Anda di halaman 1dari 19

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Lengkap Praktikum Kimia Anorganik dengan judul “Pembuatan Klium


Nitrat dan Natrium Klorida”, disusun oleh :

NAMA : Mukmin
NIM : 091314022
KELAS/ KLP : B / IV
JURUSAN : KIMIA

Setelah dikoreksi dan diperiksa oleh Asisten/ Koordinator Asisten, maka


dinyatakan diterima.

Makassar, April 2011


Koordinator Asisten Asisten

Kurnia Ramadani, S.Si St.Hariani Buchari, S.Si

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

Dr. Pince Salempa, M.Si


A. Judul Percobaan
“Pembuatan Klium Nitrat dan Natrium Klorida”

B. Nama Praktikan dan Kelompok


Nama Praktikan : Muh.Awaluddin Harun
Kelompok : IV

C. Tujuan Percobaan
a) Membuat kalium nitrat dan natrium klorida.
b) Menguji tingkat kemurnian kalium nitrat dan natrium klorida.

D. Kajian Teori
Natrium nitrat banyak terdapat di chili, karena itu senyawa ini dinamakan
senyawa chili. Sifatnya hidroskopis, sehingga untuk berbagai keperluan natrium
niterat yang lebih murah itu diubah menjadi kalium nitrat. Produksi berbagai
garam dari sumbernya bergantung pada prinsip kristalisasi selektif. Prinsip
kristalisasi selektif ini sangat bergantung pada berbagai faktor yaitu
kesetimbangan kelarutan, temperatur dan konsentrasi kesetimbangan. Kalium
nitrat dapat dibuat dengan mencampurkan larutan jenuh NaNO3 dengan lautan
jenuh KCl. Jadi dalam larutan terdapat empat jenis ion yaitu Na +, K+, Cl-, dan
NaNO3 yang memungkinkan akan membentuk empat kristal garam yaitu NaCl (s),
KCl(s), NaNO3(s), dan KNO3(s). Garam mana yang akan mengkristal lebih awal
bergantung dari suhu dan konsentrasi ion-ion dalam larutan ( Tim Dosen Kimia
Anorganik. 2011 )
Nitrat NO3-. Kelarutan. Semua nitrat larut dalam air. Nitrat dari merkurium
dan bismut menghasilkan garam basa setelah diolah dengan air; garam-garam ini
larut dalam asam nitrat encer. Reaksi ini dapat dipelajai dengan larutan kalium
nitrat. Yaitu asam sulfat pekat. Uap nitrogen dioksida yang coklat kemerahan,
disertai oleh uap asam nitrat yang berbau menusuk dan berasap dalam udara,
akan terbentuk ketikanitrat padat dipanaskan dengan reagensia. Asam sulfat
encer tak memberi reaksi apa-apa ( prebdaan dari nitrit ) :
4NO3- + 2H2O 4NO2 + O2 + 2SO42- +2H2O
( Svehla. 1990. Hal 356 )
Logam-logam alkali (demikian juga amonium) karbonat merupakan satu-
satunya kelompok senyawa karbonat yang larut dalam air. Alkali karbonat yang
terpenting adalah natrium karbonat yang umumnya stabil sebagai kristal
anhidrat, monohidrat, dan dekahidrat. (Kristian H.Sugiyarto.2001.Hal:4.14)
Kalium nitrat diprepasi dari kloridanya dengan natrium nitrit menurut
reaksi:
KCl(aq) + NaNO3(aq) KNO3(aq) + NaCl (aq)
Proses ini dilangsungkan pada temperatur dibawah 100oC, karena paling
rendah kelarutannya pada temperatur kamar, KNO3 dapat dipisahkan dengan
kristalisasi bertingkat. Seperti halnya dengan NaNO3, KNO3 juga mengalami
dekomposisi yang sama pada pemanasan. Serbuk peluru terdiri dari kalium
nitrat, arang kayu , dan belerang dengan rasio massa sekitar 6:1:1. Jika
dipanaskan, terjadi reaksi:
2KNO3(s) + S(s) + C(s) K2S(s) + N2 (g) + 3 CO (g)
Reaksi pembentukan gas dalam keadaan sengat panas dan mengembang
mendadak mengakibatkan terjadinya ledakan. . (Kristian H.Sugiyarto.2001.
Hal:4.17)
Dalam garam-garamnya, natrium berada sebagai kation monovalen Na +.
Garam –garam ini membentuk larutan tak berwarna kecuali jika anionnya
berwarna, hampir semua garam natrium larut dalam air. Adapun reaksi-reaksi ion
natrium yaitu uji kering ( pewarnaan nyala ). Nyala bunsen yang tidak cemerlang
akan diwarnai kuning kuat oleh uap garam natrium, warnn ini tak terlihat bila
dipandang melalui 2 lapisan lempeng kaca kobalt yang biru. Garam natrium
dalam jumlah yang sedikit sekali memberi hasil positif pada uji ini, dan hanya
warna yang kuat dan bertahan lama yang menunjukkan bahwa natrium terdapat
dalam jumlah yang berarti, ( Svehla. 1990. Hal 310-311 ).

Natrium klorida, juga dikenal dengan garam dapur, atau halit, adalah
senyawa kimia dengan rumus molekul NaCl. Senyawa ini adalah garam yang
paling memengaruhi salinitas laut dan cairan ekstraselular pada banyak
organisme multiselular. Sebagai komponen utama pada garam dapur, natrium
klorida sering digunakan sebagai bumbu dan pengawet makanan, (Anonim
a.2010).
Sodium Chlorida atau Natrium Chlorida (NaCl) yang dikenal sebagai garam
adalah zat yang memiliki tingkat osmotik yang tinggi. Zat ini pada proses
perlakuan penyimpanan benih recalsitran berkedudukan sebagai medium
inhibitor yang fungsinya menghambat proses metabolisme benih sehingga
perkecambahan pada benih recalsitran dapat terhambat. Dengan kemampuan
tingkat osmotik yang tinggi ini maka apabila NaCl terlarut di dalam air maka air
tersebut akan mempunyai nilai atau tingkat konsentrasi yang tinggi yang dapat
mengimbibisi kandungan air (konsentrasi rendah)/low concentrate yang terdapat
di dalam tubuh benih sehingga akan diperoleh keseimbangan kadar air pada
benih tersebut. Hal ini dapat terjadi karena H2O akan berpindah dari konsentrasi
yang rendah ke tempat yang memiliki konsentrasi yang tinggi. Hal ini
merupakan hal yang sangat menguntungkan bagi benih recalsitran, karena
sebagaimana kita ketahui benih recalsitran yaitu benih yang memiliki tingkat
kadar air yang tinggi dan sangat peka terhadap penurunan kadar air yang rendah.
Kadar air yang tinggi menyebabkan benih recalsitran selalu mengalami
perkecambahan dan berjamur selama masa penyimpanan atau pengiriman
ketempat tujuan. Namun dengan perlakuan konsentrasi sodium chlorida (NaCl)
maka hal ini dapat teratasi, (Anonim a.2010).
Senyawa kimia kalium nitrat merupakan sumber alami mineral nitrogen.
Senyawa ini tergolong senyawa nitrat dengan rumus kimia KNO3.Merupakan
komponen bubuk hitam teroksidasi (disuplai oksigen). Sebelum fiksasi industri
nitrogen skala besar (proses Haber), sumber utama Kalium nitrat ialah deposit
yang mengkristalisasikan dari dinding gua atau mengalirkan bahan organik yang
membusuk. Tumpukan kotoran juga sumber umum yang utama: amonia dari
dekomposisi urea dan zat nitrogen lainnya akan melalui oksidasi bakteri untuk
memproduksi nitrat, (Anonim b.2010).
Salah satu penerapan yang paling berguna dari kalium nitrat ialah dalam
produksi asam nitrat, dengan menambahkan asam sulfat yang terkonsentrasi
pada larutan encer kalium nitrat, menghasilkan asam nitrat dan kalium sulfat
yang terpisah melalui distilasi fraksional. Kalium nitrat juga digunakan sebagai
pupuk, sebagai model bahan pembakar rocket, Kesalahan konsepsi terkenal ialah
bahwa kalium nitrat itu antafrodisiak dan ditambahkan dalam makanan dalam
adat yang biasa dikerjakan lelaki. Nyatanya kalium nitrat tak memiliki efek
seperti itu pada manusia, (Anonim b.2010).
KNO3 digunakan dalam pembuatan mesiu dan sebagian kecil digunakan
dalam pengolahan daging. ( Tim Dosen Kimia Anorganik. 2011 )

E. Alat dan bahan


1. Alat
a. Spatula 1 buah
b. Neraca digital, 1 buah
c. Neraca analitik, 1 buah
d. Botol semprot, 1 buah
e. Gelas ukur 50 mL
f. Gelas kimia 250 mL
g. Corong biasa
h. Pembakar spiritus, kaki tiga dan kasa asbes @ 1 buah
i. Batang pengaduk, 1 buah
j. Lap halus dan kasar @ 1 buah
k. Pipet tetes
l. Thermometer 110oC
m. Mikroskop
n. Oven
o. Tabung reaksi dan rak
p. Ose
2. Bahan
a. Serbuk NaNO3
b. Serbuk KCl
c. Serbuk KNO3
d. Aquades
e. Korek api
f. Tissu
g. Es batu
h. HNO3 6 M
i. AgNO3 0,1 M
j. Larutan jenuh FeSO4
k. H2SO4
l. Kertas saring

F. Prosedur Kerja
a) Perlakuan I
1. Melarutkan 15 gram KCl dalam 30 ml air panas (100oC).
2. Melarutkan 15 gram NaNO3 dalam 30 ml air panas (100oC).
3. Mencampurkan kedua larutan di atas.
4. Menguapkan larutan sampai terbentuk kristal (x).
5. Memisahkan kristal dari filtratnya.
6. Penguapan dihentikan hingga kristal (x) dan menjaga baik-baik
filtratnya.
7. Membandingkan filtrat terakhir hingga terbentuk kristal (y).
8. Mengeringkan kristal (x) dalam kristal (y) menimbang hasilnya.

b) Perlakuan II
1. Mencampurkan 15 gram KCl dan 15 gram NaNO 3 dalam 50 ml air
pada suhu kamar. Jika belum larut dan menambahkan 10 ml air.
2. Mendinginkan larutan dengan air es sampai terbentuk kristal (y).
3. Memisahkan kristal (y) dari filtratnya.
4. Menghentikan pendinginan jika kristal (y) tidak terbentuk lagi,
mengumpulkan semua kristal (y) dan menjaga filtratnya.
5. Menguapkan filtrat terakhir hingga terbentuk kristal (x).
6. Mengeringkan kristal (x) maupun kristal (y). Menimbang hasilnya.
c) Perlakuan III
1. Melarutkan 15 gram KCl dalam 40 ml air panas (50oC).
2. Melarutkan 15 gram NaNO3 dalam 30 ml air panas (50oC).
3. Mencampurkan kedu larutan tersebut.
4. Mendinginkan larutan dengan air es sampai terbentuk kristal (y).
5. Memisahkan kristal (y) dan filtratnya.
6. Menguapkan filtrat hingga terbentuk kristal (x), menyaring kristal
(x) dan menyimpan filtrat ke 2 ini.
7. Mendinginkan kembali filtrat ke-2 dengan air es sehingga
terbentuk kristal (y). Dan menguapkan kembali filtrat ke-3
sehingga terbentuk kristal (x). Melakukan secara berulang-ulang
hingga tidak terbentuk lagi kristal (x) maupun kristal (y).
8. Mengeringkan kristal (x) maupun kristal (Y) menimbang hasilnya.
9. Menghitung rendemen dari percobaan.
d) Uji kemurnian Kristal x dan Kristal y
1. Melakukan tes nyala terhadap kristal x dan kristal y
2. Menguji adanya ion klorida dan ion nitrat pada kristal (x) dan
kristal (y).
3. Menguji ion klorida dilakukan dengan melarutkan 0,01 gram
kristal ke dalam 2 ml air yang diasamkan dengan dua tetes HNO 3
6M, kemudian menetesi dengan larutan AgNO3 0,1 M.
4. Menguji ion nitrat dilakukan dengan melarutkan 0,01 gram kristal
ke dalam 2 ml air dan menambahkan 2 ml larutan jenuh FeSO 4,
mengalirkan 1 ml H2SO4 pekat melalui pinggir ke dalam tabung
dengan posisi tabung pada keadaan miring.
5. Memeriksa dengan mikroskop untuk bentuk kristal (x) dan kristal
(y), membandingkan hasilnya dengan data dalam handbook.
6. Menyimpulkan apakah kristal (x) dan kristal (y) dari percobaan
yang dilakukan.
7. Menjelaskan kemurnian kristal (x) dan kristal (y) berdasarkan
tinjauan kualitatif.

G. Hasil Pengamatan
1. Perlakuan I
15 gram KCl + 25 mL air panas larutan bening dan tidak larut
sempurna
15 gram NaNO3 + 25 mL air panas larutan bening dan larut
sempurna
Larutan KCl + larutan NaNO3 larutan bening uapkan
terbentuk
kristal x (serbuk) disaring
filtrat dipanaskan kristal y (jarum).
Massa krislat x = 20,16 gram
Massa kristal y = 4,77 garam

2. Perlakuan II
15 gram KCl + 25 mL air larutan bening dan tidak larut
sempurna, suhu larutan dingin
15 gram NaNO3 + 25 mL air larutan bening dan larut
sempurna
Larutan KCl + NaNO3 larutan bening didinginkan terbentuk
kristal x disaring
filtrat dipanaskan diperoleh y (putih dan berbentuk
jarum)
Massa krislat x = 4,75 gram
Massa kristal y = 18,69 garam
3. Perlakuan III (suhu kamar 25oC)
15 gram KCl + 25 mL air 50oC larutan bening dan tidak larut
sempurna
15 gram NaNO3 + 25 mL air 50oC larutan bening dan larut
sempurna
Larutan KCl + larutan NaNO3 larutan bening didinginkan
terbentuk kristal x disaring
filtrat didinginkan diperoleh x (putih)
Massa krislat x = 10,31 gram
Massa kristal y = 14,29 garam
4. Pengujian kristal x dan Kristal y
a. Uji nyala
kristal y ( putih ) dipanaskan berwarna ungu
kristal x ( putih ) dipanaskan berwarna kuning
b. Pengujian Ion Klorida
- 0,1gram kristal x + 2 mL air Larutan bening +2 tetes
HNO3 6M larutan bening + AgNO3 larutan putih
endapan putih (NaCl)
- 0,1gram kristal y + 2 mL air Larutan bening +2 tetes
HNO3 6M larutan bening + AgNO3 bening (KNO3)
c. Pengujian ion Nitrat
- 0,1gram Kristal y + 2 ml air larutan bening +2mL FeSO 4
larutan kuning kehijauan + H 2SO4 2mL larutan hijau
kekuningan.
- Kristal x + 2 ml air larutan bening + 2mL FeSO 4 jenuh
larutan kuning kehijauan + H2SO4 2mL tidak berwarna
d. Bentuk kristal
Kristal x (NaCl) = berbentuk jarum
Kristal y (KNO3) = berbentuk kubus
H. Analisis data
Dik : Massa KCl = 15,00 gram
Mr KCl = 74,5 gr/mol
Massa NaNO3 = 15,00 gram
Mr NaNO3 = 85,0 gr/mol
Mr NaCl = 58,5 gr/mol
Mr KNO3 = 101 gr/mol
Dit : a. Massa NaCl = ...?
b. Massa KNO3 = ...?
Peny :
Mol KCl = gram/Mr
= 15 gram / 74,5 gram/mol
= 0,201 mol
Mol NaNO3 = gram/Mr
= 15 gram / 85 gram/mol
= 0, 176 mol
Reaksi :
NaNO3 + KCl KNO3 + NaCl
M: 0,176 mol 0,201 mol - -
B : 0,176mol 0,176 mol 0,176 mol 0,176 mol
S : - 0,025 mol 0,176 mol 0,176 mol
- Massa KNO3 = mol x Mr KNO3
= 0,176 mol x 101 gr/mol
= 17,776 gram
- Massa NaCl = mol x Mr NaCl
= 0,176 mol x 58,5 gr/mol
= 10,296 gram
a. Perlakuan I

massa praktek
Rendemen percobaan (KNO3) = x 100 %
massa teori

4,77 gram
= x 100 %
17,776 gram

= 26,834%

massa praktek
Rendemen percobaan (NaCl) = x 100 %
massa teori

20,16 gram
= x 100 %
10 ,296 gram

= 195,804%

b. Perlakuan II
massa praktek
Rendemen percobaan (KNO3) = x 100 %
massa teori
18,69 gram
= x 100 %
17,776 gram
= 105,141%

massa praktek
Rendemen percobaan (NaCl) = x 100 %
massa teori

4,75 gram
= x 100 %
10,296 gram
= 46,134%
c. Perlakuan III

massa praktek
Rendemen percobaan (KNO3) = x 100 %
massa teori

14,29 gram
= x 100 %
17,776 gram

= 80,389%

massa praktek
Rendemen percobaan (NaCl) = x 100 %
massa teori

10,31 gram
= x 100 %
10 ,296 gram

= 100,136%

I. Pembahasan
Pada percobaan ini, pembuatan KNO3 dan NaCl dibuat dengan
beberapa macam perlakuan yang digunakan yaitu :
Pada perkalian pertama, digunakan air panas dengan suhu 100 0C
untuk melarutkan KCl dan NaNO 3, setelah dicampur lalu diuapkan
membentuk krisatal berwarna putih. Hal ini berarti Kristal x (NaCl)
terbentuk sebanyak 20,16 gram setelah disaring lalu filtratnya dididihkan
dan terebentuk Kristal putih berbentuk jarum, yaitu KNO3 dengan berat
4,77 gram hal ini menunukan bahwa NaCl lebih mudah terbentuk pada
suhu tinggi (penguapan) dibandingkan dengan garam KNO 3 dan hasil
perhitungan diperoleh rendenam KNO3 yaitu 26,834% dan randemen
NaCl sebesar 195,804%. Hal ini terjadi karena dalam reaksi masih ada
garam NaNO3 yang bersisa dan ikut bercampur dengan kristal NaCl.
NaNO3 mungkin saja bisa terentuk pada proses penguapan, jika kita
lihat dari kelarutannya dalam tabel, NaNO 3 lebih berpeluang terbentuk
pada suhu 1000C dari pada KNO3 karena larutanya lebih kecil,
sedangkan NaCl kelarutannya sangat kecil sehingga sangat mudah
terbentuk / terendapkan.
Pada perlakuakn kedua, KCl dan NaNO3 yang telah timbang,
dicampurkan ke dalam gelas kimia lalu ditambahkan air pada suhu
kamar. Kemudian didingnkan dalam suatu wadah berisi es yang
bertujuan untuk mempercepat terbentuknya Kristal. Apabila Kristal
telah terbentuk semua, yang berbentuk jarum putih KNO 3 maka disaring
lalau Kristal dikeringkan dan ditimbang hingga diperoleh sebanyak
18,69 gram dan difiltratnya diuapkan hingga terbentuk Kristal (NaCl)
serbuk putih lalu disaring dan dikeringkan lalau ditimbang hingga
diperoleh berat Kristal sebanyak 4,75 gram, dan dari hasil analisa data
diperoleh randemen KNO3 = 105,141%, ini menandakan kristal tidak murni
karena bercampur dengan pereaksi. Untuk NaCl diperoleh rendemen sebesar
46,134%. Hal lain yang mempengaruhi hasil yang diperoleh adalah
lamanya waktu pendinginan dan penguapan.
Pada perlakuan III, digunakan H2O dengan suhu 500C untuk
melarutkan KCl dan NaNO3 lalu dicampurkan langsung yang kemudian
didingnkan untuk mempercepat terbentuknya Kristal. Setelah diperoleh
krsial KNO3 yang berbentuk jarum berwarna putih maka dilakukan
penyaringan untuk memisahkan Kristal dan larutannya. Hasil filtratnya
diuapkan hingga terbetuk Kristal serbuk NaCl. Selanjunya residu yang
tersisa disaring lalu didinginkan, diperoleh kristal KNO 3 yang berbentuk
jarum sebanyak 14,29 gram dengan rendemen 80,369 %. Data yang
peroleh untuk Kristal X (NaCl) sebesar 10,31 gram dengan rendemen
100,136% yang berarti pereaksi tidak bereaksi sempurna dan bercampur
dengan hasil reaksi.
Pada uji kemurniaan, tes nyala menunjukan Kristal X warna kuning
yang menunjukan adanya Na+ dan Kristal Y berwarna violet/ungu yang
menunukan adanya K+ karena perbedaan energi kisi logam-logam alkali.
Jadi dapat diketahui bahwa Kristal X adalah NaCl dan kristal Y adalah
KNO3.
NaCl Na+ (kuning) + Cl-
KNO3 K- (ungu) + NO3-
Pada uji adanya ion klorida Kristal y maupun kristal x diperoleh
larutan bening untuk y dan larutan putih endapan putih untuk NaCl, hal
ini menunjukan bahwa Kristal x mengandung ion Cl.
NaCl + AgNO3 HNO3
AgCl (putih) + NaNO3 + HNO3
Pada uji nitrat, pada saat ditambahkan H2SO4 harus pada dinding
tabung, sebab akan terjadi ekosistem (melepaskan kalor) dan hasilnya
pada Kristal X diperoleh larutan tidak berwarna sedangkan pada kristal
Y berwarna hijau kekuningan. Hal ini menunjukan bahwa Kristal Y
terkandung ion NO3- sedangkan Kristal X tidak. Jadi dikatakan bahwa
krstal Y adalah KNO3. Menurut teori adanya ion nitrat ditunjukkan dengan
adanya cincin coklat.
Adapun reaksi yang terjadi :
KCl + NaNo èKNo3 + NaCl
NaCl + KNo3èNaNo3+ KCl
KCl + AgNo3 èAgClKNo3 + KNo3
2 Kno3 + 2 FeSO4 + 2H2SO4 è Fe2 (SO4)3 + K2SO4 + 2HNo3 + 2 H2D
Pada pengamatan kristal dengan mikroskop, Kristal NaCl berbetuk
kubus sedangkan pada Kristal KNO3 berbentuk jarum. Hal ini sesuai
dengan teori bentuk dari KNO3 yaitu bentuk jarum.

J. Kesimpulan
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa :
1. Kristal x adalah NaCl, dan krsial y adalah KNO3
2. NaCl mudah terbetuk pada penguapan sedangkan KNO3 dengan
pendinginan

K. Saran
Sebaiknya praktikan mengamati dengan seksama proses penguapan maupun
pendinginan karena sangat mempengaruhi proses pembentukan kristal.

JAWABAN PERTANYAAN

1. Diagram pembentukan KNO3 dan NaCl


Perlakuan 1

15 gram KCl 15 gram NaNO3

dilarutkan

25 mL air panas
diuapkan

Kristal x
disaring

Filtrat
didinginkan

Kristal y
perlakuan 2

15 gram KCl 15 gram NaNO3

dilarutkan

25 mL air suhu kamar


didinginkan

Kristal x
disaring

Filtrat
diuapkan

Kristal y

Perlakuan 3
15 gram KCl 15 gram NaNO3

dilarutkan

25 mL air panas
didinginkan

Kristal x
disaring

Filtrat
Diuapkan

Kristal y
disaring

Kristal y

.
2. Pada saat pembuatan Kristal harus benar-benar teliti dalam setiap perlakuan dan
larutan jenuh yang dibuat jangan sampai terlewat jenuh karena akan
mempengaruhi kemurnian Kristal dan pada saat penguapan maupun pendinginan
Kristal yang diperoleh harus maksimal sebelum disaring.
3. Metode yang efektif adalah yang ketiga karena KNO3 akan terbentuk secara
maksimal pada proses pendinginan disbanding penguapan pada awal percobaan
yang memungkinkan seluruh Kristal NaCl belum terbentuk sehingga kristalisasi
selanjutnya Kristal KNO3 akan lebih murni karena NaCl belum terbentuk.
4. Karena suhu kelarutan NaCl dan KCl memiliki ion yang terabsorpsi lebih kuat
disbanding NaNO3 dan KNO3. NaCl memiliki kisi yang sama sehingga
beradsorpsi lebih kuat dalam larutan
Kelarutan KNO3 pada suhu 25oC adalah
25 : 30 = x : 45,4
Maka,
X = 25 : 30 x 45,4
X = 37,83 gram
5. Apabila hal tersebut dilakukan maka kelarutannya menurun.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim a. 2010. Natrium Klorida. Online.


http://id.wikipedia.org/wiki/Natrium_klorida. Diakses pada tanggal 1 mei
2011.

Anonim b. 2010. Kalium Nitrat. Online. http://id.wikipedia.org/wiki/kalium _nitrat.


Diakses pada tanggal 1 mei 2011.

Sugiyarto, Kristian H. 2001. Kimia Anorganik II. Yogyakarta: Universitas Negeri


Yogyakarta.

Svehla. 1985. Vogel II Analisis anorganik Kualitatif. Jakarta: Kalman Media Pustaka.

Tim Dosen Kimia Anorganik. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik.


Makassar: Laboratorium Kimia FMIPA Universitas Negeri Makassar

Anda mungkin juga menyukai