Oleh
Resky Nugraha
Yuli Astuti
Melsa Jumliana
Ahmad Awaluddin Aras
Citra Pricillia
Muh. Fadly Syam
atau
O2(g) + 4H+(aq) + 4e 2H2O(l) E = +1.23 V
Ion besi (II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi
membentuk ion besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida
terhidrasi, Fe2O3 . xH2O, yaitu karat besi. Korosi Besi memerlukan
oksigen dan air.
C. Alat dan bahan
1. 4 Buah Gelas Bening
2. 4 Buah Paku
3. 2 Gram garam
4. Kerosin (Minyak Tanah)
5. Air 50 ml
6. Air yang sudah didihkan secukupnya
D. Langkah kerja
1. Ambillah 4 gelas bening, kemudian:
a. Tambahkan 5 ml air suling ke dalam gelas 1
b. Tambahkan 2 gram kristal NaCl kemudian kapas kering ke dalam
gelas 2
c. Tambahkan air yang sudah didihkan ke dalam gelas 3 hingga
hampir penuh
d. Tambahkan kira kira 10 ml kerosin ke dalam gelas 4
2. Amplaslah 4 batang paku besi hingga bersih, kemudian masukkan
masing-masing satu ke dalam gelas reaksi pada prosedur 1 diatas
3. Tutup gelas 2 dan 3 dengan prop (sumbat) karet sampai rapat
4. Simpanlah gelas tersebut selama 3 hari , kemudian amati apa yang
terjadi
E. Pengolahan Data
Har
Air Suling-
Kapas +
Air panas +
Kerosin /
udara terbuka
garam
ditutup plastik
M. Tanah-udara
Ke-
ditutup plastik
terbuka
Air berwarna
kemerahan,
1
ada serbuk
kuning melekat
di paku
kuning (terjadi
pengakaratan
tetapi tidak
Tidak terjadi
pengkaratan
banyak)
(berkarat)
Warna air
Serbuk kuning
semakin merah
semakin
dan perkaratan
Tidak terjadi
Tidak terjadi
semakin
pengkaratan
tidak berubah
pengkaratan
bertambah
warna tetapi
banyak
menjadi agak
keruh
Perkaratan
3
semakin
Tidak terjadi
bertambah
pengkaratan
Serbuk kuning
semakin
bertambah dan air
Tidak terjadi
pengkaratan
semakin keruh
F. Analisis Data
Masing-masing gelas dimasukkan larutan seperti air suling, air yang
mendidih, dan minyak tanah serta butiran garam yang titutup kapas.
Masukkan batang paku yang telah diamplas ke dalam masing-masing
paku. Kemudian masing-masing tabung diamati selama tiga hari.
Pada hari pertama, gelas pertama yang berisi air yang dibiarkan di
udara terbuka dan gelas ketiga yang berisi air panas dan ditutup plastik
sudah menunjukkan perubahan. Pada gelas pertama, paku mengalami
perkaratan dan warna air berubah menjadi kemerah-merahan sedangkan
pada gelas kedua, perkaratan juga terjadi namun tidak sebanyak gelas
pertama, hanya berupa serbuk kuning. Adapun gelas kedua dan keempat
belum menunjukkan peruabahan.
Pada hari kedua, perubahan yang terjadi pada gelas pertama dan
ketiga semakin tampak. Warna air pada gelas pertama semakin memerah
dan perkaratan semakin banyak, gelas kedua juga demikian, sebuk kuning
semakin banyak dan warna air menjadi agak keruh. Adapun gelas kedua
dan keempat juga belum menunjukkan perubahan.
Pada hari ketiga, perkaratan pada gelas pertama semakin banyak dan
warna airnya semakin merah, demekian pula pada gelas ketiga, serbuk
kuning semakin banyak dan air semakin keruh. Gelas kedua dan keempat
tetap belum menunjukkan perubahan.
Hal ini (perkaratan) terjadi karena adanya proses oksidasi. Semakin
banyak reaksi oksidasi yang terjadi, semakin banyak pula karat. Demikian
sebaliknya jika tidak ada karat atau sedikit karat yang muncul maka
larutan tersebut tidak mampu melakukan oksidasi.
Adapun reaksi
oksidasi terjadi bila ada air dan oksigen, karenanya, perkaratan yang
paling banyak terjadi pada gelas pertama yang berisi air dan terbuka ke
udara luar. Adapun pada gelas ketiga, perkaratan juga terjadi namun tidak
sebanyak gelas pertama karena reaksinya hanya dipengaruhi air, tidak
dipengaruhi udara luar. Warna air pada gelas pertama menjadi berwarna
merah dikarenakan karat mengambang akibat reaksinya dengan oksigen
di udara, pada gelas kedua, warna air keruh dan tidak berubah menjadi
merah karena karat tidak mengambang, hal ini diakibatkan oleh berat
massanya sehingga karat jatuh ke dasar tabung.
Untuk gelas kedua dan keempat, perkaratan tidak terjadi. Pada
tabung kedua, perkaratan tidak terjadi karena kapas yang dimasukkan
dapat menyerap air dan ditutup sehingga udara tidak mengalami
perputaran dan tak ada uap air. Sedangkan pada tabung ke keempat yang
berisikan minyak tanah/kerosin tidak terjadi peristiwa redoks sehingga
tidak dapat membuat paku menjadi berkarat.
G. Analisa
1. Apakah gelas dimana paku berkarat terdapat oksigen dan air ?
H. Kesimpulan
Perkaratan terjadi akibat reaksi oksidasi yang dipengaruhi oleh air dan
oksigen. Gelas yang mengalami perkaratan paling banyak adalah
gelas yang diisi air dan dibiarkan pada udara terbuka, kemudian gelas
yang berisi air mendidih dengan ditutup plastik. Adapun gelas yang
berisis garam+kapas yang ditutup plastik dan gelas yang berisi
kerosin tidak mengalami perkaratan karena tidak terdapat oksigen dan
uap air.
I. Dokumentasi