DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
Assalamualaikum Wr.Wb.
Segala Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kajian pustaka yang berjudul “KOROSI DAN METODE
PENCEGAHAN KOROSI ” ini dapat terselesaikan. Berbagai sumber telah penulis ambil
sebagai bahan dalam pembuatan makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Penulis juga menyadari bahwa buku tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan sarannya untuk memperbaiki kesalahan dalam
penyusunannya.
Penyusun
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
BAB V PENUTUP..................................................................................... 10
PENDAHULUAN
Korosi merupakan reaksi elektrokimia yang bersifat alamiah dan berlangsung spontan,
oleh karena itu korosi tidak dapat dicegah atau dihentikan sama sekali. Korosi hanya
bisa dikendalikan atau diperlambat lajunya sehingga memperlambat proses
kerusakannya. Ketika atom logam terekspos ke lingkungan yang mengandung molekul
air, mereka akan melepas elektron, mengubah diri menjadi 3 ion positif dan melibatkan
aliran listrik. Efek ini akan terkonsentrasi dalam skala kecil yang mula-mula membentuk
lubang kecil atau retakan, kemudian meluas sehingga mampu menimbulkan kegagalan.
Korosi lokal yang berawal dari keberadaan lubang-lubang kecil seringkali terdapat
kegagalan lelah awal yang ditambah dengan media korosif seperti air laut akan semakin
memperbesar pertumbuhan retakan akibat lelah. Korosi juga terjadi lebih cepat pada
area dimana perubahan microstructural akibat proses pengelasan. Penggunaan baja
sudah tidak asing lagi pada proses industri. Umumnya untuk mencegah korosi pada
struktur baja digunakan pelapis atau polarisasi katoda (cathodic polarization), yaitu
dengan memasang anoda sebagai tumbal. Lingkungan merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi laju korosi, pada lingkungan yang memiliki pH tinggi, laju korosi
secara umum akan menjadi lebih cepat. Kelembaban udara, air hujan, lumpur, benturan
atau gesekan dengan benda lain yang menyebabkan lapisan pelindung terkelupas
merupakan salah satu rusaknya pelindung metal sehingga akan mempercepat proses
korosi. Karat timbul akibat reaksi oksidasi antara material logam dengan oksigen. Salah
satu yang dapat mempercepat proses timbulnya karat yaitu air laut yang mengandung
kadar garam, begitu juga dengan cairan air dan garam dapur (NaCl). Karat muncul
disebabkan permukaan logam bersentuhan langsung dengan air yang mengandung
asam sehingga mengalami proses oksidasi oleh udara. Semakin dibiarkan air dan
kotoran menempel pada baja semakin banyak pula zat asam bereaksi terhadap besi
yang menjadikannya karat.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengtahui definisi Korosi
Korosi merupakan penurunan kualitas suatu logam yang disebabkan oleh terjadinya
reaksi elektrokimia antara logam dengan lingkungannya yang mengakibatkan terjadinya
penurunan mutu logam menjadi rapuh, kasar, dan mudah hancur. Proses terjadinya
korosi pada logam tidak dapat dihentikan, namun hanya bisa dikendalikan atau
diperlambat lajunya sehingga memperlambat proses perusakannya, salah satu
diantaranya adalah dengan pelapisan pada permukaan logam, perlindungan katodik,
penambahan inhibitor korosi dan lain-lain. Sejauh ini penggunaan inhibitor merupakan
salah satu cara yang paling efektif untuk mencegah korosi, karena biayanya yang relatif
murah dan prosesnya yang sederhana (Hermawan; 2010 dalam Yonna ludiana; 2012).
Secara umum korosi dapat digolongkan berdasarkan rupanya, keseragamannya,
baik secara mikroskopis maupun makroskopis. Dua jenis mekanisma utama dari korosi
adalah berdasarkan reaksi kimia secara langsung, dan reaksi elektrokimia. Korosi dapat
terjadi didalam medium kering dan juga medium basah. Sebagai contoh korosi yang
berlangsung didalam medium kering adalah penyerangan logam besi oleh gas oksigen
(O2) atau oleh gas belerang dioksida (SO 2). Didalam medium basah, korosi dapat terjadi
secara seragam maupun secara terlokalisasi. Contoh korosi seragam didalam medium
basah adalah apabila besi terendam didalam larutan asam klorida (HCl). Korosi didalam
medium basah yang terjadi secara terlokalisasi ada yang memberikan rupa
makroskopis, misalnya peristiwa korosi galvani sistim besi-seng, korosi erosi, korosi
retakan, korosi lubang, korosi pengelupasan, serta korosi pelumeran, sedangkan rupa
yang mikroskopis dihasilkan misalnya oleh korosi tegangan, korosi patahan, dan korosi
antar butir. Dengan demikian, apabila didalam usaha pencegahan korosi dilakukan
melalui penggunaan inhibitor korosi, maka mekanisma dari jenis-jenis korosi diatas
sangatlah penting artinya. Walaupun demikian sebagian korosi logam khususnya besi,
terkorosi dialam melalui cara
elektrokimia yang banyak menyangkut fenomena antar muka. Hal inilah yang banyak
dijadikan dasa rutama pembahasan mengenai peran inhibitor korosi (Dalimunthe, EIS;
2014).
Secara umum mekanisme korosi yang terjadi di dalam suatu larutan berawal
dari logam yang teroksidasi di dalam larutan dan melepaskan elektron untuk
membentuk ion logam yang bermuatan positif. Larutan akan bertindak sebagai
katoda dengan reaksi yang umum terjadi adalah pelepasan H2 dan reduksi O2,
akibat H+ dan H2O yang tereduksi. Reaksi ini terjadi dipermukaan logam yang
akan menyebabkan pengelupasan akibat pelarutan logam kedalam larutan
secara berulang-ulang (Alfin; 2011).
Secara termodinamis, proses korosi merupakan kecenderungan normal
suatu logam untuk kembali kekondisi alaminya atau natural state, atau ke bentuk
yang lebih stabil. Pada temperature rendah dan basah, korosi terjadi dengan
mekanisme reaksi elektrokimia yang membentuk reaksi oksidasi dan reaksi
reduksi. Reaksi elektrokimia didefinisikan sebagai reaksi kimia yang melibatkan
perpindahan electron dari anoda (-) ke katoda (+) dalam larutan elektrolit.
Contoh reaksi antara seng dengan asam klorida :
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
https://www.google.com/search?
q=contoh+korosi&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=6SlLU87jAsfh8AWck4G4Cw&ved=0CA
YQ_AUoAQ&biw=1366&bih=615
https://www.google.com/search?
q=contoh+korosi&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=6SlLU87jAsfh8AWck4G4Cw&ved=0CA
YQ_AUoAQ&biw=1366&bih=615#q=contoh+korosi+di+kehidupan+&tbm=isch
http://id.wikipedia.org/wiki/Korosi
http://heriut.blogspot.com/2011/05/makalah-korosi.html
http://fasdilahali.blogspot.com/2012/05/peptida-dan-ikatan-peptida.html