Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

STOIKIOMETRI TERINTEGRASI MODEL DISCOVERY LEARNING

A. Kompetensi Dasar :
3.10 Menerapkan hukum-hukum dasar kimia, konsep massa molekul relatif,
persamaan kimia, konsep mol, dan kadar zat untuk menyelesaikan
perhitungan kimia

4.10 Mengolah data terkait hukum-hukum dasar kimia, konsep massa molekul
relatif, persamaan kimia, konsep mol, dan kadar zat untuk menyelesaikan
perhitungan kimia

B. Indikator :

1. Menjelaskan pengertian stoikiometri (C2).


2. Menganalisis berlakunya hukum-hukum dasar kimia (C2).

C. Tujuan :
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian stoikiometri.
2. Siswa dapat mengikuti percobaan penentuan stoikiometri NaOH- HCl
3. Siswa dapat mengikuti percobaan CuSO4 NaOH

D. Landasan Teori
Pengertian stoikiometri
Reaksi kimia telah mempengaruhi kehidupan kita. Sebagai contoh : makanan
yang kita konsumsi setiap saat setelah dicerna berubah menjadi tenaga tubuh.
Nitrogen dan Hidrogen bergabungn membentuk ammonia yang digunakan
sebagai pupuk, bahan bakar dan plastic dihasilkan dari minyak bumi. Pati
dalam tanaman dalam daun disintetis dari CO2 dan H2O oleh pengaruh energi
matahari. Jadi dapat dikatakan bahwa stoikiometri adalah ilmu yang
mempelajari kuantitas produk dan reaktan dalam reaksi kimia (Chang, 2003).
Dengan kata lain stoikiometri adalah perhitungan kimia yang menyangkut
hubungan kuantitatif zat yang terlibat dalam reaksi (Syukri S, 1999).

Hukum-hukum dasar ilmu kimia


2.2.1. Hukum kekekalan massa
Hukum kekekalan massa ditemukan oleh Antonio Lauren Lavoisier
(1785) yang berbunyi massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama.
1
Contoh larutan A terdiri dari perak nitrat 3,40 gram dan 25 ml air
ditambahkan kedalam larutan B yang terdiri dari 3,92 gram kalium kromat
dan 25 ml air. Pada pencampuran ini terjadi reaksi dan menghasilkan
endapan coklat. Setelah selesai dan ditimbang ternyata bobot campuran
larutan A dan B itu tetap, yaitu 57,32 gram.
Berdasarkan hukum kekekalan massa cacah atom tiap unsur (
bersenyawa atau bebas) yang ada disebelah kiri tanda panah persis sama
dengan cacah atom tiap unsur atau senyawa yang ada disebalah kanan.
2.2.2. Hukum perbandingan tetap
Setelah munculnya hukum kekekalan massa, maka sekitar tahun 1800
Josep Louis Proust melakukan penelitian tentang hubungan massa unsur-
unsur yang membentuk senyawa. Hasil penelitannya menunjukkan
perbandingan massa unsur-unsur yang menbentuk suatu senyawa tetap.
Kemudian lahir hukum proust atau hukum perbandingan tetap yang berbunyi:
setiap senyawa terbentuk dari unsur-unsur dengan perbandingan tetap.
2.2.3. Hukum perbandingan ganda
John Dalton tahun 1804 adalah orang yang pertama kali meneliti
kasus adanya perbandingan tertentu suatu unsur-unsur yang dapat
membentuk senyawa lebih dari satu, yang dikenal dengan nama hukum
perbandingan tetap.Hukum Perbandingan Ganda berbunyi; bila dua macam
unsur yang sama banyaknya, massa unsur berikutnya dalam senyawa-
senyawa itu akan berbanding sebagai bilangan bulat positif dan sederhana.
Contoh: pada senyawa antara nitrogen dan oksigen.
Senyawa Bobot (gram) Perbandingan
Nirogen Oksigen massa oksigen
untuk massa
nitrogen tetap
Nitrogen monoksida 14 16 1 x 16
Nitrogen dioksida 14 32 2 x 16
Nitrogen trioksida 14 40 3 x 16
Dari contoh di atas dapat dilihat bahwa untuk massa nitrogen tetap maka
perbandingan oksigen dari ketiga tersebut adalah; 1 : 2 : 3
2.2.4. Hukum perbandingan volume
Hubungan antara volume dari gas-gas dalam reaksi kimia telah
diselidiki oleh Joseph Louis Gay-Lussac dalam tahun 1905. Hasil penelitian
ini lahir hukum perbandingan tetap yang berbunyi: volume gas-gas yang
bereaksi, volume gas-gas hasil reaksi , bila diukur pada suhu dan tekanan
yang tetap akan berbanding sebagai bilangan bilangan bulat dan sederhana.

2.2.5. Hukum Avogadro


Avogadro sangat tertarik mempelajari sifat gas dan pada tahun 1911
avogadro membuat hipotesis Avogadro yang berbunyi: pada suhu dan
tekanan yang tetap, semua gas yang volumenya sama akan mengandung
mokelul yang sama cacahnya (Syukri S 1999).

2
Persamaan kimia
Persamaan kimia terdiri dari tiga hal yaitu pereaksi, anak panah dan
hasil reaksi. Pereaksi adalah zat mula-mula yang terdapat sebelum terjadi
reaksi. Hasil reaksi adalah zat apa saja yang dihasilkan selama reaksi kimia
berlansung. Suatu reaksi kimia berimbang menujukkan rumus pereaksi
kemudian anak panahdan hasil reaksi dengan jumlah atom dikiri dan di kanan
anak panah sama.
Persamaan kimia memberikan dua macam informasi penting yaitu
tentang sifat reaktan dan produk. Sifat reaktan dan produk harus ditentukan
secara percobaan. Persamaan reaksi sering ditunjukkan keadaan fisika
reaktan dan produk (Sastrohamidjojo H, 2000).
Menulis persamaan berimbang
Untuk menulis suatu persamaan dapat dilakukan dengan dengan tiga
cara yaitu sebagai berikut :
1. Tulis nama pereaksi, kemudian anak panah, dan kemudian hasil reaksi, (
Metana + Oksigen karbon dioksida + air)
2. tulis ulang setiap pernyataan itu dengan menggunakan rumus tiap zat,
(CH4 + O2 CO2 + H2O)
3. berimbangkan persamaan dengan memilih koefisien bilangan bulat yang
sesuai untuk setiap rumus, (CH4 + 2O2 CO2 + 2H2O)
Apabila satuan rumus telah dikenali, ini merupakan cara sederhana
untuk menentukan bobot rumus suatu senyawa. Bobot rumus adalah masa
dari satuan rumus relatif terhadap massa yang ditentukan. 1200000 untuk
atom karena bobot atom juga relatif terhadap , bobot rumus dapat ditentukan
dengan penjumlahan bobot atom-atomnya. Bilasuatu senyawa menganding
molekul-molekul diskrit, dapat juga didefinisikan bobot molekulnya. Bobot
molekul adalah massa dari sebuah molekul terhadap massa yang ditentukan
1200000 untuk satuan atom (Ralph Petrucci, 1987).

Bobot satu mol suatu zat disebut bobot molar. bobot molar dalam
gram suatu zat secara numeris sama dengan bobot molekul dalam satuan
massa atom. Untuk menafsirkan persamaan kimia dalam kuantitas zat yang
dapat dipelajari dilaboratorium mula-mula semua kuantitas dinyatakan dalam
mol.

Hampir selalu terlalu terdapat pereaksi yang kurang banyak


ketimbanag yang dibutuhkan agas semua pereaksi bersenyawa. Pereaksi
pembatas adalah zat yang habis bereaksi saat reaksi kimia. Pereaksi sisa
adalah zat yang masih tertinggal / bersisa pada reaksi kimia. Perhitungan
yang didasarkan persamaan harus dimulai dari banyaknya pereaksi pembatas
(keenan, 1984).

3
E. Alat dan Bahan :
Bagikan dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 3-4 orang siswa.
Alat
No Alat Ukuran Jumlah
1. Beaker Gelas 50 mL 4 buah
2. Termometer - 1 buah

Bahan
No Nama Bahan Kimia Kadar Jumlah
1. NaOH 1,0 M 175 mL
2. HCl 1,0 M 75 mL
3. CuSO4 1,0 M 100 mL

F. Prosedur Kerja
Lakukan percobaan sesuai dengan prosedur di bawah ini untuk mendapatkan
data yang relevan untuk memecahkan masalah dan mencapai tujuan setelah
itu catat pada lembar pengamatan.
1. Pelajari stoikiometri melalui penuntun praktikum kimia.

Stoikiometri Asam-Basa:
Dalam percobaan ini,
1. Sediakan larutan NaOH 1M dan HCl 1 dan 5 beaker gelas 100 mL
2. Dalam sebuah beaker gelas, masukkan 5 mL larutan NaOH 1M, kemudiaan
catat temperaturnya
3. Ke dalam bekaer gelas lain, masukkan 25 mL larutan HCl 1M dan catat
temperaturnya. Usahakan temperatur kedua larutan sama sebelum dicampur
4. Campur kedua larutan tersebut, kemudian catat temperatur maksimum
campuran
5. Ulangi percobaan di atas dengan menggunakan:
a. 10 mL NaOH dan 20 mL HCl
b. 15 mL NaOH dan 15 mL HCl
c. 20 mL NaOH dan 10 mL HCl
d. 25 mL NaOH dan 5 mL HCl

4
Stoikiometri CuSO4 NaOH
Dalam percoban ini,
1. Sediakan larutan CuSO4 dan NaoH
2. Masukkan 10 mL larutan NaOH ke dalam beaker gelas, catat temperaturnya
3. Masukkan 40 mL larutan CuSO4ke dalam beaker lain dan catat
temperaturnya
4. Masukkan larutan CuSO4 ke dalam larutan NaOH di atas. Catat temperatur
maksimum campuran
5. Ulangi langkah 1-3 di atas dengan menggunakan:
a. 20 mL larutan NaOH dan 30 mL larutan CuSO4
b. 30 mL larutan NaOH dan 20 mL larutan CuSO4
c. 40 mL larutan NaOH dan 10 mL larutan CuSO4

G. Analisis Data

Tabel 1. Hasil Pengamatan NaOH - HCl


Percobaan. Vol Vol Jumlah TM (0)C TA(0)C T
Ke NaOH HCl mol
(mL) HCl 1M
x 10-3
1 5 25 2,5 30 31 1
2 10 20 2 30 33 3
3 15 15 1,5 30 34 4
4 20 10 1 30 33 3
5 25 5 0,5 30 32 1

Tabel 2. Hasil Pengamatan CuSO4 - NaOH


Percobaan. Vol Vol Jumlah TM (0)C TA(0)C T
Ke CuSO4 NaOH mol
(mL) NaOH
1M x 10-
3

1 40 10 2,5 29 29 0
2 30 20 2 29 29,5 0,5
3 20 30 1,5 29 30 1
4 10 40 1 28 29 1

5
H. Perhitungan dan Pembahasan
a. Stoikiometri asam-basa
Larutan NaoH dan HCl
Reaksi 5 mL NaOH 1 M dan 25 mL HCl 1 M
Mol NaOH = Molaritas NaOH x Volume NaOH
= 1 M x 5 mL
= 5 mmol
Mol HCl = Molaritas HCl x Volume HCl
= 1 M x 25 mL
= 25 mmol
NaOH (aq) + HCl (aq) NaCl (aq) + H2O (l)
Mula-mula : 5 mmol 25 mmol - -
Reaksi : 5 mmol 5 mmol 5 mmol 5 mmol
Sisa : - 20 mmol 5 mmol 5 mmol

Pereakai pembatas : NaOH


Pereaksi sisa : HCl sebanyak 20 mmol
Garam yang terbentuk : NaCl sebanyak 5 mmol

Reaksi 10 mL NaOH 1 M dan 20 mL HCl 1 M


Mol NaOH = Molaritas NaOH x Volume NaOH
= 1 M x 10 mL
= 10 mmol
Mol HCl = Molaritas HCl x Volume HCl
= 1 M x 20 mL
= 20 mmol
NaOH (aq) + HCl (aq) NaCl (aq) + H2O (l)
Mula-mula : 10 mmol 20 mmol - -
Reaksi : 10 mmol 10 mmol 10 mmol 10 mmol
Sisa : - 10 mmol 10 mmol 10 mmol
Pereakai pembatas : NaOH

6
Pereaksi sisa : HCl sebanyak 10 mmol
Garam yang terbentuk : NaCl sebanyak 10 mmol

Reaksi 15 mL NaOH 1 M dan 15 mL HCl 1 M


Mol NaOH = Molaritas NaOH x Volume NaOH
= 1 M x 15 mL
= 15 mmol
Mol HCl = Molaritas HCl x Volume HCl
= 1 M x 15 mL
= 15 mmol
NaOH (aq) + HCl (aq) NaCl (aq) + H2O (l)
Mula-mula : 15 mmol 15 mmol - -
Reaksi : 15 mmol 15 mmol 15 mmol 15 mmol
Sisa : - - 15 mmol 15 mmol
Garam yang terbentuk : NaCl sebanyak 15 mmol

Reaksi 20 mL NaOH 1 M dan 10 mL HCl 1 M


Mol NaOH = Molaritas NaOH x Volume NaOH
= 1 M x 20 mL
= 20 mmol
Mol HCl = Molaritas HCl x Volume HCl
= 1 M x 10 mL
= 10 mmol
NaOH (aq) + HCl (aq) NaCl (aq) + H2O (l)
Mula-mula : 20 mmol 10 mmol - -
Reaksi : 10 mmol 10 mmol 10 mmol 10 mmol
Sisa : 10 mmol - 10 mmol 10 mmol
Pereakai pembatas : HCl
Pereaksi sisa : NaOH sebanyak 10 mmol
Garam yang terbentuk : NaCl sebanyak 10 mmol

Reaksi 25 mL NaOH 1 M dan 5 mL HCl 1 M


Mol NaOH = Molaritas NaOH x Volume NaOH

7
= 1 M x 25 mL
= 25 mmol
Mol HCl = Molaritas HCl x Volume HCl
= 1 M x 5 mL
= 5 mmol
NaOH (aq) + HCl (aq) NaCl (aq) + H2O (l)
Mula-mula : 25 mmol 5 mmol - -
Reaksi : 5 mmol 5 mmol 5 mmol 5 mmol
Sisa : 20 mmol - 5 mmol 5 mmol
Pereakai pembatas : HCl
Pereaksi sisa : NaOH sebanyak 20 mmol
Garam yang terbentuk : NaCl sebanyak 5 mmol

b. Stoikiometri NaOH CuSO4


Larutan NaoH dan CuSO4
Reaksi 10 mL NaOH 1 M dan 40 mL CuSO4 1 M
Mol NaOH = Molaritas NaOH x Volume NaOH
= 1 M x 10 mL
= 10 mmol
Mol CuSO4 = Molaritas CuSO4 x Volume CuSO4
= 1 M x 40 mL
= 40 mmol
2 NaOH (aq) + CuSO4 (aq) Cu(OH)2 (s) + Na2SO4 (aq)
Mula-mula : 10 mmol 40 mmol - -
Reaksi : 10 mmol 5 mmol 5 mmol 5 mmol
Sisa : - 35 mmol 5 mmol 5 mmol

Pereaksi pembatas : NaOH


Pereaksi sisa : CuSO4
Massa endapaan Cu(OH)2 yang terbentuk :
massa Cu(OH)2 = mol Cu(OH)2 x Mr Cu(OH)2
= 0,005 mol x 97,5 gram/mol
= 0,4875 gram

8
Stoikiometri adalah perhitungan kimia yang menyangkut hubungan
kuantitatif zat yang terlibat dalam reaksi. Reaksi stoikiometri adalah suatu
reaksi kimia dimana pereaksi dalam reaksi tersebur habis bereaksi, sehingga
tidak ada mol sisa dalam pereaksi atau tidak ada pereaksi pembatas. Dala
suatu reaksi juga terdapat reaksi eksoterm dan endoterm. Reaksi eksoterm
apabila kalor berpindah dari system ke lingkungan sehingga suhu disekitar
larutan menjadi panas sedangkan reaksi endoterm adalah apabila kalor
berpindah dari lingkungan ke sisitem, sehingga suhu system menjadi lebih
dingin.
Apabila suatu larutan berbeda dicampurkan biasanya terjadi
perubahan sifat fisik, seperti perubahan warna, suhu, bentuk, dan lain lain.
Dalam parktikum ini yang dibahas adalah perubahan suhu. Suhu terendah
dari suatu campuran disebut titik minimum sedangkan suhu tertinggi dari
suatu campuran disebut titik maksimum. Biasanya titik maksimum didapat
apabila reaksi tersebut adalah stoikiometri.
Dalam suatu reaksi tidak semua reaktan habis. Terkadang dijumpai
salah satu reaktan habis bereaksi duluan sehingga membatasi berlanjutnya
reaksi, pereaksi ini disebut pereaksi pembatas. Dari adanya pereaksi
pembatas maka terdapat reaksi yang belum bereaksi karena pereaksi yang
lain sudah habis duluan, pereaksi yang bersisa ini disebut pereaksi sisa.

I. Diskusi
1. Gambarkan grafik jumlah mol NaOH atau HCl (sumbu x) vs (sumbu
y) untuk grafik 1.
Jawab :

Grafik Jumlah Mol NaOH vs T


4.5
4
3.5
3
2.5
T

2
1.5 T
1
0.5
0
0 1 2 3

Jumlah Mol

9
Grafik Jumlah Mol HCl vs T
4.5
4
3.5
3
2.5
T
2
1.5 T
1
0.5
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3

Jumlah Mol

2. Tentukan titik optimum kedua grafik diatas.


Jawab :
Titik Optimum pada kedua grafik diperoleh pada koordinat titik (1.5, 4).
Titik optimum diperoleh pada volume 15 mL NaOH 1 M dan 15 mL HCl
1 M dengan perubahan suhu sebesar 4oC.

3. Berapakah jumlah mol NaOH (atau HCl) pada titik optimum (lihat grafik
1)
Jawab :
Jumlah mol NaOH pada titik optimum sebesar 1,5 x 10-2 mol.
Jumlah mol HCl pada titik optimum sebesar 1,5 x 10-2 mol.

4. Dari data jumlah mol NaOH (atau HCl) tersebut, berapakah jumlah mol
HCl ( atau NaOH) yang bereaksi ? ( lihat tabel 2)
Jawab :
Dari data jumlah NaOH tersebut jumlah HCl yang bereaksi adalah 1,5 x
10-2 mol.

5. Dari data tersebut, berapakah perbandingan terkecil jumlah mol NaOH


terhadap HCl,
mol NaOH : mol HCl =....
Jawab : mol NaOH : mol HCl = 1,5 : 1,5 = 1 : 1
10
6. Dari angka perbandingan tersebut, bagaimanakah stokiometri sistem
NaOH-HCl?
Jawab :
Dengan perbandingan koefesien 1:1. Larutan campuran yang diperoleh
massanya akan sama seperti larutan sebelum dilakukan pencampuran. Hal ini
sesuai dengan Hukum Kekekalan Massa atau Hukum Lavoiser yang
menyatakan, massa suatu sistem tertutup sebelum dan sesudah
sama/konstan.

Untuk sistem CuSO4 NaOH


1. Gambarkan grafik jumlah mol NaOH atau CuSO4 (sumbu x) vs
(sumbu y) untuk grafik 2
Jawab :

Grafik Jumlah Mol NaOH vs


1.2 T
1
0.8
T

0.6
0.4
T
0.2
0
0 2 4 6

Grafik Jumlah Mol CuSO4 vs


1.2
T
1
0.8
0.6
0.4
T

T
0.2
0
0 1 2 3 4 5

11
2. Tentukan titik optimum kedua grafik ini
Jawab :
Titik Optimum pada kedua grafik diperoleh pada koordinat titik (3,7).
Titik optimum diperoleh pada volume 30 mL NaOH 1 M dan 20 mL
CuSO41 M dengan perubahan suhu sebesar 1oC.
3. Berapakah jumlah mol NaOH (atau CuSO4) pada titik optimum (lihat
grafik 2)
Jawab :
jumlah mol NaOH pada titik optimum adalah 3 x 10-2 mol.
jumlah mol CuSO4 pada titik optimum adalah 2 x 10-2 mol
4. Dari data jumlah mol NaOH (atau CuSO4) tersebut, berapakah jumlah mol
NaOH (atau CuSO4) yang bereaksi ? lihat tabel 4
Jawab :
jumlah mol HCl NaOH) yang bereaksi = 2 x 10-2 mol
5. Dari data tersebut, berapakah perbandingan terkecil jumlah mol NaOH
terhadap CuSO4 ?
Jawab :
Mol NaOH : mol CuSO4 = 3 : 2
6. Dari angka perbandingan tersebut, bagaimanakah stoikiometri sistem
CuSO4 NaOH?
Jawab :
Dengan perbandingan koefesien 3:2. Bila dinaggap bahwa endapan yang
diperoleh dari sistem ini disebabkan oleh natrium sulfat maka titik ini
menyatakan perbandingan 3Na+ dan SO42-.

J. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan dan hasil pengamatan yang telah
dianalisis, tuliskan kesimpulan sesuai dengan tujuan percobaan :
1. stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan
kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia.
2. Bila NaOH direaksikan dengan HCl akan menghasilkan NaCl dan H2O
dimana NaCl merupakan garamnya
12
3. Bila NaOH direaksikan dengan CuSO4 akan menghasilkan Na2SO4 dan
Cu(OH)2. Dimana dari warna CuSO4 biru bening saat dicampurkan
NaOH menjadi biru muda.

Daftar Pustaka

Chang, R., (2003), Kimia Dasar, Erlangga, Jakarta.


Keenan, (1984), Kimia untuk Universitas, Erlangga, Jakarta
Petrucci, R., (1987), Kimia Dasar, Erlangga,Jakarta.
Syukri, S., (1999), Kimia Dasar 1, ITB, Bandung.
Sastrohamidjojo, H., (2005), Kimia Dasar, UGM, Yogyakarta

13
LAPORAN PRAKTIKUM

PERCOBAAN STOIKIOMETRI

DI SUSUN OLEH :

Ekin Dwi Arif Kurniawan


8176142008

Dosen Pengampu:
Dr. Sri Adelila, S.Pd., M.Si

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN KIMIA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2017

14
LAMPIRAN

NaOH

CuSO4

15
NaOH + CuSO4

16

Anda mungkin juga menyukai