OLEH :
Jurusan : BIOLOGI
Kelompok : V (LIMA)
MEDAN
I. JUDUL PRAKTIKUM : IDENTIFIKASI BORAKS DAN FORMALIN DALAM
MAKANAN
V. PROSEDUR KERJA
PROSEDUR KERJA UJI BORAKS
1. Haluskan mie A, mie B, mie C dan bleng lalu masukkan masing-masing sampel
ke dalam wadah kecil.
2. Kupas kunyit lalu potong hingga potongan kecil.
3. Potongan kunyit dimasukkan ke dalam mortal lalu dihaluskan. Selama proses
penghalusan, tambahkan sedikit aquades.
4. Tambahkan aaquades ke sampel Mie A, mie B, mie C, dan bleng.
5. Susun tisu di sisi sampel.
6. Oleskan kunyit halus ke atas tisu dengan menggunakan kapas.
7. Ambil kapas lain lalu oleskan kapas pada sampel mie A. setelah itu oleskan kapas
tersebut pada tisu sesuai dengan urutan. Ulangi langkah ini pada sampel
praktikum lainnya.
1. Haluskan 3 sampel mie instan menggunakan mortal dan alu lalu tempatkan ke
dalam masing-masing wadah. Ketiga sampel ini akan menjadi sampel dengan
perlakuan pertama, yaitu dimana sampel dihaluskan.
2. Rendam mie instan ke dalam gelas beaker. Air rendaman akan diuji oleh praktikan
untuk mengetahui apakah sampel mengandung formalin atau tidak.. ketiga sampel
ini akan menjadi sampel dengan perlakuan kedua, yaitu dimana air rendaman mie
yang akan diuji.
3. Teteskan larutan PK ke dalam plat tetes sebanyak 3 tetes untuk 3 sampel.
4. Tambahkan sampel mie yang ditumbuk ke dalam plat tetes berisi larutan PK.
5. Amati perubahan yang terjadi.
6. Teteskan larutan PK ke dalam plat tetes lain sebanyak 3 tetes untuk 3 sampel.
7. Tambahkan 3 tetes air rendaman mie instan [ada masing=masing plat yang telah
berisi larutan PK.
8. Amati perubahan yang terjadi.
3. Pembahasan
Dari hasil percobaan uji boraks, didapatkan bahwa sampel mie A, mie B, dan mie C
tidak mengandung boraks. Sementara pada sampel bleng dinyatakan positif mengandung
boraks. Hal ini dibuktikan pada percobaan, kertas tisu yang telah dioleskan larutan kunyit
berubah warna menjadi merah setelah dioles sampel. Perubahan warna ini menyatakan bahwa
sampel yang digunakan positif mengandung boraks.
Hal ini membuktikan bahwa analisa boraks secara kualitatif menggunakan kertas
kunyit adalah benar. Semakin banyak jumlah positif (semakin gelap perubahan warnanya)
maka semakin tinggi kadar boraksnya. Sampel yang positif mengandung boraks ditandai
dengan terjadinya perubahan warna pada kertas uji dari warna kuning menjadi warna merah
kecoklatan. Pernyataan ini sesuai menurut Muharrami (2014) yang menyatakan bahwa
perubahan warna kurkumin tersebut dari kuning menjadi merah kecoklatan.
Pada hasil uji formalin, dapat dilihat bahwa sampel mie A dan mie B mengandung
formalin sementara sampel mie C dinyatakan bebas dari formalin. Hal ini dibuktikan dengan
uji yang dilakukan menggunakan larutan PK. Pada sampel mie A dan B, larutan PK
memudarkan warna asli larutan PK menjadi putih, sementara pada sampel mie C, larutan PK
mempertahankan warna aslinya, yaitu merah muda.
Makanan yang mengandung boraks dan formalin dalam kadar serendah apapun akan
berdampak berbahaya terhadap kesehatan. Jika boraks dan formalin masuk ke dalam tubuh
secara rutin dan terus menerus akan mengakibatkan penumpukan pada tubuh. Secara umum
dampak penggunaan boraks dan formalin pada manusia dapat menurunkan derajat kesehatan
dan kemampuan daya tahan tubuh hidup manusia (Mudzkirah, 2016).
VII. SOLUSI DAN MASALAH
1. Tuliskan jenis-jenis bahan tambahan makanan
2. Tuliskan bahaya dari boraks dan formalin bagi manusia
3. Tuliskan beberapa metode identifikasi boraks dan formalin dalam makanan
Jawaban :
B. Pemanis buatan
Sakarin
Siklamat
C. Pengawet
Natrium Benzoat
Propionat ( Asam/ kalium )
Nitrit ( Kalium / Natrium )
Sorbat
Boraks
Formalin
VIII. KESIMPULAN
Dari kegiatan praktikum di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Boraks merupakan bahan kimia yang banyak dipergunakan untuk industri kertas,
pengawet kayu, pengontrol kecoa dan industry keramik. Di masyarakat luas
boraks sering disalahgunakan sebagai bahan tambahan makanan untuk pembuatan
kerupuk, mie basah, lontong, bakso dan produk makanan lainnya. Formalin adalah
larutan formaldehid dalam air dengan kadar 37% yang biasa di gunakan untuk
mengawetkan sampel biologi atau mengawetkan mayat.
2. Makanan yang mengandung boraks dan formalin dalam kadar serendah apapun
akan berdampak berbahaya terhadap kesehatan. Jika boraks dan formalin masuk
ke dalam tubuh secara rutin dan terus menerus akan mengakibatkan penumpukan
pada tubuh.
3. Pada hasil uji formalin, dapat dilihat bahwa sampel mie A dan mie B mengandung
formalin sementara sampel mie C dinyatakan bebas dari formalin. Hal ini
dibuktikan dengan uji yang dilakukan menggunakan larutan PK. Pada sampel mie
A dan B, larutan PK memudarkan warna asli larutan PK menjadi putih, sementara
pada sampel mie C, larutan PK mempertahankan warna aslinya, yaitu merah
muda.
4. Boraks merupakan senyawa kimia dengan nama natrium tetraborat (NaB4O7
10H2O). Jika larut dalam air akan menjadi hidroksida dan asam borat (H3BO3).
Boraks biasanya digunakan untuk bahan pembuat deterjen dan antiseptic.
Formalin merupakan bahan kimia yang disalahgunakan pada pengawetan tahu,
mie basah, dan bakso. Formalin sudah sangat umum digunakan dalam kehidupan
sehari-hari.
5. Gugus karbonil yang dimilikinya sangat aktif,dapat bereaksi dengan gugus –NH2
dari protein yang ada pada tubuh membentuk senyawa yang mengendap.