Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam bahasa sehari-hari korosi dikenal dengan perkaratan. Korosi ini sebenarnya
merupakan peristiwa oksidasi logam oleh gas oksigen yang ada di udara membentuk
oksidanya. Proses korosi banyak menimbulkan masalah pada barang-barang yang terbuat dari
besi walaupun logam-logam lain (kecuali logam mulia) dapat juga mengalami korosi. Jadi
jelas korosi dikenal sangat merugikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi/perkaratan pada besi?
2. Bagaimana proses terjadinya perkaratan pada besi?

C. Tujuan Percobaan
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi (karat) besi.
2. Untuk mengetahui paku yang lebih cepat dan banyak perkaratannya.

D. Manfaat Percobaan
1. Dapat mengetahui sifat dari berbagai bahan terhadap besi.
2. Dapat menambah informasi mengenai korosi (karat).
3. Dapat menambah pengetahuan tentang larutan elektrolit.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Korosi
Menurut Roberge, Korosi adalah peristiwa rusaknya logam karena reaksi dengan
lingkungannya, sedangkan menurut Gunaltun, korosi adalah fenomena elektrokimia dan
hanya menyerang logam, Korosiadalah teroksidasinya suatu logam. Korosi adalah kerusakan
atau degradasi logam akibat reaksi dengan lingkungan yang korosif. Korosi dapat juga
diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau
elektrokimia dengan lingkungan.
Dalam kehidupan sehari - hari, besi yang teroksidasi disebut dengan karat dengan rumus
Fe2O3xH2O. Proses perkaratan termasuk proses elektrokimia, di mana logam Fe yang
teroksidasi bertindak sebagai anode dan oksigen yang terlarut dalam air yang ada pada
permukaan besi bertindak sebagai katode.
Reaksi perkaratan:
Anode : Fe Fe2+ + 2 e
Katode : O2 + 2H2O 4e + 4 OH
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu
berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s) Fe2+(aq) + 2e E = +0.44 V
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain besi itu yang bertindak
sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
O2(g) + 2H2O(l) + 4e 4OH-(aq) E = +0.40 V
atau
O2(g) + 4H+(aq) + 4e 2H2O(l) E = +1.23 V
Ion besi (II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III)
yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, Fe2O3 . xH2O, yaitu karat besi. Korosi
Besi memerlukan oksigen dan air.
B. Faktor-Faktor Penyebab Korosi
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang
berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi kemurnian
bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam bahan, teknik
pencampuran bahan dan sebagainya. Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran
udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya.
Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa serta
garam, baik dalam bentuk senyawa maupun anorganik. Penguapan dan pelepasan bahan-
bahan korosif ke udara dapat mempercepat proses korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu
asam atau basa dapat mepercepat proses korosi peralatan elektronik yang ada dalam ruangan
tersebut. Flour, hidrogen fluorida beserta senyawaan-senyawaannya dikenal sebagai bahan
korosif. Dalam industri, bahan ini umumnya dipakai untuk sintesa bahan-bahan organik.
Amoniak (NH3) merupakan bahan kimia yang cukup banyak digunakan dalam kegiatan
industri. Pada suhu dan tekanan normal, bahan ini berada dalam bentuk gas dan sangat mudah
terlepas ke udara. ( Purba, Michael.2007)
C. Proses Terjadinya Korosi
Korosi atau pengkaratan merupakan fenomena kimia pada bahan bahan logam yang
pada dasarnya merupakan reaksi logam menjadi ion pada permukaan logam yang kontak
langsung dengan lingkungan berair dan oksigen. Contoh yang paling umum, yaitu kerusakan
logam besi dengan terbentuknya karat oksida. Dengan demikian, korosi menimbulkan banyak
kerugian. Korosi logam melibatkan proses anodik, yaitu oksidasi logam menjadi ion dengan
melepaskan elektron ke dalam (permukaan) logam dan proses katodik yang mengkonsumsi
electron tersebut dengan laju yang sama. Proses katodik biasanya merupakan reduksi ion
hidrogen atau oksigen dari lingkungan sekitarnya. Untuk contoh korosi logam besi dalam
udara lembab.( Purba, Michale. 2007 )

D. Pencegahan Korosi
Korosi menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi umur berbagai barang atau
bangunan yang menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan
mengubah besi menjadi baja tahan karat (stainless steel). Akan tetapi, proses ini terlalu mahal
untuk kebanyakan penggunaan besi.
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Kemudian, kita ketahui bahwa berbagai jenis
logam dapat melindungi besi terhadap korosi. Cara-cara pencegahan korosi besi yang
aka

1. Mengecat. Jembatan, pagar dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak besi
dengan udara dan air.
2. Melumuri dengan oli atau gemuk. Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin.
Oli dan gemuk mencegah kontak besi dengan air.
3. Dibalut dengan plastik. Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang sepeda
dibalut dengan plastik. Plastik mencegah kontak besi dengan udara dan air.
4. Tin plating (pelapisan dengan timah).
Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan
secara elektrolisis, yang disebut electroplating. Timah tergolong logam yang tahan karat. Besi
yang dilapisi timah tidak mengalami korosi karena tidak ada kontak dengan oksigen (udara)
dan air. Akan tetapi, lapisan timah ada yang rusak, misalnya tergores, maka timah justru
mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi karena potensial reduksi besi lebih
negatif daripada timah. Oleh karena itu, besi yang dilapisi dengan timah akan membentuk
suatu sel elekrokimia dengan besi sebagai anode. Dengan demikian, timah mendorong korosi
besi. Akan tetapi, hal itu justru yang diharapkan, sehingga kaleng-kaleng bekas cepat
hancur.
5. Galvanisasi (pelapisan dengan zink).
Pipa besi, tiang telpon, badan mobil, dan berbagai barang lain dilapisi dengan zink. Berbeda
dengan timah, zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal itu
terjadi karena suatu mekanisme yang disebut dengan perlindungan katode. Oleh karena
potensial reduksi besi lebih positif daripada zink, maka besi yang kontak dengan zink akan
membentuk sel elekrokimia dengan besi sebagai katode. Dengan demikian, besi terlindungi
dan zink yang mengalami oksidasi.
6. Cromium plating (pelapisan dengan kromium). Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan
kromium untuk memberi lapisan pelindung yang mengkilap, misalnya untuk bumper mobil.
Cromium plating juga dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti zink, kromium dapat
memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang rusak
7. Sacrificial protection (pengorbanan anode).
Magnesium adalah logam yang jauh lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada besi.
Jika logam magnesium dikontakkan dengan besi, maka magnesium itu akan berkarat tetapi
besi tidak. Cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah atau
badan kapal laut. Secara periodik, batang magnesium harus diganti.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Alat dan Bahan
Botol mineral bekas
Larutan cuka
Larutan garam
Air panas
Air dingin
Air sumur
10 buah paku

B. Langkah kerja
Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
Beri label masing-masing botol yang telah diisi larutan sesuai nama larutan
Buat 10 botol larutan,lalu masukkan masing-masing 1 buah paku kedalam
laruutan tersebut.
Pisahkan 5 larutan yang telah berisi paku lalu tutup rapat, dan 5 larutan berisi
paku selanjutnya dibiarkan saja terbuka
Amati perubahan atau perkaratan yang terjadi pada paku tersebut kurang lebih
selama 14 hari

C. Tabel dan pembahasan hasil pengamatan


-Wadah terbuka
Nama larutan Perubahan yang terjadi
Air panas Pada air panas dengan wadah terbuka,paku lebih cepat berkarat
dibanding larutan lainnya,yakni pada hari kedua terhitung setelah
paku direndam
Air sumur Reaksi perkaratan pada air sumur dengan wadah terbuka terjadi
bersamaan dengan paku pada air panas,namun perkaratannya lebih
sedikit
Air dingin Paku pada air dingin(es) di wadah terbuka mengalami perkaratan
lebih lambat yakni pada hari ke empat dengan warna karat yang
sedikit
Air cuka Paku pada air cuka mengalami perkaratan paling terakhir yakni pada
hari ke 8 dengan warna karat yang cukup banyak
Air garam Pada air garam,paku berkarat pada hari ke 6 dengan gelembung
gelembunng dan warna karat yang sedikit

-Wadah tertutup
Nama larutan Perubahan yang terjadi
Air panas Pada air panas dengan wadah tertutup,paku berkarat bersamaan
dengan paku air panas ditempat terbuka,tapi jumlah gelembung dan
warna karat lebih sedikit
Air sumur Reaksi perkaratan pada air sumur dengan wadah tertutup terjadi
bersamaan pada paku air sumur ditempat terbuka,namun warna karat
pada air lebih sedikit
Air dingin Paku pada air dingin(es) di wadah tertutup mengalami perkaratan
lebih lambat yakni pada hari ke empat dengan warna karat yanglebih
sedikit disbanding pada tempat terbuka
Air cuka Tidak berkarat,namun mengeluarkan gelembung pada hari ke 14
Air garam Pada air garam,paku berkarat pada hari ke 6 dengan gelembung
gelembunng dan warna karat yang lebih sedikit disbanding temmpat
terbuka
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil percobaan dan pengamatan yang telah dilakukan maka dengan jelas
kita telah memahami mengapa khususnya paku dapat mengalami korosi atau
perkaratan. Faktor yang paling utama adalah udara dan air.
paku yang paling cepat berkarat adalah paku yang di dalam botol yang di isi
air (larutan) tanpa di tutup, karena perkaratan pada paku tersebut di pengaruhi
oleh Oksigen dan Air.
Kemudian dari praktek tersebut di benarkan bahwa salah satu faktor korosi
adanya kontak antara udara dan air.Agar tidak terjadi korosi pada besi jangan
sampai besi terkontaminasi dengan air atau larutan yang dapat menyebabkan
oksidasi sehingga besi dapat berkarat. Jika kita menghindarkan besi dari air, maka
besi tidak dapat bereaksi dengan oksigen yang dapat membuatnya berkarat.

B. Saran
Setiap melakukan praktikum diharapkan untuk dapat memperhatikan prosedur
kerja serta memperhatikan keselamatan kerja. Selain itu, diusahakan untuk
memperbanyak referensi guna memudahkan kita baik dalam melakukan
praktikum maupun dalam penyusunan laporan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

http://meidaolivia9.blogspot.co.id/2014/09/laporan-percobaan-kimia-faktor-
faktor.html
http://yu-mhi.blogspot.co.id/2012/04/faktor-faktor-yang-menyebabkan-
korosi.html
http://my.yoursearch.me/web?q=DEFINISI+KOROSI
http://my.yoursearch.me/web?q=LAPORA+PRAKTIKUM+KOROSI
http://allriseyuliaa.blogspot.co.id/2015/10/laporan-percobaan-korosi-logam-
paku.html

Anda mungkin juga menyukai