LABORATORIUM METALURGI I
SLUICE BOX
Disusun oleh :
Nama Praktikan : Rohmansyah
NPM : 3334200021
Kelompok : 10
Rekan : 1. Bagus Prasetia
2. Sahla Sar’ana
Tanggal Praktikum : 20 September 2022
Tanggal Pengumpulan Lap. : 26 September 2022
Asisten : Cindy Putri Pancaningtias
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Tujuan Percobaan ..................................................................................... 1
1.3 Batasan Masalah ....................................................................................... 1
1.4 Sistematika Penulisan ............................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengolahan Bahan Galian ........................................................................ 3
2.2 Konsentrasi ............................................................................................... 4
2.3 Gravity Separation ................................................................................... 6
2.4 Sluice Box ................................................................................................ 9
2.5 Mekanisme Kerja Sluice Box.................................................................. 10
BAB III METODE PERCOBAAN
3.1 Diagram Alir Percobaan ......................................................................... 12
3.2 Alat dan Bahan ....................................................................................... 13
3.2.1 Alat yang digunakan ....................................................................... 13
3.2.2 Bahan yang digunakan .................................................................... 13
3.3 Prosedur Percobaan ................................................................................ 13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan ...................................................................................... 15
4.2 Pembahasan ............................................................................................ 15
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 22
5.2 Saran ....................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
LAMPIRAN A CONTOH PERHITUNGAN ....................................................... 24
LAMPIRAN B JAWABAN PERTANYAAN DAN TUGAS KHUSUS ............ 27
iii
LAMPIRAN C GAMBAR ALAT DAN BAHAN ............................................... 33
LAMPIRAN D BLANGKO PERCOBAAN ........................................................ 36
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Shaking Table ...................................................................................... 7
Gambar 2.2 Mekanisme Pemisahan pada Riffle ...................................................... 9
Gambar 3.1 Diagram Alir Percobaan Sluice Box .................................................. 12
Gambar 4.1 Diagram Garis Riffle terhadap % Kumulatif Massa Tertampung ..... 18
Gambar 4.2 Diagram Garis Riffle terhadap % Kumulatif Massa Lolos ................ 19
Gamabr B.1 Pabble Mill ....................................................................................... 31
Gamabr B.2 Hydrocyclone .................................................................................... 31
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran A Contoh Perhitungan .......................................................................... 24
Lampiran B Jawaban Pertanyaan Dan Tugas Khusus........................................... 27
B.1 Jawaban Pertanyaan.........................................................................27
B.2 Jawaban Pertanyaan.........................................................................30
Lampiran C Gambar Alat Dan Bahan ................................................................... 33
Lampiran D Blangko Percobaan ........................................................................... 36
vi
BAB I
PENDAHULUAN
mendasarkan atas sifat fisik mineral, maka informasi mengenai mineral yang
terkandung dalam bahan galian sangan diperlukan. Macam dan Komposisi
Mineral dalam Bahan Galian Terdapat tiga macam dan komposisi mineral dalam
bahan galian, yaitu:
1. Kadar masing-masing mineral
2. Besar kecilnya ukuran (distribusi ukuran)
3. Derajat liberasi (kebebasan) dari mineral
Sifat – sifat Fisik Mineral Terdapat tiga sifat fisik mineral, yaitu :
1. Mengkilat
2. Structure (struktur)
3. Fracture (retak)
Sifat ini diperlukan dalam menentukan alat penghancur ikatan mineral
sedangkan besar kecilnya kristal berkaitan dengan derajat liberasi. Semakin tinggi
derajat liberasi akan semakin sempurna proses pengolahan. Derajat liberasi adalah
perbandingan antara mineral yang terliberasi sempurna dengan jumlah mineral
yang sama keseluruhan. Bijih dari tambang umumnya masih berukuran relatif
besar, sehingga mineral berharga belum terliberasi, maka perlu direduksi
ukurannya dengan menggunakan alat peremuk (crusher) dan alat
penggiling/penggerus (grinding mill). Supaya hasil peremukan dan penggilingan
mempunyai ukuran yang sama, maka perlu dilakukan pengelompokan ukuran
(sizing) yaitu dengan cara pengayakan (screening) maupun classifying (M.
Winanto, 2006).
2.2 Konsentrasi
Proses konsentrasi adalah suatu proses yang bertujuan untuk memisahkan
mineral berharga dan mineral yang tidak diinginkan berdasarkan perbedaan sifat
fisik dari mineral tersebut. Untuk memisahkan mineral-mineral tersebut terdapat
beberapa metode berdasarkan perbedaan sifat fisiknya (Wills Barry A.Munn,
2006), yaitu dapat dilihat sebagai berikut.
1. Hand sorting
Hand sorting adalah metode pemisahan mineral berdasarkan perbedaan
5
tidak mengapung dan cenderung tetap berada dalam fasa air. Di lain pihak
partikel-patrikel hidrofobik (tidak dibasahi) menempel pada gelembung , naik ke
permukaan, membentuk buih yang membentuk partikel dan dipisahkan (Alfredo,
2020).
a. Jig
Jig adalah alat konsentrasi yang menggunakan prinisp gravitasi dengan
arah aliran fluida yang vertikal. Jigging concentration menggunakan fluida
air sebagai media pemisahannya.
b. Sluice Box
Sluice box lebih banyak digunakan karena mempunyai efisiensi yang
sama dengan peralatan konsentrasi yang lain namun mempunyai konstruksi
yang lebih sederhana daripada spiral concentrator, meja goyang dan jig,
serta dapat memproses lebih banyak bijih dalam satu hari.
c. Meja goyang (shaking table)
Meja goyang (shaking table) adalah alat konsentrasi yang digunakan
pada pertambangan yang masih bersifat sederhana dengan arah gerakan alat
yang horizontal. Bentuk shaking table dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Air Feed
Akhir
mekanisme
tailing
Dalam proses konsentrasi secara gravitasi, terdapat gaya dimana gaya apung
dan gaya hambat akan setara dengan gaya gravitasinya sehingga perepatan feed
menjadi nol yang disebut dengan kecepatan terminal. Kecepatan terminal akan
berpengaruh terhadap ukuran mineral, kecepatan fluida, dan berat jenis dari
mineral tersebut. Kecepatan terminal suatu partikel dinyatakan sebagai berikut
(Wills Barry A.Munn, 2006):
8
a. Untuk partikel berukuran besar (diameter partikel lebih besar dari 0,5
cm) dengan menggunakan persamaan Newton, yaitu :
( p- )
√ ..................................................(2.1)
on n
Air
Meja
Riffle
Gambar 2.2 Mekanisme Pemisahan pada Riffle (Wills Barry A.Munn, 2006)
10
Setelah itu karpet dasaran dari sluice box ini kemudian dicuci dalam drum
tertutup, agar butiran material berharga telepas dan terkumpul
didalamnya. Konsentrat yang berisi campuran mineral berat selanjutnya didulang
untuk mendapatkan butiran emasnya. Pada saat proses ini biasanya masih banyak
material berharga yang ikut terbawa bersama tailing. Untuk menghindari proses
tersebut, pada saat pendulangan campuran konsentratnya dicampurkan dengan air
raksa (Hg). Hal ini memanfaatkan sifat emas yang hanya mau bersenyawa dengan
Un u k u Po u u u po “Am l m ”
Campuran air raksa dan emas lalu tersebut disaring menggunakan kain saring
untuk mendapatkan konsentrat murni dari emasnya, konsentrat ini biasanya
disebut bulion. Bulion ini kemudian dibakar untuk memisahkan kembali
campuran antara air raksa dan unsur emasnya (https://ardra.biz sain-teknologi).
BAB III
METODE PERCOBAAN
Data pengamatan
Pembahasan Literatur
Kesimpulan
8. Ditimbang tiap-tiap fraksi (pasir besi, pasir kuarsa) yang diperoleh dari
setiap riffle.
9. Dicatat data pengamatan yang diperoleh.
10. Dianalisa data hasil percobaan dan menarik kesimpulan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan
Perbedaan dan penjelasan dasar antara mineral dan bijih dalam bidang ilmu
metalurgi ekstraksi. Mineral adalah padatan non-organik yang terbentuk seacara
alami dimana memiliki komposisi kimia yang spesifik dan mempunyai struktur
kristal yang khas. Sementara ore (bijih) adalah pasir, tanah atau batuan yang
mengandung cukup mineral yang berguna untuk diolah menjadi barang ekonomi
dengan teknologi saat ini seperti besi-baja, tembaga, emas, dan lain-lainnya. Bijih
mempunyai ukuran optimum yang ekonomis agar dapat dipisah secara mekanik
dengan memanfaatkan sifat-sifat fisiknya. Ukuran optimumnya tergantung pada
ukuran liberasi dari mineral berharga atau gangue dan ukuran pemisahan yang
diperlukan pada proses berikutnya.
16
sluice box, sehingga apabila aliran yang terjadi selama proses praktikum tidak
konstan laminar dengan kata lain terjadi juga aliran turbulen maka akan terjadi
loncatan-loncatan partikel yang seharusnya tetap terperangkap pada riffle (Burt, R.
O, 1987).
Percobaan ini diawali dengan menimbang massa pasir besi dan pasir kuarsa
dengan massa masing-masing 15 gram, kemudian dilakukan pencampuran
terhadap material, berguna untuk menyatukan antara pasir kuarsa dan pasir besi,
kemudian dilakukan persiapan sluice box dengan membersihkan papan riffle yang
bertujuan agar material-material yang tersisa tidak ikut dalam percobaan
berikutnya, kemudian menentukan aliran air yang dipakai. Dipercobaan kali ini
aliran yang dipakai adalah aliran laminar, dan medianya berupa air, kemudian
selanjutnya dilakukan pengumpanan secara stabil diatas papan, dan setelah
pengumpanan dilakukan, material diambil dari setiap riffle, kemudian dilakukan
pengeringan dengan oven yang bertujuan untuk menghilangkan kadar air yang
terdapat dalam material, setelah kadar air hilang, dilakukan proses magnetisasi
guna memisahkan pasir besi sebagai konsentrat dan pasir kuarsa sebagai tailing,
kemudian menimbang masing-masing massa pasir besi dan pasir kuarsa yang
dihasilkan dari setiap riffle.
Pada percobaan kali ini riffle yang digunakan sebanyak 7 riffle, kemudian
pasir besi dan pasir kuarsa tersebut dipadukan atau dicampur menjadi homogen
untuk dimasukkan kedalam feeder. Jenis fluida yang digunakan pada percobaan
ini menggunakan media air yang dialirkan secara laminar hingga campuran pasir
besi dan pasir kuarsa habis terbawa oleh aliran air, hal ini bertujuan untuk
memudahkan pemisahan partikel secara teratur, setelah dilakukan pengumpanan
maka setiap material pada setiap riffle diambil kemudian dilakukan drying
menggunakan oven guna menghilangkan kadar air yang terdapat didalamnya,
setelah kadar air dihilangkan, dilakukan pemisahan antara pasir besi dan pasir
kuarsa pada hasil setiap riffle menggunakan magnet, digunakannya magnet karena
dari sifat pasir besi itu sendiri yaitu mempunyai sifat ferromagnetic. Setalah
dilakukan pemisahan antara pasir besi dan pasir kuarsa lalu ditimbang kembali
18
untuk mengetahui massa akhir yang dihasilkan. Kemudian dari data yang
diperoleh pada percobaan dihasilkan riffle terhadap persen kumulatif massa
tertampung pasir kuarsa dan pasir besi dapat dilihat pada gambar 4.1.
Pasir Kuarsa
120 Pasir Besi
% Kumulatif Massa
100
Tertampung
80
60
40
20
0
1
4 5 6 7 2 3
Riffle
Gambar 4.1 Diagram Garis Riffle terhadap % Kumulatif Massa Tertampung
1. Aliran riffle yang kadang terlalu cepat dan terlalu lambat. Bila aliran
terlalu cepat maka pasir besi akan terus terbawa ke riffle yang lebi jauh.
Sebaliknya bila aliran terlalu lambat, tailing banyak tertahan pada riffle
awal, sehingga bila aliran tidak stabil maka tidak akan terjadi pemisahan.
2. Saat aliran cepat maka tebal aliranpun akan lebih besar, ini memungkinkan
mineral manapun yang melewatinya akan ikut terbawa arus. Sehingga
tidak terjadi pemisahan antar mineral yang berat dan ringan
3. Pengumpanan Dilakukan dngan tidak merata.
Selanjutnya bila ditinjau dari komulatif % massa lolos melalui percobaan akan
terbentuk diagram batang seperti pada gambar 4.2 berikut ini:
Pasir Besi
200
% Kumulatif Massa
150 Pasir
100 Kuarsa
Lolos
50
0
1
4 5 6 7 2 3
Riffle
Gambar 4.2 Diagram Garis Riffle terhadap % Kumulatif Massa Lolos
Bila dilihat dari persen massa lolos diagram garis yang terbentuk adalah
kebalikan dari komulatif % massa tertampung. Apabila dilihat dari kumulatif
persen massa lolos data percobaan ini tidak sesuai karena pasir besi memiliki
massa jenis lebih besar dibandingkan dengan pasir kuarsa seharusnya tertampung
dan pasir kuarsa akan lolos melewati riffle dengan bantuan aliran air.
Ketidaksesuaian data hasil percobaan yang ada pada tabel 4.1 dapat disebabkan
karena pengaruh variabel-variabel oprasi pada saat percobaan berlangsung.
Menurut (Gupta, A and Yan, 2006), menyatakan bahwa variabel oprasi yang
berpengaruh pada pengoprasian konsentrasi gravitasi menggunakan fluid film
concentration antara lain sebagai berikut:
a. Bentuk deck
b. Riffle
20
c. Kecepatan pengumpanan
d. Kecepatan aliran air
e. Kemiringan alat
f. Perbandingan antara air dan feed (water/solid ratio)
Kriteria konsentrasi merupakan besaran yang dapat digunakan untuk
memprediksi apakah konsentrasi berdasarkan gravitasi dapat dilakukan dengan
mudah atau sulit. Dari namanya pemisahan mineral ini dengan cara memanfaatkan
perbedaan berat jenis antara dua mineral yang akan dipisahkan di dalam suatu
media cariran (seperti air). Adanya kriteria ini terdapat gaya gaya yang bekerja
pada butiran tersebut yaitu (Pramusanto, 2006):
c. Kecepatan aliran fluida
Bila kecepatan dari fluida terlalu besar maka mineral yang ada baik itu
yang berat maupun mineral yang ringan dan ketebalan yang besar dari
fluida akan membuat arus turbulen yang besar dan ini yang membuat
rnaterial meloncat dari riffle.
d. Kekasaran permukaan karpet
Kekasaran permukaan karpet yang digunakan, dimana semakin kasar
permukaan karpet yang dipergunakan, maka konsentrat atau material yang
memiliki berat jenis tinggi juga akan lebih mudah tertahan dan dipisahkan.
e. Berat jenis material yang akan dipisahkan
Berat jenis dari material harus cukup besar karena material itu dapat
mengimbangi derasnya arus dengan gaya berat sehingga material itu akan
dapat terhalangi oleh riflle. Bila material itu mempunyai berat jenis yang
kecil, akan hanyut terbawa oleh aliran air.
f. Banyaknya air atau fluida
Bila air yang digunakan untuk memisahkan mineral ini hanya sedikit
maka mineral itu tidak akan dapat terpisahkan atau hasilnya adalah
heterogen.
g. Ketinggian riflle
Ketinggian riflle harus sebanding dengan ketebalan aliran air, paling tidak
harus melebihi ± 0,5 crn dari permukaan riffle.
21
h. Panjang box
Panjang box sangat menentukan karena makin panjang aliran makin besar
kemungkinan material itu untuk tersangkut pada riffle sehingga hasilnya
makin besar.
Gaya-gaya yang mempengaruhi kegiatan pada alat sluice box, yaitu :
a. Gaya dorong air, merupakan gaya yang dihasilkan oleh fungsi kecepatan
relatif aliran air dan partikel. Dalam prosesnya, partikel bergerak dengan
kecepatan yang dipengaruhi oleh kedalaman air.
b. Gaya gesek, ini terjadi antara material dengan dasar papan sluice box (alas
alat).
c. Gaya gravitasi, merupakan gaya yang mengakibatkan material jatuh ke
bawah.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Sluice box merupakan proses pemisahan mineral yang berdasarkan
berat jenis mineral dan menggunakan metoda fluid film concentration.
2. Persen massa pasir besi terbanyak terdapat pada riffle ke-1 yaitu
sebesar 26,02% dan pasir kuarsa terbanyak ada pada riffle ke-1 pula
yaitu sebesar 29,35%.
5.2 Saran
Saran yang dapat praktikan berikan agar tidak terjadi lagi kesalahan
adalah:
1. Harus lebih tepat untuk menentukan aliran laminar yang optimal.
2. Lebih teliti lagi pada saat mengambil konsentrat bijih besi dengan
menggunakan batang magnet.
3. Lebih hati-hati dan bersih lagi ketika mengambil hasil dari riffle.
DAFTAR PUSTAKA
2. Menurut pendapat kalian, apakah kimiringan deck dan tinggi riffle mampu
mempengaruhi proses stratifikasi mineral? Jelaskan!
Jawaban:
Menurut pendapat saya tentang kemiringan deck dan tinggi riffle akan mampu
mempengaruhi proses stratifikasi karena semakin miring deck maka semakin
cepat juga laju mengalir dari fluida tersebut. Namun apabila sluice box tidak
mengalami kemiringan maka air akan menggenang dan semua bahan galian
akan mengendap. Lalu pada riffle, dimana tinggi riffle apabila diimbangi
dengqn dimensi dari sluice box maka akan memudahkan bahan galian untuk
tertahan dan mengendap.
4. Apakah pasir besi dan pasir zircon dapat dipisahkan dengan menggunakan
metode pemisahan mineral berbasis berat jenis dengan media air? Jelaskan
pendapat saudara dengan analisis menggunakan kriteria konsentrasi!
Jawban:
Pasir besi dan pasir kuarsa dapat dipisahkan dengan media air. Hal ini dapat
dilihat dari berat jenis masing-masing bahan dan fluida yang digunakan. Berat
jenis pasir besi sebesar 4,23 g/cm2 dan untuk berat jenis dari pasir kuarsa
sebesar 2,65 g/cm2. Pada perhitungan didapatkan bahwa nilai kriteria
konsentrasinya adalah 1,957, nilai tersebut menunjukan bahwa proses
pemisahan dapat dilakukan.
5. Jelaskan derajat liberasi, grain mounting, material balance, mettalurgical
balance?
Jawaban:
a) Derajat liberasi = persen mineral tertentu yang telah dibebaskan dari
pengotornya dalam suatu fraksi ukuran.
b) Grain counting = suatu metode yang digunakan unuk menentukan
kadar dari suatu mineral sampel dengan membandingkan persen
volume terhadap mineral secara keseluruhan.
c) Material balance = neraca kesetimbangan pada pengolahan bahan
galian dimana jumlah umpan yang masuk hasilnya sama dengan
jumlah material yang keluar
d) Metallurgical balance = neraca kesetimbangan bijih dimana jumlah
feed yang masuk kadarnya sama dengan jumlah kadar dari produk
yang keluar
30
1. Jelaskan spesifikasi dan media penggerus yang digunakan pada pabble mill!
Pebble adalah media grinding berupa batuan keras atau batuan natural,
dengan kata lain alat grinding yang menggunakan pebble sebagai media
grindingnya menggunakan batuan yang mengandung bijih itu sendiri. Alat
grinding yang menggunakan pebble sebagai media grindingnya terdiri atas
semi autogenous grinding (SAG) mill, autogenous grinding mill, dan tower
mill.
1) Semi Autogenous Grinding (SAG) Mill
Semi Autogenous Grinding (SAG) mill adalah peralatan / sirkuit grinding
yang paling sering diminati dibandingkan dengan sirkuit konvensional
dikarenakan memiliki beberapa keuntungan-keuntungan, seperti biaya yang
lebih rendah, kemampuan menangani material basah dan lengket, flowsheet
yang lebih sederhana, peralatan berukuran besar, kebutuhan operator yang
sedikit, dan konsumsi medium grinding yang sedikit. SAG mill menggunakan
metode grinding dengan kombinasi medium grinding dan partikel bijih itu
sendiri(143; 144). Berdasarkan data riset yang ada, SAG mill dengan balls
sebagai medium terbukti paling efektif pada 6-10% volum mill. Untuk
mengendalikan sirkuit grinding diperlukan beberapa variabel yang harus
diketahui antara lain :
a) Perubahan laju umpan baru dan circulating load.
b) Distribusi ukuran dan kekerasan bijih.
c) Laju penambahan air pada sirkuit.
d) Interupsi operasi dalam sirkuit, seperti pemberhentian karena
pengumpanan
media grinding baru atau pembersihan choke cyclone
2) Autogenous Grinding Mill
Prinsip kerja autogenous grinding mill sama dengan dengan prinsip kerja
semi autogenous grinding mill, hanya saja autogenous mill bekerja
31
Feed chamber
Cylindrical section
Conical section
Apex