Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM KOROSI TERHADAP

PAKU

Kelompok 7
1. Britya Claudia (8)
2. Dilawati (12)
3. Mutiara Viesta (22)
4. Nabila Rezki Noeriman (24)

XII MIPA 4

SMA NEGERI 2 PONTIANAK


PONTIANAK
2021
A. Latar belakang
Korosi atau yang biasa dikenal dengan nama perkaratan sering dijumpai pada pagar
pagar besi ataupun benda sehari-hari yang sering digunakan. Perkaratan merupakan peristiwa
teroksidasinya besi, sehingga besi yang mengalami korosi berubah warna, bau , dan terkadang
berubah bentuk. Perkaratan pada besi juga dapat kita temui pada jembatan-jembatan di jalan
yang menggunakan bahan baku besi. Perkaratan tersebut tentu berbahaya jika lama dibiarkan.
Perkaratan tentu disebabkan oleh beberapa faktor. Tujuan dilakukan percobaan korosi pada
besi adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang memengaruhi proses perkaratan
pada besi.

B. Tinjauan Pustaka
Korosi adalah adalah kerusakan atau kehancuran material akibat adanya reaksi kimia di
sekitar lingkungannya. Secara umum, korosi dibedakan menjadi korosi basah dan korosi
kering. Korosi disebabkan adanya faktor kimia fisika, metalurgi, elektrokimia dan
termodinamika. Korosi dapat digolongkan menjadi delapan, yaitu korosi umum, korosi
galvanik, korosi celah, korosi sumur, korosi batas butir, korosi selektif, korosi erosi, dan
korosi tegangan. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang
paling lazim adalah perkaratan besi.
Perkaratan besi adalah peristiwa teroksidasinya logam besi oleh oksigen yang berasal
dari udara. Proses perkaratan ini termasuk ke dalam peristiwa elektokimia. Korosi pada besi
terjadi karena kontak dengan air. Pada besi tersebut ada yang menjadi anode dan ada yang
menjadi katode.

Berdasarkan nilai potensial reaksinya, besi merupakan logam yang mudah mengalami
korosi. Logam-logam lain yang mempunyai nilai potensial elektrode lebih besar dari 0,4 V
akan sulit mengalami korosi, sebab dengan potensial tersebut akan menghasilkan Eoreaksi < 0
(negatif) ketika kontak dengan oksigen di udara. Logam-logam perak, platina, dan emas
mempunyai potensial elektrode lebih besar dari 0,4 V sehingga sulit mengalami korosi.
Terjadinya korosi bisa berlangsung secara cepat maupun lambat.
Hal itu dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut.
1. Air dan kelembapan udara
Air dan kelembapan udara memegang peranan penting pada proses terjadinya korosi.
Semakin tinggi kadar uap air di sekitar logam, semakin mudah logam mengalami korosi.
Jika logam berada di daerah yang memiliki kadar air rendah, seperti di gurun, proses
terjadinya korosi akan berjalan lebih lambat.
2. Elektrolit
Elektrolit merupakan tempat atau media yang menjadi tempat berlangsungnya
transfer muatan. Hal itu mengakibatkan oksigen di udara lebih mudah mengikat elektron.
Contohnya air hujan yang bersifat asam dan air laut yang bersifat asin mampu menjadi
media pemercepat korosi.
3. Permukaan logam yang tidak rata
Ternyata, bentuk permukaan logam juga berpengaruh pada kecepatan korosi. Logam
yang permukaannya tidak rata akan mudah mengalami korosi. Hal itu diakibatkan oleh
terbentuknya kutub-kutub muatan di permukaan logamnya. Kutub muatan tersebut ada
yang berperan sebagai anoda dan katoda.

4. Terbentuknya sel elektrokimia


Terbentuknya sel elektrokimia dilatarbelakangi oleh adanya dua permukaan logam yang
saling bersinggungan. Jika permukaan logam yang bersinggungan memiliki perbedaan
potensial elektroda, maka akan terbentuk sel elektrokimia. Saat terbentuk sel
elektrokimia, logam dengan potensial elektron lebih rendah akan melepaskan elektron,
sehingga terjadi oksidasi. Oksidasi merupakan penyebab utama korosi.
Pencegahan Korosi dapat dilakukan dengan.
1. Pengecatan
Pengecatan berfungsi untuk melindungi besi dari kontak dengan air dan udara. Cat yang
mengandung timbal dan seng akan lebih melindungi besi terhadap korosi. Pengecatan
harus sempurna karena jika terdapat bagian yang tidak tertutup oleh cat, maka besi di
bawah cat akan terkorosi. Pagar bangunan dan jembatan biasanya dilindungi dari korosi
dengan pengecatan.
2. Dibalut plastik
Plastik mencegah terjadinya kontak besi dengan air dan udara. Peralatan rumah tangga
biasanya dibalut plastik untuk menghindari korosi.
3. Pelapisan dengan krom (Cromium plating)
Krom memberi lapisan pelindung, sehingga besi yang dikrom akan menjadi mengkilap.
Cromium plating dilakukan dengan proses elektrolisis. Krom dapat memberikan
perlindungan meskipun lapisan krom tersebut ada yang rusak. Cara ini umumnya
dilakukan pada kendaraan bermotor, misalnya bumper mobil.
4. Pelapisan dengan timah (Tin plating )
Timah termasuk logam yang tahan karat. Kemasan kaleng dari besi umumnya dilapisi
dengan timah. Proses pelapisan dilakukan secara elektrolisis atau electroplating. Lapisan
timah akan melindungi besi selama lapisan itu masih utuh. Apabila terdapat goresan,
maka timah justru mempercepat proses korosi karena potensial elektrode besi lebih
positif dari timah.
5. Pelapisan dengan seng (Galvanisasi)
Seng dapat melindungi besi meskipun lapisannya ada yang rusak. Hal ini karena
potensial elektrode besi lebih negatif daripada seng, maka besi yang kontak dengan seng
akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katode. Seng akan mengalami
oksidasi sehingga besi akan lebih awet.
6. Pengorbanan anode (Sacrificial Anode)
Perbaikan pipa bawah tanah yang terkorosi mungkin memerlukan perbaikan yang mahal
biayanya. Hal ini dapat diatasi dengan teknik sacrificial anode, yaitu dengan cara
menanamkan logam magnesium kemudian dihubungkan ke pipa besi melalui sebuah
kawat. Logam magnesium itu akan berkarat, sedangkan besi tidak karena magnesium
merupakan logam yang aktif .

C. Alat dan bahan


Alat dan bahan yang kita perlukan untuk percobaan perkaratan pada besi, yaitu :
a. 4 paku besi
b. 4 gelas plastik
c. Air biasa
d. Air garam
e. Minyak goreng
f. Label
g. Pulpen
D. Prosedur kerja
Langkah-langkah melakukan percobaan perkaratan pada besi adalah sebagai berikut.
1. Siapkan gelas, label, serta pulpen. Tulis pada masing masing label minyak goreng, air
biasa, air garam, kosong. Lalu tempelkan di masing-masing gelas yang telah disiapkan.
2. Masukkan minyak goreng, air biasa, serta air garam ke masing masing gelas plastik.
3. Masukkan paku besi yang masih baru kedalam masing masing gelas yang telah berisi
minyak goreng, air biasa, air garam, dan satu gelas kosong.
4. Amati setiap hari paku besi yang ada di dalam gelas plastik selama 5 hari.

E. Data pengamatan

Perlakuan Pengamatan hari ke-


1 2 3 4 5
Air garam - + + ++ ++
Air biasa - + ++ ++ +++
Minyak goreng - - - - -
Kosong - - - - -

Keterangan pengamatan : - = tidak berkarat


+ = sedikit berkarat
++ = berkarat
+++ = sangat berkarat
F. Hasil
Pada praktikum kali ini, dilakukan percobaan korosi pada paku. Diberikan empat
perlakuan yang berbeda pada masing-masing gelas plastik yang berisi paku, yaitu gelas yang
dibiarkan kosong, gelas yang diberi air biasa, gelas yang diberi larutan garam, dan gelas yang
diberi minyak goreng. Setelah di amati selama 5 hari, didapat hasil bahwa paku yang berada
pada gelas berisi air garam dan gelas berisi air biasa mengalami perkaratan. Sedangkan, paku
yang berada pada gelas kosong tidak mengalami perkaratan begitu pula dengan paku yang
berada pada gelas berisi minyak goring. Paku pada air biasa dan air garam mulai mengalami
pekaratan pada hari kedua. Dalam tiga hari selanjutnya, terdapat perbedaan kecepatan dalam
perkaratan paku didalam kedua larutan. Sedangkan pada minyak goreng dan gelas kosong,
paku tidak mengalami perkaratan sama sekali sejak hari pertama sampai hari kelima.

G. Pembahasan
Karat merupakan proses perubahan kimia yang terjadi secara alami dan menyebabkan
korosi atau perusakan pada permukaan logam. Karat mempunyai nama ilmiah, yaitu oksida
besi, yang hanya terjadi pada dua jenis logam, yaitu besi dan baja. Besi yang ada di luar
ruangan dan selalu terpapar oksigen maupun air akan lebih mudah berkarat dibandingkan
dengan besi yang ada di dalam rumah. Ada dua hal yang bisa menyebabkan logam menjadi
berkarat, yaitu udara dan air. Inilah sebabnya, besi yang ada di luar ruangan dan sering
terpapar udara dan air akan lebih mudah berkarat jika dibandingkan dengan besi yang tidak
terkena air dan udara. Akibat dari paparan ini, besi akan berubah warna menjadi kemerahan
atau kecokelatan, yang kita sebut berkarat.
Proses karat ini melibatkan tiga hal, yaitu zat besi, air, dan oksigen. Saat air mengenai
besi, maka air akan tercampur dengan karbon di udara yang kemudian membentuk asam
karbonat. Asam yang terbentuk ini akan membuat zat besi pada logam menjadi larut.
Sedangkan sebagian air akan mulai terurai jadi dua komponen yang berbeda, yaitu hidrogen
dan oksigen. Hidrogen dan oksigen yang tercampur dengan atom pada besi inilah yang
kemudian menyebabkan karat muncul di permukaan besi. Akibat dari proses ini, maka
terbentuklah senyawa kimia baru yang membentuk oksida besi atau karat.
Paku mengalami perkaratan atau korosi saat dimasukkan kedalam gelas plastik yang
berisi larutan garam dan air biasa. Sedangkan jika paku tidak berkarat saat dimasukkan ke
dalam gelas kosong dan gelas berisi minyak, maka paku tidak mengalami korosi. Paku bisa
mengalami korosi karena air biasa dan air garam karena memiliki oksigen yang dipengaruhi
oleh suhu dan tekanan udara. Sedangkan jenis cairan yang lain tidak mengandung oksigen,
sehingga besi tidak bisa bereaksi terhadap cairan tersebut. Pada gelas kosong, tidak terdapat
air yang seharusnya menjadi salah satu penyebab korosi. Minyak tidak menyebabkan korosi
pada paku, karena minyak memiliki tingkat kerapatan yang tinggi sehingga minyak mampu
melindungi besi dari oksigen dan udara yang merupakan faktor penyebab korosi sehingga
korosi tidak terjadi. Minyak sama sekali tidak bereaksi dengan paku, bahkan menghambat
terjadinya korosi. Oksigen, air dan pH rendah (asam), temperatur (suhu), keberadaan
elektrolit dan zar pengotor juga mempengaruhi korosi.

H. Kesimpulan
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi yaitu air dan kelembaban udara,
larutan elektrolit, permukaan benda yang tidak rata, serta terbentuknya sel elektrokimia.
Proses korosi akan terjadi bila zat besi bereaksi dengan air dan oksigen. Oleh sebab itu paku
mengalami korosi saat dimasukkan pada gelas berisi air garam dan air biasa. Sedangkan pada
gelas kosong tidak terjadi korosi. Dan pada minyak menghambat terjadinya korosi.

Anda mungkin juga menyukai