dengan persamaan :
1.      NaCl                 = Na+ + Cl-

2.      HCl                   = H+ + Cl-

3.      NaOH               = Na+ + OH-

4.      CH3COOH      = CH3COO- + H+

Adapun zat non elektrolit dalam larutan tidak terurai menjadi ion-ion, tetapi berupa molekul.
1.      C2H5OH(e) C2H5OH (aq)

2.      CO (NH2)2 (S) CO (NH2)2 (aq)

Berikut ini merupakan proses hidrasi senyawa ion pada NaCl :


Penggolongan elektrolit kuat dan elektrolit lemah didasarkan pada jumlah ion-ion yang
ada dalam larutan. Dalam elektrolit kuat, sebagian besar atau seluruh molekul terurai menjadi
ion, sedangkan dalam elektrolit lemah, hanya sebagian kecil molekul yang mengion, sebagai
contoh :
1.      Pada Konsentrasi sama, elektrolit kuat mempunyai daya hantar lebih baik daripada elektrolit
lemah.
2.      Selain itu terdapat penggolongan lain yaitu berdasarkan senyawa-senyawa pembentuk larutan

Dalam pembahasan ini saya menjelaskan mengapa larutan NaCl yang kami uji tidak
termasuk dalam elektrolit kuat, terlepas dari penjelasan di atas yang menyebutkan bahwa larutan
NaCl termasuk dalam elektrolit kuat. Hal tersebut dikarenakan oleh beberapa hal yang menurut
kelompok kami :
1.      Baterai yang kami gunakan mungkin lemah
2.      Pelarut yang di gunakan dalam larutan tersebut jumlahnya terlalu banyak dibandingkan dengan
zat terlarutnya.
3.      Kemungkinan zat larut yang kami pakai seperti air laut tidak termasuk elektrolit karena airnya
sudah tercampur dengan zat larut yang lain.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan kita dapat mengambil keputusan yaitu sebagai berikut :
1.      Larutan berdasarkan daya hantar listrik terbagi atas, larutan elektroolit dan non elektrolit.
2.      Ciri – ciri larutan elektrolit adalah adanya gelembung gas dan lampu menyala.
3.      Ciri – ciri larutan non elektrolit lampu tidak menyala dan tidak ada gelembung gas.
4.      Berdasarkan kekuatan daya hantar listrik, laritan dapat dibagi atas, elektrolit kuat, elektrolit
lemah, dan non elektrolit.

5.2 Saran

1.      Dalam melaksanakan praktikum kita harus berhati - hati dalam melaksankan pengamatan agar
hasilnya nanti tidak salah atau adanya kekeriluan dalam pembacaan hasil praktikum.
2.      Pengamatan ini sangat penting dengan tujuan agar kita dapat mengetahui larutan yang dapat
menghantarkan listrik dan tidak dapat menghantar listrik.
3.      Periksa alat uji elektrolit secara teliti, karena alat uji yang tidak benar akan mempengaruhi hasi
percobaan.
4.      Larutan yang diuji jika seperti air jeruk, air kapur, dan air garam usahakan dengan mencampurkn
air secukupnya, jangan terlalu banyak ataupun terlalu sedikit.
5.      Lebih baik percobaan dilakukakan lebih dari 1 kali, tujuannya untuk lebih meyakinkan atau
memastikan terhadap hasinya.
6.      Bersihkan alat uji elektrolit supaya larutan yang telah diujikan tidak lagi menempel pada
elektroda.
7.      Usahakan menuangkan larutannya secukupnya saja agar larutan yang akan diuji tidak tumpah.

DAFTAR PUSTAKA

Permana, irvan, MEMAHAMI KIMA SMA KELAS X, Bse, Jakarta, 2009.

http://tsidha.blogspot.com/2012/07/laporan-praktikum-larutan-elektrolit.html

http://landasanteori.blogspot.com/2011/09/pengertian-larutan-larutan-adalah.html

http://igsshared.blogspot.com/2009/06/larutan-elektorlit-dan-non-elektrolit.html
http://ariffadholi.blogspot.com/2012/10/larutan-elektrolit-dan-larutan-non.html

http://sherchemistry.wordpress.com/kimia-x-2/kimia-xi/
I. TUJUAN (http://ernititisprahesti.blogspot.com/2013/10/praktik-kimia-klinik-larutan-
elektronik_30.html)
II. ·       Dapat membedakan antara larutan elektrolit dan non elektrolit melalui indicator nyala
lampu
·       Dapat mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit kuat dan lemah beserta larutan non
elektrolit

II.      DASAR TEORI


Larutan adalah campuran yang bersifat homogen atau serbasama. Berdasarkan daya hantar
listriknya, larutan terbagi menjadi 2 golongan yaitu larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.
Sedangkan elektrolit dapat dikelompokkan menjadi larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah.
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Sedangkan larutan non
elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik.
Elektrolit kuat dapat terionisasi sempurna sehingga dapat menghantarkan arus listrik. Ciri-
cirinya adalah terdapatnya banyak gelembung gas dan nyala lampu elektrolit tester terang.
Larutan elektrolit kuat dapat berupa asam kuat, basa kuat atau garam. Garam adalah senyawa
yang terbentuk dari sisa asam dan basa. Contoh asam kuat: HCl, H2SO4, HNO3, HClO4. Contoh
basa kuat: NaOH, KOH, Ca(OH)2. Contoh garam: NaCl, K2SO4, CaCl2.
Elektrolit lemah hanya dapat terionisasi sebagian, tapi masih bisa menghantarkan arus
listrik meskipun daya hantarnya buruk. Larutan elektrolit lemah jika diuji dengan elektrolit tester
maka akan menimbulkan gelembung gas yang sedikit, nyala lampunya redup bahkan mati.
Larutan non elktrolit tidak dapat terionisasi sehingga tidak dapat menghantarkan arus
listrik. Jika diuji dengan elektrolit tester maka gelembung gas tidak ada dan lampu tidak
menyala. Contoh : C6H12O6 (amilum/karbohidrat), C12H22O11, CO(NH2)2 (Urea) dan
C2H5OH (Alkohol/etanol), dll.

III.   ALAT DAN BAHAN

Alat:
-      Gelas beker
-      Batang pengaduk
-      Alat uji elektrolit
-      Pipet
-      Botol aquades

Bahan:
-      Air kelapa
-      Aquades
-      Air sumur
-      Larutan vitamin C
-      Larutan alkohol
-      Larutan NaOH
-      Air PDAM
-      Larutan NaCl
-      Larutan C6H12O6
-      Larutan Asam Asetat
-      Larutan  KCl
-      Larutan HCl
-      Larutan buffer 

IV.    CARA KERJA


     1)    Mempersiapkan alat dan bahan terlebih dahulu.
     2)    Menaruh masing-masing bahan kedalam gelas beker yang sudah diberi  label
     3)    Mempersiapkan alat uji elektrolit dengan bolam sebagai indikatornya
     4)    Kemudian batang indicator dimasukkan kedalam gelas beker yang sudah disiapkan
   5)    Mengamati  perubahan yang terjadi pada alat uji elektrolit, dan pada gelas beker  yang berisi
bahan.
    6)    Setelah memasukkan ke dalam bahan yang pertama, batang indikartor bilas dahulu
menggunakan aquades hingga bersih lalu keringkan menggunakan tisu kering.
    7)    Melakukan langkah percobaan no. 5-6 satu persatu pada bahan yang telah disiapkan.
    8)    Kemudian mencatat hasil pengamatan yang telah dilakukan.

V.       HASIL
No Ada / Tidaknya
Larutan Nyala Lampu
. Gelembung
1. Air kelapa Ada terang
2. Aquades Tidak ada Mati
3. Air sumur Ada redup
4. Larutan vitamin C Ada redup
5. Larutan alcohol Ada Mati
6. Larutan NaOH Ada terang
7. Air PDAM Ada redup
8. Larutan NaCl Ada terang
9. Larutan C6H12O6 Tidak ada Mati
10. Larutan As. Asetat Ada redup
11. Larutan KCl Ada terang
12. Larutan HCl Ada terang
13. Larutan Buffer Tidak ada Mati

VI.    ANALISIS DATA


Dalam percobaan di atas dapat diketahui  keelektrolitan suatu larutan menggunakan alat uji
elektrolit. Beikut hasil analisa dari percobaan yang sudah dilakukan:
·  Larutan semple diatas tidak seluruh larutan dapat menghasilakn gelembung pada batang indicator
dan tidak seluruhnya dapat menyalakan lampu, dan ada beberapa larutan yang nyala lampunya
redup.
·  Larutan yang terdapat gelembung pada batang indicator adalah larutan elektrolit sedangkan yang
tidak terdapat gelembung pada batang indicator adalah larutan non elektrolit.
· Indicator larutan elektrolit selain terdapat gelembung pada batang indicator adalah dapat
menyalakan bolam, sedangkan pada larutan non elektrolit tidak dapat menyalakan bolam lampu.
· Pada larutan elektrolit terdapat nyala lampu terang, redup dan ada pula yang mati. Ini
menunjukkan perbedaan keelektrolitan larutan.
·  Bilamana pada larutan elektrolit terdapat gelembung namun nyala lampu redup atau mati ini
membuktikan bahwa larutan tersebut  adalah larutan elektrolit lemah, sedangkan pada larutan
elektrolit yang terdapat gelembung dan nyala lampu terang ini membuktikan bahwa larutan
tersebut adalah larutan elektrolit kuat.

VII. PEMBAHASAN
Dari hasil percobaan di atas kita dapat mengamati bahwa :
1.    Yang termasuk larutan elektrolit kuat antara lain :
-     Air kelapa
-     Larutan NaOH
-     Larutan NaCl
-     Larutan KCl
-     Larutan HCL
Larutan-larutan ini dapat menjadi larutan elektrolit kuat karena pada saat percobaan larutan
ini memiliki jumlah gelembung yang  banyak dan nyala lampu terang. Hal ini disebabkan karena
zat terlarut akan terurai sempurna (derajat ionisasi = 1) menjadi ion-ion sehingga dalam larutan
tersebut banyak mengandung ion-ion. Dan  ion yang terbentuk adalah ion positif dan ion
negative yang berasal dari oksidasi, maka dari itu ion itu dapat mengalirkan listrik dan membuat
bolam dapat menyala.

2.    Yang termasuk larutan elektrolit lemah antara lain:


-     Air sumur
-     Larutan vitamin C
-     Air PDAM
-     Larutan As. Asetat
-     Larutan Alkohol
Larutan-larutan ini dapat menjadi larutan elektrolit lemah karena pada saat percobaan
larutan ini memiliki jumlah gelembung sedikit dan nyala lampu redup bahkan ada yang tidak
dapat menyala. Hal ini disebabklan karena zat terlarut akan terurai sebagian (0<derajat ionisasi <
1) menjadi ion-ion sehingga dalam larutan tersebut sedikit mengandung ion. Dan karena ion
yang terbentuk jumlah aliran listrik yng terbentuk kecil sehingga tidak dapat menyalakan lampu,
jikapun dapat menyalakan lampu, lampu hanya dapat menyala dengan redup saja.

3.      Yang termasuk larutan non elektrolit antara lain :


-     Aquades
-     Larutan C6H12O6
-     Larutan buffer
Larutan-larutan ini dapat menjadi larutan non elektrolit karena pada saat percobaan larutan
ini tidak menghasilkan gelembung pada batang pengaduk dan tidak dapat menyalakan lampu.
Hal ini disebabklan karena zat terlarut tidak akan terurai (derajat ionisasi = 0 ) sehingga  tidak
dapat menjadikan  ion-ion . dank arena tidak terdapat ion-ion itulah maka lampu tidak dapat
menyala.

VIII.        KESIMPULAN
Ø Sifat dari larutan elektrolit adalah :
1.    Elektrolit kuat
·      α = 1(terionisasi sempurna)
·      menghantarkan arus listrik
·      nyala lampu terang, gelembung gasnya banyak
2.    Elektrolit lemah
·      0 < α < 1 (terionisasi sebagian)
·      menghantarkan arus listrik
·      Nyala lampu redup/ mati, gelembung gasnya sedikit
Ø Sifat dari larutan non elektrolit adalah :
·      α = 0 (tidak terionisasi)
·      tidak dapat menghantarkan arus listrik
·      lampu mati, tdak ada gelembung

Anda mungkin juga menyukai