Contents
1 Pengertian Termokimia
2 Sistem dan Lingkungan Termokimia
3 Reaksi Termokimia
4 Jenis Perubahan Entalpi
5 Penentuan Entalpi Reaksi
6 Hukum Terkait Termokimia
o 6.1 Share this:
o 6.2 Related posts:
Pengertian Termokimia
Termokimia merupakan suatu cabang ilmu kimia yang mempelajari tentang suatu perubahan
kalor atau energi yang menyertai suatu reaksi kimia, baik yang diserap maupun yang dilepaskan.
Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak bisa diciptakan atau dimusnahkan.
Energi hanya bisa diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Energi juga bisa mengalami suatu
perpindahan dari sistem ke lingkungan atau sebaliknya. Sistem adalah segala hal yang diteliti
perubahan energinya. Sementara itu, lingkungan adalah segala sesuatu di luar sistem. Contoh
sistem dan lingkungan bisa diamati pada air teh panas dalam gelas. Air teh panas merupakan
sistem, sementara gelas sebagai wadahnya termasuk lingkungan.
Interaksi antara sistem dan lingkungan bisa berupa pertukaran energi atau materi. Pertukaran
energi ini bisa berupa kalor atau bentuk energi lain. Adanya suatu pertukaran energi tersebut
menyebabkan terjadinya perubahan jumlah energi yang terkandung dalam sistem. Berdasarkan
interaksinya dengan lingkungan, sistem digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu sistem terbuka,
sistem tertutup, dan sistem terisolasi atau tersekat.
Berdasarkan interaksinya dengan lingkungan, sistem dibagi menjadi tiga macam, yakni sebagai
berikut :
1. Sistem Terbuka
Sistem terbuka yaitu suatu sistem yang memungkinkan terjadi suatu perpindahan energi dan zat
(materi) antara lingkungan dengan sistem. Pertukaran materi artinya ada suatu reaksi yang bisa
meninggalkan wadah reaksi, misalnya gas
2. Sistem tertutup
Suatu sistem yang mana antara sistem dan lingkungan bisa terjadi suatu perpindahan energi, tapi
tidak terjadi pertukaran materi
3. Sistem terisolasi
Sistem teriolasi yaitu Suatu sistem yang memungkinkan terjadinya perpindahan energi dan
materi antara sistem dengan lingkungan
Reaksi Termokimia
Reaksi pada termokimia terbagi atas reaksi eksoterm dan reaksi endoterm yaitu sebagai berikut:
1. Reaksi Eksoterm
Reaksi yang terjadi saat berlangsungnya pelepasan panas atau kalor. Reaksi panas ditulis dengan
tanda negatif.
Kesimpulan :
Besarnya perubahan entalpi (ΔH) sama dengan besarnya panas reaksi, tapi dengan tanda
berlawanan.
Contoh monoatomik : C(s), Fe(s), H+(aq), Ba(s), Ca(s), Mg(s), Na(s), Al(s), B(s), Zn(s), P(s).
Monoatomik termasuk golonga gas mulia dan logam lainnya.
Contoh poliatomik : O2(g), Cl2(g), P4(s), H2(g), Br2(l), N2(g), I2(g), F2(g).
Poliatomiktermasuk halogaen dan gas selain gas mulia.
Semua unsur-unsur yang sudah terdapat dialam ini nilai entalpi pembentukannya nol.
Misal:
Baca Juga : Mollusca : Pengertian, Struktur Tubuh, Ciri, Dan Klasifikasi Beserta Peranannya
Secara lengkap
Perubahan Entalpi
Penguraian
Perubahan Entalpi
Pembakaran
Perubahan
Entalpi Netralisasi
Menggunakan kalorimetri
Menggunakan hukum Hess atau hukum penjumlahan
Menggunakan data tabel entalpi pembentukan
Menggunakan data energi ikatan
Keterangan :
Karena kalorimeter adalah suatu sistem terisolasi, maka tidak ada energi yang terbuang ke
lingkungan, sehingga jumlah energi kalor reaksi dan perubahan entalpi reaksi menjadi:
“Jumlah kalor yang dilepaskan pada pembentukan suatu senyawa dari unsur-unsurnya sama
dengan jumlah kalor yang diperlukan untuk menguraikan senyawa itu menjadi unsur-unsurnya”.
Contoh :
H2(g) + ½ O2(g) à H2O(l) ΔH = -68,3 kkal/mol
H2O(l) à H2(g) + ½ O2(g) ΔH = 68,3 kkal/mol
2. Hukum Hess
Hukum ini dikemukakan oleh German Hess (1840), yang berbunyi :
“Jika suatu perubahan kimia bisa dibuat menjadi beberapa jalan/cara yang berbeda, jumlah
perubahan energi panas keselurahannya (total) yaitu tetap, tidak bergantung pada jalan/cara yang
ditempuh”.
Menurut hukum Hess, suatu reaksi bisa terjadi melalui beberapa tahap reaksi, dan bagaimanapun
tahap atau jalan yang ditempuh tidak akan mempengaruhi entalpi reaksi. Perubahan entalpi
reaksi hanya tergantung pada sebuah keadaan awal dan akhir sistem. Bukan tahap atau jalan
yang ditempuh. Perubahan entalpi ini juga merupakan penjumlahan entalpi reaksi dari setiap
tahap.
Dengan demikian hukum Hess bisa dipakai untuk menghitung ΔH reaksi berdasarkan reaksi-
reaksi lain yang ΔH-nya sudah diketahui.