Disusun Oleh:
Kelompok 2 Offering A
1. Adelicha Yunita Mustiko N (200331618878)
2. Hidayatul Fadillah (200331618904)
3. Patin Adalia (200331618842)
4. Trisna Okta Novelia (200331618895)
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
JANUARI 2023
“ANALISIS KANDUNGAN BORAKS DAN FORMALIN PADA
BAHAN PANGAN”
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Mampu mengetahui prinsip analisis boraks adan formalin pada bahan
pangan.
Mampu melakukan analisis boraks dan formalin pada bahan pangn.
Mampu mendeskripsikan hasil analisis boraks dan formalin pada
bahan pangan.
A. Boraks
Bahan kimia sering digunakan pada produk olahan pangan adalah boraks.
Boraks merupakan garam natrium Na2B4O7.10H2O serta asam borat yang tidak
merupakan kategori bahan tambahan pangan food grade, biasanya digunakan
dalam industri nonpangan seperti industri kertas, gelas, keramik, kayu, dan produk
antiseptik toilet (Didinkaem, 2007). Di industri farmasi, boraks digunakan sebagai
ramuan bahan baku obat seperti bedak, larutan kompres, obat oles mulut, semprot
hidung, salep dan pencuci mata. Bahan industri tersebut tidak boleh diminum
karena beracun (Winarno, 1997).
Asam boraks merupakan asam lemah dengan garam alkalinya bersifat
basa, mempunyai bobot molekul 61,83 berbentuk serbuk halus kristal transparan
atau granul putih tak berwarna dan tak berbau serta agak manis. Baik boraks
ataupun asam borat memiliki khasiat antiseptika (zat yang menghambat
pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme). Pemakaiannya dalam obat
biasanya dalam salep, bedak, larutan kompres, obat oles mulut, bahkan juga untuk
pencuci mata. Boraks juga digunakan sebagai bahan solder, bahan pembersih,
pengawet kayu dan antiseptik kayu (Khamid, 2006).
Asam borat dapat dibuat dengan menambahkan asam sulfat atau klorida
pada boraks. Larutannya dalam air (3%) digunakan sebagai obat cuci mata yang
dikenal sebagai boorwater. Asam borat juga digunakan sebagai obat kumur,
semprot hidung dan salep luka kecil. Tetapi bahan ini tidak boleh diminum atau
digunakan pada bekas luka luas, karena beracun bila terserap oleh tubuh (Winarno
dan Rahayu, 1994).
Meskipun bukan pengawet makanan, boraks sering pula digunakan
sebagai pengawet makanan. Boraks sering disalahgunakan untuk mengawetkan
berbagai makanan seperti bakso, mie basah, pisang molen, siomay, lontong,
ketupat dan pangsit dll. Selain bertujuan untuk mengawetkan, boraks juga dapat
membuat tekstur makanan menjadi lebih kenyal dan memperbaiki penampilan
makanan (Vepriati, 2007).
Uji nyala adalah salah satu metode pengujian untuk mengetahui apakah
dalam makanan terdapat boraks atau tidak. Disebut uji nyala karena sampel yang
digunakan dibakar uapnya, kemudian warna nyala dibandingkan dengan warna
nyala boraks asli. Tentu sebelumnya telah diketahui bahwa serbuk boraks murni
dibakar menghasilkan nyala api berwarna hijau. Jika sampel yang dibakar
menghsilkan warna nyala hijau maka sampel dinyatakan positif mengandung
boraks(Yellashakti, 2008).
B. Formalin
BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1 Waktu dan Tempat
A. Boraks
No Alat Bahan
1 Mortar + Alu Sampel
2 Cawan Porselen H2SO4 pekat
3 Cawan petri (penutup) Metanol
4 Tanur
5 Pipet Tetes
6 Korek Api
B. Formalin
No Alat Bahan
1 Mortar + Alu Sampel
2 Beaker Glass Aquades
3 Penyaring KMnO4
4 Pipet Tetes
5 Glass Ukur
A. Boraks
Menyiapkan alat dan bahan,
Menimbang berat sampel yang diperlukan, kemudian sampel di
haluskan,
Mengoven sampel apabila berupa sampel basah / bisa di bakar
dengan kompor,
Memasukan kedalam tanur hingga sampel berubah menjadi abu
dengan suhu 500oC.
Menambahkan 1-2 tetes H2SO4 pekat,
Menambahkan 10 tetes metanol, tutup hingga uap metanol jenuh,
Melakukan uji nyala, jika nyala positif warna api berwarna hijau
(hanya sejenak).
B. Formalin
Menyiapkan alat dan bahan,
Menimbang berat sampel yang diperlukan,
Melarutkan sampel dengan aquades sebanyak 50ml,
Menyaring dan ambil filtratnya,
Menambahkan pereaksi berupa KMnO4 sebanyak 3-4 tetes,
Mengamati warna larutan, uji positif apabila menghasilkan larutan
berwarna coklat.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Data Hasil Pengamatan
A. Boraks
1 -
2 -
3 -
B. Formalin
2 ++
3 ++
4 +
5 -
3.2 Pembahasan
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA