Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN KIMIA

Korosi Besi

Disusun Oleh :

Fabian Ananta H. (10)

Hajijah Zulaikha (14)

Rafi Pradipta (20)

Syafi’a Millati (25)

Kelas : XII IPA 3

Tahun Ajaran 2013 / 2014


Korosi Besi
A. Tujuan
Menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi korosi pada besi

B. Landasan Teori
Korosi dalam istilah sehari-hari kita kenal sebagai peristiwa
perkaratan. Korosi ini sebenarnya Merupakan peristiwa oksidasi logam oleh
gas oksigen yang ada di udara membentuk oksidanya. Korosi adalah
kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi dengan lingkungan yang korosif.
Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena
logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan.
Dalam kehidupan sehari - hari, besi yang teroksidasi disebut dengan
karat dengan rumus Fe2O3·xH2O. Proses perkaratan termasuk proses
elektrokimia, di mana logam Fe yang teroksidasi bertindak sebagai anode dan
oksigen yang terlarut dalam air yang ada pada permukaan besi bertindak
sebagai katode.
Reaksi perkaratan:
Anode : Fe → Fe2+ + 2 e–
Katode : O2 + 2H2O → 4e– + 4 OH–
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian
tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain besi itu yang
bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi. Ion besi (II) yang
terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi (III) yang
kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, Fe2O3 . xH2O, yaitu karat
besi. Korosi Besi memerlukan oksigen dan air.
Besi ( Paku ) yang terkena korosi akan bersifat rapuh dan tidak ada
kekuatan. Ini sangat membahayakan kalau besi tersebut digunakan sebagai
pondasi bangunan atau jembatan. Senyawa karat juga membahayakan
kesehatan, sehingga besi tidak bisa digunakan sebagai alat-alat masak, alat-
alat industri makanan/farmasi/kimia.
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu yang berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari
bahan meliputi kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur
kelumit yang ada dalam bahan, teknik pencampuran bahan dan sebagainya.
Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban,
keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya. Bahan-bahan
korosif (yang dapat menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa serta garam,
baik dalam bentuk senyawa an-organik maupun organik.
Pencegahan besi dari perkaratan bisa dilakukan dengan cara berikut:
1) Proses pelapisan
Besi dilapisi dengan suatu zat yang sukar ditembus oksigen. Hal
ini dilakukan dengan cara dicat atau dilapisi dengan logam yang sukar
teroksidasi. Logam yang digunakan adalah logam yang terletak di
sebelah kanan besi dalam deret volta (potensial reduksi lebih negatif dari
besi). Contohnya: logam perak, emas, platina, timah, dan nikel.
2) Proses katode pelindung (proteksi katodik)
Besi dilindungi dari korosi dengan menempatkan besi sebagai
katode, bukan sebagai anode. Dengan demikian besi dihubungkan
dengan logam lain yang mudah teroksidasi, yaitu logam di sebelah kiri
besi dalam deret volta (logam dengan potensial reduksi lebih positif dari
besi).

C. Alat dan Bahan


1. 5 gelas plastik bening
2. Plastik
3. Karet gelang
4. Paku
5. Amplas
6. Air
7. Bensin
8. NaCl
9. Silica gel
D. Cara Kerja
1. Ambillah 5 buah gelas. Masing-masing gelas diberikan nomer.
2. Sebelum paku digunakan, amplas semua paku terlebih dahulu.
3. Pada gelas 1, isi air secukupnya. Kemudian masukkan paku kedalam gelas 1.
4. Pada gelas 2, masukan paku dan silica gel. Kemudian tutuplah gelas dengan
plastik menggunakan karet gelang.
5. Pada gelas 3, sediakan air yang sudah dipanaskan. Masukkan paku kedalam
gelas, kemudian masukan air panas, lalu bensin. Tutuplah gelas dengan
plastik menggunakan karet gelang.
6. Pada gelas 4, masukan paku kedalam gelas lalu isilah dengan bensin
secukupnya. Tutuplah gelas dengan plastik menggunakan karet gelang.
7. Pada gelas 5, masukan paku kedalam gelas. Isilah dengan larutan NaCl
secukupnya.
8. Amati banyaknya karat yang terjadi selama 3 hari setelah percobaan
dilakukan.

E. Data Pengamatan

Gelas
1 2 3 4 5
Hari
1 ++++ - +++++ - +++
2 ++++ - +++ - ++++
3 ++++ - ++ - +++++
+ : Kadar karat (max. 5)

F. Pembahasan
Gelas I : pada hari ke-1, adanya perubahan pada paku dalam botol I
yang berisi air suling yaitu tampak adanya kadar karat yang cukup banyak
pada paku yang ditandai dengan (++++) yang menunjukkan adanya proses
korosi/perkaratan yang cukup besar. Pada hari ke-2 dan hari ke-3, banyaknya
kadar karat pada paku sama seperti pada hari ke-1.
Gelas II : pada hari ke-1, tidak ada perubahan pada paku dalam botol II
yang berisi silica gel dan ditutup dengan plastik yang menunjukkan tidak
adanya proses korosi/perkaratan. Pada hari ke-2 dan hari ke-3 juga demikian.

Gelas III : pada hari ke-1, adanya perubahan pada paku dalam botol III
yang berisi air suling yang dididihkan, bensin dan ditutup dengan plastik yaitu
tampak adanya kadar karat yang sangat banyak pada paku yang ditandai
dengan (+++++) yang menunjukkan adanya proses korosi/perkaratan yang
sangat besar. Namun, pada hari ke-2, kadar karat pada paku agak berkurang
yang ditandai dengan (+++) yang menunjukkan proses korosi/perkaratan
menurun. Begitu pula dngan hari ke-3, kadar karat pada paku semakin sedikit
yang ditandai dengan (++) yang menunjukkan proses korosi/perkaratan
semakin menurun.

Gelas IV : pada hari ke-1, tidak ada perubahan pada paku dalam botol
IV yang berisi bensin dan ditutup dengan plastik yang menunjukkan tidak
adanya proses korosi/perkaratan. Begitu juga dengan hari ke-2 dan hari ke-3.

Gelas V : pada hari ke-1, ada sedikit perubahan pada paku dalam botol
V yang berisi larutan NaCl yaitu tampak adanya kadar karat yang hanya
sedikit pada paku yang ditandai dengan (+++). Namun pada hari ke-2, adanya
peningkatan kadar karat pada paku yang menjadi cukup banyak yang ditandai
dengan (++++). Begitu juga dengan hari ke-3, proses korosi/perkaratan terus
meningkat sehingga kadar karat pada paku jadi meningkat yang ditandai
dengan (+++++) yang membuktikan adanya proses korosi yang sangat besar.

G. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilaksanakan, dapat ditarik suatu
kesimpulan jika korosi terjadi karena adanya pengaruh lingkungan terhadap
suatu benda, dan adanya beberapa faktor yang menyebabkan korosi terjadi,
adapun faktor-faktor itu adalah :
 Udara (O2) : Korosi terjadi lebih mudah jika suatu logam berekasi
dengan udara disekitarnya, jadi korosi akan lebih cepat terjadi jika
oksigen bereaksi dengan mengoksidasi logam tertentu yang cukup
reaktif, seperti besi (Fe).
 Air : Korosi juga akan terjadi jika pereduksinya adalah air (H2O)

Dari hasil praktikum tersebut kami dapat menyimpulkan bahwa paku


yang tidak mengalami korosi terjadi pada paku dalam gelas B (diisi silica gel
dan ditutup) dan D (diisi bensin dan ditutup) hal ini bisa terjadi karena pada
gelas B, paku tidak berkarat karena adanya silica gel yang bersifat basa dan
menghambat proses korosi. Sedangkan paku pada gelas D juga sulit berkarat
di dalam bensin karena bensin merupakan larutan yang bersifat inert, sehingga
paku terhindar dari proses korosi.

Kemudian dari praktek tersebut dibenarkan bahwa salah satu faktor


korosi adanya kontak antara udara dan air. Agar tidak terjadi korosi pada besi
jangan sampai besi terkontaminasi dengan air atau larutan yang dapat
menyebabkan oksidasi sehingga besi dapat berkarat. Jika kita menghindarkan
besi dari air maupun udara, maka besi tidak dapat bereaksi dengan oksigen
yang dapat membuatnya berkarat.

Anda mungkin juga menyukai