Anda di halaman 1dari 16

KIMIA FISIK

ENTALPI DAN PERUBAHANNYA

SINTYA ATIKA PUTRI


NPM : 482011805015P

Dosen Pembimbing:
Yenni Agustin, S.Si., M.Kes.

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


SITI KHADIJAH PALEMBANG
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
2019
DAFTAR PUSTKA

HALAMAN JUDUL Halaman

BAB I PENDAHULUAN ······································································ 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Entalpi dan Perubahannya 2
B. Perubahan Entalpi Standar (∆H0) 3
C. Perhitungan Perubahan Entalpi Reaksi 5
D. Contoh Soal 7

BAB III PENUTUP 13

DAFTAR PUSTAKA 14
BAB I

PENDAHULUAN

Termokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara energi panas dan energi
kimia. Sedangkan energi kimia didefinisikan sebagai energi yang dikandung setiap unsur
atau senyawa. Energi kimia yang terkandung dalam suatu zat adalah semacam energi
potensial zat tersebut. Energi potensial kimia yang terkandung dalam suatu zat disebut
panas dalam atau entalpi dan dinyatakan dengan simbol H. Selisih antara entalpi reaktan
dan entalpi hasil pada suatu reaksi disebut perubahan entalpi reaksi. Perubahan entalpi
reaksi diberi simbol ΔH.
Bagian dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor atau panas suatu zat yang
menyertai suatu reaksi atau proses kimia dan fisika disebut termokimia. Secara operasional
termokimia berkaitan dengan pengukuran dan pernafsiran perubahan kalor yang menyertai
reaksi kimia, perubahan keadaan, dan pembentukan larutan.
Termokimia merupakan pengetahuan dasar yang perlu diberikan atau yang dapat
diperoleh dari reaksi-reaksi kimia, tetapi juga perlu sebagai pengetahuan dasar untuk
pengkajian teori ikatan kimia dan struktur kimia. Fokus bahasan dalam termokimia adalah
tentang jumlah kalor yang dapat dihasilkan oleh sejumlah tertentu pereaksi serta cara
pengukuran kalor reaksi.
Termokimia merupakan penerapan hukum pertama termodinamika terhadap
peristiwa kimia yang membahas tentang kalor yang menyertai reaksi kimia.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Entalpi dan Perubahannya


Menurut teori kinetika, pada suhu di atas 00C (>-2730), setiap materi baik dalam
wujud gas, cair atau padatan, memiliki partikel-partikel yang selalu bergerak secara acak
dan saling bertumbukan dengan total gaya yang saling meniadakan. Karena memiliki
ukuran sangat kecil, maka kita tidak dapat mengamati pergerakan partikel itu.

Di dalam atom terdapat elektron yang bermuatan negatif dan proton yang bermuatan
positif. Dengan adanya partikel-partikel, terjadi gaya tarik menarik antar partikel yang
bermuatan berlawanan dan gaya tolak menolak antarpartikel yang bermuatan sama.

Pergerakan partikel-partikel dan gaya tolak/tarik antar partikel tersebut, menunjukkan


adanya energi dalam materi. Jumlah total energi atau kalor yang terkandung dalam suatu
materi disebut entalpi, yang diberi simbol H. Entalpi suatu zat tidak berubah (tetap) selama
tidak ada energi yang masuk atau ke luar.

Entalpi suatu zat tidak dapat diukur, tetapi hanya perubahan entalpinya yang dapat
diukur. Suatu zat mengalami perubahan entalpi jika mengalami reaksi kimia atau
perubahan fisika. Perubahan entalpi diberi notasi ∆H. ∆H menyatakan kalor yang diterima
atau dilepas, berupa penambahan atau pengurangan energi suatu zat dalam suatu proses
perubahan materi.

Reaksi Eksoterm dan Reaksi Endoterm


Perubahan entalpi bertanda positif jika reaksi membutuhkan atau menyerap
kalor, dan bertanda negatif jika membebaskan kalor.Perubahan entalpi yang bertanda
positif menyatakan bahwa terdapat penambahan entalpi materi.Sebaliknya,
perubahan entalpi yang bertanda negatif menyatakan bahwa terdapat pengurangan
entalpi materi yang bereaksi.
Pada dasarnya, perubahan entalpi terjadi karena adanya perpindahan energi
antara sistem dan lingkungan.Sistem adalah sesuatu yang menjadi pusat perhatian
atau pusat pengamatan. Lingkungan adalah daerah di luar sistem.

2
a) Reaksi Eksoterm
Reaksi eksoterm adalah reaksi yang berlangsung dengan disertai
perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan.
Pada reaksi eksoterm dibebaskan energi, sehingga entalpi sistem
berkurang dan perubahan entalpi bertanda negatif.Pada reaksi eksoterm,
lingkungan menerima kalor sehingga terasa panas.Contoh reaksi eksoterm
adalah pembakaran.
b) Reaksi Endoterm
Reaksi endoterm adalah reaksi yang berlangsung dengan disertai
perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem.Pada reaksi endoterm diperlukan
energi, sehingga perubahan entalpi sistem bertambah dan perubahan entalpi
bertanda positif. Pada reaksi endoterm, lingkungan mengalami pengurangan
kalor, sehingga suhu lingkungan turun dan terasa dingin.
Contoh reaksi endoterm adalah reaksi antara barium hidroksida
(Ba(OH)2) dan kristal amonium klorida (NH4Cl) dengan beberapa tetes air.
Jika dilakukan pada tabung reaksi, bagian dasar tabung akan terasa dingin
karena sistem menyerap kalor dari lingkungan.

B. Perubahan Entalpi Standar (∆H0)


Perubahan entalpi dapat terjadi pada reaksi kimia maupun pada perubahan fisika.
Perubahan entalpi pada reaksi kimia, bergantung pada jumlah zat yang direaksikan. Jika
pereaksinya semakin banyak, maka perubahan entalpi semakin besar. Perubahan entalpi
pada perubahan fisika berkaitan dengan perubahan wujud zat.
Persamaan reaksi yang menyertakan perubahan entalpi disebut persamaan
termokimia. Pengertian persamaan termokimia berbeda dengan persamaan reaksi
stoikiometri. Pada persamaan reaksi stoikiometri, koefisien reaksi menunjukkan angka
perbandingan jumlah mol, sedangkan koefisien reaksi pada persamaan termokimia
sekaligus menyatakan jumlah mol.
Perhatikan contoh berkut ini!
Persamaan reaksi stoikiometri : 2 H2 (g) + O2 (g) → 2 H2O(g)
Perbandingan jumlah mol H2 : jumlah mol O2 : jumlah mol H2O = 2 : 1 : 2
Jadi, perbandingan jumlah mol zat-zat tersebut dapat dinyatakan :
2 mol H2 : 1 mol O2 : 2 mol H2O

3
Persamaan termokimia : 2 H2 (g) + O2 (g) → 2 H2O(g) ∆H = - 484 kJ
Pada reaksi antara 2 mol H2 dengan 1 mol O2 untuk menghasilkan 2 mol H2O
dibebaskan kalor 484 kJ.
Kalor yang dibebaskan atau diperlukan (∆H) pada suatu reaksi, bergantung pada
suhu dan tekanan saat reaksi berlangsung. Kalor yang dibebaskan atau diperlukan pada
reaksi 1 mol zat yang berlangsung pada suhu 25oC (298 K) dan tekanan 1 atm
disebut perubahan entalpi standar (∆H0). Satuan ∆H0 adalah kJ/mol. Perubahan entalpi
standar ini disebut juga kalor reaksi standar.

1. Entalpi Pembentukan Standar (∆H0f)


Entalpi pembentukan standar menyatakan nilai kalor yang dibebaskan atau
diperlukan untuk proses pembentukan 1 mol senyawa dari unsur-unsurnya, pada
keadaan standar (298 K, 1 atm). Entalpi pembentukan standar diberi notasi ∆H0f.
Contoh :
Pada pembentukan 117 gr garam dapur (NaCl) dibebaskan kalor 822 kJ.
Tulislah persamaan termokimia pada keadaan standar. Ar Na = 23, Cl = 35,5
Jawab :
Jumlah mol NaCl = 2
∆H pembentukan 2 mol NaCl = - 822 kJ,
− 822 kJ
maka ∆H0f NaCl = = - 411 kJ mol-1
2
Jadi persamaan termokimianya : Na(s) + Cl2(g) → NaCl(s) ∆H = - 411 kJ

2. Entalpi Penguraian Standar (∆Hd0)


Entalpi penguraian standar menyatakan nilai kalor yang dibebaskan atau
diperlukan untuk proses penguraian 1 mol senyawa menjadi unsur-unsurnya, pada
keadaan standar (298 K, 1 atm). Entalpi pembentukan standar diberi notasi ∆Hd0.
Jumlah kalor yang dibebaskan pada pembentukan senyawa dari unsur-
unsurnya, sama dengan jumlah kalor yang diperlukan pada penguraian senyawa
tersebut menjadi unsur-unsurnya. Jadi, entalpi penguraian merupakan kebalikan dari
entalpi pembentukan pada senyawa yang sama. Dengan demikian, jumlah kalor
sama, tetapi memiliki tanda berlawanan karena reaksi berlawanan arah.
Contoh :

4
Pada penguraian 11,2 L gas HCl (pada STP) diperlukan kalor 18,2 kJ. Tulislah
persamaan termokimia!
Jawab :
Jumlah mol HCl = 2
∆H penguraian 0,5 mol HCl = 18,2 kJ
∆Hd0 HCl = 2 x 18,2 kJ = 36,4 kJ
Persamaan termokimia : HCl(g) → H2 (g) + Cl2 (g) ∆H = 36,4 kJ

C. Perhitungan Perubahan Entalpi Reaksi


Perhitungan perubahan entalpi atau perubahan kalor pada suatu reaksi didasarkan
pada Hukum Hess, data entalpi pembentukan dan data energi ikatan.

1. Hukum Hess
Hukum Hess dikemukakan oleh Germain Henri Hess. Hukum Hess
menyatakan bahwa "Kalor reaksi yang dibebaskan atau diperlukan pada suatu reaksi
tidak bergantung pada jalannya reaksi, tetapi bergantung pada keadaan akhir (zat-zat
hasil reaksi)".
Hukum Hess ini dapat juga dinyatakan yaitu "Perubahan entalpi suatu reaksi
tetap sama, baik berlangsung dalam satu tahap maupun beberapa tahap".
Contoh:
Reaksi pembentukan SO3(g):
a) Melalui satu tahap reaksi : S(s) + O2(g) → SO3(g) ΔH = - 396 kJ
b) Melalui dua tahap reaksi :
 Reaksi (1) : S (s) + O2 (g) → SO2 (g) ΔH = - 297
 Reaksi (2) : SO2 (g) + O2(g) → SO3 (g) ΔH = -99
Jika kedua tahap reaksi pembentukan SO3(g) dijumlahkan, maka diperoleh
kalor reaksi yang sama seperti pada reaksi pembentukan SO3 (g) pada reaksi
(1). Jika kalor reaksi dijumlahkan, maka juga akan diperoleh kalor reaksi yang
sama seperti reaksi pembentukan SO3 (g) pada reaksi (1).
 Reaksi (1) : S(s) + O2(g) → SO2(g) ΔH = - 297
 Reaksi (2) : SO2(g) + O2(g) → SO3 (g) ΔH = -99
 S(s) + (g) → SO3(g) ∆H = - 396

5
Jadi, nilai entalpi reaksi pembentukan SO3(g) tetap sama, baik berlangsung
melalui satu tahap ataupun beberapa tehap reaksi.
Contoh :
Reaksi (1) : C2H5OH + 3 O2 → 2 CO2 + 3 H2O ∆H = - 1386 kJ
Reaksi (2) : 2 CH3CHO + 5 O2 → 4 CO2 + 4 H2O ∆H = - 2352 kJ
Tentukan ∆H reaksi : 2 C2H5OH + O2 → 2 CH3CHO + 2 H2O
Jawab :
Perhatikanlah bahwa dari reaksi yang ditanyakan yang dijadikan patokan
adalah 2C2H5OH dan 2CH3CHO, sedangkan O2 dan 2H2O tidak dapat
dijadikan patokan karena terdapat pada reaksi (1) dan reaksi (2). Reaksi (1)
dikalikan 2 dan reaksi (2) dibalik sehingga diperoleh :
Reaksi (1) : 2 C2H5OH + 6 O2 → 4 CO2 + 6 H2O ∆H = - 2772 kJ
Reaksi (2) : 4 CO2 + 4 H2O → 2 CH3CHO + 5 O2 ∆H = + 2352 kJ
2 C2H5OH + O2 → 2 CH3CHO + 2 H2O ∆H = - 420 kJ

2. Data Entalpi Perubahan


Berdasarkan cara ini, data entalpi yang diketahui harus berupa data entalpi
pembentukan. Zat-zat pereaksi dianggap mengalami reaksi penguraian dan zat-zat
hasil reaksi dianggap mengalami reaksi pembentukan. Jadi, entalpi penguraian suatu
zat sama dengan entalpi pembentukannya, tetapi memiliki tanda berlawanan.
p A + q B → r C + s D ∆Hr = .....?
∆H reaksi = ∆Hf0 hasil reaksi - ∆Hf0 pereaksi
= (r ∆Hf0 C + s ∆Hf0 D) - (p ∆Hf0 A + q ∆Hf0 B)
∆Hf0 O2 tidak diikutsertakan dalam perhitungan entalpi, sebab sesuai dengan
kesepakatan, entalpi unsur dalam bentuk yang lebih stabil dianggap sama dengan nol.
Contoh :
Diketahui kalor pembentukan(∆Hf0) dari C2H6 (g), CO2(g), H2O(l) masing-
masing adalah –85, -394, dan –286. Tentukan ∆Hc0 pembakaran C2H6(g)!
Jawab: :
Reaksi Pembakaran C2H6(g) :
C2H6(g) + O2(g) → 2 CO2(g) + 3 H2O(l) ∆Hr = ?
∆Hr = ∆Hf0 hasil - ∆Hf0 pereaksi
= ( 2 ∆Hf0 CO2 + 3 ∆Hf0 H2O ) - (∆Hf0 C2H6)
= (-788) – 858 + 85 = -1561

6
Jadi, ∆Hc0 C2H6(g) = -1561

3. Energi Ikatan
Suatu unsur atau senyawa terbentuk melalui ikatan antaratom
penyusunnya.Ikatan-ikatan antaratom ini memiliki harga energi ikatan tertentu. Pada
saat bereaksi, dianggap semua molekul pereaksi memutuskan ikatannya sehingga
menjadi atom-atom bebas. Proses pemutusan ikatan memerlukan sejumlah energi,
sehingga perubahan entalpinya bertanda positif. Selanjutnya, atom-atom bebas (hasil
penguraian pereaksi) ini membentukan zat-zat hasil reaksi melalui pembentukan
ikatan baru.Peristiwa pembentukan ikatan membebaskan sejumlah energi, sehingga
perubahan entalpi bertanda negatif.
p A + q B → r C + s D ∆Hr = .....?
∆H reaksi = (energi total pemutusan ikatan) - (energi total pembentukan ikatan)
Contoh :
Diketahui kalor pembakaran :
CS2(g) + 3 O2(g) → CO2 (g) + 2 SO2(g) ∆H = - 445 kJ
Energi Ikatan :
O ═ O = 495
S ═ O = 323
C ═ O = 799
Tentukan nilai energi ikatan C ═ S !
Jawab :
S ═ C ═ S + 3 (O ═ O) → O ═ C ═ O + 2 (O ═ S ═ O) ∆H = - 445 kJ
∆H reaksi = (energi total pemutusan ikatan) - (energi total pembentukan ikatan)
445 = (2 × EC═S + 3 × EO═O) - (2 × EC═O + 4 × ES═O)
445 = (2 × EC═S + 3 × 495) - (2 × 799 + 4 × 323)
445 = 2 × EC═S + 1485 - 1598 – 1292
EC═S = 480
Jadi, energi ikatan C = S = 480

D. Contoh Soal
1. Berikut ini merupakan persamaan reaksi dan entalpi penguraian
CS2 + 3O2 → CO2 + 2SO2 ΔH = - 1110 kJ
7
CO2 → C + O2 ΔH= + 394 kJ
SO2 → S + O2 ΔH = + 297 kJ
Berapakah kalor pembentukan CS2?
Diketahui :
CS2 + 3O2 → CO2 + 2SO2 ΔHf= - 1110 kJ
CO2 → C + O2 ΔHf = + 394 kJ
SO2 → S + O2 ΔHf = + 297 kJ
Ditanyakan : Kalor/entalpi pembentukan (ΔHf) CS2 = ...?
Jawab :
Berdasarkan hukum Hess
C + O2 →CO2 ΔHf = - 394 kJ
2S + 2O2 → 2SO2 ΔHf = -594 kJ
CO2 + 2SO2 →CS2 + 3O2 ΔHf = + 1110 kJ
+
C + 2S → CS2 ΔHf = +122 kJ

2. Berikut adalah data entalpi pembentukan


ΔHf0 CH4 = - 75 kJ/mol
ΔHf0 CO2 = - 393,5 kJ/mol
ΔHf0 H2O = - 242 kJ/mol
Reaksi pembakaran metana adalah sbb:
CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O
Besar harga ΔH reaksi pembakaran 1 mol gas metana adalah....
Diketahui :
ΔHf0 CH4 = - 75 kJ/mol
ΔHf0 CO2 = - 393,5 kJ/mol
ΔHf0 H2O = - 242 kJ/mol
Reaksi pembakaran metana
CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O
Ditanyakan : ΔHc = ...?
Jawab :
ΔHc = ΔHf produk – ΔHf reaktan
= {(-393,5) + [2 x (-242)]} – [(-75) + (2 x 0)]
= 802,5 kJ

3. Ke dalam 50 cm3 larutan HCl 1 M dengan suhu 26⁰C ditambahkan 50cm3 larutan
NaOH 1 M. Suhu tertinggi campuran adalah 33⁰C . jika kalor jenis 4,2 J.g-1.K-1.
Maka perubahan entalpi reaksi adalah..... J/mol

8
Diketahui :
V HCl 1 M= 50 cm3
V NaOH 1 M= 50 cm3
V larutan = V HCl 1 M + V NaOH 1 M = (50 + 50) cm3 = 100 cm3
T awal = 26⁰C
T akhir = 33⁰C
∆T = T akhir – T awal = (33 – 26 )⁰C = 7⁰C
c = 4,2 J.g-1.K-1
Ditanyakan : Perubahan entalpi reaksi = ... ?
Jawab :
Massa larutan (m) = volume larutan x ρ air
= 100 x 1
= 100 gram
Kalor yang dihasilkan :
Q = m . c . ∆T
= 100 . 4,2 . 7
= 2940 J
Persamaan reaksi :
HCL(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O (l)
𝑄 2940
∆H = =
𝑛 50 𝑥 10−3 𝑥 1
= 58800 J/mol

4. Diketahui reaksi termokimia sbb:


2C (s) + O2 (g) → 2CO (g) ΔHf = A kkal
CO (g) + ½ O2 (g) → CO2 (g) ΔHf = B kkal
C (s) + O2 (g) → CO2 (g) ΔHf = C kkal
Menurut hukum Hess yang memenuhi syarat adalah....
A. C = A + B
B. B = A + C
C. 2C = A + C
D. C = ½ A + B
E. A = C – 2B
Diketahui :
2C (s) + O2 (g) → 2CO (g) ΔHf = A kkal
CO (g) + ½ O2 (g) → CO2 (g) ΔHf = B kkal
C (s) + O2 (g) → CO2 (g) ΔHf = C kkal
Ditanyakan : Yang memenuhi syarat hukum Hess = ...?

9
Jawab :
2C (s) + O2 (g) → 2CO (g) ΔHf = A kkal
2CO (g)+ O2 (g) → 2CO2 (g) ΔHf = 2B kkal
+
2C (s) + 2O2 (g) → 2CO2 (g) ΔH = A + 2B

A + 2B
C (s) + O2 (g) → CO2 (g) ΔH =
2

A + 2B
Maka C =
2
2C = A + 2B
C=½A+B

Jawaban D

5. Entalpi molar standar untuk reaksi :


3
𝐻𝑠 𝑆 (𝑔) + 𝑂2 (𝑔) → 𝐻2 𝑂 (𝑙) + 𝑆𝑂2 (𝑔)
2
adalah -562,04 kJ/mol. Hitunglah perubahan energi dalamnya!
Diketahui :
3
𝐻𝑠 𝑆 (𝑔) + 𝑂2 (𝑔) → 𝐻2 𝑂 (𝑙) + 𝑆𝑂2 (𝑔) ̅ = −562,04 𝑘𝐽/𝑚𝑜𝑙
∆𝐻
2
Ditanyakan : Perubahan energi dalam (∆𝑈 ̅) = ⋯ ?
Jawab :
∆𝑈̅ = ∆𝐻 ̅ − ∆𝑛𝑅𝑇
3
= ∆𝐻 ̅ − (1 − − 1) 𝑅𝑇
2
3
̅ + 𝑅𝑇
= ∆𝐻
2
3
= −562,04 + . 8,314 . 298
2
= −558,32 kJ/mol

6. Diketahui energi ikatan


C – F = 439 kj/mol
C – Cl = 330 kj/mol
F – F = 159 kj/mol
Cl – Cl = 243 kj/mol
Panas reaksi untuk reaksi dibawah ini adalah....
CF2Cl2 + F2 → CF4 + Cl2

Diketahui :
energi ikatan
C – F = 439 kj/mol
C – Cl = 330 kj/mol

10
F – F = 159 kj/mol
Cl – Cl = 243 kj/mol

Ditanya : Panas reaksiuntuk reaksiCF2Cl2 + F2 → CF4 + Cl2


Jawab :

∆H = ∑energi ikatan reaktan - ∑energi ikatan produk


= [ 2 (𝐶 − 𝐶𝑙) + 2 (𝐶 − 𝐹) + (𝐹 − 𝐹)] − [ 4 (𝐶 − 𝐹) + (𝐶𝑙 − 𝐶𝑙) ]
= (2 . 330 + 2 . 439 + 159) – ( 4 . 439 + 243)
= 1697 – 1999
= - 302 kJ

7. Kapasitas kalor pada tekanan tetap, Cp dalam J/K pada rentang suhu 298 sampai 400K
untuk gas-gas H2, N2, dan NH3 adalah sebagai berikut
Cp,H2 = 29,6 + 0,00231 T
Cp,N2 = 27,9 + 0,00418 T
Cp,NH3 = 29,9 + 0,00261 T
Untuk reaksi
1 3
𝑁2 + 𝐻2 → 𝑁𝐻3 ∆𝐻298 = −46,11 𝑘𝐽/𝑚𝑜𝑙
2 4
Berikan rumusan entalpi sebagai fungsi suhu, kemudian tentukan entalpi reaksi pada
suhu 400K.
Diketahui :
Cp, H2 = 29,6 + 0,00231 T
Cp,N2 = 27,9 + 0,00418 T
Cp,NH3 = 29,9 + 0,00261 T
∆𝐻298 , 𝑁𝐻3 = −46,11 𝑘𝐽/𝑚𝑜𝑙= -46110 J/mol
Ditanyakan : ∆H400, NH3 = ... ?
Jawab :
∆𝐶𝑝 = ∑ 𝐶𝑝 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 − ∑ 𝐶𝑝 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑡𝑎𝑛
1 3
= (𝐶𝑝 𝑁𝐻3 ) − ( 𝐶𝑝 𝑁2 + 𝐶𝑝 𝐻2 )
2 4
1 3
= (29,9 + 0,00261T) − [ (27,9 + 0,00418𝑇) + 4 (29,6 + 0,00231𝑇)
2
= -28,45 – 0,002945T

Berdasarkan hukum Kirchoff

11
∫ 𝑑(∆𝐻) = ∫ ∆𝐶𝑝 𝑑𝑇

∆𝐻𝑟 = ∫(−28,45 − 0,002945𝑇)𝑑𝑇

= −28,45 𝑇 − 0,002945 𝑇 2 + 𝐼

Substitusi ∆𝐻298 , 𝑁𝐻3 pada persamaan diatas

∆𝐻298 = −28,45 𝑇 − 0,002945 𝑇 2 + 𝐼

-46110 = −28,45 (298) − 0,002945 (298)2 + 𝐼

I = -37415,37 J

Sehingga, ∆𝐻𝑟 = −37415,37 − 28,45 𝑇 − 0,002945 𝑇 2

Nilai ∆H400 adalah

∆𝐻400 = −37415,37 − 28,45 (400) − 0,002945 (400)2

= −49266,9 𝐽 = −49,27 𝑘𝐽

12
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Termokimia merupakan materi dasar yang wajib untuk dipelajari dan dipahami
secara mendalam. Materi yang secara umum mencakup entalpi, hukum Hess, energi ikatan,
dan energi dalam merupakan materi-materi dasar dalam pelajaran kimia yang berguna
untuk mempelajari materi selanjutnya. Dalam makalah ini penguraian materi
dilakukansecara lengkap agar pembaca lebih memahaminya.

Saran

Saran dari penulis agar pembaca menguasai materi ini dengan baik, kemudian dilanjutkan
dengan pelatihan soal sesuai materi yang berhubungan agar semakin menguasai materi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Brady, J. E. 1999. Kimia Universitas Azas & Struktur. Jakarta: Binarupa Aksara.
Dogra, S. 1990. Kimia Fisik dan Soal-Soal. Jakarta: Universitas Indonesia.
Ijang Rohman, Sri Mulyani. 2000. Kimia Fisika I. Yogyakarta: JICA.
Ilmu, S. (diakses tanggal 7 Juni 2017). Pengertian dan Penjabaran Termokimia.
http://www.softilmu.com.
Pintar, B. K. (n.d.). (Diakses tanggal 11 Juni 2017). Pembahasan Soal-Soal
Termokimia Bagian I. www.belajarkimiapintar.com.

14

Anda mungkin juga menyukai