Anda di halaman 1dari 11

H)Perubahan Entalpi (

Setiap zat memiliki energi. Energi adalah kemampuan untuk melakukan


kerja.Bagian dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan energi panas (kalor)
yang menyertai reaksi kimia disebut termokimia.
Menurut hukum I Termodinamika (hukum kekekalan energi) menyatakan” energi
tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari
satu bentuk ke bentuk lain”. Hukum termodinamika I dapat dirumuskan sebagai
berikut.
U = q – w
Keterangan
U : perubahan energi
q : panas
w : kerja

Di dalam termokimia terdapat istilah sistem dan lingkungan. Sistem dapat


diartikan sebagai zat yang sedang diamati, sedangkan lingkungan merupakan
segala sesuatu yang mengelilingi sistem. Ada 3 jenis sistem yang dikenal yaitu :
Sistem terbuka : terjadi perpindahan materi dan energi dengan lingkungan.
Contoh : larutan kopi panas dalam gelas terbuka.
Sistem tertutup : terjadi perpindahan energi tetapi tidak terjadi perpindahan
materi dengan lingkungan.
Contoh : Air panas dalam gelas tertutup
Sistem terisolasi : tidak terjadi perpindahan materi dan energi dengan
lingkungan.
Contoh : air panas dalam termos.

Setiap sistem mempunyai energi yang tersimpan didalamnya. Misalnya energi


potensial dan energi kinetik. Jumlah total dari semua bentuk energi dalam zat
disebut isi kalor atau entalpi.
H) adalah perubahan kalor yang menyertai perubahan kimia pada suatu reaksi
dimana terjadi perubahan energi dari zat-zat yang bereaksi (reaktan) menjadi
zat-zat hasil reaksi (produk).H). Perubahan entalpi (Entalpi diberi simbol H dan
harganya tetap selama tidak ada energi yang masuk atau keluar dari zat.
Besarnya entalpi dalam suatu zat tidak dapat diukur, yang dapat diukur adalah
perubahan entalpi (
H merupakan selisih antara entalpi produk dan entalpi reaktan yang dirumuskan
sebagai berikut .
H = HP – HR
H : perubahan entalpi
HR : entalpi reaktan
HP : entalpi produk

H dapat berharga positif (+) atau negatif (-)


H positif (+) apabila :
– menunjukkan dalam perubahan terjadi penyerapan kalor
– proses perubahan itu disebut endoterm
H– harga > 0 atau (+)

H negatif apabila:
– menunjukkan dalam perubahan terjadi pelepasan kalor
– proses perubahan itu disebut eksoterm
H– harga < 0 atau (-)

H reaksi melalui percobaan.Penentuan


Kalor Jenis Air dan Kapasitas Kalor
Pengukuran nilai perubahan entalpi reaksi berkaitan erat dengan kalor jenis dan
kapasitas kalor zat. Kalor jenis (c) menyatakan kalor yang dibutuhkan oleh 1 g
zat untuk menaikkan suhunya sebesar 1oC. Kapasitas kalor adalah kalor yang
dibutuhkan untuk menaikkan suhu suatu zat sebesar 1oC. Hubungan antara
kapasitas kalor dan kalor jenis dirumuskan sebagai berikut.
C=mc
C = kapasitas kalor, satuan J oC-1
m = massa zat, satuan gram (g)
c = kalor jenis, satuan J g-1 oC-1
Perubahan kalor atau entalpi yang terjadi dirumuskan sebagai berikut.
TT atau q = C q = m c
q = kalor yang dibebaskan atau diserap
T = perubahan suhu = Takhir – Tawal
q bertanda positif untuk reaksi endoterm dan bertanda negatif untuk reaksi
eksoterm.

Contoh Soal
Pada pemanasan 400 g air bersuhu 25oC diperlukan kalor 84 kJ. Jika diketahui
kalor jenis air = 4,2 J g-1oC-1, tentukan suhu air setelah pemanasan.
Jawab : q = 84 kJ
= 84.000 J
Tq = m c
T84.000 J = 400 g 4,2 J g-1 oC-1
T =
= 50oC
T = T2 – T1
50oC = T2 – 25oC
T2 = 50oC + 25oC
= 75oC
Jadi suhu setelah pemanasan 75oC

H Reaksi Menggunakan KalorimeterPenentuan


Untuk mengukur besarnya kalor yang terlibat dalam suatu reaksi dapat
digunakan kalorimeter. Kalorimeter merupakan suatu wadah yang dapat
menyekat sistem sedemikian rupa sehingga tidak ada kalor yang berpindah dari
sistem ke lingkungan dan sebaliknya. Kalorimeter dilengkapi dengan termometer
untuk mengukur perubahan suhu sistem.Ada dua jenis kalorimeter yang dikenal
yaitu :
Kalorimeter sederhana
Kalorimeter sederhana termasuk kalorimeter tekanan tetap, digunakan untuk
mengukur kalor reaksi yang berlangsung dalam tekanan tetap seperti reaksi
penetralan, pelarutan dan pengendapan.

Kalor reaksi dengan kalorimeter sederhana dapat dihitung dengan menggunakan


rumus
q reaksi = – (q larutan + q kalorimeter )
q kalorimeter diabaikan, rumus menjadi
q reaksi = -q larutan

Pada reaksi eksoterm,


H reaksi = – qlarutan

Pada reaksi endoterm


H reaksi = qlarutan

Contoh soal
H reaksi!Pencampuran 100 mL larutan HCl 2 M dan 100 mL larutan NaOH 1 M
menyebabkan kenaikan suhu larutan dari 25oC menjadi 31,5 oC. Jika kalor jenis
larutan dianggap sama dengan kalor jenis air = 4,2 J g-1 oC-1, massa jenis air 1
g mL-1, tentukan

Jawab :
Jumlah mol HCl = volume HCl M HCl
= 0,1 L 2 M = 0,2 mol
Jumlah mol NaOH = volume NaOH M NaOH
= 0,1 L 1 M = 0,1 mol
Koefisien reaksi kedua zat sama, tetapi jumlah mol berbeda. Oleh karena itu
jumlah mol NaCl dihitung berdasarkan jumlah mol zat yang terkecil (yang habis
bereaksi).
Jumlah mol NaCl = jumlah mol NaOH = 0,1 mol
Volume larutan = 200 mL
Massa larutan = massa air = 200 mL 1 g mL-1 = 200 gram
Kalor yang diterima larutan,
Tq larutan = m c
= 200 g 4,2 J g-1 oC-1 (31,5 – 25)o C
= 5.460 J = 5,46 kJ
Kalor yang dilepaskan reaksi
q reaksi = -q larutan = – 5,46 kJ

H reaksi untuk 0,1 mol = -5,46 kJ


H reaksi untuk 1 mol = -5,46 kJ/0,1 mol = 54,6 kJ/mol
Kalorimeter bomb.
Kalorimeter bomb digunakan untuk mengukur kalor reaksi pembakaran. Kalor
reaksi dengan kalorimeter bomb dapat dihitung dengan rumus
q reaksi = – (q larutan + q kalorimeter )

H reaksi menggunakan hukum HessPenentuan


Perubahan entalpi atau perubahan kalor suatu reaksi dapat dihitung berdasarkan
hukum Hess. Hukum Hess menyatakan bahwa “ Kalor reaksi yang dibebaskan
atau diperlukan pada suatu reaksi tidak bergantung pada jalannya reaksi, tetapi
bergantung pada keadaan akhir (zat-zat hasil reaksi),” atau “Perubahan entalpi
suatu reaksi tetap sama, baik berlangsung dalam satu tahap maupun beberapa
tahap.”
Menghitung kalor reaksi dengan menggunakan hukum Hess dapat dilakukan
dengan tiga cara yaitu :
penjumlahan reaksi
diagram bertingkat/tingkat energi
diagram siklus

Contoh :
Reaksi pembentukan gas SO3
Melalui satu tahap reaksi :
H = -396 kJ SO3(g) S(g) + 1 ½ O2(g)

Melalui dua tahap reaksi


H = -297 kJ SO2(g) Reaksi 1 : S(g) + O2(g)
H = -99 kJ + SO3(g) Reaksi 2 : SO2(g) + ½ O2(g)
SO3(g) = -396 kJS(g) + 1 ½ O2(g)

Tahapan reaksi yang berkaitan dengan kalor reaksi, dapat juga digambarkan
dalam diagram bertingkat atau diagram siklus.
Diagram bertingkat reaksi pembentukan gas SO3

H2 = -297 + (-99) = -396 kJH1 + HR = 

H reaksi untuk pembentukan 1 mol etanol jika diketahui :Tentukan


H = -1411 kJ ….(2) 2CO2(g) + 2H2O(l) C2H4(g) + 3O2(g)
H = – 1366,85 kJ ….(3) 2CO2(g) + 3H2O(l) C2H5OH(l) + 3O2(g)
Jawab :
Hnya adalah reaksi (1).Langkah 1 : Pada soal ini, reaksi yang ditanyakan
Susun persamaan reaksi sedemikian rupa sehingga pereaksi pada persamaan
reaksi yang ditanyakan ada di ruas kiri dan produk di ruas kanan.
Pada soal ini reaksi (3) perlu dibalik.
H = -1411 kJ 2CO2(g) + 2H2O(l) C2H4(g) + 3O2(g)
H = + 1366,85 kJ C2H5OH(l) + 3O2(g) 2CO2(g) + 3H2O(l)
H juga harus dikali/dibagi dengan faktor yang sama.Langkah 2 : Periksa apakah
ada zat yang sama di ruas kiri dan ruas kanan. Jika ada samakan koefisien
reaksinya dengan cara mengalikan/membagi dengan suatu faktor. Nilai
Zat-zat yang sama pada persamaan (2) dan (3) adalah O2, CO2, dan H2O.
Langkah 3 : Jumlahkan kedua reaksi. Hiilangkan zat yang sama yang muncul
diruas kiri dan ruas kanan, sesuai dengan koefisien reaksinya.
H = -1411 kJ 2CO2(g) + 2H2O(l) C2H4(g) + 3O2(g)
H = + 1366,85 kJ + C2H5OH(l) + 3O2(g) 2CO2(g) + 3H2O(l)
H = -44,15 kJ C2H5OH(l) C2H4(g) + H2O(l)

Energi Ikatan Rata-Rata


Molekul yang terdiri dari tiga atom atau lebih menggunakan energi ikatan rata-
rata.Dalam menghitung energi ikatan rata-rata digunakan perubahan entalpi
pembentukan standar dan perubahan entalpi atomisasi standar.
HreaktanHproduk – Hreaksi = 
Hf o CH4Hf o atom H) – Hfo atom C + 4. = (
= (715 + 4 . 218) – (-74,5)
= + 1661,5 kJ/mol

Dalam molekul :
terdapat 4 ikatan C – H
Maka untuk memutuskan satu ikatan C – H diperlukan energi sebesar :
DC-H = 1661,5 / 4 = 415,37 kJ/mol.

H Berdasarkan Energi IkatanMenghitung


Hreaksi .Energi ikatan dapat digunakan untuk menghitung
Hreaksi = energi total pemutusan ikatan – energi total pembentukan ikatan
Contoh :
Diketahui harga energi ikatan rata-rata :
C = C : 620 kJ/mol C – H : 414 kJ/mol
C – C : 347 kJ/mol H – H : 437 kJ/mol
HreaksiHitung
C2H6(g)C2H4(g) + H2(g)

H berdasarkan energi ikatan, ikatan antara atom yang sama antara ruas kiri
dengan ruas kanan dapat dihilangkan.Untuk memudahkan dan mempersingkat
waktu perhitungan

Untuk contoh di atas energi pemutusan ikatan hanya dihitung


C = C = 1 620 kJ/mol = 620
H – H = 1 437 kJ/mol = 437 +
1057
Energi pembentukan ikatan
C – C = 1 347 kJ/mol = 347
C – H = 2 414 kJ/mol = 828 +
1175
Hreaksi = energi total pemutusan ikatan – energi total pembentukan ikatan
= 1057 – 1175
= – 118 kJ/mol

Kalor Pembakaran dalam Kehidupan Sehari-hari


Setiap pembakaran bahan bakar menghasilkan energi. Kalor yang dihasilkan
setiap bahan bakar berbeda-beda. Berikut ini akan kita bandingkan kalor yang
dihasilkan pada pembakaran beberapa bahan bakar untuk mengetahui bahan
bakar mana yang paling ekonomis digunakan.

Bahan bakar yang akan dibandingkan adalah arang kayu, etanol dan gas LPG.
Arang kayu dianggap mengandung 60 % karbon dan gas LPG dianggap berisi 40
% etana dan 60 % butana.
Untuk arang kayu
Harga 1 kg arang kayu Rp 400,00.
1 kg arang kayu mengandung :
= 60 % × 1 kg × (1.000 g)/(1 kg)
= 600 gram C
= 600 g × (1 mol)/(12 g)
= 50 mol C

Jika kalor pembakaran C = 395,2 kJ/mol, maka 50 mol C menghasilkan kalor


sebanyak
= 50 mol × 395,2 kJ/mol
= 19.760 kJ
Jadi 1 kg arang kayu menghasilkan 19.760 kJ
Karena 1 kg arang kayu Rp 400,00., berarti tiap rupiah menghasilkan kalor
sebayak 49,4 kj/Rp.

Untuk gas elpiji


1 kg LPG berisi 40 % etana dan 60 % butana
Berat gas etana = 40 % × 1 kg × (1000 g)/(1 kg)
= 400 gram etana
= 400 g × (1 mol)/(30 g)
= 13,33 mol etana
Berat gas butana = 60 % × 1 kg × (1000 g)/(1 kg)
= 600 gram
= 600 g × (1 mol)/(58 g)
= 10,34 mol butane
Jika ∆Hfo CO2 = -395,2 kJ/mol
∆Hfo H2O = -286,9 kJ/mol
∆Hfo C2H6 = -84,8 kJ/mol
∆Hfo C4H10 = -114,3 kJ/mol
Reaksi pembakaran etana

2CO2(g) + 3H2O(l)C2H6(g) + 31/2 O2(g)


HreaktanHhasil – Hreaksi = 
= 2 ∆Hfo CO2 + 3 ∆Hfo H2O – ∆Hfo C2H6
= 2 (-395,2) + 3 (-286,9) – (-84,8)
= – 1.566,3 kJ
1 mol C2H6 menghasilkan kalor sebanyak 1.566,3 kJ
13,33 mol C2H6 menghasilkan kalor 20.878,78 kJ

Reaksi pembakaran butana

4CO2(g) + 5H2O(l)C4H10(g) + 61/2 O2(g)


Hreaksi = 4 ∆Hfo CO2 + 5 ∆Hfo H2O – ∆Hfo C4H10
= 4(-395,2) + 5(-286,9) – (-114,3)
= 2.901 kJ
1 mol C4H10 menghasilkan kalor sebanyak 2.901 kJ
10,34 mol C4H10 menghasilkan kalor = 29.996,34 kJ
Jadi, kalor yang dihasilkan pada pembakaran 1 kg gas LPG adalah (20.878,78 +
29.996,34) kJ
= 50.875,12 kJ
Jika 1 kg gas LPG harganya Rp. 900,00, berarti tiap rupuah menghasilkan kalor
sebanyak 56,49 kJ/Rp.

Untuk alkohol
Reaksi pembakaran alkohol (etanol)
2CO2(g) + 3H2O(g)C2H5OH(l) + 3 O2(g)
Hreaksi = 2 ∆Hfo CO2 + 3 ∆Hfo H2O – ∆Hfo C2H5OH
= 2 (-395,2) + 3(-286,9) – (-278,9)
= – 1.372,2 kJ
1 mol C2H5OH menghasilkan kalor sebanyak 1.372,2 kJ
1 kg etanol = 1 kg × (1000 g)/(1 kg) × (1 mol)/(46 g) = 21,74 mol
Jadi 1 kg etanol menghasilkan = 21,74 mol × 1.372,2 kJ/mol = 29.831,62 kJ
Jika harga 1 kg etanol Rp. 2100,00, maka tiap rupiah menghasilkan kalor
sebanyak 14,20 kJ/Rp
Dengan melakukan perhitungan di atas dapat diketahui bahan bakar yang paling
ekonomis.

Pembakaran dikategorikan atas pembakaran sempurna dan pembakaran tidak


sempurna. Pembakaran sempurna menghasilkan gas CO2 dan H2O.
Pembakaran tidak sempurna bahan bakar akan berdampak negatif, yaitu :
Kalor yang dihasilkan lebih kecil.
Menghasilkan jelaga yang akan mengotori udara.
Penggunaan bahan bakar akan lebih banyak (boros).
Menghasilkan gas karbon monoksida (CO) yang bersifat racun.

Latihan
Lakukan perhitungan seperti di atas untuk bahan bakar arang kayu, LPG dan
alkohol dengan harga yang berlaku pada saat ini!
PR
H = -2375 kJ 4CO2(g) + 4H2O(l) Diketahui reaksi : 2CH3CHO(l) + 5O2(g)
H = -1390 kJ 2CO2(g) + 3H2O(l) C2H5OH(l) + 3O2(g)
2CH3CHO(l) + 2H2O(l)H reaksi : 2C2H5OH(l) + O2(g) Hitung

Diketahui reaksi :
H = -572 kJ 2H2O(g) 2H2(g) + O2(g)
H = -1570 kJ 2CO2(g) + 3H2O(g) C2H6(g) + 3 ½ O2(g)
H = -314 kJ C2H6(g) C2H2(g) + 2H2(g)
H pembakaran gas karbit C2H2!Hitung

Diketahui diagram siklus

H2 !Hitung
Diketahui diagram siklus

RH reaksi Q Tentukan


H = -178 kJ C2H4X2(g) Diketahui reaksi : C2H4(g) + X2(g)
Jika energi ikatan (kJ/mol)
C = C = 614 C – C = 348
C – H = 413 X – X = 186
Tentukan energi ikatan C – X !
Diketahui data energi ikatan rata-rata berikut.
H-H = 104,2 kkal/mol
Cl – Cl = 57,8 kkal/mol
H – Cl = 103,1 kkal/mol
Hitung kalor yang diperlukan untuk menguraikan 146 gram HCl ( Ar H = 1, Cl =
35,5) menjadi unsur-unsurnya!

RANGKUMAN

Termokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari kalor reaksi.


Kalor reaksi yang berlangsung pada tekanan tetap disebut perubahan entalpi
(ΔH)
Reaksi yang membebaskan energy disebut reaksi eksoterm, reaksi yang
menyerap energi disebut reaksi endoterm.
Entalpi molar adalah perubahan entalpi yang dikaitkan dengan kuantitas zat yang
bereaksi dan dinyatakan dalam kJ mol-1.
Entalpi molar ada dalam bentuk entalpi pembentukan standar, entalpi
penguraikan dan entalpi pembakaran.
Perubahan entalpi dapat ditentukan dengan menggunakan kalorimeter, hukum
Hess, data entalpi pembentukan dan energi ikatan.
H = +)Reaksi endoterm adalah reaksi yang menyerap kalor dari lingkungan ke
sistem (
Contoh : reaksi antara amonium tiosianat (NH4SCN) dan barium hidroksida
dekahidrat
C6H12O6(aq) + 6O2(g)).Ba(OH)2 10 H2O,reaksi fotosintesis (6CO2(g) +
6H2O(l)
H = -)Reaksi eksoterm adalah reaksi yang melepaskan kalor dari sistem ke
lingkungan (
Contoh : reaksi antara CaO dengan H2O membentuk Ca(OH)2 , reaksi
pembakaran, reaksi respirasi, reaksi penetralan.
Perubahan entalpi dapat digambarkan dalam melalui diagram reaksi.

Persamaan Termokimia
Persamaan termokimia adalah suatu persamaan reaksi yang mengikutsertakan
perubahan kalor.Persamaan termokimia memberikan informasi tentang suatu
reaksi, jumlah mol pereaksi dan hasil reaksi serta sejumlah energi yang terlibat
didalamnya.
Contoh :
Pada pembakaran 1 mol gas metana (CH4) dibebaskan kalor sebesar 800 kJ.
Persamaan temokimianya dapat dituliskan sebagai berikut.
H = -800 kJ CO2(g) + 2H2O(g) CH4(g) + 2O2(g)
Pada reaksi 2 mol gas hidrogen (H2) dengan 1 mol gas oksigen (O2)
menghasilkan 2 mol air dan membebaskan kalor sebesar 575 kJ.
Persamaan termokimianya:
H = -575 kJ 2H2O(l) 2H2(g) + O2(g)

Latihan 2.1
Tuliskan persamaan termokimia reaksi karbon dengan gas hidrogen membentuk
1 mol gas etuna (C2H2) pada temperatur 25oC dan tekanan 1 atm membutuhkan
226,8 kJ!
Jawab : ……………………………………………………………………………
Tuliskan persamaan termokimia untuk reaksi pembakaran 1 mol gas CO jika
diketahui :
H = -566 kJ 2CO2(g) 2CO(g) + O2(g)
Jawab : …………………………………………………………………………….

H reaksi)Jenis-Jenis Perubahan Entalpi (


Ho.Perubahan entalpi reaksi yang diukur pada suhu 298oK (25oC) dan tekanan
1 atmosfir disebut perubahan entalpi standar dengan simbol

Ho adalah sebagai berikut.Jenis-jenis

Hf o)Perubahan entalpi pembentukan standar (


Hf o) atau Standard Enthalpy of Formation adalah kalor yang dilepas atau
diserap apabila 1 mol senyawa dibentuk dari unsur-unsurnya yang paling stabil
pada keadaan standar.Perubahan entalpi pembentukan standar (
Hf o untuk unsur sama dengan nol.Karena senyawa yang dibentuk hanya 1 mol
maka koefisien reaksi boleh pecahan dan harga
Contoh :
Hf o CO2 = -394,5 kJ/mol
Persamaan termokimianya :
Hf o = -394,5 kJ/mol CO2(g) C(s) + O2(g)
Hf o H2O(l) = -286 kj/mol
Persamaan termokimianya :
Hf o = -286 kJ/mol H2O(l) H2(g) + ½ O2(g)

Hdo)Perubahan entalpi penguraian standar (


Hdo) atau Standard Enthalpy of Decompotition adalah kalor yang dilepaskan
atau dibutuhkan untuk menguraikan 1 mol senyawa menjadi unsur-unsurnya
yang paling stabil pada keadaan standar. Entalpi penguraian merupakan
kebalikan dari entalpi pembentukan.Perubahan entalpi penguraian standar (
Contoh :
Hf o = -286 kJ/mol H2O(l) 1. H2(g) + ½ O2(g)
Hdo = +286 kJ/mol H2(g) + ½ O2(g) H2O(l)
Hf o = -394,5 kJ/mol CO2(g) 2. C(s) + O2(g)
Hdo = +394,5 kJ/mol C(s) + O2(g) CO2(g)

Hco)Perubahan entalpi pembakaran (


Hco) atau Standard Enthalpy of Combustion adalah kalor yang dilepas atau
diserap pada pemabakaran 1 mol unsur atau senyawa dalam keadaan
standar.Perubahan entalpi pembakaran (
Contoh :
Hco = -800 kJ/mol CO2(g) + 2H2O(l) CH4(g) + 2O2(g)

Hso)Perubahan entalpi kelarutan standar (


Hso) atau Standard Enthalpy of Solubility adalah kalor yang dilepas atau diserap
pada pelarutan 1 mol zat menjadi larutan encer.Perubahan entalpi kelarutan
standar (

Perubahan entalpi penetralan adalah perubahan entalpi pada penetralan asam


(H+) oleh basa (OH-) membentuk 1 mol air.
Perubahan entalpi standar penguapan ( ∆Hv o )
Perubahan entalpi standar penguapan adalah perubahan entalpi standar reaksi
pada penguapan 1 mol zat dalam fase cair menjadi zat dalam fase gas pada titik
didihnya.
Hvo = + 44 kJ/mol H2O(g) Contoh : H2O(l)

Perubahan entalpi standar pencairan ( ∆Hl o )


Perubahan entalpi standar pencairan ialah perubahan entalpi standar reaksi
pada pencairan 1 mol zat dalam fase padat menjadi fase cair pada titik leburnya.
Hlo = + 36,4 kJ/mol H2O(l) Contoh : H2O(s)

Catatan :
Untuk menyatakan besarnya perubahan kalor digunakan satuan kalori dan joule.
1 kalori = 4,2 joule
1 joule = 0,24 kalori
1 kkal = 1000 kalori
1 kJ = 1000 joule.
1 L = 1000 mL
1 L = 1 dm3
1 dm3 = 1000 cm3
1 mL = 1 cm3
Perubahan entalpi standar penguapan ( ∆Hvo )

Anda mungkin juga menyukai