Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN HASIL OBSERVASI LABORATORIUM

SEKOLAH DI MA BILINGUAL BATU

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Pengelolaan Laboratorium Kimia Sekolah

Dosen Pengampu: Dr. Parlan, M.Si. dan Dr. Oktavia Sulistina, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh Kelompok 2 Offering A:

1. Christyano Gabrielle Arbiansa (200331618847)

2. Denia Dwi Rosdiana (200331618875)

3. Dewi Susanti (200331618809)

4. Dian Nuriyanti (200331618845)

5. Elisabeth Pistio Indah Saraswati (200331618844)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

MARET 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
begitu banyak nikmat bagi kami berupa kesehatan dan juga waktu sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah kami yang berjudul “Laporan Hasil Observasi
Laboratorium Sekolah di MA Bilingual Batu” dengan baik dan tepat waktu. Shalawat serta
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah SAW beserta keluarga dan para
sahabatnya.

Ucapan terima kasih kami tujukan kepada Bapak Dr. Parlan, M.Si. dan Ibu Oktavia
Sulistina, S.Pd, M.Pd., yang telah membimbing kami dalam mata kuliah Pengelolaan
Laboratorium Kimia Sekolah. Semoga segala ilmu yang telah diberikan kepada kami selama
ini dapat menjadi amalan jariah dengan pahala berlipat ganda dari Allah SWT.

Ungkapan terima kasih juga kami ucapkan kepada kedua orang tua yang telah
senantiasa mendidik dan membesarkan kami sehingga kami dapat mengenyam pendidikan di
bangku kuliah ini. Tidak akan pernah cukup kami membalas semua jasa-jasamu, hanya
iringan doa yang selalu kami panjatkan untukmu.

Makalah ini berisi informasi mengenai luas laboratorium, denah laboratorium, bagian-
bagian laboratorium, fungsi laboratorium, kelebihan dan kekurangan dibandingkan dengan
laboratorium standar yang telah ditentukan.

Dalam penulisan makalah ini, kami selaku penyusun menyadari adanya kekurangan
dan masih jauhnya penulisan makalah ini dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun sangatlah penyusun harapkan agar kami dapat menyusun
makalah yang lebih baik lagi pada kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Malang, 18 Maret 2023

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta


didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mewujudkan tujuan mulia
tersebut, sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan pun memiliki peranan
yang sangat besar untuk keberhasilan suatu pendidikan. Mulai dari peran guru,
lingkungan belajar sampai pada ketersediaan fasilitas belajar mengajar. Salah satu
fasilitas dalam proses belajar mengajar yang tidak boleh dikesampingkan adalah
Laboratorium. Diharapkan laboratorium yang tersedia merupakan tempat latihan yang
memiliki kesamaan operasional dan peralatan dengan yang akan digunakan di dalam
tempat kerjanya kelak.

Pembelajaran kimia dan IPA pada umumnya merupakan pembelajaran yang


mengembangkan ranah kognitif, afektif, sekaligus psikomotor secara simultan. Oleh
karena itu rancangan pembelajaran kimia atau IPA harus dapat memuat
pengembangan ketiga ranah tersebut. Untuk mengembangkan ranah afektif dan
psikomotor tidak cukup hanya mengandalkan pembelajaran di kelas, tetapi perlu
ditunjang dengan pembelajaran di luar kelas, baik dalam bentuk aktivitas proyek
maupun aktivitas terarah berupa praktikum maupun eksperimen.

Laboratorium merupakan tempat untuk mengaplikasikan teori keilmuan,


pengujian teoritis, pembuktian uji coba, penelitian, dan sebagainya dengan
menggunakan alat bantu yang menjadi kelengkapan dari fasilitas dengan kuantitas dan
kualitas yang memadai (Depdiknas, 2002). Dalam konteks pendidikan di sekolah
laboratorium IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) berfungsi sebagai tempat berlangsungnya
kegiatan pembelajaran IPA (Kimia, Biologi dan Fisika) secara praktek yang
memerlukan peralatan khusus (Permendiknas, 2007).
Laboratorium adalah tempat atau wadah untuk membuktikan atau menguji
kebenaran suatu teori dengan data-data kenyataan empiris (kuantitas maupun
kualitatif). Adapun pemanfaatan laboratorium adalah tempat bagi guru untuk
mendalami konsep serta tempat bagi siswa untuk belajar mengembangkan sikap
ilmiah melalui kegiatan praktikum. Disamping itu, laboratorium juga harus dilengkapi
dengan sarana dan prasarana yang diperlukan serta alat-alat yang bekerja dengan baik,
mengukur yang harus diukur dan penunjukkan besaran yang pengukurannya dapat
dipercaya. Pengadaan alat-alat dalam suatu laboratorium harus disesuaikan dengan
tujuan pembangunan laboratorium itu sendiri, paling tidak sesuai dengan standar
minimal sarana laboratorium (Said, 2011:13).

B. Rumusan Masalah
1. Apa fungsi laboratorium di MA Bilingual Batu?
2. Bagaimana denah dan luas laboratorium di MA Bilingual Batu?
3. Bagaimana perlengkapan ruang laboratorium di MA Bilingual Batu?
4. Bagaimana cara pengelolaan limbah laboratorium di MA Bilingual Batu?
5. Bagaimana administrasi laboratorium di MA Bilingual Batu?
6. Apa saja kelebihan dan kekurangan laboratorium di MA Bilingual Batu?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui fungsi laboratorium di MA Bilingual Batu.
2. Untuk mengetahui denah dan luas laboratorium di MA Bilingual Batu.
3. Untuk mengetahui perlengkapan ruang laboratorium di MA Bilingual Batu.
4. Untuk mengetahui cara pengelolaan limbah laboratorium di MA Bilingual Batu.
5. Untuk mengetahui administrasi laboratorium di MA Bilingual Batu.
6. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan laboratorium di MA Bilingual Batu.
BAB II
PEMBAHASAN

Madrasah Aliyah (MA) Bilingual Batu merupakan sekolah swasta yang berdiri sejak
tahun 2010, di bawah naungan Yayasan Pendidikan Al-Ikhlas. Lokasinya di Jalan Pronoyudo,
Kelurahan Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Saat ini MA Bilingual terakreditasi A
dan mempunyai dua program studi yaitu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS). Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum 2013 (K-13). Waktu
observasi laboratorium di MA Bilingual Batu adalah Sabtu, 18 Maret 2023.

A. Fungsi Laboratorium

Dilihat dari fungsinya, pertama laboratorium kimia sebagai tempat bagi


pendidik untuk mendalami konsep-konsep kimia, mengembangkan metode
pembelajaran, memperkaya pengetahuan dan keterampilan, dan sebagainya. Kedua,
sebagai tempat peserta didik untuk belajar, memahami, mengembangkan
keterampilan, dan mengaplikasikan tentang teori yang telah di dapat waktu
pembelajaran di dalam kelas. Secara umum, fungsi laboratorium adalah sebagai
tempat untuk melakukan percobaan dengan alat-alat laboratorium dan bahan-bahan
praktikum yang tidak mungkin semuanya dapat dilakukan di dalam kelas, oleh karena
itu, percobaan dilakukan di dalam laboratorium.

Berdasarkan pengamatan di MA Bilingual Batu laboratorium belum berfungsi


sebagaimana mestinya. Hal ini dikarenakan MA Bilingual Batu belum memiliki ruang
laboratorium yang sesuai menurut Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007. MA
Bilingual Batu menggunakan ruang kelas sebagai ruang atau tempat melakukan
percobaan. Jadi, ketika praktikum guru akan berkoordinasi dengan guru lain untuk
menggunakan ruang kelas sebagai ruang praktikum sehingga kelas akan di rolling.
Meskipun dengan keterbatasan tersebut pembelajaran secara praktek tetap
dilaksanakan. Dengan memanfaatkan peralatan yang ada siswa bisa melatih
keterampilan proses serta mengembangkan sikap ilmiah. Siswa juga bisa memahami
konsep-konsep yang diajarkan untuk memperkaya pengetahuan. Apabila peralatan
belum mencukupi guru akan memanfaatkan teknologi dengan menggunakan virtual
lab sehingga siswa tetap bisa melaksanakan praktikum sesuai dengan tujuan
pembelajaran.

B. Denah dan Luas

C. Perlengkapan Ruang Laboratorium


Jika ditinjau berdasarkan Permendiknas No. 24 Tahun 2007 dan Sisunandar
Tahun 2015, perlengkapan atau fasilitas yang ada di laboratorium MA Bilingual Batu
masih belum sepenuhnya memenuhi standar nasional. Berikut kami uraikan beberapa
perlengkapan di dalam laboratorium yaitu sebagai berikut:
1. Peralatan dan Bahan Kimia

Peralatan kimia yaitu benda atau alat yang digunakan saat kegiatan
praktikum siswa dan dapat dipergunakan secara berulang-ulang. Contohnya
seperti botol zat, pipet tetes, batang pengaduk, gelas kimia, labu erlenmeyer, labu
takar, pipet volume, corong, mortar, statif klem, buret, tabung reaksi, gelas ukur,
dan lainnya. Sedangkan, bahan-bahan kimia contohnya seperti aquades, asam
asetat, sulfida, asam sulfat, asam nitrat, fosfor, natrium nitrit, aseton, dan lainnya.
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum siswa masih tergolong aman. Di
MA Bilingual Batu, ruang laboratorium tidak ada ruang penyimpanan dan ruang
persiapan secara khusus. Hal ini dikarenakan ruang laboratorium sebenarnya
adalah ruang kelas yang dialokasikan atau difungsikan sebagai ruang praktikum
siswa. Ruang laboratorium hanya terdiri dari ruang utama dan ruang pendukung,
diantaranya ruang persiapan. Sehingga, ruang penyimpanan alat bahan dan ruang
persiapan secara khusus tidak ada. Namun, peralatan dan bahan-bahan kimia
diletakkan di dalam masing-masing lemari kaca susun yang ditempatkan di
bagian belakang ruang laboratorium. Alat dan bahan yang tersedia masih terbatas,
sehingga guru biasanya menyajikan praktikum dalam bentuk virtual lab.

2. Lemari Asam
Lemari asam adalah tempat penyimpanan bahan yang bersifat asam pekat
di laboratorium. Sebuah lemari asam merupakan salah satu jenis perangkat
ventilasi lokal yang dirancang untuk membatasi paparan asap, uap atau debu
berbahaya dan beracun terhadap bahan kimia yang disimpan di dalamnya.
Biasanya lemari asam ditempatkan di sudut laboratorium atau dekat dengan pintu
utama. Hal tersebut agar udara dalam lemari tidak keluar ke ruang laboratorium
dan terhirup. Meja pada lemari asam harus bersifat tahan asam atau basa kuat,
begitupun dengan blower yang digunakan untuk menghisap uap dari lemari asam.
Namun, laboratorium pada MA Bilingual Batu tidak ada lemari asam sehingga
bahan yang bersifat pekat seperti asam sulfat hanya diletakkan di lemari bahan
bagian belakang laboratorium sehingga pernah terjadi kecelakaan kerja. Asam
sulfat pekat dimasukkan ke dalam wadah plastik dan ketika diletakkan di lemari
terjadi perembesan ke bagian bawah lemari dan mengenai bahan-bahan kimia
yang lain, serta sampai ke lantai ruang laboratorium.

3. Meja dan Kursi Siswa

Masing-masing siswa minimal memiliki area kerja seluas 0,36 m2 dengan


ketinggian 80 cm. Namun, laboratorium MA Bilingual Batu menggunakan ruang
kelas yang difungsikan sebagai laboratorium sehingga meja dan kursi siswa yang
digunakan belum memenuhi standar nasional yang telah ditetapkan.

4. Meja Demonstrasi
Meja demonstrasi adalah meja yang dipergunakan oleh guru untuk
memperagakan atau mencontohkan kegiatan praktikum sebelum dilakukan oleh
siswa. Meja demonstrasi yang ada di ruang laboratorium MA Bilingual Batu
memiliki ketinggian sama dengan meja siswa, seharusnya ukuran meja
demonstrasi lebih tinggi atau dapat diletakkan di ubin yang lebih tinggi
dibandingkan dengan meja siswa agar saat sewaktu demonstrasi dapat terlihat
sampai ke meja siswa paling belakang.

5. Media Pendidikan

Media pendidikan atau media pembelajaran berfungsi untuk memperjelas


penyajian informasi sehingga dapat meningkatkan proses dan nilai belajar siswa.
Media pendidikan berupa papan tulis dengan ukuran minimum 90 cm x 200 cm.
Selain itu, di laboratorium MA Bilingual Batu juga dilengkapi dengan LCD dan
proyektor yang digunakan sebagai penunjang kegiatan praktikum siswa.

6. Lemari Tas
Buku dan tas siswa tidak diperbolehkan ditempatkan di meja kerja
ataupun lantai laboratorium. Barang-barang mereka harus ditempatkan di lemari
tas untuk menjaga kenyamanan kerja. Namun, di laboratorium MA Bilingual
Batu tidak terdapat lemari tas. Hal ini dikarenakan bentuk laboratorium
sebenarnya adalah ruang kelas yang difungsikan sebagai ruang praktikum
sehingga tas tetap diletakkan di kursi masing-masing siswa sebagaimana ruang
kelas biasanya.

7. Listrik

Stop kontak listrik harus diletakan jauh dari air dengan jumlah yang
memadai (setidaknya seorang siswa punya 1 stop kontak). Tegangan listrik di
laboratorium harus seragam. Listrik di laboratorium harus terhubung dengan
sirkuit utama agar ketika terjadi kecelakaan, mematikan listrik secara serentak
lebih mudah. Stop kontak listrik yang terdapat di laboratorium MA Bilingual
Batu hanya terdapat beberapa, diantaranya di bagian samping dan bagian depan
laboratorium sehingga masih belum memenuhi standar.

8. Air dan Bak Cuci


Tekanan dan volume air harus memadai dan cukup besar. Sangat
dianjurkan memiliki tandon dan pompa air. Hal tersebut akan sangat membantu
jika terjadi kecelakaan. Bak cuci yang disediakan setidaknya terdapat satu buah
bak cuci untuk enam siswa. Dengan bahan stainless steel ukuran 20 cm x 30 cm
dan kedalaman 15 cm. Di dekat pintu keluar juga harus tersedia wastafel khusus
untuk mencuci tangan (tidak boleh digunakan untuk mencuci alat). Namun,
laboratorium MA Bilingual Batu hanya memiliki satu buah air dan bak cuci untuk
semua siswa yang diletakkan di bagian samping laboratorium. Air dan bak cuci
ini berupa portable yang bisa dipindah-pindahkan karena sifatnya yang tidak
permanen. Jadi, air dan bak cuci ini masih belum memenuhi standar
laboratorium.

9. Fasilitas Darurat (emergency)

Fasilitas darurat biasanya terdapat alat pemadam kebakaran dan kotak


P3K. Dalam kotak P3K isi minimalnya berupa antiseptic, cotton wool, plastic,
bandages, pisau, gunting, dan obat-obatan. Di MA Bilingual Batu terdapat kotak
P3K yang diletakkan di bagian depan ruang laboratorium. Selain itu, alat
pemadam kebakaran juga ada berupa Alat Pemadam Api Ringan (APAR).

10. Ventilasi

Di laboratorium MA Bilingual Batu terdapat ventilasi berupa 8 jendela


kaca yang dapat dibuka. Di sebelah kiri dan kanan masing-masing terdapat 4
jendela kaca. Ventilasi berperan dalam menjaga suhu laboratorium agar tetap
nyaman. Jumlah udara yang masuk ke dalam laboratorium harus sama dengan
jumlah udara yang keluar sehingga volume udara di dalam akan konstan dan tidak
menyebabkan pengap.

D. Pengelolaan Limbah
Limbah adalah sisa atau produk dari suatu proses usaha atau kegiatan yang
terbuang dan tidak terpakai yang dapat menimbulkan dampak buruk terhadap
makhluk hidup dan lingkungan. Menurut PP No 12 tahun 1995, limbah atau sampah
adalah bahan sisa suatu kegiatan dan atau proses produksi, dari segi bentuknya limbah
dapat digolongkan menjadi tiga bagian yaitu limbah padat, limbah cair dan limbah
gas. Limbah laboratorium adalah limbah yang dihasilkan dari kegiatan di dalam
laboratorium yang berasal dari buangan hasil reaksi-reaksi berbagai larutan kimia
dalam suatu eksperimen.
Secara umum MA Bilingual Batu masih menggunakan bahan relatif aman
sehingga limbah yang dihasilkan tidak terlalu berbahaya. MA Bilingual Batu masih
belum memiliki tempat pengolahan limbah. Apabila ada limbah yang akan dibuang
maka laboran akan mencairkan terlebih dahulu hingga konsentrasi yang rendah untuk
selanjutnya dibuang di saluran pembuangan air.
MA Bilingual Batu tidak memiliki penampungan limbah karena ruang
laboratorium yang digunakan juga ruang kelas sehingga tidak mengganggu proses
belajar mengajar. Laboran atau guru dalam membeli bahan juga dalam jumlah
terbatas misalnya sekali pakai atau dua kali pakai sehingga tidak memerlukan ruang
penyimpanan.

E. Administrasi
Administrasi laboratorium diartikan sebagai suatu proses pencatatan atau
inventarisasi fasilitas dan aktivitas laboratorium (Susanti,Herlina, & Sasi, 2021).
Secara luas, administrasi laboratorium merupakan suatu proses bersama untuk
menyelenggarakan kegiatan laboratorium baik berupa pendidikan, penelitian maupun
pengabdian masyarakat secara kelembagaan meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, pengarahan, pengawasan untuk mencapai tujuan pengelolaan
laboratorium secara terencana dan sistematis (Indrawan, 2020).

1. Bagan Struktur Organisasi


Dalam pengelolaannya, laboratorium tentunya membutuhkan koordinasi dari
beberapa pihak sesuai dengan tugas dan wewenang masing - masing. Semua pihak
yang terlibat tentunya akan tercantum dalam bagan struktur organisasi laboratorium.
Bagan struktur organisasi laboratorium di MA Bilingual Batu disusun sebagai berikut:
Bagan struktur laboratorium di MA Bilingual Batu terdiri atas :
● Kepala Sekolah
Kepala sekolah merupakan jabatan tertinggi yang ada di sekolah. Sama
halnya pada struktur laboratorium, kepala sekolah memegang jabatan tertinggi
yang memiliki bertanggung jawab untuk mengawasi jalannya pelaksanaan
program, pengelolaan, pemanfaatan, dan pendayagunaan laboratorium. Selain
itu kepala sekolah memiliki tugas untuk memberikan keputusan terkait
pengeluaran uang sekolah yang dibutuhkan untuk pengelolaan laboratorium.
● Bendahara Sekolah
Bendahara sekolah memiliki tugas utama untuk mengatur dan mencatat
semua pendapatan dan pengeluaran dana sekolah. Salah satu pengeluaran
sekolah yang terjadwal setiap semesternya adalah pengeluaran untuk
pengelolaan laboratorium baik pembelian alat maupun bahan yang dibutuhkan
untuk menunjang kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini pengeluaran dana
tentunya setelah keputusan dari kepala sekolah.
● Waka Kurikulum
Waka kurikulum memiliki tugas untuk berkoordinasi dengan kepala
laboratorium beserta seluruh laboran untuk menyusun program kegiatan
pembelajaran di laboratorium yang sistematis, terencana dan berkelanjutan
sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
● Waka Sarana Prasarana
Waka Sarpras memiliki tugas untuk berkoordinasi dengan kepala
laboratorium beserta seluruh laboran untuk menyusun program pengadaan
sarana dan prasarana di dalam laboratorium yang sistematis, terencana dan
berkelanjutan.
● Kepala Laboratorium
Kepala laboratorium memiliki tugas untuk berkoordinasi dengan waka
kurikulum dan waka sarpras untuk menyusun program pembelajaran yang ada
di laboratorium. Kepala laboratorium juga berkoordinasi dengan laboran di
masing - masing laboratorium untuk memastikan kegiatan pembelajaran
berjalan dengan lancar.
● Laboran
Laboran secara istilah merupakan seorang ahli yang bertanggung
jawab untuk mengelola laboratorium baik secara lapangan maupun
administrasi. Laboran bertugas membantu segala bentuk kegiatan
pembelajaran yang ada di laboratorium.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 26 Tahun
2008 yang mengatur tentang Standar Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah,
ditetapkan bahwa seorang tenaga laboratorium harus mempunyai kualifikasi
dan kompetensi yang sesuai dan mumpuni. Sayangnya di MA Bilingual Batu
ini belum ada laboran khusus yang dipekerjakan. Setiap laboratorium
dikelolah oleh masing - masing guru mata pelajaran. Hal ini menyebabkan
guru harus bekerja di dalam laboratorium sebagai guru dan laboran. Hal ini
tentunya akan memberatkan pekerjaan guru dan tak jarang menghambat
kegiatan laboratorium.

2. Standar Operasional Prosedur (SOP)


SOP adalah suatu rangkaian instruksi tertulis dari suatu kegiatan atau proses
kerja yang sangat penting dalam menjalin ketertiban suatu proses kerja. Standar
Operasional Prosedur yang ada di laboratorium disesuaikan dengan standar
keselamatan dan kesehatan. Langkah-langkah operasional ini dilaksanakan dalam
rangka memperlancar proses kerja di laboratorium agar dapat berjalan dengan benar
serta dilaksanakan sesuai ketentuan, sehingga memiliki output yang sama dan
terstandar.
Contoh SOP yang dimiliki laboratorium MA Bilingual Batu diantaranya :
● SOP Pengadaan Barang
Di MA Bilingual Batu, proses pengadaan barang laboratorium
dilakukan setiap satu semester sekali. Setiap guru mata pelajaran yang juga
merupakan laboran di masing - masing laboratorium terlebih dahulu mendaftar
keperluan bahan dan alat apa saja yang dibutuhkan untuk kegiatan
pembelajaran di laboratorium selama satu semester. Selanjutnya daftar alat
bahan dikoordinasikan kepada kepala laboratorium beserta waka sarpras dan
membuat laporan pengajuan kepada kepala sekolah. Laporan pengajuan dana
yang telah disetujui kepada kepala sekolah selanjutnya dapat digunakan untuk
meminta dana sekolah kepada bendahara sekolah. Untuk pembelian bahan
yang bersifat korosif dan higroskopis biasanya dilakukan dalam jumlah sedikit
hanya sesuai kebutuhan.

● SOP Pengolahan Limbah


Pengolahan limbah di laboratorium kimia MA Bilingual Batu
dilakukan dengan sederhana. Limbah yang dihasilkan dari kegiatan praktikum
dikumpulkan kemudian dicairkan hingga konsentrasi yang rendah dan dibuang
di saluran pembuangan air. SOP ini diterapkan karena bahan - bahan yang
digunakan dalam praktikum tergolong dalam bahan yang tidak terlalu
berbahaya sehingga dapat diolah dengan cara pengenceran dan dibuang
langsung.
3. Petunjuk Praktikum
Petunjuk praktikum merupakan panduan berisi alat bahan dan langkah -
langkah dalam melakukan suatu praktikum yang disusun secara terperinci. Dalam
praktikum kimia yang dilakukan di MA Bilingual Batu, petunjuk praktikum terbagi
menjadi dua yakni petunjuk praktikum yang telah disusun dan dibagikan oleh guru
kimia dan petunjuk praktikum yang disusun oleh siswa sendiri. Hal ini dilakukan
dengan tujuan untuk mewadahi kreatifitas siswa dan meningkatkan pengetahuan
terkait praktikum - praktikum yang mungkin dilakukan sesuai dengan materi
pelajaran. Petunjuk yang disusun oleh siswa ini tentunya harus divalidasi terlebih
dahulu oleh guru kimia untuk menyesuaikan dengan alat bahan yang ada dan
memperkecil resiko kecelakaan kerja.

4. Jadwal
Jadwal penggunaan laboratorium di MA Bilingual Batu sudah disusun
sebelum masuk pembelajaran semester baru. Jadwal yang disusun terlebih dahulu
harus disesuaikan dengan jadwal masing masing laboratorium (Kimia, Fisika,
Biologi) melalui koordinasi antar guru dan kepala laboratorium. Perlu diingat bahwa
laboratorium di MA Bilingual Batu masih merangkap sebagai ruang kelas maka perlu
diperhatikan saat penggunaan laboratorium maka kelas yang menempati ruang lab
harus dipindah terlebih dahulu ke kelas yang akan melakukan praktikum. Tentunya
hal ini menjadi kendala tersendiri mengingat siswa menjadi sering berganti - ganti
kelas sehingga kurang efektif dalam pembelajaran

5. Inventaris Laboratorium
Inventaris merupakan daftar sumber daya yang ada pada suatu tempat. Di
dalam laboratorium, inventaris terkait alat dan bahan yang ada di dalamnya
merupakan hal yang penting. Inventaris yang ada di laboratorium kimia MA Bilingual
Batu meliputi :
- Buku catatan alat dan bahan
- Buku peminjaman alat bahan
- Jurnal pelaksanaan praktikum

F. Kelebihan dan Kekurangan


Secara umum laboratorium MA Bilingual Batu belum memenuhi standar sesuai dengan
PERMENDIKNAS No. 24 tahun 2007.
Sesuai dengan standar:
1. Prosedur kerja tersedia dan diberikan kepada siswa sebelum kegiatan praktikum.
2. Tersedia tata tertib untuk keselamatan kerja.
3. Tersedia P3K dan APAR.
4. Terdapat alur pengadaan barang.
5. Limbah dicairkan terlebih dahulu sebelum dibuang.
6. Terdapat buku inventaris, buku peminjaman alat dan bahan, serta jurnal pelaksanaan.
Kelebihan:
Laboratorium MA Bilingual Batu belum terstandar tetapi dapat menjadi wadah yang cukup
memadahi untuk melakukan praktikum di hampir seluruh materi yang membutuhkan praktik.
Kekurangan:
1. Laboratorium masih menggunakan ruangan kelas, tidak memiliki ruang khusus untuk
praktikum.
2. Luas ruangan hanya 71m2, sedangkan menurut standar laboratorium seharusnya
memiliki luas 82 m2
3. Hanya dapat menampung 20 orang, tidak sesuai dengan jumlah siswa per kelas di MA
Bilingual Batu.
4. Wastafel sifatnya portable dan hanya tersedia satu.
5. Tidak terdapat ruang penyimpanan, sehingga alat dan bahan diletakkan di lemari yang
terdapat di ruang laboratorium, karena hal tersebut pernah terjadi kecelakaan kerja.
6. Alat dan bahan untuk praktikum masih terbatas, sehingga untuk mengatasi hal
tersebut dilaksanakan virtual lab.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

Daftar Pustaka

Depdiknas. 2002. Ringkasan Kegiatan Belajar Mengajar. Jakarta: Depdiknas.


Indrawan, I. 2020. Manajemen Laboratorium Pendidikan. Pasuruan: Qiara Media

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional


Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana Dan Prasarana
Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTS), dan Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA). Jakarta : Menteri Pendidikan Nasional.

Said, Muh. 2011. Pengantar Laboratorium Fisika (Alat Ukur dan Ketidakpastian
Pengukuran). Makassar: Alauddin Press.

Sisunandar. 2015. Perencanaan, Pengembangan, dan Safety Laboratorium IPA.


Yogyakarta: UM Purwokerto Press.

Susanti, R., Herlina, L., & Sasi, F. A. 2021. Teknik Pengelolaan Laboratorium. Yogyakarta:
Penerbit ANDI

Anda mungkin juga menyukai