Kelompok 6 Paralel 2
Dosen Pengampu:
Dr. Mohammad Khotib S. Si., M.Si
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
IPB UNIVERSITY
2023
1
DAFTAR ISI
Conte nts
DAFTAR ISI............................................................................................................................................ i
DAFTAR TABEL ................................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................................. iii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
1.1 Latar belakang ......................................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ..................................................................................................................................... 3
1.3 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 3
BAB II..................................................................................................................................................... 4
METODE PERCOBAAN ....................................................................................................................... 4
2.1 Waktu dan Tempat Percobaan ................................................................................................ 4
2.2 Alat dan Bahan ........................................................................................................................ 4
2.3 Prosedur Percobaan ................................................................................................................. 4
BAB III ................................................................................................................................................... 5
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................................................... 5
3.1 Elektroplating Sampel ............................................................................................................. 5
3.2 Laju Korosi ............................................................................................................................. 5
3.3 Efisiensi Inhibitor.................................................................................................................. 10
BAB IV ................................................................................................................................................. 12
PENUTUP ............................................................................................................................................ 12
4.1 Simpulan ............................................................................................................................... 12
4.2 Saran ..................................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 13
LAMPIRAN.......................................................................................................................................... 15
i
DAFTAR TABEL
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
komponen elektronik, dan bahan kimia khusus. Mangan elektrolitik terutama digunakan untuk
produksi baja tahan karat, paduan nonferrous, elektronik, dan bahan kimia khusus (Lu et al.
2014).
Inhibitor adalah senyawa kimia yang bila ditambahkan ke lingkungan dalam jumlah
kecil dapat menghambat laju korosi. Penggunaan inhibitor saat ini masih menjadi solusi terbaik
untuk melindungi korosi internal logam. Inhibitor adalah metode perlindungan serbaguna,
artinya mereka mampu memberikan perlindungan dari lingkungan yang kurang agresif hingga
lingkungan yang sangat korosif. Terdapat beberapa jenis inhibitor yaitu inhibitor katodik,
inhibitor anodik, inhibitor anorganik, dan inhibitor organik (Gustama et al, 2023). Saat ini,
inhibitor yang umum digunakan adalah garam natrium nitrit, kromat, fosfat, dan seng. (Mulyati
2020).
Surfaktan merupakan senyawa yang bersifat amfifilik. Amfifilik merupakan senyawa
yang memiliki gugus hidrofilik dan hidrofobik dalam satu molekul (Hartari et al. 2023).
Surfaktan adalah senyawa yang menurunkan tegangan antara dua zat cair, antara gas dan zat
cair, atau antara zat cair dan zat padat. Surfaktan memiliki peran yang beragam seperti sebagai
deterjen dan pengemulsi (Sarkar 2021). Gugus hidrofilik pada surfaktan bersifat polar dan
mudah berikatan dengan air sedangkan gugus hidrofobik bersifat non polar dan mudah
berikatan dengan minyak. Berdasarkan gugus hidrofiliknya, surfaktan diklasifikasi menjadi
empat golongan, yaitu surfaktan anionik, surfaktan kationik, surfaktan nonionik, dan surfaktan
amfoter (Oppusunggu et al. 2015). Surfaktan kationik merupakan surfaktan yang larut dalam
air dan permukaan aktifnya memiliki gugus bermuatan positif. surfaktan kationik memiliki
aktivitas permukaan yang baik dalam media asam dan cenderung mengendap serta kehilangan
aktivitas permukaan dalam media basa. berdasarkan struktur rantainya, surfaktan kationik
terbagi menjadi surfaktan kationik rantai terbuka, surfaktan kationik dengan gugus heterosiklik
dan surfaktan kationik dengan ikatan intermediet. Surfaktan kationik memiliki kegunaan yang
luas untuk sterilisasi, korosi dan pemisahan mineral (Yuan et al. 2014).
Elektroplating dapat dikembangkan dengan penambahan surfaktan. Kelebihan
penambahan surfaktan adalah efek pendispersiannya pada partikel sehingga sifat partikel
menjadi seragam di permukaan. Surfaktan menyerap partikel dan mendukung distribusi
partikel. Surfaktan kationik meningkatkan penggabungan partikel dalam lapisan dan
mengadsorpsi partikel yang memiliki muatan permukaan negatif. Muatan positif bersih
dibentuk oleh adsorpsi surfaktan kationik yang menghambat pembentukan gugus partikel dan
menyebabkan suspensi partikel lebih stabil dalam rendaman. Muatan positif ini akan
meningkatkan kecenderungan partikel untuk bergerak menuju katode dan meningkatkan
jumlah partikel dalam deposit. Surfaktan dapat memberikan dampak negatif apabila terdapat
surfaktan bebas yang tidak terserap menyebabkan terjadinya tegangan dan kerapuhan pada
endapan. Jumlah surfaktan yang dimasukkan umumnya sangat kecil sehingga efek yang tidak
diinginkan dapat diabaikan. Peningkatan jumlah surfaktan menyebabkan peningkatan tegangan
internal karena tingginya kemungkinan surfaktan yang tertanam dalam matriks (Güler 2015).
Salah satu surfaktan kationik yang dapat digunakan adalah benzalkonium klorida (BKC).
Rantai alkil benzalkonium klorida mudah berubah sehingga memberikan kapasitas untuk
berikatan dengan bahan lain yang bermuatan negatif (Gheorghe et al. 2020).
2
1.2 Tujuan
Tujuan percobaan ini adalah menentukan pengaruh inhibitor elektroplating Zn-Mn dan
surfaktan BKC terhadap laju korosi besi dalam media pengkorosi.
3
BAB II
METODE PERCOBAAN
4
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1 menunjukkan data bobot sampel paku 1 hingga 5 sebelum dan setelah diberikan
perlakuan elektroplating serta bobot paku tanpa perlakuan. Hasil data yang diperoleh
menunjukkan hasil penambahan bobot sampel sebagai lapisan inhibitor pada sampel yang
menyelimuti permukaan paku. Metode pelapisan inhibitor pada paku besi dilakukan dengan
mengalirkan arus DC melalui sebuah penghantar yang dihubungkan dengan anoda dan katoda,
keduanya dibenamkan ke dalam suatu larutan elektrolit Zn-Mn dan campuran surfaktan
kationik BKC. Pada prosesnya, ion dari anoda akan terlepas dan melapisi katoda, sehingga
lapisan luar katoda akan terlapisi dengan ion-ion anodanya (Sandi et al. 2017). Data
penambahan bobot sampel menunjukkan hasil yang tidak sama antar paku dan bervariatif. Paku
1 menghasilkan penambahan bobot paling kecil dan paku 3 menunjukkan penambahan bobot
paling tinggi. Perbedaan hasil tersebut dapat terjadi akibat kesalahan acak pada proses
elektroplating, seperti penambahan arus yang tidak konstan, sampel yang dicelupkan kurang
tercelup sehingga mempengaruhi efektifitas elektroplating. Semakin tebal lapisan inhibitor
diharapkan akan meningkatkan laju reaksi dan efisiensi inhibitor pada medium korosif.
5
dilakukan dengan menggunakan uji weight loss yang mengacu pada standar ASTM G31. Dari
hasil percobaan ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang laju korosi pada logam
besi di dalam lingkungan NaCl 3%.
Uji weight loss atau metode pengurangan berat adalah sebuah pengujian laju korosi
(mmpy) suatu benda kerja, yang dilakukan dengan cara menimbang berat awal dan berat akhir
setelah perlakuan dalam pengujian weight loss ini. Pengujian weight loss ini dilakukan dengan
cara merendam benda kerja kedalam larutan atau lingkungan yang bersifat sebagai agen
pengkorosi dalam jangka waktu tertentu (Husodo et al. 2021). Persamaan yang digunakan
adalah sebagai berikut.
(𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔) × 𝐾
𝐶𝑅 =
𝐴 × 𝑡 × 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑙𝑜𝑔𝑎𝑚
Dengan, CR = laju korosi
K = konstanta faktor (3,46 × 106 )
A = luas plat besi (cm2)
t = waktu perendaman (jam)
Berdasarkan hasil pengujian dengan metode weight loss pada sampel paku sebanyak 5
buah dengan rentang lama perendaman 10 hari (240 jam) diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 2 Laju korosi besi paku tanpa perlakuan pada medium NaCl 3%
Waktu Bobot (g) Laju korosi
(jam) Awal Akhir Hilang (mmpy)
48 2,2218 2,1919 0,0299 39,1032
96 2,1919 2,1629 0,0290 18,9631
144 2,1629 2,1344 0,0285 12,4241
192 2,1344 2,1074 0,0270 8,8277
240 2,1074 2,0775 0,0299 7,8206
6
Tabel 4 Laju korosi besi paku 2 pada medium NaCl 3%
7
144 2,2555 2,2390 0,0165 6,9931
192 2,2390 2,2258 0,0132 4,1959
240 2,2258 2,2161 0,0097 2,4667
8
Gambar 4 kurva hubungan waktu terhadap laju korosi paku 4
Tabel 2 menunjukkan data hasil penentuan laju korosi besi pada paku tanpa perlakuan
pada medium korosif NaCl 3%. Data yang diperoleh digunakan sebagai acuan dalam
perbandingan laju korosi pada sampel paku yang diberi perlakuan inhibisi. Dapat diamati laju
korosi besi pada paku tanpa perlakuan mengalami penurunan nilai laju korosi seiring dengan
bertambahnya durasi perendaman. Hal tersebut menunjukkan hubungan yang negatif antara
laju korosi dengan waktu perendaman besi. Ornelasari (2015) menyatakan adanya hubungan
yang sama dengan hasil percobaan dimana semakin lama perendaman laju korosi akan semakin
menurun dan laju korosi terbesar terjadi di awal proses perendaman.
Tabel 3 hingga Tabel 7 menunjukkan data hasil penentuan laju korosi besi pada sampel
paku 1 hingga paku 5. Data yang diperoleh dapat diamati adanya kemiripan hasil pada sampel
paku yang diberikan perlakuan inhibisi dimana menunjukkan hubungan yang negatif antara
laju korosi dengan waktu perendaman besi. Penurunan laju korosi besi seiring dengan kenaikan
waktu perendaman, hal ini dikarenakan oleh endapan ion Zn dan Mn dengan potensial reduksi
yang lebih negatif dari besi yang mengorbankan dirinya atau terkikis terlebih dahulu ketika
bereaksi dengan medium korosif, sehingga baja akan terlindungi dari peristiwa korosi (Sandi
et al. 2017). Selain itu hal tersebut menunjukkan pengaruh inhibitor yang bersifat menurunkan
laju korosi besi bukan menghilangkan sifat korosi pada besi. Dapat diamati pada Gambar 1
hingga Gambar 5 yang menunjukkan grafik perbandingan pada paku tanpa perlakuan dan paku
1 hingga 5 yang diberi perlakuan inhibisi antara hubungan laju korosi dengan waktu. Garis
pada grafik laju korosi besi dengan inhibitor relatif berada di bawah garis grafik laju korosi
9
tanpa perlakuan. Hal ini menunjukkan pengaruh inhibitor yang mampu menurunkan laju korosi
besi pada medium korosif NaCl 3%.
10
Tabel 8 menampilkan data efisiensi laju korosi besi pada paku dengan perlakuan dan
tanpa perlakuan pada medium korosif NaCl 3%. Efisiensi inhibisi (Ei) mengalami kenaikan
seiring dengan bertambahnya waktu perendaman pada medium korosif NaCl 3%. Tabel 1
menampilkan data bobot lapisan inhibitor pada paku dengan perlakuan elektroplating. Data
tersebut digunakan sebagai acuan dalam perbandingan efisiensi inhibisi laju korosi besi pada
sampel paku yang diberi perlakuan inhibisi. Data tabel 1 menunjukkan bahwa paku 3 memiliki
bobot lapisan inhibitor yang lebih besar dibandingkan paku 1, 2, 4 dan 5. Efisiensi inhibisi (Ei)
optimum laju korosi terdapat pada paku 3 dengan Ei pada waktu perendaman 240 jam adalah
94,6488%. Hal ini menunjukkan terdapat hubungan linear positif antara bobot lapisan inhibitor
pada paku dengan efisiensi inhibisinya (Ei). Sehingga semakin tebal lapisan inhibitor, maka
efisiensi inhibisi laju korosinya akan meningkat. Efisiensi inhibisi pada semua paku yang
diberi perlakuan mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya waktu perendaman.
Maka pelapisan logam ZnMn pada sampel besi akan membentuk lapisan inhibitor yang mampu
menahan laju korosi pada medium korosif NaCl 3%.
11
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Laju korosi besi pada paku tanpa perlakuan mengalami penurunan nilai laju korosi
seiring dengan bertambahnya durasi perendaman, menunjukkan pengaruh inhibitor yang
menurunkan laju korosi besi bukan menghilangkan sifat korosi pada besi. Efisiensi inhibisi
pada semua paku yang diberi perlakuan meningkat seiring dengan waktu perendaman.
Pelapisan logam ZnMn pada sampel besi akan membentuk lapisan inhibitor yang mampu
menahan laju korosi pada medium korosif NaCl 3%.
4.2 Saran
Sebaiknya sebelum melakukan proses elektroplating dilakukan penambahan arus yang
konstan dan mencelupkan sampel sampai benar-benar tercelup. hal tersebut diakukan agar
tidak terjadi kesalahan acak yang mempengaruhi efektifitas elektroplating.
12
DAFTAR PUSTAKA
Andira, R., Zulnazri, Z., Bahri, S., Azhari, A., & Muarif, A. (2022). Pemanfaatan Ekstrak Daun
Rambutan Sebagai Inhibitor Korosi Pada Plat Besi Dalam Media Air Payau. Chemical
Engineering Journal Storage (CEJS), 2(3), 11-20.
Gheorghe S, Mitroi DN, Stan MS, Staicu CA, Cicirma M, Lucaciu IE, Lazar MN, Dinischiotu
A. 2020. Evaluation of sub-lethal toxicity of benzethonium chloride in cyprinus carpio
liver. Applied Sciences. 10(23):1—15. doi: 10.3390/app10238485.
Güler ES. 2015. Effects of Electroplating Characteristics on the Coating Properties.
London:IntechOpen.
Gustama AA, Irfany FA, Ramadhan YO, Putra AYW. (2023). Peran inhibitor korosi pada
proses dan hasil produksi baja: studi literatur review. Jurnal Teknik Mesin dan
Mekatronika (Journal of Mechanical Engineering and Mechatronics). 8(1):26-36.
doi: 10.33021/jtmm.v8i1.4025.
Hartari WR, Undadraja B, Delvitasari F, Maryanti, Ersan, Sarono. 2023. Pemanfaatan limbah
delignifikasi bioethanol dari tandan kosong kelapa sawit menjadi surfaktan natrium
lignosulfonat. G-Tech : Jurnal Teknologi Terapan. 7(3):1180-1186. E-ISSN : 2623-
064x. p-ISSN : 2580-8737.
Husodo, N., Mashuri, A. F. R., Windarta, K. A., & Pradityana, A. (2021). Pemanfaatan ekstrak
kulit langsat sebagai inhibitor organik korosi pada baja st 37 dalam media 1m h2so4.
Jurnal AMORI. 2(1).
Lu J, Dreisinger D, Gluck T. 2014. Manganese electrodeposition — A literature review.
Hydrometallurgy. 141: 105-116. doi:10.1016/j.hydromet.2013.11.002.
Mulyati B. 2019. Tanin dapat dimanfaatkan sebagai inhibitor korosi. Jurnal Industri Elektro
dan Penerbangan. 8(1):1-3.
Natasya T, Khairafah ME, Sembiring MSB, Hutabarat LN. 2022. Corrosion factors on nail.
Indonesia Journal of Chemical Science and Technology. 5(1):47-50. doi :
10.24114/ijcst.v5i1.33159.
Oppusunggu JR, Siregar VR, Masyithah Z. 2015. Pengaruh jenis pelarut dan temperatur reaksi
pada sintesis surfaktan dari asam oleat dan n-metil glukamina dengan katalis kimia.
Jurnal Teknik Kimia USU. 4(1):25-29. Doi: 10.32734/jtk.v4i1.1456.
Ornelasari R. 2015. Analisa laju korosi pada stainless steel 304 menggunakan metode ASTM
G31-72 pada media air nira aren. Jurnal Teknik Mesin. 1(1).
Pratiwi VM, Sulistijono, Hidayat MI, Zuniandra H. 2019. Pengaruh variasi waktu dan
temperatur elektroplating seng terhadap ketebalan, kekuatan lekat dan ketahanan
korosi pada baja. Jurnal Teknik ITS. 8(2): 218-223. ISSN: 2337-3539.
Sandi AP, Suka EG, Supriyatna YI. 2017. Pengaruh waktu elektroplating terhadap laju korosi
baja AISI 1020 dalam medium korosif NaCl 3%. Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika.
5(2): 205-212. doi : 10.23960%2Fjtaf.v5i2.1816.
Sarkar N. 2021. Virtual Issue on surfactants. The Journal Of Physical Chemistry B. 125:9917-
9920. Doi: 10.1021/acs.jpcb.1c06641.
Tampubolon M, Gultom RG, Siagian L, Lumbangaol P, Manurung C. 2020. Laju korosi pada
baja karbon sedang akibat proses pencelupan pada larutan asam sulfat (H2SO4) dan
13
asam klorida (HCl) dengan waktu bervariasi. Journal of Mechanical Engineering.
2(1):13-21. doi : 10.36655/sproket.v2i1.294.
Utomo S. 2015. Pengaruh konsentrasi larutan NaNO2 sebagai inhibitor terhadap laju korosi
besi dalam media iar laut. Jurnal Teknologi Universitas Muhammadiyah Jakarta.
7(2):93-103. doi : 10.24853/jurtek.7.2.93-103.
Yuan CL, Xu ZZ, Fan MX, Liu HY, Xie YH, Zhu T. 2014. Study on characteristics and harm
of surfactants. Journal of Chemical and Pharmaceutical Research. 6(7):2233—2237.
ISSN : 0975-7384.
14
LAMPIRAN
A. Contoh Perhitungan
1. Contoh perhitungan tabel 1 Laju korosi besi paku tanpa perlakuan pada medium
NaCl 3% (48 jam)
- Bobot hilang = bobot akhir – bobot awal
= 2,1919 g – 2,2218
= 0,0299 g
𝑘𝑥𝑊
- Laju korosi (r) = 𝐴 𝑋 𝐷 𝑋 𝑡
3,46𝑥10⁶ 𝑥 0,0299 𝑔
= 7 𝑐𝑚² 𝑥 7,874 𝑔/𝑐𝑚² 𝑥 48 𝑗𝑎𝑚
= 39,1032 mmpy
2. Contoh perhitungan tabel 2 Laju korosi besi paku 1 pada medium NaCl 3% (48
jam)
- Bobot hilang = bobot akhir – bobot awal
= 2,3266 g – 2,3460
= 0,0194 g
𝑘𝑥𝑊
- laju korosi (r) = 𝐴 𝑋 𝐷 𝑋 𝑡
3,46𝑥10⁶ 𝑥 0,0194 𝑔
= 7 𝑐𝑚² 𝑥 7,874 𝑔/𝑐𝑚² 𝑥 48 𝑗𝑎𝑚
= 25,3713 mmpy
3. Contoh perhitungan tabel 8 efisiensi inhibisi laju korosi besi (48 jam)
𝐶𝑅 𝑡𝑎𝑛𝑝𝑎 𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑡𝑜𝑟 − 𝐶𝑅 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑡𝑜𝑟
- 𝐸= × 100 %
𝐶𝑅 𝑡𝑎𝑛𝑝𝑎 𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑡𝑜𝑟
39,1032 − 25,3713
𝐸= × 100 %
39,1032
𝐸 = 35,11%
B. Dokumentasi
15
Lampiran 2 Proses elektroplating
16