Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM METALURGI I

KOROSI GALVANIK

Disusun oleh :
Nama Praktikan : Rakiy Muhamad Sadiq
NPM : 3334190085
Kelompok : 14
Rekan : 1. Fidya Ayuningtyas
2. Ahmad Faisal Rafif
Tanggal Praktikum : 16 September 2021
Tanggal Pengumpulan Lap. : 20 September 2021
Asisten : Tubagus Maulana Ichsan

LABORATORIUM METALURGI FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
CIEGON-BANTEN
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Tanggal Masuk Laporan Tanda Tangan

Disetujui untuk Laboratorium Metalurgi FT. UNTIRTA


Cilegon, September 2021

(Tubagus Maulana Ichsan)

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Tujuan Percobaan ......................................................................................... 1
1.3 Batasan Masalah ........................................................................................... 1
BAB I TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 3
2.1 Korosi Pada Logam ...................................................................................... 3
2.2 Jenis-jenis Korosi ......................................................................................... 4
2.3 Korosi Galvanik ............................................................................................ 7
BAB III METODE PERCOBAAN ................................................................................ 10
3.1 Diagram Alir ............................................................................................... 10
3.2 Alat dan Bahan ........................................................................................... 11
3.2.1 Alat-Alat Yang Digunakan ............................................................ 11
3.2.2 Bahan-Bahan Yang Digunakan...................................................... 11
3.3 Prosedur Percobaan .................................................................................... 11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 13
4.1 Hasil Percobaan .......................................................................................... 13
4.2 Pembahasan ................................................................................................ 13
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 20
5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 20
5.2 Saran ........................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
LAMPIRAN A CONTOH PERHITUNGAN ................................................................... 22

iii
LAMPIRAN B JAWAN PERTANYAAN DAN TUGAS KHUSUS .............................. 26
LAMPIRAN C BLANGKO PERCOBAAN .................................................................... 32

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
Gambar 2.1 Korosi Seragam Pada Pipa Ballast .......................................................4
Gambar 2.2 Pitting Corrosion .................................................................................5
Gambar 2.3 Errosion Corrosion ..............................................................................5
Gambar 2.4 Galvanic Corrosion ..............................................................................6
Gambar 2.5 Fatigue Corrosion ................................................................................7
Gambar 2.6 Crevice Corrosion ................................................................................7
Gambar 2.7 Proses Terjadinya Korosi Galvanik......................................................8
Gambar 2.8 Deret Galvanik .....................................................................................8
Gambar 3.1 Diagram Alir Percobaan Korosi Galvanik .........................................11
Gambar 4.1 Kurva pengaruh waktu terhadap laju korosi Cu/Zn ...........................17
Gambar 4.2 Kurva pengaruh waktu terhadap laju korosi Cu/Pb ...........................18
Gambar 4.3 Kurva pengaruh waktu terhadap laju korosi Pb/Zn ............................18

v
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
Tabel 4.1 Data Hasil Praktikum Korosi Galvanik .................................................13

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
Lampiran A. Contoh Perhitungan ........................................................................ 23
Lampiran B. Jawaban Pertanyaan dan Tugas Khusus .......................................... 25
B.1 Jawaban Pertanyaan ................................................................. 25
B.2 Tugas Khusus ........................................................................... 29
Lampiran C. Blanko Percobaan ........................................................................... 32

vii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Korosi adalah musuh bagi beberapa logam, hal ini dikarnakan
mempengaruhi sifat fisik dan kimia dari logam. Korosi atau degradasi material
terjadi ketika reaksi kimia ataupun elektrokimia dengan lingkungannya. Korosi
terjadi secara alamiah dan tidak dapat dihindari. Sehingga kita tidak dapat
menhentikan proses korosi akan tetapi kita dapat menurunkan kecepatan dari
proses korosi. Slah satu fenomena korosi adalah korosi galvanik. Korosi galvanik
merupakan korosi pada temperatur rendah yang terjadi bila dua logam yang
berbeda saling kontak atau saling berhadapan di suatu media atau larutan yang
konduktif dan korosif. sehingga akan timbul beda potensial yang menyebabkan
terjadinya aliran arus listrik atau perpindahan elektron.
Dalam dunia teknik, logam merupakan bahan yang sering digunakan karena
sifat-sifatnya yaitu getas tapi masih memiliki sifat ulet. Namun pada dasarnya
logam akan mengalami korosi dan akan menyebabkan kerugian yang cukup besar
sehingga menjadi musuh bagi penggunaannya. Korosi adalah pengganggu utama
pekerjaan di dunia teknik, bersama-sama dengan buckling, creep, fatigue,
fracture, impact dan lain sebagainya. Korosi menjadi ancaman yang besar bagi
dunia teknik, sehingga korosi harus dippelajari untuk memahami sehingga dapat
menanggulinya.

1.2 Tujuan Percobaan


Memahami nilai potensial masing-masing logam yang berbeda pada media
korosif dan pengaruhnya terhadap korosi galvanik pada logam tersebut.

1.3 Batasan Masalah


Dalam percobaan korosi galvanik terdapat dua variable yaitu variabel bebas
dan variabel terikat. Variabel bebasnya adalah jenis material yaitu Pb, Zn, Cu dan
2

waktu. Sedangkan variabel terikatnya adalah laju korosi, beda potensial


3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Korosi Pada Logam


Korosi merupakan kerusakan material karena lingkungannya. Korosi
menjadi masalah utama di seluruh belahan dunia karena korosi menyebabkan
tergradasinya material. Korosi menyebabkan pembangkit listrik berhenti
terkontaminasinya produk, pengurangan efisiensi produk, meningkatkan biaya
perawatan, dan mengancam keselamatan. Korosi adalah kerusakan atau degradasi
material logam yang diakibatkan karena reaksi secara kimia maupun elektrokimia
dengan lingkungannya. Kerusakan akibat keadaan fisik tidak dapat disebut korosi,
namun dapat disebut erosi dan galling. Pada beberapa kejadian, serangan kimia
diikuti dengan kerusakan secara fisika terjadi dapat disebut korosi erosi (erosion
corrosion), corrosive wear atau fretting corrosion.[1]
Korosi pada logam terjadi karena adanya aliran arus listrik dari satu
bagian kebagian lain di permukaan logam. Aliran arus ini menyebabkan hilangnya
metal pada bagian yang melepaskan arus ke lingkungan. Terdapat empat unsur
pokok yang harus dipenuhi agar korosi dapat terjadi yaitu anoda (reaksi oksidasi),
katoda (reaksi reduksi), elektrolit, dan sambungan logam, agar arus listrik dapat
mengalir diantara dua logam.[2]
Berikut ini hal yang mempengaruhi terjadinya korosi adalah :[3]
1. Temperatur, semakin tinggi temperatur maka reaksi kimia akan
semakin cepat maka korosi akan semakin cepat terjadi
2. Kecepatan aliran, jika kecepatan aliran semakin cepat maka akan
merusak lapisan film pada logam maka akan mempercepat korosi
karena logam akan kehilangan lapisan.
3. pH, pada pH yang optimal maka korosi akan semakin cepat (mikroba)
4. Kadar Oksigen, semakin tinggi kadar oksigen pada suatu tempat maka
reaksi oksidasi akan mudah terjadi sehingga akan mempengaruhi laju
reaksi korosi.
4

5. Kelembaban udara
Berikut ini upaya untuk mencegah terjadinya korosi adalah :[3]
1. Memilih logam yang tepat untuk suatu lingkungan dengan kondisi-
kondisinya
2. Memberi lapisan pelindung agar lapisan logam terlindung dari
lingkungannya
3. Memperbaiki lingkungan supaya tidak korosif
4. Perlindungan secara elektrokima dengan anoda korban atau arus
tandingan
5. Memperbaiki konstruksi agar tidak menyimpan air, lumpur, dan zat
korosif lainnya
2.2. Jenis-jenis Korosi
Adapun jenis-jenis dari korosi adalah :
a. Korosi Seragam (Uniform Seragam)
Korosi seragam adalah korosi yang terjadi pada permukaan
logam akibat reaksi kimia karena pH air yang rendah dan udara yang
lembab, sehingga makin lama logam makin menipis. Biasanya ini
terjadi pada pelat baja atau profil, logam homogen. Korosi jenis ini
bisa dengan cara diberi lapis lindung yang mengandung inhibitor
seperti gemuk.[3]

Gambar 2.1 Korosi Seragam Pada Pipa Ballast[3]

b. Korosi Sumur (Pitting Corrosion)


Korosi sumur adalah korosi yang disebabkan karena komposisi
logam yang tidak homogen yang dimana pada daerah batas timbul
5

korosi yang berbentuk sumur. Korosi jenis ini dapat dicegah dengan
cara :[3]
a. Pilih bahan yang homogen
b. Diberikan inhibitor
c. Diberikan coating dari zat agresif

Gambar 2.2 Pitting Corrosion[3]

c. Korosi Erosi (Errosion Corosi)


Korosi yang terjadi karena keausan dan menimbulkan bagian-
bagian yang tajam dan kasar, bagian-bagian inilah yang mudah terjadi
korosi dan juga diakibatkan karena fluida yang sangat deras dan dapat
mengkikis film pelindung pada logam. Korosi ini biasanya terjadi pada
pipa dan propeller. Korosi jenis ini dapat dicegah dengan cara :[3]
a. Pilih bahan yang homogen
b. Diberikan coating dari zat agresif
c. Diberikan inhibitor
d. Hindari aliran fluida yang terlalu deras

Gambar 2.3 Errosion Corrosion[3]


6

d. Korosi Galvanik (Galvanic Corrosion)


Korosi yang terjadi karena adanya dua logam yang berbeda
dalam satu elektrolit sehingga logam yang lebih anodik akan terkorosi.
Korosi ini dapat dicegah dengan cara :{3]
a. Beri isolator yang cukup tebal hingga tidak ada aliran elektrolit
b. Pasang proteksi katodik
c. Penambahan anti korosi inhibitor pada cairan

Gambar 2.4 Galvanic Corrosion[3]

e. Korosi Tegangan (Stress Corrosion)


Terjadi karena butiran logam yang berubah bentuk yang
diakibatkan karena logam mengalami perlakuan khusus (seperti
diregang, ditekuk dll). Sehingga butiran menjadi tegang dan butiran ini
sangat mudah bereaksi dengan lingkungan. Korosi jenis dapat dicegah
dengan cara:[3]
a. Diberi inhibitor
b. Apabila ada logam yang mengalami stress maka logam harus
direlaksasi
c. Isolator
d. Memperbaiki konstruksi agar tidak menyimpan air, lumpur,
dan zat korosif lainnya.
f. Korosi Lelah (Fatigue Corrosion)
Korosi ini terjadi karena logam mendapatkan beban siklus
yang terus berulang sehingga semakin lama logam akan mengalami
patah karena terjadi kelelahan logam. Korosi ini biasanya terjadi pada
turbin uap pengeboran minyak dan propeller kapal. Korosi jenis ini
7

dapat dicegah dengan cara : [3]


a. Menggunakan inhibitor
b. Memilih bahan yang tepat atau memilih bahan yang kuat korosi

Gambar 2.5 Fatigue Corrosion[3]

a. Korosi Celah (Crevice Corrosion)


Korosi yang terjadi pada logam yang berdempetan dengan
logam lain diantaranya ada celah yang dapat menahan kotoran dan air
sehingga konsentrasi O2 pada mulut kaya dibanding pada bagian
dalam, sehingga bagian dalam lebih anodik dan bagian mulut jadi
katodik. Korosi ini dapat dicegah dengan cara:[3]
a. Isolator
b. Dikeringkan bagian yang basah
c. Dibersihkan kotoran yang ada

Gambar 2.6 Crevice Corrosion[3]

2.3 Korosi Galvanik


Korosi galvanik adalah korosi yang terjadi apabila dua logam yang tidak
sama dihubungkan dan berada di lingkungan elektrolit saat terjadi kontak atau
8

secara listrik kedua logam yang berbeda potensial tersebut akan menimbulkan
aliran elektron/listrik diantara kedua logam. Sehingga salah satu dari logam
tersebut akan mengalami korosi, sedangkan logam lainnya akan terlindungi dari
serangan korosi. Dalam korosi ini, logam yang memiliki potensial lebih positif
akan bersifat katodik, sedangkan yang berpotensial negatif akan bersifat
anodic.[4]

Gambar 2.7 Proses Terjadinya Korosi Galvanik[3]

Gambar 2.8 Deret Galvanik[4]

Prinsip korosi galvanik sama dengan prinsip elektrokimia yaitu terdapat


elektroda (anoda dan katoda), elektrolit dan arus listrik. Logam yang
9

berfungsi sebagai anoda adalah logam yang sebelum dihubungkan


bersifat lebih aktif atau mempunyai potensial korosi lebih negatif. Pada anoda
akan terjadi reaksi oksidasi atau reaksi pelarutan sedangkan pada katoda terjadi
reaksi reduksi logam. Pada logam akan menempel ion-ion dari logam anoda[4]
Jenis korosi ini dapat diketahui dengan baik karena adanya dua logam
yang kontak secara elektrik dan tercelup dalam larutan air membentuk sel
elektrokimia. Dimana salah satu logam yang relatif kurang mulia akan mengalami
korosi dan logam yang lebih mulia tidak akan terjadi korosi. Dasar timbulnya
mekanisme reaksi korosi jenis ini karena adanya perbedaan potensial sistem
logam di media larutan berair yang lebih dikenal dengan deret tegangan logam.
Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap korosi galvanik yaitu
diantaranya lingkungan, jarak dan luas penampang. Korosi galvanik tidak terjadi
jika kedua logam bener-bener kering karena tidak ada elektrolit yang dapat
memindahkan arus diantara katoda dan anoda.[5]
10

BAB III
METODE PERCOBAAN

2.1 Diagram Alir


Diagram alir yang digunakan pada percobaan Korosi Galvanik pada
dilihat pada gambar 3.1

Pelat Pb, Cu dan Zn disiapkan

Dibuat larutan NaCl 3%

Multitester disiapkan

Pelat logam disiapkan dengan multitester

Dua pelat dicelupkan yang terhubung dengan multitester


pada larutan NaCl 3% secara bersamaan

Tegangan yang ditunjukkan diamati oleh multitester

Prosedur diulangi dengan menggunakan pasangan pelat


logam yang lainnya.

x
11

Data Pengamatan

Pembahasan Literatur

Kesimpulan

Gambar 3.1 Diagram Alir Percobaan Korosi Galvanik

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat-alat yang Digunakan
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum korosi galvanik
adalah
1. Gelas ukur
2. Multitester
3. Neraca digital
3. Spatula

3.2.2 Bahan-bahan yang Digunakan


Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum korosi
galvanik adalah
1. Pelat Cu, Zn, dan Pb
2. Aquadest
3. Garam dapur

3.3 Prosedur Percobaan


Prosedur percobaan pada praktikum korosi galvanik adalah.
1. Pelat Pb, Cu dan Zn disiapkan
12

2. Dibuat larutan NaCl 3%


3. Multitester disiapkan
4. Pelat logam disiapkan dengan multitester
5. Dua pelat dicelupkan yang terhubung dengan multitester pada larutan
NaCl 3% secara bersamaan
6. Tegangan yang ditunjukkan diamati oleh multitester
7. Prosedur diulangi dengan menggunakan pasangan pelat logam yang
lainnya.
13

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan


Hasil yang didapatkan dari percobaan korosi galvanik yang telah
dilakukan dapat dilihat pada Tabel 4.1
Tabel 4.1 Data Hasil praktikum korosi galvanik
E
Rata-
E korosi
E⁰ Waktu ΔE⁰ Laju korosi rata
Material Korosi rata-
Redoks (menit) (volt) (volt/menit) Laju
(volt) rata
Korosi
(volt)
2 0,225 0,452

Cu/Zn 1,1 4 0,028 0,197 0,904 0,226 0,286

5 0,31 0,18

2 0,243 0,116

Cu/Pb 0,47 4 0,231 0,237 0,233 0,058 0,074

5 0,238 0,047

2 0,188 0,219

Pb/Zn 0,63 4 0,191 0.191 0,439 0,11 0,139

5 0,193 0,088

4.2 Pembahasan
Korosi merupakan peristiwa degredasi dari logam dan itu adalah proses
alami logam, korosi diakibatkan karena reaksi secara kimia maupun elektrokimia
dengan lingkungannya. Korosi biasanya sangat merugikan dikarnakan dapat
mempengaruhi sifat fisik dan kimia dari si logam. Karna korosi itu sendiri yang
14

membuat kekuatan dari logam terus menurus menurun, rapuh, serta sifat keuletan
dari logam menjadi menghilang, hal inilah yang membuat kebanyakan orang
berupaya untuk ingin terhindar dari peristiwa korosi logam, terdapat banyak
korosi yang ada di kehidupan kita salah satunya adalah korosi galvanik. Korosi
galvanik adalah proses korosi yang terjadi jika ada dua logam berbeda jenis yang
memiliki perbedaan nilai potensial.
Korosi galvanik dapat terjadi bila dua logam atau lebih yang jenisnya
berbeda berada dalam suatu lingkungan yang korosif. Nilai dari beda potensial
yang menjadikan logam itu akan terkorosi, dan nilai dari beda potensial dapat
dilihat dari deret sel volta. Pada saat tersebut logam yang memiliki nilai potensial
yang rendah akan menjadi sumbu anoda dan logam yang memiliki memiliki nilai
potensial yang tinggi akan manjadi sumbu katoda. Seperti pada literatur pada
sumbu anoda akan terjadi proses oksidasi, dan pada sumbu katoda terjadi proses
reduksi. Karna proses oksidasi pada anoda korosi galvanik akan terbentuk.
Dalam korosi galvanik terdapat faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya sehingga korosi galvanik dapat meningkat berikut adalah faktornya
yang pertama adalah perbedaan nilai potensial dari kedua logam yang terjalin
kontak. Semakin besar perbedaan nilai potensial antar logam akan menyebabkan
transfer elektron dari sumbu anoda ke sumbu katoda akan semakin mudah.
Selanjutnya adalah lingkungan tempat korosif semakin lingkungan itu terkorosif
maka proses korosi akan cepat, dan mudah terjadi. selanjutnya adalah temperatur
yang terjadi pada proses korosi berlangsung, semakin tinggi temperatur maka
reaksi kimia akan semakin cepat sehingga proses korosi juga demikian serupa.
Selanjutnya adalah luas permukaan yang terlibat sehingga semakin besar luas
permukaan yang bersentuhan maka semakin besar persentase logam yang akan
terkorosi dan begitupun sebaliknya.
Bercermin dari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses korosi
galvanik, bukan berarti tidak ada usaha untuk menanggulanginya. ada juga usaha
kita juga untuk meminimalisir proses korosi, tujuan dari usaha meminimalisir
adalah memperlambat hingga menghentikan proses korosi galvanik yang kita tahu
itu sangat merugikan jika terjadi. Berikut usaha untuk meminimalisir proses
15

galvanik yang pertama adalah pemilihan logam yang tepat, hal ini sangat efektif
untuk memperlambat hingga menghentikan proses korosi galvanik. Usahakan
untuk memilih logam yang memiliki perbedaan nilai potensial yang sangat kecil
atau yang lebih bagus lagi menggunakan jenis logam yang serupa. jika hal ini
dilakukan proses transfer elektron pada anoda dan katoda akan menjadi lambat
terjadi dan lebih berhasilnya adalah dapat dihentikan, sehingga proses korosi akan
tejadi secara lambat hingga dapat dihentikan. Cara selanjutnya untuk
meminimalir adalah dilakukan pelapisan pada logam yang akan menjadi sumbu
anoda, jenis pelapis logam pada logam yang akan terkorosi haruslah dipillih
dengan mempertimbangkan nilai energi potensial, usahakan untuk memilih logam
yang memiliki perbedaan energi potensial yang kecil dengan sumbu katoda, hal
ini untuk memperlambat terjadinya korosi galvanik yang akan terjadi. Selanjutnya
adalah pemilihan lingkungan yang akan ditempatkan oleh kedua logam yang
kemungkinan akan terkorosi, usahakan untuk memilih lingkungan yang tidak
korosif dan usahakan untuk memilih lingkungan yang netral. Jika hal itu
dilakukan proses korosi berlangsung secara lambat dan dapat kita kontrol.
Pada percobaan ini logam yang akan digunakan ada tiga jenis pelat logam
yaitu Tembaga (Cu), Timbal (Pb) dan Seng (Zn) yang dipasangan menjadi tiga
lalu dimasukkan kedalam lingkungan yang korosif pada percobaan ini
mengunakan larutan NaCl 3%. dan pasangan pelat yang akan diuji disambungkan
pada multitester. Dengan mengamati multitester akan timbul suatu tegangan listrik
sedemikian sehingga pasangan logam-logam Cu, Pb, dan Zn yang mempunyai
nilai potensial lebih kecil akan menjadi sumbu anoda, sedangkan logam lainnya
menjadi katoda. Pada percobaan ini dilakukan tiga kali percobaan yaitu Cu/Zn,
Cu/Pb, dan Pb/Zn. Pada percobaan pertama yang bertindak sebagai sumbu anoda
pada tiap percobaan adalah logam seng (Zn), pada percobaan kedua yang menjadi
anoda adalah logam timbal (Pb), dan pada percobaan terakhir yang menjadi anoda
adalah logam Timbal (Zn) kembali. Pada daerah logam Zn, dan Pb tiap percobaan
menjadi sumbu anoda dan akan terjadi pelarutan logam karena terjadi proses
oksidasi. Pada percobaan logam terjadi kontak langsung dengan cairan yang
bersifat korosif yaitu larutan NaCl 3%. Logam yang menjadi sumbu anoda akan
16

akan terkorosi karna melepaskan elektron-elektron yang mengalir dari sumbu


negatif (anoda) ke sumbu positif (katoda). Lalu di permukaan katoda elektron-
elektron akan berekasi dengan ion Hidrogen hasil elektrolis air sehingga akan
habis pada sumbu katoda. Kemudian katoda akan terpolarisasi oleh kehadiran ion-
ion tersebut yang menghasilkan lapisan film dan menutupi permukaan dari logam
katoda. Lapisan film yang terbentuk mempengaruhi kinetika maupun laju korosi.
Pada percobaan ini pelat yang sudah dihubungkan ke multitester
dimasukkan ke dalam larutan elektrolit. Percobaan dilakukan dalam waktu lima
menit dengan melihat nilai potensial yang didapat pada multitesteseter dan setiap
menit dua, empat dan lima diadakan pencatatan nilai E korosi pada alat
multitester. Percobaan ini dilakukan sebanyak tiga kali.
Pada percobaan pertama dilakukan percobaan dengan pasangan Cu/Zn
dimana nilai potensial standar dari logam tembaga (Cu) adalah +0,34 Volt dan
nilai potensial standar logam seng (Zn) adalah -0,76 Volt sehingga nilai pebedaan
potensial keduanya adalah 1,1 Volt. Dikarnakan nilai potensial logam Zn lebih
rendah ketimbang Logam Cu, Logam Zn akan bertindak sebagai sumbu Anoda
atau logam yang akan terkorosi. Pada sumbu inilah terjadi proses oksidasi atau
proses pelepasan dari elektron dengan persamaan.:
Zn = Zn²⁺ + 2eˉ .............................................. (4.1)
Persamaan 4.1 menunjukkan proses oksidasi dimana logam Zn yang menjadi
anoda kehilangan elektronnya, dan akan mengalir dari daerah sumbu Anoda ke
sumbu Katoda. Kemudian dipermukaan katoda akan berlangsung proses reduksi,
sehingga elektron akan beraksi dengan persamaan:
H⁺ + eˉ = H .................................................... (4.2)
Selanjutnya pada percobaan kedua dilakukan percobaan dengan pasangan
Cu/Pb. dimana nilai potensial standar dari logam tembaga (Cu) adalah +0,34 Volt
dan nilai potensial standar logam timbal (Pb) adalah -0,13 Volt. sehingga nilai
pebedaan potensial keduanya adalah 0,47 Volt. Berbeda dengan percobaan
pertama, pada percobaan kedua yang bertindak menjadi Anoda adalah logam
timbal (Pb) logam inilah yang akan terkorosi. Pada sumbu inilah terjadi proses
oksidasi dengan persamaan.:
17

Pb = Pb²⁺ + 2eˉ .............................................. (4.3)


Dari peoses oksidasi elektron akan mengalir dari sumbu Anoda ke Katoda. Dan
pada permukaan Katoda akan berlangsug proses reduksi dengan persamaan
sebagai berikut
H⁺ + eˉ = H .................................................... (4.4)
Selanjutnya pada percobaan ketiga dan sekaligus percobaan terakhir
dilakukan percobaan dengan pasangan Pb/Zn. dimana nilai potensial standar dari
logam timbal (Pb) adalah -0,13 Volt dan nilai potensial standar logam seng (Zn)
adalah -0,76 Volt. sehingga nilai pebedaan potensial keduanya adalah 0,63 Volt.
pada percobaan ketiga yang bertindak menjadi Anoda adalah logam seng (Zn)
logam inilah yang akan terkorosi. Pada sumbu inilah terjadi proses oksidasi
dengan persamaan.:
Zn = Zn²⁺ + 2eˉ .............................................. (4.5)
Dari proses oksidasi elektron akan mengalir dari sumbu Anoda ke Katoda. Dan
pada permukaan Katoda akan berlangsug proses reduksi dengan persamaan
sebagai berikut
H⁺ + eˉ = H .................................................... (4.6)
Pada percobaan dari ketiga yang telah dilakukan pada sumbu katoda karna
kehadiran ion-ion hidrogen yang bereaksi dengan elektron akan mengasilkan
lapisan film yang menutupi permukaan katoda. Sehingga dikarnakan lapisan
tersebut kecepatan korosi kian lama kian melambat. Dan karana melambatnya
reaksi di sumbu katoda menyebabkan melambatnya proses reaksi keseluruhan.

Percobaan 1
0,6

0,4

0,2 Cu/Zn

0
Menit 2 Menit 4 Menit 5

Gambar 4.1 Kurva pengaruh waktu terhadap laju korosi Cu/Zn


18

Percobaan 2
0,15

0,1

0,05 Cu/Pb

0
Menit 2 Menit 4 Menit 5

Gambar 4.2 Kurva pengaruh waktu terhadap laju korosi Cu/Pb

Percobaan 3
0,3

0,2

0,1 Pb/Zn

0
Menit 2 Menit 4 Menit 5

Gambar 4.3 Kurva pengaruh waktu terhadap laju korosi Pb/Zn

Hasil ketiga percobaan di peroleh data laju kecepatan per menit sehingga
dapat dilihat gambar 4.1 kurva pertama mempunyai nilai laju korosi pada menit
kedua sebesar 0,409; pada menit keempat sebesar 0,204; dan pada menit kelima
sebesar 0,163. Selanjutnya pada gambar 4,2 mempunyai nilai laju korosi pada
menit kedua sebesar 0,116; pada menit keempat sebesar 0,058; dan pada menit
kelima sebesar 0,047. Dan pada percobaan terakhir dapat dilihat pada gambar 4.3
kurva ketiga mempunyai nilai laju korosi pada menit kedua sebesar 0,219; pada
menit keempat sebesar 0,11; dan pada menit kelima sebesar 0,088. Jika
diperhatikan laju dari korosi akan semakin menurun seiring lamanya waktu laju
korosi menit keempat adalah setengah dari laju korosi dari menit kedua. Hal
inidapat membuktikan bahwa pada proses korosi di sumbu katoda akan terbentuk
lapisan penghalang,yang sering disebut lapisan film, lapisan inilah yang akan
menghalangi proses reduksi selanjutnya sehingga menyebabkan kinetika atau
19

kecepatan korosi akan terus melambat kian waktu. Hingga ada suatu titik dimana
laju korosi akan mendekati nol.
Pada percobaan ini dilakukan tiga kali percoban dengan memanfaatkan
pasngan yang berbeda-beda logam yang dimaksud adalah logam tembaga (Cu),
logam timbal (Pb), dan logam seng (Zn). Peda tiap-tiap pasangan memiliki beda
potensial masing-masing sebesar 1,1 Volt; 0,47 Volt; dan 0,63 Volt. Percobaan ini
mengunakan alat multitester yang mana alat ini berguna untuk menghitung volt
pada saat percobaan berlangsung. Tiap percobaan dilakukan selama lima menit,
dan dari lima menit tersebut dilakukan tiga kali perhitungan. Perhitungan
dilakukan pada menit kedua, keempat, dan kelima. Dilakukan juga perhitunagn
laju korosi tiap menit kedua, keempat, dan kelima. Dan hasil dari perhitungan
tesebut yang terbesar nilainya didapatkan oleh percobaan pertama dari pasangan
Cu/Zn hal ini sesuai karna dari kedua pasangan lainnya, pasangan pertamalah
yang memiliki perbedaan energi potensial terbesar. Dan dari perhitungan menit
yang ditentukan didapatkan bahwa kian lama proses berlangsung maka kian kecil
nilai laju reaksi yang terjadi. Hal ini dikarnakan pada sumbu katoda terdapat
pelindung tipis yaitu lapisan film.
20

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5,1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan korosi galvanik yang telah dilaksanakan, mak
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1. Semakin jauh nilai beda potensial maka laju korosi akan semakin
besar dan berlaku sebaliknya
2. Laju korosi Pb/Zn lebih besar dibandingkan laju korosi Cu/Pb dan
Cu/Zn, sehingga Cu/Zn lebih mudah terkena korosi dibandingkan
lainnya dengan rata-rata laju korosi 0,259 volt/menit. Laju korosi
tercepat ke dua adalah Pb/Zn dengan rata-rata laju korosi 0,139
volt/menit
3. Dari data yang telah didapatkan yaitu semakin lama waktu pencelupan
yang dilakukan kepada masing-masing plat logam maka nilai laju
korosi yang di timbulkan akan menjadi semakin menurun yang
disebabkan pada katoda sudah terentuk lapisan pelindung. Sehingga
laju dari korosi kian melambat.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan untuk praktikum selanjutnya ialah :
1. Selain dilakukan percobaan dengan variasi logam yang berbeda,
mungkin dilakukan juga dengan larutan yang bervariasi
21

DAFTAR PUSTAKA

[1] Pierre R. Roberge., Handbook of Corrosion Engineering. New York:


McGraw-Hill, 1999
[2] Uhlig, Herbert. Corrosion and Corrosion Control. NewYork: John
Wiley& Sons Inc., 1971.
[3] Budi Utomo. “Jenis Korosi dan Penanggulangannya”. Jurnal pada korosi,
vol 9, Hal. 138-141. 2009
[4] Wibowo,Ari. “Analisis Sifat Korosi Galvanik Berbagai Plat Logam Di
laboratorium Metalurgi Politeknik Negeri Batam”. Jurnal Integrasi, vol 8,
No. 2 p-ISSN: 2085-3858. 144-147.2016
[5] Jatmiko, Sukanto. “Studi Komparasi Proteksi Kathodik antara Anoda Zink
dengan Anoda Aluminium setelah diaplikasikan pada tug boat universal
dan tug boat mariner”. Hal 64-73
22

LAMPIRAN A
CONTOH PERHITUNGAN
23

Lampiran A. Contoh Perhitungan


1. Menghitung E⁰ Redoks

a. Menghitung E⁰ Cu/Zn

( )

b. Menghitung E⁰ Cu/Pb

( )

c. Menghitung E⁰ Pb/Zn

( ) ( )

2. menghitung E korosi rata-rata

a. E korosi Cu/Zn rata-rata

b. E korosi Cu/Pb rata-rata

c. E korosi Cu/Pb rata-rata

3. Menghitung ΔE⁰

a. ΔE⁰ Cu/Zn

b. ΔE⁰ Cu/Pb
24

b. ΔE⁰ Pb/Zn

4. Menghitung laju korosi

a. V Cu/Zn

b. V Cu/Pb

c. V Pb/Zn

5. Menghitung laju korosi rata-rata


25

a. V rata-rata Cu/Zn

a. V rata-rata Cu/Pb
26

LAMPIRAN B
JAWABAN PERTANYAAN DAN TUGAS KHUSUS
27

Lampiran B. Jawaban Pertanyaan dan Tugas Khusus


B.1 Jawaban Pertanyaan
1. Gambarkan dan jelaskan mekanisme korosi galvanik!
Jawaban : korosi galvanik adalah proses degredasi logam,
dikarnakan terjadinya kontak antara dua jenis
logam yang memiliki perbedaan nilai E⁰sel yang
terjadi pada lingkungan yang korosif biasanya
larutan elektrolit, salah satu dari kedua batang
tersebut akan menjadi Anda, dan katoda.di sumbu
anoda akan terjadi proses oksidasi, dan pada
sumbu katoda terjadi proses reduksi. Dari sumbu
anoda lah terjadi korosi dikarnakan terjadi proses
oksidasi.

2. Tuliskan masing-masing reaksi anodik dan katodik serta tentukan


logam yang berperan sebagai anode dan katode! (minimal 3) dari
logam berikut ini, logam manakah yang lebih cepat terkorosi
berdasarkan perhitungan
a. Mg dengan Sn
b. Sn dengan Cu
c. Cu dengan Mg

Jawaban : Anoda : Mg → Mg²⁺ + 2eˉ = -2,38 V


Katoda : 2eˉ + Sn²⁺ → Sn = +0,14 V
Mg + Sn²⁺ → Mg²⁺ + Sn = +2,52 V

Anoda : Sn → Sn²⁺ + 2eˉ = -0,14 V


Katoda : 2eˉ + Cu²⁺ → Cu = +0,34 V
Mg + Sn²⁺ → Mg²⁺ + Sn = +0,48 V

Anoda : Mg → Mg²⁺ + 2eˉ = -2,38 V


28

Katoda : 2eˉ + Cu²⁺ → Cu = +0,34 V


Mg + Sn²⁺ → Mg²⁺ + Sn = +2,72 V
Dari reaksi anodik katodik diatas proses korosi yang semakin
cepat terjadi adalah pada proses ketiga karna memiliki Esel
uang sangat tinggi

3. Sebutkan dan jelaskan material atau bahan yang dapat digunakan


untuk melapisi baja agar dapat melindungi baja dari proses korosi!
Jawaban : pelapisan baja untuk terhindar dari korosi sebagi
berikut:
1. Pengecatan
Pengecatan merupakan cara untuk mencegah korosi
dengan mudah. Dengan pengectan kita dapat
menghindarkan kontak langsung logam yang
kemungkinan akan terkorosi
2. Pelumuran dengan Oli
Pelumuran baja dengan mengunakan oli bermaksud untuk
mencegah baja berkontak langsung dengan lingkungan
yang korosif
3. Chromium Plating
Bahan Chromium merupakan bahan yang dilapiskan pada
baja dan unsur Crhomium adalah jenis logam yang sukar
untuk terkorosi
4. Jelaskan dan gambarkan kurva polarisasi dan pasivasi.
Jawaban : Kurva polarisasi sangat berguna untuk
menggambarkan fenomena pasifasi dari logam
seperti yang ditunjukkan pada gambar, gambar
tersebut menunjukkan nilai – nilai atau besaran
yang terdapat dalam kurva polarisasi logam
aktif-pasif, yaitu :
Ecorr = Potensial korosi bebas pada saat kesetimbangan.
29

Epp = Potensial awal pada saat lapisan pasif akan dan mulai
terbentuk (awal pasifasi)
Ef = Potensial pada saat lapisan pasif terbentuk sempurna
(pasivasi sempurna)
Er = Potensial awal pada saat lapisan pasif pecah (breakdown
of passivity )
Icrit = Rapat arus yang terjadi pada saat lapisan pasif akan dan
mulai terbentuk.
Ip = Rapat arus yang terjadi saat lapisan pasif terbentuk
sempurna.

5. Jelaskan fenomena yang terjadi di sekitar anda mengenai korosi


galvanik dan berikan cara menanggulanginya!
Jawaban : berikut adalah contoh korosi yang terjadi
dilingkungan sekitar
a. Korosi baut pada pegangan pintu, dapat diatasi dengan
menggunakan baut yang jenisnya sama dengan pegangan
pintu
b. Korosi pada tromol sepeda, pencegahannya dengan cara
pelapisan contohnya dengan menggunakan krom
c. Korosi pada baut spadboard mobil, pencegahannya dengan
cara memberikan insulator dapat berupa karet pembatas dan
dapat juga dengan cara pelapisan
30

d. Korosi pada jari-jari sepeda motor, pencegahannya dengan


cara melapisi dengan krom
e. Baut pada sepeda motor, pencegahannya gunakan karet
pembatas antara baut dengan body motor

B.1 Tugas Khusus


1. Pengertian elektrokimia?
Jawaban : Elektrokimia adalah cabang dari imu kimia yang
mempelajari aspek listrik dalam reaksi kimia
dalam bidangnya elekrokima dibagi dua bidang
besar yaitu sel volta dan sel elektrolisis
2. Jelaskan perbedaan elektrolisis dan sel volta
Jawaban : Sel volta adalah reaksi kimia yang melibatkan
transfer elektron sehingga akan terjadi tegangan
listrik. Semantara itu sel elektrolisis adalah reaksi
kimia yang dapat terjadi jika dihubungkan dengan
energi listrik.
3. apa itu siklus korosi dan gambar serta jelskan
Jawaban :

1. pada anoda besi akan terjadi oksidasi yang mana reaksi


tersebut membentuk elektron (eˉ) dan ion besi (Fe²⁺)
2. elektron hasil reaksi besi oksida akan bermigrasi ke sumbu
katoda
3. selanjutnya elektron akan bereaksi dengan ion H⁺ dari air
4. ion Fe²⁺ akan bereaksi dengan oksigen dan membentuk
31

senyawa logam oksida Fe₂O₃


4. Jelaskan aspek termodinamika pada proses korosi secara umum
Jawaban : Aspek termodinamika pada korosi berkaitan
denagn diagram yang bernama diagram Pourbix,
diagram ini menghubungkan keterkaitan energi
potensial (E), dengan pH pada diagram ini akan
terbentuk tiga daerah yaitu daerah korosi,
pasivasi, dan daerah imun
Aspek Kinetika dalam proses korosi tentu laju
dari prosesnya tidaklah sama hal ini dikarnakan
perbedaan jenis logam, lingkungan, dan upaya
yang dilakukan guna mencegah terjadinya
proses korosi.
5. Cara membuat larutan NaCl 3% dari gambar dapur
Jawaban : dengan mengunakan rumus Moralritas kita dapat
menentukan besar gram untuk membentuk 3%
larutan NaCl
32

LAMPIRAN C
BLANGKO PERCOBAAN
33

Anda mungkin juga menyukai