Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN HASIL PERCOBAAN KOROSI PADA BESI

Disusun oleh

Aprilia Maharani

XII IPA 2

SMAN 1 Majalaya
Tahun Pelajaran 2021/2022

Laporan Percobaan Korosi pada Besi 1


Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, bahwasanya atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, kami telah diberikan kesempatan untuk dapat menyelesaikan tugas
penyusunan laporan hasil percobaan korosi pada besi.

Adapun tujuan penyusunan laporan ini, adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menyelesaikan tugas mata pelajaran Kimia. Selain itu, juga untuk mengetahui serta
menambah cakrawala atau wawasan pengetahuan tentang faktor penyebab terjadinya
perkaratan pada besi (korosi). Penyusunan laporan ini juga bermaksud untuk dapat
menyampaikan informasi serta memberikan pemahaman pengetahuan kepada seluruh lapisan
masyarakat tentang penyebab besi berkarat sehingga dapat ditemukan metode untuk
mencegah terjadinya perkaratan.

Namun demikian, penulis dalam hal ini sangat menyadari, bahwa penyusunan laporan ini
masih sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu, ibarat tiada gading yang tak retak, tentunya
masih banyak kekurangan yang terdapat pada diri penulis, dengan segala kerendahan hati dan
segenap kemampuan yang kami miliki, penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya
kepada para pembaca. Teriring harapan, sudilah kiranya para pembaca memberikan kritik
serta saran yang membangun, demi kesempurnaan di masa yang akan datang.

Karawang, 12 November 2021

Laporan Percobaan Korosi pada Besi 2


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Besi merupakan salah satu unsur yang banyak kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya saja pagar dan mesin kendaraan. Tapi sayangnya, alat-alat atau benda dari besi
mudah berkarat. Karat pada besi juga bisa disebut korosi.
Korosi adalah perubahan logam secara fisika maupun kimia akibat hilangnya fungsi
mekanis logam tersebut. Korosi menyebabkan barang-barang berbahan dasar logam tidak
awet dan mudah hancur.

1.2 Tujuan Percobaan


 Mengamati proses korosi pada paku.
 Mengamati faktor-faktor penyebab korosi.

1.3 Rumusan Masalah


 Faktor apa saja yang dapat menyebabkan korosi?
 Bagaimana proses korosi pada besi terjadi?
 Apa faktor yang menyebabkan laju korosi paling cepat?

Laporan Percobaan Korosi pada Besi 3


BAB II

TEORI DASAR

2.1 Pengertian
Korosi adalah perubahan logam secara fisika maupun kimia akibat hilangnya fungsi mekanis
logam tersebut. Logam seperti besi bisa mengalami korosi jika bersentuhan dengan senyawa
asam, air, dan mengalami perubahan suhu dalam jangka waktu yang cukup lama dan secara
terus menerus.

2.2 Terbentuknya Korosi


Proses terjadinya korosi merupakan proses elektrokimia. Elektrokimia adalah proses
terjadinya reaksi redoks (reduksi oksidasi) secara spontan. Contohnya, korosi pada besi akan
membentuk oksida besi (Fe2O3.xH2O). Besi akan teroksidasi oleh oksigen dari udara dan
akan membentuk korosi. Persamaan reaksi yang berlangsung adalah sebagai berikut.

2.3 Faktor-faktor yang Mempercepat Korosi


Terjadinya korosi bisa berlangsung secara cepat maupun lambat. Hal itu dipengaruhi oleh
faktor-faktor berikut.
1. Air dan kelembapan udara
Air dan kelembapan udara memegang peranan penting pada proses terjadinya korosi.
Semakin tinggi kadar uap air di sekitar logam, semakin mudah logam mengalami
korosi. Jika logam berada di daerah yang memiliki kadar air rendah, seperti di gurun,
proses terjadinya korosi akan berjalan lebih lambat. Oleh karena itu, simpanlah besi-
besi di rumahmu di tempat yang kering dan tidak lembap agar besi tidak mudah
berkarat.
2. Elektrolit
Elektrolit merupakan tempat atau media yang menjadi tempat berlangsungnya transfer
muatan. Hal itu mengakibatkan oksigen di udara lebih mudah mengikat elektron.

Laporan Percobaan Korosi pada Besi 4


Contohnya air hujan yang bersifat asam dan air laut yang bersifat asin mampu
menjadi media pemercepat korosi. Tak heran jika besi-besi yang ada di lingkungan
pabrik lebih cepat mengalami korosi karena terkena paparan senyawa asam.
3. Permukaan logam yang tidak rata
Ternyata, bentuk permukaan logam juga berpengaruh pada kecepatan korosi. Logam
yang permukaannya tidak rata akan mudah mengalami korosi. Hal itu diakibatkan
oleh terbentuknya kutub-kutub muatan di permukaan logamnya. Kutub muatan
tersebut ada yang berperan sebagai anoda dan katoda. Jika kamu memiliki logam di
rumah, jangan lupa untuk selalu membersihkannya dan sesekali kondisikan agar
logam bisa tetap licin. Dengan begitu, logam tidak akan mudah mengalami korosi.
4. Terbentuknya sel elektrokimia
Terbentuknya sel elektrokimia ini dilatarbelakangi oleh adanya dua permukaan logam
yang saling bersinggungan. Jika permukaan logam yang bersinggungan memiliki
perbedaan potensial elektroda, maka akan terbentuk sel elektrokimia. Saat terbentuk
sel elektrokimia, logam dengan potensial elektron lebih rendah akan melepaskan
elektron, sehingga terjadi oksidasi. Nah, oksidasi inilah penyebab utama korosi.

2.4 Pencegahan Korosi


1. Usahakan logam tidak mengalami kontak langsung dengan udara luar. Bagaimana caranya?
Dengan membuat lingkungan di sekitar logam bebas oksigen, yaitu mengalirkan gas
karbondioksida.
2. Jika cara pada poin 1 terbilang susah, masih ada nih cara lain, yaitu dengan melakukan
pengecatan. Melalui pengecatan, permukaan logam tidak akan bersinggungan langsung
dengan udara luar yang mengandung oksigen dan uap air. Dengan demikian, logam tidak
akan mudah mengalami korosi.
3. Menggunakan elektroplating, yaitu melapisi permukaan logam secara elektrokimia.
Permukaan logam yang akan dilapisi berperan sebagai katoda, sedangkan pelapisnya—dalam
hal ini logam lain—berperan sebagai anoda. Contoh elektroplating ini bisa kamu lihat di
badan mobil. Sebenarnya, badan mobil itu terbuat dari besi atau baja. Pernahkah kamu lihat
badan mobil berkarat? Tentu tidak ya. Hal itu karena badan mobil sudah dilapisi dengan
logam lain, yaitu krom, sehingga terlihat lebih indah dan mengilap.
4. Pengorbanan anoda atau perlindungan katoda, yaitu cara untuk mencegah korosi dengan cara
mencegah terbentuknya sel elektrokimia. Perlindungan katoda atau pengorbanan anoda
dilakukan dengan cara menyambungkan logam yang akan dilapisi dengan logam yang

Laporan Percobaan Korosi pada Besi 5


memiliki potensial elektroda lebih kecil. Logam dengan potensial elektroda lebih kecil
berperan sebagai anoda yang nantinya akan mengalami reaksi oksidasi (logam yang akan
terkorosi). Selama logam pelapis atau anodanya masih ada, logam yang dilapisi (katoda)
tidak akan mengalami korosi. Itulah mengapa reaksi ini disebut pengorbanan anoda atau
perlindungan katoda.
5. Membuat paduan (alloy) dengan cara mencampurkan besi dengan logam lain yang tahan
korosi seperti nikel atau krom. Campuran ini dikenal sebagai baja stainless.

Laporan Percobaan Korosi pada Besi 6


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


1. Alat:
 6 buah botol kecil
 6 Paku ukuran 5cm/bebas, dengan catatan seragam
 Kain lap
 Kamera
2. Bahan:
 Air Suling
 Larutan Garam
 Minyak Goreng
 Kapas

3.2 Langkah Kerja


1. Siapkan 6 buah botol kecil dan 6 buah paku yang sudah dilap hingga hilang
pelapisnya.
2. Beri label 1,2,3,4,5, dan 6 pada setiap botol.
3. Botol 1 diisi paku dan larutan garam.
4. Botol 2 diisi paku dan air.
5. Botol 3 diisi paku dan air, kemudian ditutup.
6. Botol 4 diisi paku, air, dan minyak goreng, kemudian ditutup.
7. Botol 5 diisi paku dengan kapas.
8. Botol 6 diisi paku.
9. Simpan botol tersebut selama ±7 hari di tempat yang sirkulasi udaranya bagus dan
tidak terkena cahaya matahari langsung.
10. Amati perubahan yang terjadi pada paku-paku tersebut dan ambil gambar/foto setiap
perubahan yang terjadi.
11. Buat Kesimpulan dari percobaan yang dilakukan.

Laporan Percobaan Korosi pada Besi 7


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Tabel 1 Hasil penelitian

Gelas/Hari Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5 Ke-6 Ke-7


A + ++ +++ ++++ +++++ ++++++ +++++++
B + + ++ ++ +++ +++ ++++
C + + + ++ ++ +++ +++
D + + + ++ ++ +++ +++
E - - - - - - -
F - - - - - - +

Keterangan.
A: Paku dan larutan NaCl.
B: Paku dan air.
C: Paku dan air kemudian ditutup.
D: Paku, air suling, dan minyak kemudian ditutup.
E: Paku dan kapas.
F: Paku.
(+): Berkarat.
(-): Tidak berkarat.

Laporan Percobaan Korosi pada Besi 8


a). Penelitian hari kedua

b). penelitian hari ketiga

c). Penelitian hari keempat

Laporan Percobaan Korosi pada Besi 9


d). Penelitian hari keenam

e). Penelitian hari ketujuh

Laporan Percobaan Korosi pada Besi 10


4.2 Pembahasan
Hari pertama percobaan masih belum terlihat percobaan yang signifikan. Namun, paku di
beberapa gelas sudah mulai berkarat.
Hari kedua percobaan, korosi pada paku A semakin terlihat. Sedangkan paku B, C, dan D
intensitas karatnya lebih sedikit daripada paku A. Paku E dan F masih belum berkarat. Oleh
karena paku A, B, C, dan D berada dalam larutan, karat pada paku ikut dalam larutan.
Sehingga larutan terlihat agak keruh.
Hari ketiga percobaan, paku A dan B semakin berkarat dengan intensitas karat paling tinggi
pada paku A. Sedangkan intensitas korosi pada paku C dan D belum terlihat meningkat.
Begitu pula dengan paku E dan F yang masih belum berkarat. Sementara larutan paku A dan
B semakin mengeruh, larutan paku C dan D masih sama seperti hari sebelumnya.
Hari keempat percobaan, laju perkaratan pada paku A semakin cepat, larutan juga nampak
semakin keruh. Paku B hanya sedikit mengalami kenaikan intensitas karat. Paku C dan D
sudah mengalami lebih banyak perkaratan dari hari pertama. Namun, psku E dan F masih
belum mengalami proses korosi.
Hari kelima percobaan, dengan laju perkaratan yang dimiliki paku A, paku A mengalami
perubahan yang sangat signifikan dari hari pertama. Paku B juga mengalami perubahan dari
hari ketiga dan keempat. Perkaratan lambat terjadi pada paku C dan D sehingga paku masih
terlihat sama seperti hari sebelumnya. Perkaratan sangat lambat terjadi pada paku E dan F,
karena hingga hari kelima paku E dan F masih belum berkarat.
Hari keenam percobaan. Paku A semakin berwarna coklat kemerahan, partikel karatnya
terlihat memenuhi dasar gelas. Larutan paku B juga sudah sangat keruh, itu artinya paku B
sudah mengalami proses korosi yang cukup lama, begitu juga dengan paku C dan D.
Sedangkan, paku E dan F belum mengalami korosi sama sekali.
Hari ketujuh percobaan. Larutan paku A sudah sangat pekat, intensias karat pada paku A
sudah sangat tinggi. Begitu pula dengan paku B, C, Dan D, walaupun perkaratan berjalan
lebih lambat dari paku A, paku B, C, dan D juga mengalami perubahan menjadi coklat
kemerahan. Ada sesuatu yang baru muncul pada paku F, yaitu timbul bercak kehitaan pada
paku F. Itu tandanya paku F mulai mengalami korosi. Sedangkan, paku E, karena tidak
medapatkan oksigen yang cukup, maka pakunya belum berkarat sedikitpun.

Laporan Percobaan Korosi pada Besi 11


BAB V
KESIMPULAN

Korosi adalah perubahan logam secara fisika maupun kimia akibat hilangnya fungsi mekanis
logam tersebut. Logam seperti besi bisa mengalami korosi jika bersentuhan dengan senyawa
asam, air, dan mengalami perubahan suhu dalam jangka waktu yang cukup lama dan secara
terus menerus.
Pada percobaan kali ini, faktor yang menyebabkan laju korosi tercepat adalah larutan NaCl
(elektrolit). Dengan urutan sebagai berikut.
1. Paku dan larutan NaCl.
2. Paku dan air.
3. Paku, air dan wadah tertutup.
4. Paku, air suling, minyak, dan wadah tertutup.
5. Paku.
6. Paku dan kapas.

Laporan Percobaan Korosi pada Besi 12

Anda mungkin juga menyukai