Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS SENYAWA ORGANIK

Mata Kuliah : PRAKTIKUM ANALISIS SENYAWA ORGANIK

IDENTIFIKASI BORAKS DAN FORMALIN DALAM MAKANAN

OLEH :

NAMA : 1. AZZAHRA SIREGAR (4203151042)

2. LAILA THURSINA ZAHRA (4203151029)

3. MIRANDA NIHDATUL Z. (4203351011)

Jurusan : BIOLOGI

Program : S-1 PENDIDIKAN IPA

Kelompok : V (LIMA)

Tgl. Pelaksanaan : 21 NOVEMBER 2022

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN
I. JUDUL PRAKTIKUM : IDENTIFIKASI BORAKS DAN FORMALIN DALAM
MAKANAN

II. TUJUAN PERCOBAAN:


Kegiatan praktikum ini dilakukan dengan tujuan:

1. Untuk memahami apa itu formalin dan boraks


2. Untuk menganalisis kandungan formalin dan boraks pada bahan makanan yang diuji
3. Untuk menguasai cara menguji kandungan formalin dan boraks pada bahan makanan
4. Untuk memahami indikator-indikator yang digunakan pada uji formalin dan boraks
5. Untuk menganalisis reaksi yang ditunjukan pada uji formalin dan boraks

III. TINJAUAN TEORITIS :


Boraks merupakan bahan kimia yang banyak dipergunakan untuk industri kertas,
pengawet kayu, pengontrol kecoa dan industry keramik. Di masyarakat luas boraks sering
disalahgunakan sebagai bahan tambahan makanan untuk pembuatan kerupuk, mie basah,
lontong, bakso dan produk makanan lainnya. Akibat mengkonsumsi boraks dalam makanan
lama-kelamaan akan terakumulasi (tertimbun) sedikit-demi sedikit dalam organ hati, otak dan
testis. Boraks yang dikonsumsi cukup tinggi dapat menyebabkan gejala pusing, muntah,
kejang perut, kerusakan ginjal, hilang nafsu makan. (Anggara, 2011)
Boraks merupakan garam natrium atau natrium tetraborat yang banyak digunakan di
berbagai industri nonpangan, khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, dan keramik.
Boraks biasa berupa serbuk kristal putih, tidak berbau, mudah larut dalam air, tetapi boraks
tidak dapat larut dalam alkohol. Boraks biasa digunakan sebagai pengawet dan antiseptik
kayu. Daya pengawet yang kuat dari boraks berasal dari kandungan asam borat
didalamnya.Asam borat sering digunakan dalam dunia pengobatan dan kosmetika. Misalnya,
larutan asam borat dalam air digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal sebagai
boorwater. Asam borat juga digunakan sebagai obat kumur, semprot hidung, dan salep luka
kecil. Namun, bahan ini tidak boleh diminum atau digunakan pada luka luar karena beracun
ketika terserap masuk dalam tubuh. Dalam pengidentifikasian boraks pada makanan jika
boraks direaksikan dengan kurkumin akan menghasilkan senyawa berwarna merah yang
disebut rososiania. (Silfana, 2013)
Akhir-akhir ini banyak sekali bahan kimia yang bersifat toksik yang dicampur ke
dalam makanan dan digunakan sebagai pengawet makanan, salah satunya adalah formalin.
(Sri, 2011). Penggunaan formalin sebagai bahan pengawet yang berbahaya selain bertujuan
untuk mengawetkan makanan juga bertujuan agar makanan menjadi lebih kompak (kenyal)
teksturnya dan memperbaiki penampakan. Dengan jumlah sedikit saja telah dapat
memberikan pengaruh kekenyalan pada makanan sehingga menjadi lebih kenyal, dan tahan
lama (Pandie, 2019).
Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk. Di dalam
formalin mengandung sekitar 37 persen formaldehid dalam air, biasanya ditambah methanol
hingga 15 persen sebagai pengawet. Berat Molekul Formalin adalah 30,03 dengan Rumus
Molekul HCOH. Karena kecilnya molekul ini memudahkan absorpsi dan distribusinya ke
dalam sel tubuh. Gugus karbonil yang dimilikinya sangat aktif,dapat bereaksi dengan gugus –
NH2 dari protein yang ada pada tubuh membentuk senyawa yang mengendap (Harmita,
2010).
Boraks adalah senyawa berbentuk kristal putih tidak berbau dan stabil pada suhu
ruangan. Boraks merupakan senyawa kimia dengan nama natrium tetraborat (NaB4O7
10H2O). Jika larut dalam air akan menjadi hidroksida dan asam borat (H3BO3). Boraks
biasanya digunakan untuk bahan pembuat deterjen dan antiseptic. Mengkonsumsi makanan
yang mengandung boraks tidak berakibat buruk secara langsung, tetapi boraks akan
menumpuk sedikit demi sedikit karena diserap dalam tubuh konsumen secara kumulatif.
(Tubagus, 2013). Penggunaan boraks dalam waktu lama dan jumlah yang banyak dapat
menyebabkan kanker. Namun pelanggaran peraturan di atas masih sering dilakukan oleh
produsen makanan. (Pane, 2012)
Formalin adalah larutan formaldehid dalam air dengan kadar 37% yang biasa di
gunakan untuk mengawetkan sampel biologi atau mengawetkan mayat. Formalin merupakan
bahan kimia yang disalahgunakan pada pengawetan tahu, mie basah, dan bakso. Formalin
sudah sangat umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Apabila digunakan secara benar,
formalin akan banyak kita rasakan manfaatnya, misalnya sebagai antibakteri atau pembunuh
kuman dalam berbagai jenis keperluan industri, yakni pembersih lantai, kapal, gudang dan
pakaian, pembasmi lalat maupun berbagai serangga lainnya. Dalam dunia fotografi biasanya
digunakan sebagai pengeras lapisan gelatin dan kertas. Formalin juga sering digunakan
sebagai bahan pembuatan pupuk urea, bahan pembuat produk parfum, pengawet bahan
kosmetika, pengeras kuku. Formalin boleh juga dipakai sebagai bahan pencegah korosi untuk
sumur minyak. Di bidang industri kayu, formalin digunakan sebagai bahan perekat untuk
produk kayu lapis (polywood). Dalam kosentrasi yang sangat kecil (< 1%) digunakan sebagai
pengawet untuk berbagai barang konsumen seperti pembersih rumah tangga, cairan pencuci
piring, pelembut, perawat sepatu, shampoo mobil, lilin dan karpet. (Assambo, 2013)
IV. ALAT DAN BAHAN
No Nama Alat dan Bahan Jumlah
1. Telenan 1 buah
2. Pisau 1 buah
3. Tissue 4 helai
4. Kapas 4 helai
5. Mortal dan Alu 1 buah
6. Aquades 50 ml
7. Kunyit 1 buah
8. Sampel mie A 5 gr
9. Sampel mie B 5 gr
10. Sampel mie C 5 gr
11. Bleng 5gr

V. PROSEDUR KERJA
 PROSEDUR KERJA UJI BORAKS
1. Haluskan mie A, mie B, mie C dan bleng lalu masukkan masing-masing sampel
ke dalam wadah kecil.
2. Kupas kunyit lalu potong hingga potongan kecil.
3. Potongan kunyit dimasukkan ke dalam mortal lalu dihaluskan. Selama proses
penghalusan, tambahkan sedikit aquades.
4. Tambahkan aaquades ke sampel Mie A, mie B, mie C, dan bleng.
5. Susun tisu di sisi sampel.
6. Oleskan kunyit halus ke atas tisu dengan menggunakan kapas.
7. Ambil kapas lain lalu oleskan kapas pada sampel mie A. setelah itu oleskan kapas
tersebut pada tisu sesuai dengan urutan. Ulangi langkah ini pada sampel
praktikum lainnya.

 PROSEDUR KERJA UJI FORMALIN

Membuat indikator positif dan indikator negatif

1. Teteskan larutan PK ke dalam plat tetes sebanyak 3 tetes


2. Teteskan larutan formalin ke dalam plat tetes sebanyak 3 tetes
Uji formalin pada bahan makanan

1. Haluskan 3 sampel mie instan menggunakan mortal dan alu lalu tempatkan ke
dalam masing-masing wadah. Ketiga sampel ini akan menjadi sampel dengan
perlakuan pertama, yaitu dimana sampel dihaluskan.
2. Rendam mie instan ke dalam gelas beaker. Air rendaman akan diuji oleh praktikan
untuk mengetahui apakah sampel mengandung formalin atau tidak.. ketiga sampel
ini akan menjadi sampel dengan perlakuan kedua, yaitu dimana air rendaman mie
yang akan diuji.
3. Teteskan larutan PK ke dalam plat tetes sebanyak 3 tetes untuk 3 sampel.
4. Tambahkan sampel mie yang ditumbuk ke dalam plat tetes berisi larutan PK.
5. Amati perubahan yang terjadi.
6. Teteskan larutan PK ke dalam plat tetes lain sebanyak 3 tetes untuk 3 sampel.
7. Tambahkan 3 tetes air rendaman mie instan [ada masing=masing plat yang telah
berisi larutan PK.
8. Amati perubahan yang terjadi.

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Tabel Pengamatan Uji Boraks
No. Sampel Hasil Pengamatan Kesimpulan
1. Mie instan A Warna tisu tetap menguning Tidak mengandung
boraks
2. Mie instan B Warna tisu tetap menguning Tidak mengandung
boraks
3. Mie instan C Warna tisu tetap menguning Tidak mengandung
boraks
4. Bleng Warna tisu berubah menjadi Mengandung boraks
merah

2. Tabel Pengamatan Uji Formalin


No. Sampel Hasil Pengamatan Hasil Pengamatan Kesimpulan
Perlakuan 1 Perlakuan 2
1. Mie instan A Larutan larut Larutan larut Mengandung
menjadi berwarna menjadi berwarna formalin
putih putih
2. Mie instan B Larutan larut Larutan larut Mengandung
menjadi berwarna menjadi berwarna formalin
putih putih
3. Mie instan C Larutan PK tetap Larutan PK tetap Tidak mengandung
berwarna merah berwarna merah formalin
muda muda

3. Pembahasan

Dari hasil percobaan uji boraks, didapatkan bahwa sampel mie A, mie B, dan mie C
tidak mengandung boraks. Sementara pada sampel bleng dinyatakan positif mengandung
boraks. Hal ini dibuktikan pada percobaan, kertas tisu yang telah dioleskan larutan kunyit
berubah warna menjadi merah setelah dioles sampel. Perubahan warna ini menyatakan bahwa
sampel yang digunakan positif mengandung boraks.

Hal ini membuktikan bahwa analisa boraks secara kualitatif menggunakan kertas
kunyit adalah benar. Semakin banyak jumlah positif (semakin gelap perubahan warnanya)
maka semakin tinggi kadar boraksnya. Sampel yang positif mengandung boraks ditandai
dengan terjadinya perubahan warna pada kertas uji dari warna kuning menjadi warna merah
kecoklatan. Pernyataan ini sesuai menurut Muharrami (2014) yang menyatakan bahwa
perubahan warna kurkumin tersebut dari kuning menjadi merah kecoklatan.

Pada hasil uji formalin, dapat dilihat bahwa sampel mie A dan mie B mengandung
formalin sementara sampel mie C dinyatakan bebas dari formalin. Hal ini dibuktikan dengan
uji yang dilakukan menggunakan larutan PK. Pada sampel mie A dan B, larutan PK
memudarkan warna asli larutan PK menjadi putih, sementara pada sampel mie C, larutan PK
mempertahankan warna aslinya, yaitu merah muda.

Makanan yang mengandung boraks dan formalin dalam kadar serendah apapun akan
berdampak berbahaya terhadap kesehatan. Jika boraks dan formalin masuk ke dalam tubuh
secara rutin dan terus menerus akan mengakibatkan penumpukan pada tubuh. Secara umum
dampak penggunaan boraks dan formalin pada manusia dapat menurunkan derajat kesehatan
dan kemampuan daya tahan tubuh hidup manusia (Mudzkirah, 2016).
VII. SOLUSI DAN MASALAH
1. Tuliskan jenis-jenis bahan tambahan makanan
2. Tuliskan bahaya dari boraks dan formalin bagi manusia
3. Tuliskan beberapa metode identifikasi boraks dan formalin dalam makanan

Jawaban :

1. Sesuai dengan fungsi penggunaan, BTP dapat digolongkan sebagai berikut:


A. Pewarna
Memberi kesan menarik bagi konsumen, menyeragamkan warna makanan,
menstabilkan warna, menutupi perubahan warna selama proses pengolahan,
mengatasi perubahan warna selama proses penyimpanan.
 Methanyl Yellow
 Rhodamin B
 karamel
 Beta karoten
 Klorofil
 Kurkumin

B. Pemanis buatan
 Sakarin
 Siklamat

C. Pengawet
 Natrium Benzoat
 Propionat ( Asam/ kalium )
 Nitrit ( Kalium / Natrium )
 Sorbat
 Boraks
 Formalin

2. terdapat bahaya yang ditimbulkan ketika mengonsumsi makanan mengandung boraks


dan formalin sangat banyak salah satunya dapat merusak fungsi hati dan ginjal bahkan
dapat memicu kanker. Bahkan ciri makanan yang tak sehat diidentikan dengan
bentuknya yang lebih kenyal, kering, warna terang, tahan lama dan tidak berbau. Maka
dari itu, memilih makanan dengan bijak sangat penting untuk dilakukan.
3. Perlu adanya alternatif cara identifikasi kandungan boraks maupun formalin pada
makanan dengan cara yang sederhana dan bisa dilakukan di rumah menggunakan
bahan - bahan yang ada di sekitar kita tanpa harus dilakukan di laboratorium dengan
menggunakan bahan bahan kimia . Dalam kegiatan ini , alternatif yang bisa dilakukan
adalah sebagai berikut :
1. Menggunakan kunyit untuk identifikasi boraks
2. Menggunakan getah pepaya muda untuk identifikasi formalin
Untuk memastikan bahwa identifikasi boraks dan formalin tersebut dapat dilakukan
dengan menggunakan kunyit dan getah papaya muda , maka perlu dilakukan uji di
laboratorium untuk bahan yang sama . Dengan demikian , masyarakat akan yakin
bahwa kedua bahan tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi kandungan
boraks dan formalin pada makanan . Selain menggunakan bahan - bahan yang ada di
alam , seperti kunyit dan getah papaya muda tadi , maka perlu dikonsepkan metode uji
yang simpel atau sederhana sehingga bisa dilakukan oleh semua masyarakat.

VIII. KESIMPULAN
Dari kegiatan praktikum di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Boraks merupakan bahan kimia yang banyak dipergunakan untuk industri kertas,
pengawet kayu, pengontrol kecoa dan industry keramik. Di masyarakat luas
boraks sering disalahgunakan sebagai bahan tambahan makanan untuk pembuatan
kerupuk, mie basah, lontong, bakso dan produk makanan lainnya. Formalin adalah
larutan formaldehid dalam air dengan kadar 37% yang biasa di gunakan untuk
mengawetkan sampel biologi atau mengawetkan mayat.
2. Makanan yang mengandung boraks dan formalin dalam kadar serendah apapun
akan berdampak berbahaya terhadap kesehatan. Jika boraks dan formalin masuk
ke dalam tubuh secara rutin dan terus menerus akan mengakibatkan penumpukan
pada tubuh.
3. Pada hasil uji formalin, dapat dilihat bahwa sampel mie A dan mie B mengandung
formalin sementara sampel mie C dinyatakan bebas dari formalin. Hal ini
dibuktikan dengan uji yang dilakukan menggunakan larutan PK. Pada sampel mie
A dan B, larutan PK memudarkan warna asli larutan PK menjadi putih, sementara
pada sampel mie C, larutan PK mempertahankan warna aslinya, yaitu merah
muda.
4. Boraks merupakan senyawa kimia dengan nama natrium tetraborat (NaB4O7
10H2O). Jika larut dalam air akan menjadi hidroksida dan asam borat (H3BO3).
Boraks biasanya digunakan untuk bahan pembuat deterjen dan antiseptic.
Formalin merupakan bahan kimia yang disalahgunakan pada pengawetan tahu,
mie basah, dan bakso. Formalin sudah sangat umum digunakan dalam kehidupan
sehari-hari.
5. Gugus karbonil yang dimilikinya sangat aktif,dapat bereaksi dengan gugus –NH2
dari protein yang ada pada tubuh membentuk senyawa yang mengendap.

IX. DAFTAR PUSTAKA


 Harmita 2010. Deteksi Formalin Dan Potensi Enose Sebagai Instrumen Uji. Formalin
, Diakses pada tanggal 17 Juni 2020 melalui digilib.unimus.ac.id/file/pdf
 Pane, Imee Syorayah, et al. 2012. ANALISIS KANDUNGAN BORAKS (Na2B4O7
10 H2O) PADA ROTI TAWAR YANG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK
YANG DIJUAL DI KELURAHAN PADANG BULAN KOTA MEDAN TAHUN
2012 . Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara,
Departemen Kesehatan Lingkungan
 Pandie, T., Wuri, D., & Ndaong, N. (2019). Identifikasi Boraks, Formalin dan
Kandungan Gizi serta Nilai Tipe pada Bakso yang Dijual di Lingkungan Perguruan
Tinggi di Kota Kupang . JURNAL KAJIAN VETERINER, 2(2), 183-192.
 SRI SURYA HERYANI, Luh Gde et al. Paparan Formalin Menghambat Proses
Spermatogenesis pada Mencit . Jurnal Veteriner, [S.l.], p. 214-219, nov. 2012. ISSN
2477-5665
 Assambo, Sitti Isyqzamiyah. 2013. Uji Kandungan Boraks dan Formalin Pada
Jajanan Bakso dan Siomay, (online).
 Anggara, Aghnan Yarits. 2011. Bahan Pengawet dan Penyedap dalam Makanan
(BORAKS, FORMALIN, DAN MSG),

Anda mungkin juga menyukai