Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM KOROSI PADA PAKU

SUBTEMA:
KIMIA

Di Susun Oleh:

Nurul Mutmainnah
12 Salman Al-Farisi
Absen No. 23

SMA PLUS AL-ASHRI GLOBAL MANDIRI TAMAN TELKOMAS


MAKASSAR
2021
A. Tujuan
1. Mengetahui proses perkaratan paku dengan berbagai perlakuan selama seminggu
2. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan paku mengalami korosi
3. Mengetahui cara pencegahan korosi pada paku

B. Kajian Teori
Korosi adalah degradasi atau penurunan mutu logam akibat reaksi kimia suatu
logam dengan lingkungannya. Korosi merupakan masalah besar bagi bangunan dan
peralatan yang menggunakan material dasar logam seperti gedung, jembatan, mesin,
pipa, mobil, kapal dan lain sebagainya. Terdapat dua macam proses korosi, yakni :
1. Korosi Proses kimia
2. Korosi Elektrokimia

Korosi proses kimia merupakan serangan korosi secara langsung, tanpa


adanya aliran listrik pada logam. Contohnya adalah berkaratnya baja dalam udara
terbuka. Korosi oleh proses kimia biasanya menyebar secara merata pada seluruh
permukaan logam. Sedangkan korosi elektrokimia terjadi pada permukaan logam
yang akan terbentuk daerah–daerah anoda dan katoda, yang satu dengan yang lainnya
dipisahkan oleh jarak–jarak tertentu. Karena potensial anoda “kurang mulia” atau
tinggi drajatnya dibanding potensial katoda, maka akan terjadi arus listrik diantara
kedua elektroda tersebut, electron–electron akan berpindah dari anoda ke katoda,
sehingga anoda larut dan katoda mendapat perlindungan (Amsori, 2012).

Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan korosi, yakni sebagai


beriku :
a. Faktor pH
pH netral adalah 7, sedangkan ph < 7 bersifat asam dan korosif, sedangkan untuk
pH > 7 bersifat basa juga korosif. Tetapi untuk besi, laju korosi rendah pada pH
antara 7 sampai 13. Laju korosi akan meningkat pada pH < 7 dan pada pH > 13.
b. Faktor temperatur
Penambahan temperatur umumnya menambah laju korosi walaupun kenyataannya
kelarutan oksigen berkurang dengan meningkatnya temperatur. Apabila metal
pada temperatur yang tidak uniform, maka akan besar kemungkinan terbentuk
korosi.
c. Faktor gas terlarut
 Oksigen (O2), adanya oksigen yang terlarut akan menyebabkan korosi pada metal
seperti laju korosi pada mild stell alloys akan bertambah dengan meningkatnya
kandungan oksigen. Reaksi korosi secara umum pada besi karena adanya
kelarutan oksigen adalah sebagai berikut :
Reaksi anoda : Fe → Fe2- + 2e
Reaksi katoda : O2 + 2H2O+ 4e 4 → OH
 Karbondioksida (CO2), jika karbon dioksida dilarutkan dalam air maka akan
terbentuk asam karbonat (H2CO3) yang dapat menurunkan pH air dan
meningkatkan korosifitas, biasanya bentuk korosinya berupa pitting yang secara
umum reaksinya adalah:
CO2 + H2O → H2CO3
Fe + H2CO3 → FeCO3+H2

2
d. Faktor padatan terlarut
 Klorida (Cl), klorida menyerang lapisan mild steel dan lapisan stainless steel.
Padatan ini menyebabkan terjadinya pitting, crevice corrosion, dan juga
menyebabkan pecahnya alooys.
 Karbonat (CO3), kalsium karbonat sering digunakan sebagai pengontrol korosi
dimana film karbonat diendapkan sebagai lapisan pelindung permukaan metal,
tetapi dalam produksi minyak hal ini cenderung menimbulkan masalah scale.
 Sulfat (SO4), ion sulafat ini biasanya terdapat dalam minyak. Dalam air, ion sulfat
juga ditemukan dalam konsentrasi yang cukup tinggi dan bersifat kontaminan, dan
oleh bakteri SRB sulfat diubah menjadi sulfide yang korosif (Sidiq, 2013).

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Gelas plastik kecil
b. 4 buah paku kecil
2. Bahan
a. Air biasa
b. Minyak goreng

D. Prosedur Kerja
1) Sediakan 4 gelas plastik kecil
2) Masukkan sebuah paku ke dalam gelas plastik ke-1.
3) Masukkan sebuah paku ke dalam gelas plastik ke -2. kemudian tambahkan air
hingga seluruh paku terendam.
4) Masukkan sebuah paku ke dalam gelas plastik ke-3, kemudian tambahkan air
hingga seluruh paku terendam dan tutup gelas plastik.
5) Masukkan sebuah paku ke dalam gelas plastik ke -4. kemudian tambahkan minyak
hingga seluruh paku terendam.
6) Tunggu dan amati selama satu minggu.

E. Hasil Pengamatan

No Gelas plastik yang Berkarat Kondisi zat cair Keterangan


. berisi paku dan setelah satu minggu
1. Tanpa air ( Hanya Ya, sedikit Tidak ada zat cair Korosi
paku)
2. Air biasa Ya Kuning kecoklatan Korosi
3. Air biasa ( ditutup ) Ya Kuning kecoklatan Korosi
4. Minyak Goreng Tidak Kuning Bening Tidak korosi
( Warna minyak )

3
Dokumentasi

Kondisi Paku
Hari Tanpa Air Air Air dan ditutup Minyak Goreng
Ke-1

Ke-2

Ke-3

Ke-4

Ke-5

4
Ke-6

Ke-7

F. Pembahasan
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara
suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-
senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara)
mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat.
Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.n H2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-
merah.
1)  Gelas platik yang  berisi paku
Setelah paku dimasukkan ke dalam gelas platik berisi paku selama satu
minggu terjadi perkaratan tetapi hanya sedikit. Dengan demikian paku tersebut
mengalami korosi.
2) Gelas Plastik yang berisi air biasa dan paku
Setelah paku dimasukkan ke dalam gelas platik berisi air biasa dan paku. s
Selama satu minggu paku menjadi berkarat dan  karatnya ada yang mengelupas
sehingga airnya menjadi kuning kecoklatan. Dengan demikian paku
tersebut  mengalami korosi.
3) Gelas Plastik yang berisi air biasa dan paku kemudian ditutup
Setelah paku dimasukkan ke dalam gelas platik berisi air biasa dan paku
kemudian ditutup. Selama satu minggu paku menjadi berkarat dan  karatnya ada yang
mengelupas sehingga airnya menjadi kuning kecoklatan. Dengan demikian paku
tersebut  mengalami korosi.
4) Gelas Plastik yang berisi minyak goreng dan paku
Setelah paku dimasukkan ke dalam gelas platik berisi minyak dan paku.
Selama satu minggu paku tidak berkarat dan zat cair atau minyak tetap berwarna
kuning bening. Dengan demikian paku tersebut  tidak mengalami korosi.

5
G. Kesimpulan
Paku yang mengalami perkaratan setelah didiamkan selama satu minggu,
maka terjadi korosi. Paku yang mengalami korosi adalah paku yang dimasukkan
kedalam  gelas plastik kosong, air biasa, aquades, air garam, air cuka, dan paku yang
dimasukkan kedalam air mendidih ditambah minyak kelapa.
Sedangkan paku yang tidak mengalami perkaratan setelah didiamkan selama
satu minggu, maka tidak terjadi  korosi. Paku yang tidak mengalami korosi adalah
paku yang dimasukkan kedalam gelas plastik yang berisi kapas dan gamping.
Faktor-faktor yang mempengaruhi korosi adalah oksigen, air dan kelembaban
udara serta zat elektrolit.

H. Daftar Pustaka
Das, Amsori M. 2012.Studi Dampak Korosi Terhadap Material Baja,Vol.12
No.2. Jambi: Universitas Batanghari.
Sidiq, M. Fajar. 2013. Analisa Korosi Dan Pengendaliannya,Vol. 3 No. 1
ISSN :2087-2259.Jawa Tengah: Akademi Perikanan Baruna Slawi.

Anda mungkin juga menyukai