Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENGOLAHAN DATA ANALITIK SEDERHANA

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK

Yang diampu oleh:


Prof. Dr. Hayuni Retno Widarti, M. Si
Dr. Neena Zakia, S.Si, M.Si

Ainayya Almira (210331626098)


Alda Septa Fuadiah (210331626053)
Alfian Wahyu Widagdo (210331626047)
Anik Kosimatul Hidayah (210331626015)
Anisah Rachmawati (210331626039)

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan makalah berjudul "MAKALAH PENGOLAHAN DATA ANALITIK
SEDERHANA" tepat waktu.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dosen pada bidang mata kuliah Dasar-
Dasar Kimia Analitik. Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Prof.
Dr. Hayuni Retno Widarti, M. Si. dan Ibu Dr. Neena Zakia, S.Si, M.Si sebagai dosen
pengampu mata kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis.

Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
proses penyusunan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini.

Malang, 06 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................1

1.3 Tujuan......................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3

2.1 Angka Penting.........................................................................................................3

2.2 Rerata.......................................................................................................................4

2.3 Standar Deviasi.......................................................................................................4

2.4 Akurasi.....................................................................................................................5

2.5 Presisi.......................................................................................................................5

2.6 Penjalaran Kesalahan/Propagation of Error.......................................................5

BAB III PENUTUP...................................................................................................................7

3.1 Kesimpulan..............................................................................................................7

3.2 Saran........................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kimia analitik merupakan salah satu cabang ilmu kimia yang mempelajari bagaimana
cara melakukan pemisahan, identifikasi, serta penentuan komponen dari beberapa unsur dan
senyawa kimia. Pemisahan, identifikasi, serta penentuan komponen dari unsur serta senyawa
kimia dapat dilakukan dengan menggunakan metode analisis kimia. Kimia analisis dibagi
menjadi dua bagian yaitu kimia analisis kualitatif yang berbicara mengenai keberadaan unsur
dan senyawa kimia dalam suatu sampel serta kimia analisis kuantitatif yang berbicara
mengenai jumlah unsur dan senyawa kimia yang terdapat dalam suatu sampel. Selain
digunakan dalam bidang kimia, Kimia Analitik juga dimanfaatkan dalam bidang-bidang ilmu
lainnya seperti penelitian, pengaruh komposisi kimia terhadap sifat fisik suatu bahan, uji
kualitas bahan, penentuan konsentrasi bahan, dan lain-lain. Menurut Wiryawan, dkk. (2008)
tahapan dari analisis kimia meliputi beberapa hal yaitu merencanakan analisis, mengambil
sampel (sampling), mempersiapkan sampel yang akan dianalisis, memisahkan senyawa
pengganggu, menganalisis unsur atau senyawa yang akan diketahui, menghitung,
melaporkan, dan mengevaluasi hasil dari analisis tersebut. Wiryawan, dkk. (2008) juga
menyebutkan metode-metode dalam analisis kimia. Metode-metode tersebut antara lain
gravimetri, titrasi, ekstraksi, kromatografi, kimia elektro analisis. dan spektrofotometri.
Tahapan terakhir dari analisis kimia adalah perhitungan, pengolahan dan evaluasi
hasil analisis. Dalam perhitungan hasil analisis dapat dilakukan dengan cara pengolahan data
analitik dengan memperhatikan beberapa hal agar hasil analisisnya akurat. Beberapa hal
tersebut yang harus diperhatikan dalam mengolah data analitik yaitu teliti dalam mencatat
dan menghitung setiap hasil analisis serta angka atau hasil analisis yang dilaporkan harus
yang terbaik yang diambil dari rata-rata nilai hasil dari beberapa kali pengukuran yang
dilakukan.
Dalam makalah ini, kita akan mempelajari bagaimana melakukan pengolahan data
analitik secara sederhana dan baik agar hasil analisis yang diperoleh akurat. Pengolahan data
analitik yang akan kita pelajari dalam makalah ini antara lain angka penting, rerata, standar
deviasi, akurasi, presisi. penjalaran kesalahan atau propagation of error.

1.2 Rumusan Masalah


1. Komponen apa saja yang termasuk dalam pengolahan data analitik sederhana?
2. Aturan apa saja yang harus diperhatikan dalam penggunaan angka penting?
3. Bagaimana aturan pembulatan dalam angka penting?
4. Bagaimana menentukan rerata dari data-data yang diperoleh?
5. Bagaimana menentukan standar deviasi dari data-data yang diperoleh?
6. Apa upaya yang dilakukan agar mendapatkan hasil percobaan dengan tingkat akurasi
yang tinggi?
7. Bagaimana pengaruh akurasi terhadap presisi?
8. Apa saja jenis-jenis dari propragation of error?

1
1.3 Tujuan
1. Agar pembaca bisa mengetahui komponen apa saja yang termasuk kedalam
pengolahan data analitik sederhana.
2. Agar pembaca bisa mengetahui dan menerapkan aturan-aturan yang harus
diperhatikan dalam penggunaan angka penting.
3. Agar pembaca bisa mengetahui dan menerapkan aturan pembulatan dalam angka
penting.
4. Agar pembaca dapat menentukan rerata dari kumpulan data yang diperoleh.
5. Agar pembaca dapat menentukan standar deviasi dari kumpulan data yang diperoleh.
6. Agar pembaca dapat mengetahui dan menerapkan upaya untuk memperoleh data
percobaan dengan akurasi yang tinggi.
7. Agar pembaca bisa mengetahui pengaruh akurasi terhadap presisi.
8. Agar pembaca bisa mengetahui jenis-jenis dari propagation of error.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Angka Penting
Angka Penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran, yang terdiri atas
angka pasti dan angka taksiran.
● Aturan Penulisan Angka Penting
a. Semua angka bukan nol adalah angka penting
Contoh: 141,5 m memiliki 4 angka penting
27,3 gr memiliki 3 angka penting
b. Semua angka nol yang terletak di antara angka-angka bukan nol termasuk angka
penting.
Contoh: 340,41 kg memiliki 5 angka penting
5,007 m memiliki 4 angka penting
c. Semua angka nol di sebelah kanan angka bukan nol tanpa desimal tidak termasuk
angka penting, kecuali diberi tanda khusus garis mendatar atas atau bawah
termasuk angka penting
Contoh: 53000 kg memiliki 2 angka penting
53000 kg memiliki 5 angka penting
d. Semua angka nol di sebelah kiri angka bukan nol tidak termasuk angka penting.
Contoh: 0,00053 kg memiliki 2 angka penting
0,000703 kg memiliki 3 angka penting
e. Semua angka nol di belakang angka bukan nol yang terakhir tetapi dibelakang
tanda desimal adalah angka penting.
Contoh: 7,0500 m memiliki 5 angka penting
70,5000 m memiliki 6 angka penting
f. Untuk penulisan notasi ilmiah. Misalnya 2,5 x 103 , dimana 103 disebut orde.
Sedangkan 2,5 merupakan mantis. Jumlah angka penting dilihat dari mantisnya
dalam hal ini memiliki 2 angka penting.
Contoh lain 2,34 x 102 memiliki 3 angka penting

● Pembulatan Bilangan Penting.


Bilangan dibulatkan sampai mengandung sejumlah angka penting yang
diinginkan dengan menghilangkan satu atau lebih angka di sebelah kanan tanda
koma desimal.
a Bila angka itu lebih besar daripada 5, maka angka terakhir yang dipertahankan
harus dinaikkan 1.
Contoh: 34,46 dibulatkan menjadi 34,5
b. Bila angka itu lebih kecil daripada 5, maka angka terakhir yang dipertahankan
tidak berubah.
Contoh: 34,64 dibulatkan menjadi 34,6
c. Bila angka itu tepat 5, maka angka terakhir yang dipertahankan harus dinaikkan 1
jika angka itu tadinya angka ganjil, dan tidak berubah jika angka terakhir yang
dipertahankan itu tadinya angka genap.
Contoh: 34,75 dibulatkan menjadi 34,8
34,65 dibulatkan menjadi 34,6

● Operasi Angka Penting

3
a. Penjumlahan dan pengurangan dua angka penting atau lebih akan menghasilkan
angka penting yang hanya memiliki satu angka taksiran atau ragu.
b. Hasil perkalian atau pembagian mempunyai angka penting yang sama dengan
banyaknya angka penting dari faktor angka pentingnya paling sedikit
c. Bilangan eksak adalah bilangan yang pasti (tidak diragukan nilainya), diperoleh
dengan membilang.
d. Hasil pengukuran yang dipangkatkan maka hasilnya adalah bilangan yang
mempunyai angka periting sebanyak angka penting bilangan yang dipangkatkan.
e. Akar dari angka hasil pengukuran memiliki angka yang sama banyak dengan
angka penting bilangan yang ditarik akarnya.

2.2 Rerata
Mean adalah, "rata-rata dari n angka yang dihitung dengan menambahkan beberapa
fungsi dari angka dan membaginya dengan beberapa fungsi dari n." Tendensi central dari satu
set hasil pengukuran biasanya ditemukan dengan menghitung rata-rata aritmatika (X) dan
lebih jarang median atau rata-rata geometrik. Rata-rata adalah perkiraan nilai sebenarnya
selama tidak ada kesalahan sistematis. Dengan tidak adanya kesalahan sistematis, mean
mendekati nilai sebenarnya (µ) sebagai jumlah pengukuran (n) meningkat. Distribusi
frekuensi pengukuran mendekati kurva berbentuk lonceng yang simetris di sekitar rata-rata.
Rata-rata aritmatika dihitung menggunakan persamaan berikut:

2.3 Standar Deviasi


Standar Deviasi adalah ukuran seberapa tersebar angka. Dalam pengertian lain
dikatakan Standar Deviasi adalah Nilai akar kuadrat dari suatu varians, dimana teknik ini
digunakan untuk menilai rata-rata atau yang diharapkan. Rumusnya adalah akar kuadrat
dari Varians. Pengertian Varians adalah rata-rata selisih kuadrat dari Mean.
Untuk menghitung Varians, dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
● Menghitung Mean (Rata-rata sederhana dari kumpulan angka)
● Kemudian untuk setiap angka, dikurangi dengan Mean dan dikuadratkan hasilnya
● Selanjutnya mencari rata-rata dari perbedaan kuadrat tersebut
● Terakhir, mengambil kuadrat dari hasil tersebut
Rumus Standar Deviasi adalah:

σ = Standar Deviasi
N = Jumlah Variabel
μ = Mean
xi = Variabel

Namun, terkadang kita hanya diberikan beberapa sampel saja, tidak dengan data yang
lengkap. Untuk menghitung standar deviasi nya dapat diketahui dengan rumus berikut:

4
S = Standar Deviasi Sampel
N = Jumlah Variabel
= Mean Sampel
Simbol juga berubah untuk mencerminkan bahwa itu adalah perhitungan standar deviasi
untuk sampel
● Mean sekarang disebut “X-bar” untuk menunjukkan Mean Sampel
● S untuk menunjukkan Standar Deviasi Sampel
Tetapi mereka tidak mempengaruhi perhitungan. Hanya N diubah menjadi N-1 yang
mengubah perhitungan. Perubahan penting ini disebut Koreksi Bessel

2.4 Akurasi
Dalam kimia analitik, istilah 'akurasi' digunakan dalam kaitannya dengan pengukuran
kimia. International Vocabulary of Basic and General Terms in Metrology (VIM)
mendefinisikan akurasi pengukuran sebagai “Kedekatan kesepakatan antara hasil pengukuran
dan nilai sebenarnya”.VIM mengingatkan bahwa akurasi adalah "konsep kualitatif" dan nilai
yang benar adalah tidak dapat ditentukan. Secara teori, nilai sejati adalah nilai yang akan
diperoleh dengan pengukuran yang sempurna. Karena tidak ada pengukuran sempurna dalam
kimia analitik, kita tidak akan pernah tahu nilai sebenarnya. Ketidakmampuan untuk
melakukan pengukuran yang sempurna dan dengan demikian menentukan nilai sebenarnya
tidak berarti bahwa konsep akurasi harus dilepaskan. Namun, harus ditambahkan kesalahan
untuk memudahkan pemahaman.

% error : Persentase kesalahan


Actual value : Nilai sebenarnya
Expected value : Nilai yang diharapkan
2.5 Presisi
Istilah presisi digunakan untuk menggambarkan kesepakatan hasil di antara hasil
pengukuran. VIM menggunakan pernyataan “repeatability” dan “reproducibility” dari pada
“presisi”. Repeatability merupakan kedekatan kesepakatan antara hasil pengukuran yang
berurutan dari besaran yang sama dan dilakukan di bawah kondisi pengukuran yang sama.
Dengan catatan, (1) Kondisi ini disebut kondisi keterulangan, (2) Kondisi keterulangan
meliputi prosedur pengukuran yang sama, pengamat yang sama, instrumen pengukuran yang
sama, digunakan dalam kondisi yang sama, lokasi yang sama, dan pengulangan dalam waktu
yang singkat. Sementara reproducibility merupakan kedekatan kesepakatan antara hasil
pengukuran besaran yang sama dan yang dilakukan berdasarkan mengubah kondisi
pengukuran. Dengan catatan, (1) Pernyataan reproducibility yang valid memerlukan
spesifikasi kondisi yang diubah. (2) Perubahan kondisi dapat meliputi prinsip pengukuran,
metode pengukuran, pengamat, alat ukur, standar acuan, lokasi, kondisi sekering, dan waktu.

5
2.6 Penjalaran Kesalahan/Propagation of Error
Setiap pengukuran memiliki ketidakpastian dan tidak semua ketidakpastian adalah
sama. Kemampuan untuk menggabungkan ketidakpastian dari pengukuran yang berbeda
dengan tepat dan sangat penting. Ketidakpastian dalam pengukuran muncul dalam banyak
cara yaitu: variabilitas instrumen, pengamat yang berbeda, perbedaan sampel, waktu, dll.
Setiap kali perhitungan membutuhkan lebih dari satu variabel untuk dipecahkan, propagasi
kesalahan diperlukan untuk menentukan ketidakpastian dengan benar. Propagasi kesalahan
didefinisikan sebagai efek pada fungsi oleh ketidakpastian variabel. Hal ini perhitungan
statistik turunan kalkulus yang dirancang untuk menggabungkan ketidakpastian dari banyak
variabel, untuk memberikan pengukuran ketidakpastian yang akurat.

a. Pertambahan dan pengurangan


Dalam memperhitungkan kesalahan pada penjumlahan dan pengurangan
menggunakan kesalahan mutlak

b. Perkalian dan pembagian


Dalam memperhitungkan kesalahan pada perkalian dan pembagian menggunakan
kesalahan relatif.

6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komponen yang termasuk dalam pengolahan data analitik sederhana, diantaranya
adalah aturan angka penting, rerata, standar deviasi, akurasi, presisi, penjalaran kesalahan
(propagation of error).

3.2 Saran
Dalam makalah ini penulis menyadari masih banyak sekali ditemukan kekurangan.
Oleh karena itu saran dan kritik dari pembaca sangat dibutuhkan demi sempurnanya makalah
ini. Penulis juga menyadari terkait keterbatasan ilmu dan wawasan yang dimiliki sehingga
kami sangat terbuka terhadap kritik dan masukan dari pembaca. Penulis berharap makalah ini
dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun pembaca dengan menambah pengetahuan terkait
pengolahan data analitik sederhana.

7
DAFTAR PUSTAKA
Accuracy, Precision and Analytical Measurements. (t.t.).
http://dpuadweb.depauw.edu/harvey_web/Chem260/Chem260pdfs/LabEssays/
AccuracyPrecision.pdf
Paul Gaines. (t.t.). Accuracy, Precision, Mean and Standard Deviation. ICP Operations
Guide.
https://www.researchgate.net/profile/Hazim_Tahir/post/How_can_I_calculate_the_a
ccuracy/attachment/59d623d479197b807798222a/AS
%3A309368929619971%401450770708942/download/Accuracy.pdf

Anda mungkin juga menyukai