Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENELITIAN

KOROSI PADA BESI AKIBAT LINGKUNGANNYA

XII IPA 1
ANGGOTA KELOMPOK:

1. Alifah Kamila (3)


2. Assyifa Rahmah Putria Dema (6)
3. Fauzan Azhima Hafni (13)
4. Ibtisamah Adelia Zahirah Nasution (17)
5. Ihsan Tirta Athallah (18)
6. Teraya Dewiayus Khasturi (34)

SMA NEGERI 1 BUKITTINGGI


TP. 2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya,
sehingga laporan penelitian mengenai faktor yang memengaruhi perkembangan dan pertumbuhan ini
dapat disusun sebaik mungkin. Shalawat beriringan salam selalu peneliti curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, teladan semua umat.

Adapun peneliti ucapkan kepada Ibu Afdini, S.Si, selaku guru mata pelajaran kimia yang
telah membimbing peneliti dan memberikan ilmu yang cukup untuk menyusun laporan yang berjudul
“Korosi pada Besi Akibat Lingkungannya” dapat diselesaikan dengan baik. Harapan peneliti agar
laporan ini dapat memberi manfaat bagi peneliti dan pembaca. Meskipun masih banyak kekurangan
dalam perumusannya, peneliti memiliki harapan yang besar agar laporan ini dapat mendatangkan
manfaat yang diinginkan.

Peneliti sadar bahwa kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT semata. Ada kiranya apabila
terdapat beberapa kesalahan. Oleh karena itu peneliti memohonkan kritik dan saran yang dapat
senantiasa membantu peneliti dalam merumuskan dan menyusun laporan penelitian atau karya ilmiah
lainnya di masa depan kelak.

Bukittinggi, 11 Oktober 2023

Kelompok peneliti

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................2
BAB I: PENDAHULUAN.......................................................................................................................4
1. LATAR BELAKANG.................................................................................................................4
2. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................................4
3. TUJUAN PENELITIAN..............................................................................................................4
4. MANFAAT PENELITIAN.........................................................................................................4
BAB II: KAJIAN PUSTAKA..................................................................................................................5
1. PENGERTIAN KOROSI............................................................................................................6
2. FAKTOR PENYEBAB KOROSI...............................................................................................6
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN...............................................................................................6
1. ALAT DAN BAHAN PENELITIAN..........................................................................................6
2. METODE PENILITIAN..............................................................................................................7
3. HIPOTESIS PENELITIAN.........................................................................................................7
4. HASIL PENELITIAN.................................................................................................................7
5. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN.....................................................................................8
6. DOKUMENTASI........................................................................................................................9
BAB IV: PENUTUP..............................................................................................................................10
1. KESIMPULAN..........................................................................................................................10
2. SARAN......................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................11

3
BAB I: PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Korosi adalah penurunan sifat suatu logam akibat reaksi kimia antara paduan logam atau
logam dengan lingkungannya (Jones, 1991). Hal ini tentu sangat berpengaruh kepada kehidupan
manusia di masa modern ini. Logam umumnya liat—yaitu dapat ditempa atau ditekan permanen
hingga berubah bentuk tanpa patah atau retak—dan juga fusibel (bisa dilelehkan) dan ulet (dapat
ditarik hingga membentuk kawat halus). Sehingga, logam merupakan salah satu material terpenting
dalam perkembangan teknologi manusia.

Logam digunakan dalam banyak sektor kehidupan modern, mulai dari alat-alat industry
hingga peralatan rumah tangga banyak yang menggunakan bahan logam. Namun, korosi tidak dapat
dihindari kebanyakan logam, kecepatan korosi ini beragam bergantung pada kondisi logam dan
lingkungannya.

Untuk memahami efek-efek dari perbedaan lingkungan dan kondisi logam kepada korosi,
perlu dipahami hal-hal penting yang berkontribusi kepada korosi logam. Oleh karena itu, peneliti
bertugas untuk mengamati laju korosi logam berdasarkan kondisinya.

2. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang yang telah dicantmkan sebelumnya, dapat ditarik beberapa pertanyaan
yang dapat mewakili permasalahan yang muncul, yaitu:

a) Apa itu korosi?


b) Apa saja yang berkontribusi pada korosi?
c) Bagaimana kondisi logam yang terpapar kepada lingkunggan yang berbeda?

3. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Mengidentifikasi zat apa yang palin cepat menyebabkan korosi terhadap besi.
b) Mencari tahu faktor yang menyebabkan korosi.

4. MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:

a) Sebagai pemenuhan tugas biologi yang diberikan dalam sub-bab “Korosi”.


b) Memberikan ilmu yang bermanfaat bagi pembaca.
c) Sebagai pengalaman bagi tim peneliti dalam melakukan penelitian dan menyusun laporan hasil
penelitian.
d) Menambah wawasan yang berharga bagi peneliti maupun pembaca.

4
BAB II: KAJIAN PUSTAKA

1. PENGERTIAN KOROSI

Korosi merupakan kerusakan pada benda, khususnya logam, yang terjadi akibat
kontak langsung dengan lingkungan (oksigen dan air) yang dapat memperburuk tampilan dan kualitas.
Berdasarkan nilai potensial reaksinya, besi merupakan logam yang mudah mengalami korosi.
Logam-logam lain yang mempunyai nilai potensial elektrode lebih besar dari 0,4 V akan sulit
mengalami korosi, sebab dengan potensial tersebut akan menghasilkan Eoreaksi < 0 (negatif) ketika
kontak dengan oksigen di udara. Logam-logam perak, platina, dan emas mempunyai potensial
elektrode lebih besar dari 0,4 V sehingga sulit mengalami korosi.

2. FAKTOR PENYEBAB KOROSI

1. Air dan kelembaban udara

Dilihat dari reaksi yang terjadi pada proses korosi, air merupakan salah satu faktor
penting untuk berlangsungnya korosi. Udara lembab yang banyak mengandung uap air akan
mempercepat berlangsungnya proses korosi.

2. Elektrolit

Elektrolit (asam atau garam) merupakan media yang baik untuk terjadinya transfer
muatan. Hal ini mengakibatkan elektron lebih mudah untuk diikat oleh oksigen di udara. Air
hujan banyak mengandung asam, sedangkan air laut banyak mengandung garam. Oleh karena
itu air hujan dan air laut merupakan penyebab korosi yang utama.

3. Permukaan logam yang tidak rata

Permukaan logam yang tidak rata memudahkan terjadinya kutub-kutub muatan, yang
akhirnya akan berperan sebagai anode dan katode. Permukaan logam yang licin dan bersih
akan menyebabkan korosi sulit terjadi, sebab kutub-kutub yang akan bertindak sebagai anode
dan katode sulit terbentuk.

4. Terbentuknya sel elektrokimia

Jika dua logam yang berbeda potensial bersinggungan pada lingkungan berair atau
lembab, dapat terbentuk sel elektrokimia secara langsung. Logam yang potensialnya lebih
rendah akan segera melepaskan elektron ketika bersentuhan dengan logam yang potensialnya
lebih tinggi, serta akan mengalami oksidasi oleh oksigen dari udara. Hal tersebut
mengakibatkan korosi lebih cepat terjadi pada logam yang potensialnya rendah, sedangkan
logam yang potensialnya tinggi justru lebih awet. Sebagai contoh, paku keling yang terbuat
dari tembaga untuk menyambung besi akan menyebabkan besi di sekitar paku keling tersebut
berkarat lebih cepat.

5
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN

1. ALAT DAN BAHAN PENELITIAN


A. ALAT:
1) 7 buah gelas plastik
2) Karet gelang
3) Lakban bening
4) Amplas

B. BAHAN:
1) Plastik untuk menutup gelas
2) 7 paku besi
3) Minyak tanah
4) Minyak goring
5) Cuka
6) Kapas
7) Silika gel
8) Air

2. METODE PENILITIAN

1) Siapkan 7 buah gelas plastik yang diberi tanda A, B, C, D, E, F dan G menggunakan


label/spidol permanen.
2) Sebelum memasukkan paku kedalam masing-masing gelas plastik, ampelas paku terlebih
dahulu untuk menghilangkan seng.
3) Kosongkan gelas plastik A lalu masukkan 1 buah paku.
4) Masukkan paku ke dalam gelas plastik B, lalu tutup rapat dengan plastik yang diikat
dengan karet gelang.
5) Masukkan air murni dan paku ke dalam gelas plastik C, lalu tutup rapat dengan plastik
yang diikat dengan karet gelang.
6) Masukkan larutan asam cuka dapur dan paku ke dalam gelas plastik D, lalu tutup rapat
dengan plastik yang diikat dengan karet gelang.
7) Masukkan minyak goreng dan paku ke dalam gelas plastik E, lalu tutup rapat dengan
plastik atau boleh juga dalam keadaan terbuka.
8) Masukkan minyak tanah dan paku ke dalam gelas plastik F, lalu tutup rapat dengan
plastik yang diikat dengan karet gelang.
9) Masukkan larutan garam atau silika gel+kapas dan paku ke dalam gelas plastik G, lalu
tutup rapat dengan plastik yang diikat dengan karet gelang
10) Diamkan selama 7 hari dan amati perubahan yang terjadi.

3. HIPOTESIS PENELITIAN

Diduga bahwa terdapat perbedaan tingkat dan laju korosi pada setiap perlakuan berbeda
terhadap paku besi, semakin banyak terpapar oleh kelembapan dan oksigen, besi akan semakin
merasakan korosi. Dalam penelitian ini, kami menduga bahwa paku yang disimpan ketat dengan
udara tidak akan mengalami korosi.

6
4. HASIL PENELITIAN

Setelah diamati selama 7 hari, didapatkan hasil sebagai berikut:

Gelas Hari ke-0 Hari ke-3 Hari ke-7


Tingkat Tingkat Tingkat
Pengaratan Pengaratan Pengaratan
A 0 0 2
B 0 0 0
C 0 5 9
D 0 4 8
E 0 0 1
F 0 1 2
G 0 6 9
Keterangan tingkat pengaratan: 0=tidak berkarat, 10=Sangat berkarat

Keterangan gelas: A=Udara terbuka; B=Udara tertutup; C=Air; D=Cuka;


E=Minyak goreng; F=Minyak tanah; G=Larutan garam

5. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan tingkat pengaratan yang terjadi pada paku besi.
Secara rinci berikut adalah pembahasan hasil:

1. Gelas A
Pada gelas A, perlakuan yang dialami oleh paku adalah paparan terhadap udara terbuka. Dari hasil
pengamatan, dapat diketahui bahwa paku besi sedikit mengkarat. Hal ini dikarenakan paku besi
mengalami kontak langsung dengan oksigen yang ada di udara sehingga mendorong terjadinya
korosi. Namun, oksigen ini hanya sedikit mendorong terjadi korosi.

2. Gelas B
Pada gelas B, paku besi diletakkan pada ruangan tertutup. Hal ini menyebabkan paku terpapar
udara dengan kadar oksigen yang terbatas. Sehingga, tidak ada faktor yang dapat mendorong
terjadinya korosi dan paku tidak mengalami pengaratan.

3. Gelas C
Pada gelas C, paku besi direndam dalam air murni. Dilihat dari table bahwa paku sangat berkarat
setelah 7 hari. Hal ini terjadi karena air dan udara lembab akibat penguapan merupakan salah satu
faktor yang besar dalam mendorong korosi. Air merupakan senyawa dengan rumus H 2O, sehingga
mengandung banyak oksigen. Permukaan besi yang mengalami kontak dengan air (H2O)
merupakan bagian besi yang berperan sebagai anoda. Oksigen dalam air melakukan oksidasi pada
logam besi sehingga membentuk ion Fe2+. Kemudian elektron bergerak ke permukaan logam
besi lainnya yang bertindak sebagai katoda. Elektron pada katoda tersebut mereduksi oksigen
pada besi. Hasil oksidasi tersebut akan membentuk lapisan oksida besi (Fe2O3.H2O) yang
bersifat merusak, berpori, dan rapuh, yang kita kenal sebagai karat besi.

4. Gelas D
Pada gelas D, paku direndam di dalam cuka. Cuka merupakan larutan yang bersifat asam dimana
pHnya dibawah 7. Kondisi asam yakni ketika kandungan pH < 7 akan mempercepat korosi karena
dapat menimbulkan reaksi reduksi tambahan yang berlangsung pada katode. Hal ini menyebabkan

7
lebih banyak atom yang teroksidasi dan dapat menjadi penyebab korosi pada logam karena
elektron lebih mudah untuk diikat oleh oksigen di udara.

5. Gelas E
Pada gelas E, paku besi direndam dalam minyak goreng, terjadi sedikit korosi. Hal ini disbebakan
minyak goreng merupakan cairan yang kental dan tidak mengandung oksigen. Pada kondisi
normal dimana tidak ada kadar oksigen yang terperangkap dalam minyak goreng, maka
seharusnya tidak terjadi korosi. Namun dalam percobaan kami, terdapat sedikit oksigen yang
dapat menyebabkan korosi walaupun hanya sedikit.

6. Gelas F
Pada gelas F, paku besi direndam di dalam minyak tanah sehingga mengalami sedikit korosi.
Sama halnya dengan minyak goreng, minyak tanah yang cukup kental dan tidak mengandung
oksigen, sulit terjadi korosi pada paku. Namun karena tidak tertutup kemungkinan terdapat
oksigen yang terperangkap ketika memasukkan paku, terjadi sedikit korosi dalam percobaan
kami.

7. Gelas G
Pada gelas G, paku besi direndam dalam larutan garam sehingga terjadi banyak pengaratan pada
paku. Hal ini dikarenakan larutan garam yang merupakan larutan elektrolit kuat sehingga
mempercepat terjadinya transfer elektron pada besi dan mendorong terjadinya korosi.

6. DOKUMENTASI
Setelah 7 hari:

GELAS A GELAS B GELAS C

8
GELAS D GELAS E GELAS F GELAS G

9
BAB IV: PENUTUP

1. KESIMPULAN

Dari penelitian yang dilakukan, ditarik kesimpulan bahwa:

a. Korosi dapat terjadi akibat beberapa faktor yakni terpapar air dan kelembapan, zat
elektrolit, permukaan paku yang tidak rata, serta pemebentukan sel elektrokimia.
b. Korosi pada besi dalam percobaan kami terjadi sangat besar kepada paku yang direndam
dalam air, cuka, dan larutan garam.
c. Sedangkan korosi dapat terjadi degan laju yang lambat ketika terpapar udara terbuka.
d. Dan korosi sulit terjadi pada paku besi yang terendam minyak goreng dan minyak tanah,
serta berada dalam ruangan tertutup.

2. SARAN

Dari kesimpulan yang telah dicantumkan, terdapat beberapa saran dari tim peneliti mengenai
korosi yang terjadi pada besi akibat lingkungannya:

a. Perlu memahami faktor-faktor yang dapat menyebabkan dan mendorong terjadi korosi
pada bahan besi atau logam lainnya.
b. Ada kalanya menjauhkan bahan besi atau logam lainnya dari faktor-faktor penyebab
korosi sehingga bahan tersebut aman dan tahan lama untuk digunakan.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Logam
http://repository.untag-sby.ac.id/3275/2/08.%20BAB%201
https://www.zenius.net/blog/apa-itu-korosi
https://www.ruangguru.com/blog/pengertian-korosi-dan-faktor-penyebabnya
https://media.neliti.com/media/publications/212936-analisa-laju-korosi-pada-pelat-baja-karb
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/poros/article/download/2393/1927
https://www.studocu.com/id/document/universitas-sam-ratulangi/teknologi-bahan-bangunan/laporan-
penelitian-korosi/16617705
https://anakbertanya.com/mengapa-besi-bisa-karatan-kalau-masuk-air/
https://www.kompas.com/skola/read/2023/09/25/200000369/zat-yang-dapat-menyebabkan-korosi-
pada-besi?page=all
https://www.liputan6.com/hot/read/5025585/7-penyebab-korosi-dan-cara-mencegahnya?page=3

11

Anda mungkin juga menyukai