Anda di halaman 1dari 21

.

I. MATERI PEMBELAJARAN

A. Perubahan Entalpi Standar (ΔHo)


Harga perubahan entalpi reaksi dapat dipengaruhi oleh kondisi yakni suhu dan tekanan saat
pengukuran. Oleh karena itu, perlu kondisi suhu dan tekanan perlu dicantumkan untuk setiap data
termokimia. Data termokimia pada umumnya ditetapkan pada suhu 25 0 C dan tekanan 1 atm yang
selanjutnya disebut kondisi standar. Perubahan entalpi yang diukur pada suhu 25 0 C dan tekanan
1 atm . Disebut perubahan entalpi standar dan dinyatakan dengan lambang ΔHo Sedangkan
perubahan entalpi yang pengukurannya tidak merujuk kondisi pengukurannya dinyatakan dengan
lambang ΔHo saja. Entalpi molar adalah perubahan entalpi reaksi yang dikaitkan dengan kuantitas
zat yang terlibat dalam reaksi. Dalam termokimia dikenal berbagai macam entalpi molar, seperti
entalpi pembentukan, entalpi penguraian, dan entalpi pembakaran
a. Entalpi pembentukan (ΔHof )
Perubahan entalpi pada pembentukan 1 mol zat langsung dari unsur-unsurnya disebut
entalpi molar pembentukan atau entalpi pembentukan. Jika pengukuran dilakukan pada keadaan
standar (298 k, 1 atm) dan semua unsur-unsurnya dalam bentuk standar, maka perubahan entalpinya
disebut entalpi pembentukan standar (ΔHof )Entalpi pembentukan dinyatakan dalam kJ per mol
(kJ mol -1) Supaya terdapat keseragaman, maka harus ditetapkan keadaan standar, yaitu suhu 25 0 C
dan tekanan 1 atm. Dengan demikian perhitungan termokimia didasarkan pada keadaan standar.
Pada umumnya dalam persamaan termokimia dinyatakan:

AB + CDAC + BD ΔHo= x kJ/mol

ΔHo adalah lambang dari perubahan entalpi pada keadaan itu. Yang dimaksud dengan
bentuk standar dari suatu unsur adalah bentuk yang paling stabil dari unsur itu pada kondisi standar
(298 K, 1 atm). Untuk unsur yang mempunyai bentuk alotropi, bentuk standarnya ditetapkan
berdasarkan pengertian tersebut. Misalnya, karbon yang dapat berbentuk intan dan grafit, bentuk
standarnya adalah grafit, karena grafit adalah bentuk karbon yang paling stabil pada 298 K, 1 atm.
Dua hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan entalpi pembentukan yaitu bahwa zat yang
dibentuk adalah 1 mol dan dibentuk dari unsurnya dalam bentuk standar.
Contoh:
Entalpi pembentukan etanol (C2H5OH) (l) adalah -277,7 kJ per mol. Hal ini berarti: Pada
pembentukan 1 mol (46 gram) etanol dari unsur-unsurnya dalam bentuk standar, yaitu karbon

1
(grafit), gas hidrogen dan gas oksigen, yang diukur pada 298 K, 1 atm dibebaskan 277,7 kJ dengan
persamaan termokimianya adalah:
2 C (s, grafit) + 3H2 (g) + ½ O2 (g) C2 H5 OH (l) ΔH = -277,7kJ
Nilai entalpi pembentukan dari berbagai zat serta persamaan termokimia reaksi pembentukannya
diberikan pada tabel 2 berikut.

Tabel 2. Nilai entalpi pembentukan berbagai zat & Persamaan termokimia reaksi pembentukannya.

Pada umumnya entalpi pembentukan senyawa bertanda negatif. Entalpi pembentukan unsur
dalam bentuk standarnnya, misalnya entalpi pembentukan grafit, adalah nol. Perhatikanlah dengan
baik hubungan antara nilai entalpi pembentukan dengan persamaan termokimia reaksi
pembentukannya, sehingga jika anda mengetahui nilai entalpi pembentukan suatu zat, Anda dapat
menuliskan persamaan termokimia yang sesuai.
b. Entalpi Penguraian
Reaksi penguraian adalah kebalikan dari reaksi pembentukan. Oleh karena itu, sesuai dengan
azas kekekalan energi, nilai entalpi penguraian sama dengan entalpi pembentukannya, tetapi
tandanya berlawanan.
Contoh:
1. Diketahui ΔHof H2O (l) = -286 kJ mol-1,
maka entalpi penguraian
H2O (l) menjadi gas hidrogen dan gas oksigen adalah + 286 kJ mol-1
H2O (l) H2 (g) + ½ O2 (g) ΔHod= + 286 kJ
c. Entalpi Pembakaran
Reaksi suatu zat dengan oksigen disebut reaksi pembakaran. Zat yang mudah terbakar
adalah unsur karbon, hidrogen, belerang, dan berbagai senyawa dari unsur tersebut. Pembakaran
dikatakan sempurna apabila karbon (C) terbakar menjadi CO2, hidrogen (H) terbakar menjadi H2O,
2
belerang (S) terbakar menjadi SO2. Perubahan entalpi pada pembakaran sempurna 1 mol suatu zat
yang diukur pada 298 K, 1 atm disebut entalpi pembakaran standar (standard enthalpy of
combustion), yang dinyatakan dengan ΔHoc Entalpi pembakaran juga dinyatakan dalam kJ mol -1
.
Harga entalpi pembakaran dari berbagai zat pada 298 K, 1 atm Harga entalpi pembakaran dari
berbagai zat pada 298 K, 1 atm diberikan pada tabel 3 berikut.

Tabel 3 . Entalpi Pembakaran dari berbagai zat pada 298 K, 1 atm


Contoh:
Pembakaran bensin adalah suatu proses eksoterm. Apabila bensin dianggap terdiri atas
isooktana, C8H18 (salah satu komponen bensin) tentukanlah jumlah kalor yang dibebaskan pada
pembakaran 1 liter bensin. Diketahui entalpi pembakaran isooktana = -5460 kJ mol-1 dan massa
jenis isooktan = 0,7 kg L -1 (H = 1; C =12)
Jawab:
Entalpi pembakaran isooktana yaitu – 5460 kJ mol-1 . Massa 1 liter bensin = 1 liter x 0,7 kg L-
1 = 0,7 kg = 700 gram. Mol isooktana =700 gram/114 gram mol-1 = 6,14 mol. Jadi kalor yang
dibebaskan pada pembakaran 1 liter bensin adalah: 6,14 mol x 5460 kJ mol -1 =33524,4 kJ.

B. Perubahan Entalpi Reaksi

Setiap sistem atau zat mempunyai energi yang tersimpan didalamnya. Energi potensial
berkaitan dengan wujud zat, volume, dan tekanan. Energi kinetik ditimbulkan karena atom – atom
dan molekulmolekul dalam zat bergerak secara acak. Jumlah total dari semua bentuk energi itu
disebut entalpi (H) . Entalpi akan tetap konstan selama tidak ada energi yang masuk atau keluar
dari zat. . Misalnya entalpi untuk air dapat ditulis H H2O (l) dan untuk es ditulis H H2O (s).

3
Perhatikan lampu spiritus, jumlah panas atau energi yang dikandung oleh spiritus pada
tekanan tetap disebut entalpi spiritus. Entalpi tergolong sifat eksternal, yakni sifat yang bergantung
pada jumlah mol zat. Bahan bakar fosil seperti minyak bumi, batubara mempunyai isi panas atau
entalpi. Entalpi (H) suatu zat ditentukan oleh jumlah energi dan semua bentuk energi yang dimiliki
zat yang jumlahnya tidak dapat diukur. Perubahan kalor atau entalpi yang terjadi selama proses
penerimaan atau pelepasan kalor dinyatakan dengan “ perubahan entalpi (ΔH) “. Misalnya pada
perubahan es menjadi air, maka dapat ditulis sebagai berikut:
ΔH = H H2O (l) - H H2O (s)

1.Kalor jenis Dan Kapasitas Kalor


Kalor adalah energi yang berpindah dari sistem ke lingkungan atau sebaliknya karena
adanya perbedaan suhu, yaitu dari suhu lebih tinggi ke suhu lebih rendah. Transfer kalor akan
berlangsung hingga suhu diantara keduanya menjadi sama. Seperti halnya dengan “kerja“, kalor
adalah energi dalam yang pindah (transfer energi).
Apabila suatu zat menyerap kalor, maka suhu zat akan naik sampai tingkat tertentu hingga
zat itu akan mencair (jika zat padat) atau menguap (jika zat cair). Sebaliknya jika kalor dilepaskan
dari suatu zat, maka suhu zat itu akan turun sampai tingkat tertentu hingga zat itu akan mengembun
(jika zat gas) atau membeku (jika zat cair).
Kita dapat menentukan jumlah kalor yang diserap atau dibebaskan oleh suatu sistem atau zat dari
perubahan suhu atau perubahan wujud yang dialaminya asal kalor jenis atau kapasitas kalornya
diketahui.
Kalor jenis(c) adalah jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan temperature dari 1
gram massa bahan sebesar 1 oC. Kapasitas kalor( C ) adalah jumlah kalor yang diperlukan untuk
menaikkan temperature dari suatu sampel bahan sebesar 1 oC. Jumlah kalor yang diserap atau
dibebaskan oleh sistem dapat ditentukan melalui percobaan, yaitu dengan mengukur perubahan
suhu yang terjadi pada sistem. Apabila massa dan kalor jenis atau kapasitas kalor sistem diketahui,
maka jumlah kalor dapat dihitung dengan rumus:

q=mxcxΔt
atau
q=CxΔt

dimana: q = jumlah kalor (dalam joule)


m = massa zat (dalam gram)
Δt = perubahan suhu (t akhir – t awal)
4
c = kalor jenis
C = kapasitas kalor

Contoh:
Berapa joule diperlukan untuk memanaskan 100 gram air dari 25 0 C
menjadi 100 0 C. Kalor jenis air = 4. 18 J g-1 K-1

Jawab:
q = C.Δt
= 100 g x 4,18 J g-1 K-1 x (100 – 25) K
= 31. 350 J = 31,35 kJ
2. Kalorimetri
Perubahan energi dalam reaksi kimia selalu dapat dibuat sebagai panas, sebab itu lebih tepat
bila istilahnya disebut panas reaksi. Alat yang dipakai untuk mengukur panas reaksi disebut
kalorimeter (sebetulnya kalori meter, walaupun diketahui sekarang panas lebih sering dinyatakan
dalam joule daripada kalori). Ada beberapa macam bentuk dari alat ini, salah satu dinamakan
Kalorimeter Bomb yang diperlihatkan pada gambar diatas. Kalorimeter semacam ini biasanya
dipakai untuk mempelajari reaksi eksotermik, yang tak akan berjalan bila tidak dipanaskan,
misalnya reaksi pembakaran dari CH4 dengan O2 atau reaksi antara H2 dan O2. Alatnya terdiri dari
wadah yang terbuat dari baja yang kuat (bombnya) dimana pereaksi ditempatkan. Bomb tersebut
dimasukkan pada bak yang berisolasi dan diberi pengaduk serta termometer. Suhu mula-mula dari
bak diukur kemudian reaksi dijalankan dengan cara menyalakan pemanas kawat kecil yang berada
di dalam bomb. Panas yang dikeluarkan oleh reaksi diabsorpsi oleh bomb dan bak menyebabkan
temperatur alat naik. Dari perubahan suhu dan kapasitas panas alat yang telah diukur maka jumlah
panas yang diberikan oleh reaksi dapat dihitung.

5
3. Perubahan Entalpi Berdasarkan Hukum HESS
Banyak reaksi yang dapat berlangsung secara bertahap. Misalnya pembakaran karbon atau
grafit. Jika karbon dibakar dengan oksigen berlebihan terbentuk karbon dioksida menurut
persamaan reaksi:
C(s) + O2 (g) CO2 (g)ΔH = - 394 kJ
Reaksi diatas dapat berlangsung melalui dua tahap. Mula-mula karbon dibakar dengan oksigen yang
terbatas sehingga membentuk karbon monoksida. Selanjutnya, karbon monoksida itu dibakar lagi
untuk membentuk karbon dioksida. Persamaan termokimia untuk kedua reaksi tersebut adalah:
C(s) + ½ O2 (g) CO (g) ΔH = - 111 kJ
CO (g) + ½ O2 (g) CO2 (g) ΔH = - 283 kJ
Jika kedua tahap diatas dijumlahkan, maka diperoleh:
C(s) + ½ O2 (g) CO (g) ΔH = - 111 kJ
CO (g) + ½ O2 (g) CO2 (g) ΔH = - 283 kJ
------------------------------------------------------------------------- +
C(s) + O2 (g) CO2 (g) ΔH = - 394 kJ

4.Perubahan Entalpi Berdasarkan Entalpi Pembentukan


Kalor suatu reaksi dapat juga ditentukan dari data entalpi pembentukan zat pereaksi dan
produknya. Dalam hal ini, zat pereaksi dianggap terlebih dahulu terurai menjadi unsur-unsurnya,
kemudian unsur-unsur itu bereaksi membentuk zat produk. Secara umum untuk reaksi:
m AB + n CD p AD + q CB
ΔH0 = jumlah ΔH0 f (produk) - jumlah ΔH0 f (pereaksi)

5.Perubahan Entalpi Berdasarkan Energi Ikatan

Energi ikatan didefinisikan sebagai energi yang diperlukan untuk memutuskan 1 mol ikatan dari
suatu molekul dalam wujud gas. Energi ikatan dinyatakan dalam kilojoule per mol (kJ mol -1
)Energi berbagai ikatan diberikan pada tabel 4.

6
Tabel 4. Harga Energi ikatan berbagai molekul (kJ/mol)

7
II. EVALUASI
1. Prosedur Penilaian
a. Penilaian kognitif : Tes tertulis
b. Penilaian afektif : Sikap siswa selama pembelajaran berlangsung
c. Penilain Psikomotorik : Produk hasil percobaan

2. Instrumen Penilaian
 Instrumen Penilaian Kognitif
Tujuan Pembelajaran Soal Skor
a. Siswa dapat 3. Diketahui entalpi pembentukan etanol C3H8(g), CO2(g),
menentukan ΔH° 35
dan H2O berturut-turut adalah -104 kJ/mol, -393,5 kJ/mol, -286
reaksi berdasarkan
data Entalpi kJ/mol. Tentukan jumlah kalor yang dapat dibebaskan jika 1
pembentukan standar
gram C3H8(g) dibakar sempurna membentuk gas CO2 dan air. .
.
(Ar H = 1, C = 12)
Jawab: Reaksi pembakaran :
C3H8(g)+ 5O2(g) ⎯⎯→ 3CO2(g) + 4H2O(l)
ΔHreaksi = ∑ΔHf°produk – ∑ΔHf°reaktan
ΔHreaksi = (3 x ΔHf°CO2 + 4 x ΔHf°H2O) – (ΔHf°
C3H8(g) + 3 x ΔHf°O2)
= (3 x (–393,5) + 4 × (–286)) – (–104 + 3 × 0)
= – 2220,5 kJ
Jadi entalpi pembakaran C3H8 = -2220,5 kJ/mol

1 gram C3H8 = 1 g/44 g/mol


= 0,02 mol
Jumlah kalor yang dibebaskan pada pembakaran
sempurna C3H8 adalah
= 0,02 mol x -2220,5 kJ/mol = - 44,41 kJ

b. Siswa dapat C(s)+ O2(g) ⎯⎯→ CO2(g) ΔH= –94 kJ 25


menentukan ΔH°
H2(g)+ O2(g) ⎯⎯→ 2 H2O(g) ΔH= –136 kJ
reaksi berdasarkan
data energi ikatan 3C(s)+ 4 H2(g) ⎯⎯→ C3H8(g) ΔH= –24 kJ
Tentukan ΔH pada reaksi C3H8(g)+ 5 O2(g) ⎯⎯→3 CO2(g)+ 4
H2O(g)!

8
Jawab :
3C(s)+ 3O2(g) ⎯⎯→ 3CO2(g) ΔH= –282 kJ
4H2(g)+ 2O2(g) ⎯⎯→ 4H2O(g) ΔH= –272 kJ
C3H8(g) ⎯⎯→ 3C(s)+ 4H2(g) ΔH= 24 kJ
C3H8(g)+ 5 O2(g) ⎯⎯→3 CO2(g)+ 4 H2O(g) ΔH= –530 kJ

c. Siswa dapat Perhatikan diagram siklus berikut: 10


menentukan ΔH°
reaksi berdasarkan
Hukum Hess

Tentukan prubahan entalpi reaksi:


2SO2 + O2 - 2SO2
Jawab :
∆H2 = ∆H1 + ∆H3
-790 = -593 + ∆H3
∆H3 = -790 + 593
= -197 kJ

4. Siswa dapat 1. Reaksi yang menunjukkan perubahan entalpi netralisasi 15


menjelaskan standar adalah
pengaruh katalis
terhadap laju reaksi
melalui percobaan.

Jawaban : D

Merupakan rekasi netralisasi antara 1 mol basa (NaOH) dan 1


mol Asam (HCl) melepaskan kalor sebesar 58 kJ = Entalpi
netralisasi standar.

2. Persamaan termokimia pada reaksi penguraian 1 mol


AgNO3 memerlukan energy sebesar 95 kJ. Penulisan 15
persamaan termokimia yang sesuai dari pernyataan tersebut
adalah . . . .
9
Jawab : D
Zat yang diuraikan dibuah menjadi unsur unsur pembentuknya
pada keadaan standar.
AgNO3 terdiri dari atom Ag, N dan O. Unsur pembentuknya
pada keadaan standar adalah Ag(s) + N2 dan O2
Persamaan termokimia penguraian 1 mol AgNO3

Karena pada soal tidak diminta dalam keadaan standar


(karena pada keadaan standar jawabanya tidak ada dioption)
maka kita sebaiknya menghilangkan koefisien pecahan pada
persamaan termokimia tersebut . Tujuannya adalah agar
lebih mudah dalam perhitunga. Untuk menghilangkan
koefisien pecahan maka semua koefisien pada rekasi diatas
dikali 2 termasuk harga ΔH nya

Persamaan termokimianya menjadi :

 Instrumen Penilaian Afektif


Penilaian afektif menggunakan lembar observasi yang terlampir pada Pedoman
Penilaian, Self Assessment, dan Peer Assessment.
 Instrumen Penilaian Psikomotor
Penilaian psikomotor menggunakan lembar observasi praktikum yang terlampir pada
Pedoman Penilaian
5. Pedoman Penilaian
 Penilaian Kognitif
Tabel penilaian hasil tes
Nomor soal
No. Nama siswa Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1.
2.
3.
4.
5.
...

10
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
Nilai = ×100
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟

 Penilaian Afektif
Tujuan Sikap:
a. Siswa mampu menunjukkan perilaku ilmiah dalam melakukan percobaan serta
memecahkan masalah dalam diskusi kelompok.
Aspek yang Dinilai
Bertanggung Skor
No. Nama Siswa Teliti Jujur
Jawab Total
0 1 2 0 1 2 0 1 2
1.
2.
3.
...
Rubrik:
0 : jika tidak teliti dalam menjalankan praktikum, tidak bertanggung jawab atas
kebersihan dan keutuhan alat, serta tidak jujur dalam menuliskan hasil praktikum
dalam diskusi kelompok.
1 : jika teliti dalam menjalankan praktikum, bertanggung jawab atas kebersihan dan
keutuhan alat, serta jujur dalam menuliskan hasil praktikum dalam diskusi
kelompok, namun lamban dan tidak tegas ketika bekerja di dalam laboratorium.
2 : jika teliti dalam menjalankan praktikum, bertanggung jawab atas kebersihan dan
keutuhan alat, serta jujur dalam menuliskan hasil praktikum dalam diskusi
kelompok.

Tujuan Afektif:
b. Siswa mampu menunjukkan sikap aktif dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan
terkait senyawa hidrokarbon dan minyak bumi.
Aspek yang Dinilai
Skor
No. Nama Siswa Aktif Bertanya Aktif Menjawab
Total
0 1 2 0 1 2
1.
2.
3.
...
Rubrik:
11
0 : jika tidak aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan yang disampaikan.
1 : jika bertanya dan menjawab pertanyaan yang disampaikan, namun tidak sistematis
dalam menyampaikan pertanyaan dan salah konsepnya ketika menjawab.
2 : jika bertanya dan menjawab pertanyaan yang disampaikan, serta sistematis dalam
menyampaikan pertanyaan dan benar konsepnya ketika menjawab.

Tujuan Afektif:
c. Siswa mampu menunjukkan sikap kritis dalam menanggapi penjelasan maupun
pendapat mengenai senyawa hidrokarbon dan minyak bumi.
Aspek yang Dinilai
Skor
No. Nama Siswa Bertanya Berpendapat Menjawab
Total
0 1 2 0 1 2 0 1 2
1.
2.
3.
...
Rubrik:
0 : jika tidak bertanya, tidak berpendapat, dan tidak menjawab.
1 : jika bertanya, berpendapat, atau menjawab, namun kurang sesuai dengan materi.
2 : jika bertanya, berpendapat, atau menjawab, dan isinya sesuai dengan materi.

 Penilaian Psikomotor
Tujuan Psikomotor:
a. Siswa terampil dalam merangkai set alat dan melakukan percobaan mengenai faktor-
faktor yang mempengaruhi laju reaksi secara teliti.
Nilai
Aspek yang dinilai SB Baik Kurang SK
Skor: 4 Skor: 3 Skor: 2 Skor: 1
1. Siswa menyiapkan alat dan bahan dengan tepat.
2. Siswa membersihkan dan mengeringkan alat
sebelum praktikum.
3. Siswa menyusun alat sesuai petunjuk praktikum.
4. Siswa mengambil dan memasukkan bahan
menggunakan spatula.
5. Siswa membaca skala pada alat gelas atau
termometer dengan benar.
6. Siswa mencatat laju perubahan yang terjadi pada
pemberian kondisi yang berbeda-beda.
7. Siswa membersihkan alat setelah praktikum.
8. Siswa melakukan percobaan tepat waktu.
Jumlah
12
Jumlah Total:

Tujuan Psikomotor:
b. Siswa terampil menyajikan data hasil diskusi kelompok mengenai proses
pembentukan dan teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi beserta kegunaannya
secara sistematis menggunakan bahasa yang sesuai.
Aspek yang Dinilai
Penggunaan Bahasa Kecakapan dalam Skor
No. Nama Siswa
Berbicara Total
0 1 2 0 1 2
1.
2.
3.
...
Rubrik:
0 : jika tidak menggunakan bahasa yang sopan atau tidak mahir dalam menyampaikan
informasi hasil diskusi kelompok.
1 : jika menggunakan bahasa yang sopan namun tidak percaya diri dalam
berbicara atau kurang mahir dalam menyampaikan informasi hasil diskusi
kelompok secara sistematis.
2 : jika menggunakan bahasa yang sopan atau mahir dalam menyampaikan
informasi hasil diskusi kelompok secara sistematis.

13
LEMBAR PENILAIAN DIRI
(SELF ASSESSMENT)

Berikan penilaian terhadap diri Anda sendiri dengan memberikan tanda centang () pada kolom
disamping pernyataan secara jujur!

Nama : ....................................................
Kelompok : ....................................................

No. Pernyataan Ya Tidak


1. Apakah sebelum menghadiri pembelajaran hari ini Anda membaca
terlebih dahulu materi yang akan dipelajari?
2. Apakah Anda mengumpulkan dan membawa bahan diskusi?
Jika “Ya”, tuliskan kategori bahan diskusi yang Anda bawa.
.........................................................................................................
.........................................................................................................
3. Apakah Anda memberikan kritik pada pendapat teman Anda dalam
diskusi kelompok?
4. Apakah Anda menerima kritik dari teman Anda?
5. Apakah Anda memberikan saran atau pendapat Anda dalam diskusi
kelompok?
6. Apakah Anda mengajukan pertanyaan pada teman lain selama diskusi
berlangsung?
7. Apakah Anda mengajukan pertanyaan pada guru selama diskusi
berlangsung?
8. Apakah Anda mendorong teman Anda untuk berpendapat/mengajukan
pertanyaan/mengkritik?
9. Apakah Anda memahami materi pembelajaran mengenai Laju Reaksi
yang telah dilaksanakan? Jika “Tidak” ungkapkan bagian yang masih
membingungkan Anda.
.........................................................................................................
.........................................................................................................
10. Apakah Anda merasa puas dengan diskusi kelompok yang telah
dilakukan? Jika “Tidak” ungkapkan alasan Anda.
.........................................................................................................
.........................................................................................................

PERHATIAN: kumpulkan lembar ini pada guru yang mengajar!

14
LEMBAR PENILAIAN ANTAR TEMAN
(PEER ASSESSMENT)

Berikan penilaian Anda terhadap teman-teman sekelompok Anda dengan memberikan tanda
centang () pada kolom pernyataan secara jujur dan objektif!

Nama Penilai : ....................................................


Kelompok : ....................................................

Membawa Bahan

Menerima Kritik

Pertanyaan pada

Pertanyaan pada
Memberikan

Memberikan

Memberikan

Mengajukan

Mengajukan

Teman Lain
Memotivasi
Pendapat
Diskusi

Teman
Kritik

Saran

Guru
No. Nama Teman Anda

1.
2.
3.
4.
5.

PERHATIAN: kumpulkan lembar ini pada guru yang mengajar!

15
LAMPIRAN

16
Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.
4.
5.

Mata Pelajaran : Kimia SMA


Kelas / Semester : XI / I
Materi Pembelajaran : Menghitung ∆H reaksi Berdasarkan Hukum Hess
Alokasi Waktu : 4 Jam Pelajaran ( 4 x 45 menit )

I. Kompetensi Inti 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis


pengetahuan factual, konseptual, procedural, dan metakognitif berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah

II. Kompetensi Dasar 3.5 : DIISI YA AYNUN SAYANG

III. Indikator Pencapaian Kompetensi

Mutia Safitri
17
IV. Tujuan Pembelajaran

Pendahuluan
“Anak-anak, pernahkan kalian mendaki pegunungan? Bagaimana perjalanan yang
kalian rasakan? Baiklah, untuk mendaki gunung tersebut awalnya kalian berada di
kaki gunung kemudian mendaki gunung hingga puncak gunung. Tetapi apakah
rute perjalanan yang kalian jalani akan sama dengan pendaki gunung lain?
Mungkin berbeda rute, ada yang mendaki gunung menggunakan rute sangat
berkelok kelok dan ada yang menggunakan rute sedikit landai. Seperti gambar
berikut.

Mutia Safitri
18
Dari gambar tersebut terlihat bahwa terdapat 2 pendaki gunung yang mendaki
gunung ke puncak gunung menggunakan rute jalan yang berbeda. Pendaki 1
menggunakan jalan disebelah kiri (yang ditandai dengan jalur berwarna biru)
sedangkan pendaki yang ke-2 menggunkan jalan di sebelah kanan (yang ditandai
dengan jalur yang berwarna merah). Bagaimana dengan jarak perpindahan yang
terjadi? Sama atau bedakah? Anak-anak tahukah kalian bahwa walaupun berbeda
rute perjalanan jarak tempuh atau perpindahan yang terjadi diantara keduanya
adalah sama. Perbedaan dari kedua cara di atas hanya terletak pada proses
perjalanannya, tetapi awalnya sama-sama berawal dari kaki gunung dan mencapai
puncak gunung yang sama pula. Sama halnya dengan pendakian gunung tersebut,
reaksi kimia juga dapat berlangsung dalam tahap-tahap yang berbeda, ada yang
dapat dilangsungkan dengan satu tahap, dua tahap, atau lebih. Namun tetap sama
perubahannya. Hal tersebutlah yang dinamakan Hukum Hess. Hukum Hess
berbunyi “Bila reaktan diubah menjadi produk, perubahan entalpinya sama
terlepas apakah reaksi berlangsung dalam satu tahap atau dalam beberapa
tahap”. Atau dengan kata lain ∆H hanya bergantung pada keadaan awal dan
keadaan akhir.
Jawablah pertanyaan berikut.
1.
a) Berdasarkan wacana tersebut apakah perbedaan yang dialami dari jalur
pendaki1 dan pendaki 2?
b) Bagaimana jarak perpindahan yang terjadi antara pendaki 1 dan pendaki 2?
c) Bagaimana keadaan ketika pendaki menuju puncak dan balik ke kaki
gunung?
Jawab:

2. Perhatikan gambar berikut

∆H = 66 kJ
N2 + 2 O 2 2 NO2

Lintasan-2

∆H1 = 180 kJ ∆H2 = -114 kJ


Lintasan-1

2 NO + O2

+
Mutia Safitri
19
Tuliskan Persamaan reaksi berdasarkan skema tersebut dilengkapi dengan ∆H
reaksinya.
Jawab:

3. Berdasarkan skema reaksi dari persamaan no. 2, tuliskan hubungan antara ∆H,
∆H1, dan ∆H2?
Jawab:

4. Apa yang dapat kalian simpulkan dari pertanyaan no.1 dengan persamaan
reaksi dari no.2 dan hubungan ∆H reaksi mengenai penentuan ∆H reaksi
berdasarkan Hukum Hess?
Jawab:

5. Diketahui siklus entalpi berikut. Tentukan ∆Hr Q → R!

Mutia Safitri
20
Jawab:

Mutia Safitri
21

Anda mungkin juga menyukai