Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KIMIA

PRAKTIKUM KOROSI PADA PAKU

Nama Kelompok :
Ananda Rizky Dian Sevira (03)
Aria Alvanza Angzola Adi (05)
Elvina Dinanta (14)
M Asyraf Maheswara Rajendra A (25)

SMA DHARMA WANITA SURABAYA


2022- 2023

i
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan puji & puji syukur atas rahmat dan ridho Allah SWT,
karena tanpa rahmat dan ridho nya kita tidak dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Percobaan Korosi Pada Paku ini dengan baik dan selesai tepat waktu.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas guru pada
bidang studi kimia. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
hasil percobaan korosi pada paku bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Kastin, S.Si, S.Pd selaku guru pembimbing mata pelajaran kimia yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan lebih terkait
salah satu teori kimia
2. Teman-teman satu kelompok yang telah berpartisipasi dalam percobaan korosi dalam
jangka waktu kurang lebih satu bulan
3. Ibu Nadya Kisrina Alycia, S. Or selaku wali kelas yang memberi dukungan penuh atas
tugas kimia yang telah diberikan guru pembimbing.

Saya menyadari bahwa makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Surabaya, 13 Oktober 2022

Penulis

i
Daftar isi
Kata Pengantar
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................................1
B. Tujuan ..........................................................................................................................1
C. Manfaat ........................................................................................................................1
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Teori Korosi ..............................................................................................2
B. Faktor penyebab terjadinya Korosi ..............................................................................2
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Percobaan .......................................................................................................3
B. Alat dan Bahan ............................................................................................................3
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pembahasan .................................................................................................................4
B. Analisis Data Percoban Korosi ....................................................................................5
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................................................7
B. Saran ............................................................................................................................7
BAB VI LAMPIRAN (Dokumentasi Kegiatan)....................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menjumpai penggunaan besi, misalnya
untuk membangun jembatan, kendaraan dan gedung. Disisi lain, kita ketahui bahwa besi
sangat mudah mengalami korosi atau biasa disebut berkrat. Perkaratan (korosi) besi
banyak menimbulkan kerugian karena sifat mudah rapuh yang dimiliki oleh besi berkarat.
Akibatnya bangunan keropos dan tidak dapat digunakan kembali jika besi yang
digunakan untuk membangunnya sudah berkarat. Sebenarnya korosi merupakan reaksi
redoks antara logam dan lingkungannya sehingga dihasilkan senyawa-senyawa yang
tidak dikehendaki.
Pada peristiwa perkaratan, besi teroksidasi oleh oksigen yang ada di udara.
Perkaratan dapat dipercepat dengan adanya air. Itulah sebabnya, rumus kimia karat besi
adalah Fe2O3.XH2O. warna karat besi jauh berbeda dengan besi mengkilap, yaitu warna
coklat kemerahan. Karat besi sangat berpori dan selalu mengelupas sehingga perkaratan
dapat terjadi terus menerus. Oleh karena ini perlu dilakukannya praktikum ini.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut adapun rumusan masalah, sebagai berikut.
1. Bagaimana cara pencegahan korosi pada paku?
2. Bagaimana proses perkaratan paku di berbagai perlakuan?
3. Apasaja faktor yang mempengaruhi korosi pada paku

C. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan percobaan korosi sebagai berikut.
1. Mengetahui proses perkaratan paku dengan berbagai perlakuan.
2. Mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan paku mengalami korosi.
3. Mengetahui cara pencegahan korosi pada paku.

1
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Teori Korosi
Korosi adalah kerusakan atau kehancuran material akibat adanya reaksi kimia di
sekitar lingkungannya. Secara umum, korosi dibedakan menjadi korosi basah dan korosi
kering. Korosi disebabkan adanya faktor kimia fisika, metalurgi, elektrokimia dan
termodinamika. Korosi dapat digolongkan menjadi delapan, yaitu korosi umum, korosi
galvanik, korosi celah, korosi sumur, korosi batas butir, korosi selektif, korosi erosi, dan
korosi tegangan.[1] Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi
yang paling lazim adalah perkaratan besi. Atau bisa diartikan dengan Korosi adalah
perubahan logam secara fisika maupun kimia akibat hilangnya fungsi mekanis logam
tersebut. Logam seperti besi bisa mengalami korosi jika bersentuhan dengan senyawa
asam, air, dan mengalami perubahan suhu dalam jangka waktu yang cukup lama dan
secara terus menerus.
Proses terjadinya korosi merupakan proses elektrokimia. Elektrokimia adalah
proses terjadinya reaksi redoks (reduksi oksidasi) secara spontan. Contohnya, korosi pada
besi akan membentuk oksida besi (Fe2O3.xH2O). Besi akan teroksidasi oleh oksigen dari
udara dan akan membentuk korosi.

B. Faktor Penyebab Terjadinya Korosi


Adapun faktor penyebab korosi atau suatu hal yang mempercepat korosi
1. Air dan kelembaban udara
Dilihat dari reaksi yang terjadi pada proses korosi, air merupakan salah satu
faktor penting untuk berlangsungnya korosi. Udara lembab yang banyak mengandung
uap air akan mempercepat berlangsungnya proses korosi.
2. Elektrolit
Elektrolit (asam atau garam) merupakan media yang baik untuk terjadinya
transfer muatan. Hal ini mengakibatkan elektron lebih mudah untuk diikat oleh
oksigen di udara. Air hujan banyak mengandung asam, sedangkan air laut banyak
mengandung garam. Oleh karena itu air hujan dan air laut merupakan penyebab
korosi yang utama.
3. Permukaan logam yang tidak rata
Permukaan logam yang tidak rata memudahkan terjadinya kutub-kutub
muatan, yang akhirnya akan berperan sebagai anode dan katode. Permukaan logam
yang licin dan bersih akan menyebabkan korosi sulit terjadi, sebab kutub-kutub yang
akan bertindak sebagai anode dan katode sulit terbentuk.

2
4. Terbentuknya sel elektrokimia
Jika dua logam yang berbeda potensial bersinggungan pada lingkungan berair
atau lembab, dapat terbentuk sel elektrokimia secara langsung. Logam yang
potensialnya lebih rendah akan segera melepaskan elektron ketika bersentuhan
dengan logam yang potensialnya lebih tinggi, serta akan mengalami oksidasi oleh
oksigen dari udara. Hal tersebut mengakibatkan korosi lebih cepat terjadi pada logam
yang potensialnya rendah, sedangkan logam yang potensialnya tinggi justru lebih
awet. Sebagai contoh, paku keling yang terbuat dari tembaga untuk menyambung besi
akan menyebabkan besi di sekitar paku keling tersebut berkarat lebih cepat.

3
BAB III
LANDASAN TEORI
A. Metode Percobaan
1. Beri tanda berbeda A, B, C, D, E dan F pada masing-masing gelas plastik
2. Masukkan air biasa pada gelas A, air panas pada gelas B, larutan asam cuka
pada gelas C, larutan garam pada gelas D, dan biarkan gelas E dan F kosong
3. Masukkan paku pada masing-masing gelas, dengan setiap gelas berisi 1 paku
4. Tutup gelas F dengan plastic wrap
5. Amati dan catat perubahan selama 1 minggu

B. Alat dan Bahan

Alat Bahan
6 gelas aqua Paku
6 buah paku besi Aquades
1 lembar plastic Air
1 gelang karet Larutan asam cuka
Larutan natrium klorida

4
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
Pada praktikum kali ini, dilakukan percobaan korosi pada paku. Diberikan
enam perlakuan yang berbeda pada masing-masing gelas plastik yang berisi
paku, yaitu gelas yang dibiarkan kosong terbuka, gelas yang dibiarkan kosong
tertutup, gelas yang diberi air biasa, gelas yang diberi air panas, gelas yang
diberi larutan garam, dan gelas yang diberi larutan cuka.

Dari hasil pengamatan selama 7 hari, didapatkan pada pada medium


gelas plastik yang diberi air biasa pada hari pertama dan kedua tidak terjadi
korosi. Namun pada hari ketiga mulai terlihat sedikit korosi pada paku, dan korosi
bertambah banyak dimulai pada hari keenam. Pada gelas plastik kedua diberi air
panas, tidak terjadi korosi pada hari pertama. Namun pada hari kedua mulai
terbentuk korosi, dan pada hari ketiga korosi bertambah banyak hingga hari
ketujuh. Pada gelas plastik ketiga dimasukkan larutan asam cuka. Tidak terjadi
korosi pada hari pertama hingga hari ketiga. Lalu setelah hari keempat mulai
terjadi korosi, namun korosi yang ditimbulkan tidak banyak hingga hari keenam
dan pada hari ketujuh korosi bertambah banyak melingkupi hampir semua sisi
paku.

Pada gelas plastik keempat dimasukkan larutan garam, sama seperti


gelas sebelumnya pada hari pertama tidak terjadi perubahan. Pada hari kedua
mulai terjadi korosi dan korosi tidak terlalu bertambah hingga hari ketujuh. Pada
gelas plastik kelima gelas dibiarkan kosong terbuka tidak terjadi korosi pada
paku dari hari pertama hingga hari ketujuh. Dan pada gelas plastik terakhir
diberikan perlakuan yang sama pada gelas kelima namun yang membedakan
adalah gelas plastik ini ditutup dengan menggunakan plastik wrap. Pada medium
ini tidak terjadi korosi pada paku hingga heri ketujuh.

Dari perlakuan berbeda yang diberikan pada paku, dapat dibandingkan


pada gelas plastik kelima dan keenam yang dibiarkan kosong namun yang
membedakan adalah gelas keenam diberi tutup pada kedua perlakuaan ini tidak
terjadi korosi. Pada baku yang terkena air diberi perbedaan air biasa dan air
panas. Paku yang diberi medium air panas lebih mudah mengalami korosi hal ini
sesuai dengan teori. Kemudian paku yang diberi larutan cuka dan larutan garam
sama-sama terjadi korosi.

5
B. Data Hasil

No Jenis Perlakuan Hasil pengamatan (hari ke-)


1 2 3 4 5 6 7
1 Biasa Tanpa tutup 0 0 0 0 0 0 0
Tutup 0 0 0 0 0 0 0
2 Kapas Tanpa tutup 0 0 0 0 0 0 0
Tutup 0 0 0 0 0 0 0
3 Air Tanpa tutup 0 3 3 3 3 3 3
Tutup 0 3 3 3 3 3 3
4 Air Tanpa tutup 1 2 2 3 3 3 3
garam
Tutup 1 2 2 3 3 3 3
5 Minyak Tanpa tutup 2 2 2 2 2 2 2
Tutup 2 2 2 2 2 2 2

Keterangan
Angka 0-3 adalah tolak ukur suatu paku yang berkarat dimana 0 tidak berkarat sama
sekali dan 3 berkarat.

6
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa :

1. Korosi adalah reaksi pada logam menjadi ion pada permukaan logam yang
terkontak langsung pada penyebab korosi seperti oksigen, lingkungan berair
serta faktor kepada pelarut.
2. Agar tidak terjadi korosi pada besi jangan sampai besi terkontaminasi dengan
air atau larutan yang dapat menyebabkan oksidasi sehingga besi dapat
berkarat. Jika kita menghindarkan besi dari air, maka besi tidak dapat bereaksi
dengan oksigen yang  dapat membuatnya berkarat.

B. Saran
1. Lakukan percobaan dengan langkah kerja yang lain.
2. Penutupan gelas yang baik sehingga tanpa ada celah untuk masuknya oksigen.
3. Lakukan pencacatan data setiap hari secara berurut-urutan dengan waktu yang sama.

7
BAB VI
LAMPIRAN

8
9
10
11

Anda mungkin juga menyukai