Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM METALURGI I

SLUICE BOX

Disusun oleh :
Nama Praktikan : Rohmansyah
NPM : 3334200021
Kelompok : 10
Rekan : 1. Bagus Prasetia
2. Sahla Sar’ana
Tanggal Praktikum : 20 September 2022
Tanggal Pengumpulan Lap. : 26 September 2022
Asisten : Cindy Putri Pancaningtias

LABORATORIUM METALURGI FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
CILEGON-BANTEN
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Tanggal Masuk Laporan Tanda Tangan

Disetujui untuk Laboratorium Metalurgi FT UNTIRTA


Cilegon, September 2022

(Cindy Putri Pancaningtias)

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Tujuan Percobaan ..................................................................................... 1
1.3 Batasan Masalah ....................................................................................... 1
1.4 Sistematika Penulisan ............................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengolahan Bahan Galian ........................................................................ 3
2.2 Konsentrasi ............................................................................................... 4
2.3 Gravity Separation ................................................................................... 6
2.4 Sluice Box ................................................................................................ 9
2.5 Mekanisme Kerja Sluice Box.................................................................. 10
BAB III METODE PERCOBAAN
3.1 Diagram Alir Percobaan ......................................................................... 12
3.2 Alat dan Bahan ....................................................................................... 13
3.2.1 Alat yang digunakan ....................................................................... 13
3.2.2 Bahan yang digunakan .................................................................... 13
3.3 Prosedur Percobaan ................................................................................ 13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan ...................................................................................... 15
4.2 Pembahasan ............................................................................................ 15
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 22
5.2 Saran ....................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
LAMPIRAN A CONTOH PERHITUNGAN ....................................................... 24
LAMPIRAN B JAWABAN PERTANYAAN DAN TUGAS KHUSUS ............ 27

iii
LAMPIRAN C GAMBAR ALAT DAN BAHAN ............................................... 33
LAMPIRAN D BLANGKO PERCOBAAN ........................................................ 36

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
Gambar 2.1 Shaking Table ...................................................................................... 7
Gambar 2.2 Mekanisme Pemisahan pada Riffle ...................................................... 9
Gambar 3.1 Diagram Alir Percobaan Sluice Box .................................................. 12
Gambar 4.1 Diagram Garis Riffle terhadap % Kumulatif Massa Tertampung ..... 18
Gambar 4.2 Diagram Garis Riffle terhadap % Kumulatif Massa Lolos ................ 19
Gamabr B.1 Pabble Mill ....................................................................................... 31
Gamabr B.2 Hydrocyclone .................................................................................... 31

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
Lampiran A Contoh Perhitungan .......................................................................... 24
Lampiran B Jawaban Pertanyaan Dan Tugas Khusus........................................... 27
B.1 Jawaban Pertanyaan.........................................................................27
B.2 Jawaban Pertanyaan.........................................................................30
Lampiran C Gambar Alat Dan Bahan ................................................................... 33
Lampiran D Blangko Percobaan ........................................................................... 36

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bijih as-mined atau run-of-mine terdiri atas mineral berharga dan pengotor
(gangue). Pengolahan mineral, yang sering disebut ore dressing, mineral
dressing, atau milling adalah tahapan lanjutan dari penambangan yang bertujuan
mempersiapkan bijih untuk ekstrasi mineral berharga dan menghasilkan produk
bernilai komersil. Terdapat dua operasi fundamental dalam pengolahan mineral,
yaitu pembebasan (liberasi) serta pemisahan mineral berharga dari pengotornya.
Proses terakhir dikenal sebagai konsentrasi (Wills & Napier-Munn, 2006).
Proses konsentrasi bertujuan untuk meningkatkan kadar mineral berharga
dan dilakukan dengan memanfaatkan sifat-sifat fisik mineral seperti sifat optik
(tekstur, warna), densitas, sifat permukaan, kerentanan terhadap medan magnet,
dan konduktivitas listrik. Konsentrasi yang paling sederhana yaitu gravity
separation, berdasarkan perbedaan densitas mineral-mineral yang akan dipisah.
Salah satu alat gravity concentration adalah sluice box. Alat ini berupa baki
/ dulang yang kedua ujungnya terbuka yang mengalirkan lapisan tipis air untuk
memisahkan mineral berdensitas berat dari mineral berdensitas ringan.

1.2 Tujuan Percobaan


Percobaan ini bertujuan untuk memahami langkah-langkah pemisahan
mineral dengan alat sluice box menggunakan prinsip fluid film concentration.

1.3 Batasan Masalah


Percobaan ini menggunakan aliran lapisan tipis air (fluid film) untuk
memisahkan pasir besi (Fe) dari pasir kuarsa (SiO2) menggunakan alat sluice box.
Variabel bebas meliputi massa umpan serta debit air yang dialirkan. Variabel
terikat meliputi massa yang tertampung di riffle.
2

1.4 Sistematika Penulisan


Laporan praktikum ini disusun secara sistematis berdasarkan pedoman
penulisan yang dikeluarkan Laboratorium Metalurgi; terdiri atas lima bab utama
yang saling berketerkaitan. Bab I meliputi latar belakang, tujuan, batasan masalah
dalam percobaan dan sistematika penulisan. Bab II merupakan hasil tinjauan
pustaka seputar teori-teori yang mendasari percobaan. Bab III mencakup diagram
alir prosedur percobaan serta alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan. Bab IV
merupakan uraian yang berisikan analisis dan pembahasan data hasil percobaan.
Dalam Bab V tercantum kesimpulan dari hasil analisa data berikut saran untuk
perbaikan dan pengembangan praktikum di masa mendatang. Lampiran meliputi
contoh perhitungan, jawaban pertanyaan dan tugas khusus, gambar alat dan bahan,
serta blangko percobaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengolahan Bahan Galian


Di alam, mineral akan berikatan satu sama lain secara fisik ataupun secara
kimia membentuk bijih yang lebih besar. Menghilangkan mineral yang tidak
diinginkan dan mengolah mineral yang berharga merupakan dasar dari
pengolahan mineral. Bahan galian adalah biji, mineral industri atau bahan galian
golongan C dan batu bara (Gupta. A and Yan, 2006). Pengolahan Bahan Galian
(ore dressing) adalah suatu proses pengolahan bijih (ore) secara mekanik
sehingga mineral berharga dapat dipisahkan dari mineral pengotornya dengan
didasarkan pada sifat fisika atau sifat kimia-fisika permukaan mineral. Bijih yang
dilakukan pengolahan bahan galian akan dapat ditingkatkan kadarnya, sehingga
dari hasil pengolahan tersebut diharapkan diperoleh keuntungan antara lain
adalah(M. Winanto, 2006):
1. Mengurangi ongkos angkut dari tempat pengolahan sampai tempat
peleburan. Hal ini karena mineral pengotor (gangue mineral) sudah
dapat dipisahkan sehingga tidak ikut terangkut.
2. Mengurangi biaya peleburan. Dengan naiknya kadar bijih maka logam
berharga semakin banyak untuk setiap berat yang sama, sehingga dalam
satuan waktu tertentu logam hasil peleburan akan lebih banyak jika
dibanding dengan peleburan bijih kadar rendah.
3. Mengurangi bahan imbuh (flux) selama peleburan. Semakin tinggi
kadar bijih berarti kadar mineral pengotor semakin kecil, sehingga flux
yang dibutuhkan juga semakin sedikit.
4. Mengurangi kehilangan logam berharga pada saat peleburan
5. Proses pemisahan atau pengolahan secara fisik jauh lebih sederhana dan
Menguntungkan daripada proses pemisahan secara kimia.
Proses pengolahan bahan galian merupakan jembatan antara penambangan
dengan ekstraksi logam (metalurgi ekstraksi). Karena pengolahan bahan galian
4

mendasarkan atas sifat fisik mineral, maka informasi mengenai mineral yang
terkandung dalam bahan galian sangan diperlukan. Macam dan Komposisi
Mineral dalam Bahan Galian Terdapat tiga macam dan komposisi mineral dalam
bahan galian, yaitu:
1. Kadar masing-masing mineral
2. Besar kecilnya ukuran (distribusi ukuran)
3. Derajat liberasi (kebebasan) dari mineral
Sifat – sifat Fisik Mineral Terdapat tiga sifat fisik mineral, yaitu :
1. Mengkilat
2. Structure (struktur)
3. Fracture (retak)
Sifat ini diperlukan dalam menentukan alat penghancur ikatan mineral
sedangkan besar kecilnya kristal berkaitan dengan derajat liberasi. Semakin tinggi
derajat liberasi akan semakin sempurna proses pengolahan. Derajat liberasi adalah
perbandingan antara mineral yang terliberasi sempurna dengan jumlah mineral
yang sama keseluruhan. Bijih dari tambang umumnya masih berukuran relatif
besar, sehingga mineral berharga belum terliberasi, maka perlu direduksi
ukurannya dengan menggunakan alat peremuk (crusher) dan alat
penggiling/penggerus (grinding mill). Supaya hasil peremukan dan penggilingan
mempunyai ukuran yang sama, maka perlu dilakukan pengelompokan ukuran
(sizing) yaitu dengan cara pengayakan (screening) maupun classifying (M.
Winanto, 2006).

2.2 Konsentrasi
Proses konsentrasi adalah suatu proses yang bertujuan untuk memisahkan
mineral berharga dan mineral yang tidak diinginkan berdasarkan perbedaan sifat
fisik dari mineral tersebut. Untuk memisahkan mineral-mineral tersebut terdapat
beberapa metode berdasarkan perbedaan sifat fisiknya (Wills Barry A.Munn,
2006), yaitu dapat dilihat sebagai berikut.
1. Hand sorting
Hand sorting adalah metode pemisahan mineral berdasarkan perbedaan
5

warna dan kilap dari partikel mineral. Pemisahannya dilakukan secara


pemilihan dengan tangan, sehingga proses pemisahan ini berjalan lambat
dan kurang effisien.
2. Gravity concentration
Gravity concentration adalah metode pemisahan mineral berdasarkan
perbedaan berat jenis (specific gravity) dari partikel mineral berharga dan
mineral pengotornya. Proses pemisahan dengan menggunakan alat jig,
sluice box, shaking table dan lain-lain.
3. Magnetic Separation
Magnetic separation adalah metode pemisahan mineral yang
berdasarkan perbedaan sifat kemagnetan (magnet suscepbility) dimiliki oleh
suatu mineral. Berdasarkan sifat kemagnetan, mineral-mineral tersebut
dapat dikelompokkan menjadi mineral-mineral ferromagnetic,
paramagnetic dan diamagnetic. Proses pemisahannya menggunakan alat
magnetic separator.
4. Electrostatic Separation
Electrostatic separation adalah metode pemisahan berdasarkan
perbedaan muatan elektostatik dari suatu mineral. Berdasarkan perbedaan
muatan elektrostatik, mineral-mineral dapat dikelompokkan menjadi
mineral-mineral konduktor, semi konduktor dan non konduktor (isolator).
Proses pemisahannya dengan menggunakan alat High Tension Separator
(HTS).
5. Flotasi
Flotasi adalah cara pemisahan mineral berdasarkan perbedaan sifat
permukaan mineral, yaitu tegangan permukaan partikel mineral didalam media
air. Proses pemisahan secara flotasi merupakan proses pemisahan yang selektif
dan dapat digunakan untuk pemisahan yang spesifik dari bijih-bijih yang
kompleks seperti campuran timbal, seng, dan lain-lain. Mekanisme flotasi
didasarkan pada adanya pertikel mineral yang dibasahi (hidropilik) dengan
partikel mineral yang tidak dibasahi (hidropobik). Partikel - partikel yang basah
6

tidak mengapung dan cenderung tetap berada dalam fasa air. Di lain pihak
partikel-patrikel hidrofobik (tidak dibasahi) menempel pada gelembung , naik ke
permukaan, membentuk buih yang membentuk partikel dan dipisahkan (Alfredo,
2020).

2.3 Gravity Separation


Konsentrasi Gravitasi adalah proses pemisahan material-material yang
berharga dan tidak berharga dalam suatu bahan galian akibat gaya-gaya dalam
fluida berdasarkan/tergantung pada perbedaan density, bentuk, dan ukuran.
Pemisahan ini memanfaatkan perbedaan densitas dan ukuran partikel serta bekerja
dengan mengkombinasikan gaya gravitasi dengan ketahanan untuk berpindah
yang dimiliki suatu material. Media yang digunakan dalam pemisahan ini adalah
fluida (baik air maupun udara) (Falcon L.M, 1982). Metode gravitasi akan efektif
bila dilakukan pada material dengan diameter yang sama/seragam, karena pada
perbedaan diameter yang besar perilaku material ringan (massa jenis kecil) akan
sama dengan material berat (massa jenis besar) dengan diameter kecil. Mineral
yang termasuk ke dalam mineral berat antara lain emas, galena, kasiterit,
wolframite, dan tembaga. Mineral yang termasuk ke dalam mineral ringan antara
lain kuarsa, feldspar, mika, gypsum, dan graphite. Oleh karena itu dibutuhkan
proses Screening and Classifying yang terdiri dari (Richard M.G, 1997):
a. Grizzlies, non moved screens
b. Vibrating screens
c. Spiral classifier
Pada proses ini menjadi sangat penting untuk dilakukan dengan baik, sebab
dengan memilah ukuran bijih hasil kominusi akan menyeragamkan besaran
umpan (feeding size) ke proses konsentrasi. Sedangkan bijih yang masih belum
seragam (lebih besar) hasil pemilahan dikembalikan ke proses sebelumnya yaitu
kominusi. Peralatan konsentrasi yang menggunakan prinsip gravitasi yang umum
digunakan pada pertambangan yang masih bersifat tradisional dan bersifat
sederhana. Alat yang digunakan antara lain adalah (Richard M.G, 1997):
7

a. Jig
Jig adalah alat konsentrasi yang menggunakan prinisp gravitasi dengan
arah aliran fluida yang vertikal. Jigging concentration menggunakan fluida
air sebagai media pemisahannya.
b. Sluice Box
Sluice box lebih banyak digunakan karena mempunyai efisiensi yang
sama dengan peralatan konsentrasi yang lain namun mempunyai konstruksi
yang lebih sederhana daripada spiral concentrator, meja goyang dan jig,
serta dapat memproses lebih banyak bijih dalam satu hari.
c. Meja goyang (shaking table)
Meja goyang (shaking table) adalah alat konsentrasi yang digunakan
pada pertambangan yang masih bersifat sederhana dengan arah gerakan alat
yang horizontal. Bentuk shaking table dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Air Feed

Akhir
mekanisme

tailing

Gambar 2.1 Shaking Table (Wills Barry A.Munn, 2006),

Dalam proses konsentrasi secara gravitasi, terdapat gaya dimana gaya apung
dan gaya hambat akan setara dengan gaya gravitasinya sehingga perepatan feed
menjadi nol yang disebut dengan kecepatan terminal. Kecepatan terminal akan
berpengaruh terhadap ukuran mineral, kecepatan fluida, dan berat jenis dari
mineral tersebut. Kecepatan terminal suatu partikel dinyatakan sebagai berikut
(Wills Barry A.Munn, 2006):
8

a. Untuk partikel berukuran besar (diameter partikel lebih besar dari 0,5
cm) dengan menggunakan persamaan Newton, yaitu :
( p- )
√ ..................................................(2.1)

b. Untuk partikel berukuran halus (diameter partikel lebih kecil dari 50


) dengan menggunakan persamaan Stokes, yaitu :
p-
................................................(2.2)

Dengan g = percepatan gravitasi


d = diameter partikel
Q = Koefisien gesek atau tahanan spesifik
Dp = densitas padatan
Df = densitas fluida
Vt = kecepatan terminal
Dalam proses pemisahan mineral dengan menggunakan prinsip gravitasi
terdapat gaya-gaya yang bekerja. Gaya gravitasi, gaya gesek dan gaya sentrifugal
adalah gaya-gaya yang dominan bekerja pada proses gravity concentration.
Resultan dari ketiga gaya yang ada inilah yang akan menentukan pemisahan
secara gravitasi. Namun ukuran dan densitas juga berperan sangat penting.
Mineral yang kecil dan/atau ringan akan memiliki lintasan yang jauh, sedangkan
mineral yang besar dan/atau berat akan memiliki lintasan yang pendek.
Ada kriteria yang digunakan dalam menentukan proses pemisahan
berdasarkan perbedaan berat jenis yaitu kriteria konsentrasi. Kriteria konsentrasi
adalah rasio dari perbedaan antara densitas partikel berat (heavier) dan densitas
fluida, dengan perbedaan antara densitas partikel ringan (lighter) dan densitas
fluida. Konsentrasi ini dapat juga disebut kriteria konsentrasi, dapat dituliskan
sebagai berikut :

on n

Dengan KK = Kriteria konsentrasi


= Densitas mineral yang berat
= Densitas dari fluida
9

= Densitas mineral ringan


Apabila kriteria konsentrasi nilainya kurang dari 2,5, maka mineral
tersebut akan sulit untuk dipisahkan dengan menggunakan gravity concentration.
Untuk nilai kriteria konsentrasi yang berada diatas 5, maka mineral tersebut akan
mudah untuk dipisahkan dengan menggunakan gravity concentration. Adapun
untuk kriteria konsentrasi dengan rentang 2,5 sampai 5, maka dalam proses
pemisahannya harus menjaga variabel-variabel, seperti kecepatan fluida, jumlah
fluida, jumlah riffle, dan sebagainya agar proses berlangsung optimal.

2.4 Sluice Box


Sluice box adalah alat gravity concentration yang termasuk dalam kelas
stirred beds. Dalam stirred beds terdapat suatu metode yang disebut dengan fluid
film concentration. Fluid film concentration merupakan cara tertua yang masih
sering dipakai dalam industri pengolahan mineral. Proses dari fluid film
concentration sangatlah sederhana dan memakan biaya yang cukup murah
sehingga sangat ekonomis untuk digunakan dalam industri. Hanya saja
dibutuhkan kalibrasi awal untuk pengaturan aliran air karena untuk mengatur
debit air sangatlah sulit (Stewart D.F, 1993).
Mekanisme dalam melakukan pemisahan dengan sluice box adalah feed
dialirkan dengan aliran air yang bersifat laminar. Kemudian, mineral yang
densitasnya lebih besar akan tersangkut pada riffle yang dipasang pada sluice box.
Sedangkan, untuk mineral dengan densitas yang lebih rendah akan terbawa oleh
aliran air dan terbuang sebagai tailing (Wills Barry A.Munn, 2006). Mekanisme
pemisahan mineral dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Air

Meja
Riffle

Gambar 2.2 Mekanisme Pemisahan pada Riffle (Wills Barry A.Munn, 2006)
10

Dalam prosesnya, pemisahan dengan gravity concentration menggunakan dengan


cara basah. Oleh karena itu, harus memperhatikan pergerakan partikel dalam air.
Ada dua metode pergerakan partikel dalam air adalah sebagai berikut (Richards
M.G, 1997)
1. Free Settling
Pada konsep ini kondisi partikel adalah jatuh bebas dalam media air,
maka tidak terjadi tumbukan antar partikel di dalam air. Aliran fluida dibagi
menjadi dua macam yaitu laminar dan turbulen.
2. Hindered Settling
Hindered settling adalah pergerakan air yang naik-turun yang
menyebabkan terjadinya mekanisme pengayakan. Disini didapat hukum
Stokes dan Newton tentang aliran fluida. Aliran fluida ini menyebabkan
terjadinya pemisahan bijih secara kontinu. Aliran ini dapat menyebabkan
terjadinya consolidation trickling atau pergerakan partikel kecil diantara
partikel besar.

2.5 Mekanisme Kerja Sluice Box


Tahap-tahap dalam sluicing yang pertama adalah pemasukan umpan, lalu
dilanjutkan dengan proses pencucian, dan melakukan pengambilan konsentrat.
Khusus untuk pengambilan konsentrat maka riffle diangkat atau dibuka lalu
disemprot dengan air, maka material yang dikehendaki itu dapat diambil dari
sluice box tersebut. Sluice box biasa digunakan pada tambang semprot untuk
lapisan alluvial. Dimana lapisan alluvial ini disemprot dengan air bertekanan
tinggi menggunakan pompa sederhana untuk melepaskan butiran material
berharga dengan fragmen alluvial. Selanjutnya aliran lumpur alluvial ini
disemprotkan ke dalam sluice box tersebut untuk dilakuan proses pemisahan awal.
Material berharga yang dicari dengan menggunakan metode ini umumnya adalah
bijih emas dan timah.
Didalam sluice box, lumpur hasil penyedotan konsentrat yang mengandung
emas yang terdapat didalam aliran lumpur dapat ditangkap (terendapkan karena
berat jenisnya tinggi) dengan bantuan dasar sluice box yang dilapisi karpet.
11

Setelah itu karpet dasaran dari sluice box ini kemudian dicuci dalam drum
tertutup, agar butiran material berharga telepas dan terkumpul
didalamnya. Konsentrat yang berisi campuran mineral berat selanjutnya didulang
untuk mendapatkan butiran emasnya. Pada saat proses ini biasanya masih banyak
material berharga yang ikut terbawa bersama tailing. Untuk menghindari proses
tersebut, pada saat pendulangan campuran konsentratnya dicampurkan dengan air
raksa (Hg). Hal ini memanfaatkan sifat emas yang hanya mau bersenyawa dengan
Un u k u Po u u u po “Am l m ”
Campuran air raksa dan emas lalu tersebut disaring menggunakan kain saring
untuk mendapatkan konsentrat murni dari emasnya, konsentrat ini biasanya
disebut bulion. Bulion ini kemudian dibakar untuk memisahkan kembali
campuran antara air raksa dan unsur emasnya (https://ardra.biz sain-teknologi).
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Diagram Alir Percobaan


Secara umum, prosedur percobaan Sluice Box meliputi pengumpanan,
pengambilan sampel tertampung, serta penimbangan massa sampel tertampung.
Ilustrasinya dalam diagram alir adalah sebagai berikut:

15 gram pasir besi 15 gram pasir kuarsa

Debit air diatur hingga diperoleh aliran tipis laminer

Pengumpanan dilakukan melalui feeder

Sampel diambil yang tertampung di setiap riffle

Sampel dikeringkan di oven

Sampel dipisahkan menggunakan magnet

Sampel ditimbang yang tertampung dari tiap-tiap riffle

Data pengamatan

Pembahasan Literatur

Kesimpulan

Gambar 3.1 Diagram Alir Percobaan Sluice Box


13

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat yang digunakan
Adapun alat-alat yang digunakan pada percobaan sluice box ini
adalah sebagai berikut:
a. Ayakan
b. Magnet
c. Neraca Digital
d. Oven
e. Sarung Tangan
f. Sluice box
g. Wadah Spesimen
3.2.2 Bahan yang digunakan
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada percobaan sluice box
ini adalah sebagai berikut:
1. Air
2. Pasir besi (Fe)
3. Pasir kuarsa (SiO2)

3.3 Prosedur Percobaan


1. Umpan ditimbang berupa 15 gram pasir besi dan 15 gram pasir kuarsa
menggunakan neraca digital.
2. Pasir besi dan pasir kuarsa dicampur hingga homogen.
3. Diatur debit air hingga diperoleh aliran tipis laminer.
4. Diumpankan campuran pasir besi dan pasir kuarsa ke feeder sedikit
demi sedikit hingga habis.
5. Diambil sampel yang tertampung di tiap-tiap riffle, meletakkannya
dalam wadah terpisah.
6. Dipanaskan sampel dalam oven untuk menghilangkan kandungan air.
7. Dipisahkan pasir besi dengan pasir kuarsa dalam sampel kering
menggunakan magnet.
14

8. Ditimbang tiap-tiap fraksi (pasir besi, pasir kuarsa) yang diperoleh dari
setiap riffle.
9. Dicatat data pengamatan yang diperoleh.
10. Dianalisa data hasil percobaan dan menarik kesimpulan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan


Hasil yang didapatkan dari percobaan sluice box yang telah dilakukan dapat
dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Data Hasil Percobaan
Riffle Massa % Massa Kumulatif % Kumulatif %
Tertampung Tertampung Massa Massa Lolos
(gram) Tertampung
SiO2 Fe SiO2 Fe SiO2 Fe SiO2 Fe
1 2,7 3,2 29,35 26,02 29,35 26,02 70,65 73,98
2 1,6 1,5 17,39 12,20 46,74 38,2 53,26 61,8
3 1,3 1,6 14,13 13,01 60,87 51,23 39,13 48,77
4 1,2 1,3 13,05 10,57 73,92 61,8 26,08 38,2
5 1,6 2,3 17,39 18,69 91,31 80,49 8,69 19,5
6 0,5 1,6 5,43 13,01 96,74 93,5 3,26 6,5
7 0,3 0,8 3,26 6,50 100 100 0 0

4.2 Pembahasan
Perbedaan dan penjelasan dasar antara mineral dan bijih dalam bidang ilmu
metalurgi ekstraksi. Mineral adalah padatan non-organik yang terbentuk seacara
alami dimana memiliki komposisi kimia yang spesifik dan mempunyai struktur
kristal yang khas. Sementara ore (bijih) adalah pasir, tanah atau batuan yang
mengandung cukup mineral yang berguna untuk diolah menjadi barang ekonomi
dengan teknologi saat ini seperti besi-baja, tembaga, emas, dan lain-lainnya. Bijih
mempunyai ukuran optimum yang ekonomis agar dapat dipisah secara mekanik
dengan memanfaatkan sifat-sifat fisiknya. Ukuran optimumnya tergantung pada
ukuran liberasi dari mineral berharga atau gangue dan ukuran pemisahan yang
diperlukan pada proses berikutnya.
16

Gravity concentrator adalah metode pemisahan dengan bantuan gaya


gravitasi ini digunakan untuk berbagai jenis material. Dengan jangkauan dari
material yang berat seperti galena yang memiliki berat jenis 7,5 hingga batubara
yang memiliki berat jenis 1,3 dan pada ukuran partikel yang pada kasus tertentu
dibawah 50 mikrometer. Konsentrasi gravitasi memisahkan mineral berdasarkan
berat jenisnya dengan pergerakan relative terhadap gaya gravitasi dan satu atau
lebih gaya lainnya, misalnya seperti ketahanan terhadap pergerak air. Berdasarkan
gerakan fluida metode konsentrasi dengan gaya gravitasi dibedakan menjadi tiga
yaitu fluida tenang, fluida horizontal, dan fluida vertikal. Contoh dari konsentrasi
gravitasi fluida tenang adalah Heavy-Media Separation, contoh dari konsentrasi
gravitasi fluida vertikal adalah Jigging dan contoh dari konsentrasi gravitasi
fluida horizontal adalah sluice box, shaking table, dan spiral concentrator.
Sluice box merupakan alat gravity concentrator yang menggunakan metode
fluid film consentration dimana menggunakan media fluida sebagai media
pemisah antara material berharga (konsentrat) dan material pengotor (tailing).
Dimana pada sluice box terdapat deck dengan kemiringan tertentu yang dilapisi
oleh riffle yang nantinya akan dialiri fluida, material yang memiliki densitas dan
masa jenis lebih tinggi akan tertahan oleh riffle sedangkan material yang memiliki
massa jenis dan densitas lebih rendah terbawa oleh air, dan berakhir menjadi
tailing. Pada percobaan sluice box ini digunakan mineral pasir besi 15 gram dan
pasir kuarsa 15 gram sebagai umpan. Dan aliran fluida yang dipakai pada
percobaan kali ini adalah aliran fluida laminar, aliran fluida laminar dipilih
bertujuan agar mineral berat tidak ikut terlempar dari riffle, densitas dari pasir besi
sebesar 2-5gr/cm3 sedangkan densitas pasir kuarsa sebesar 2,6gr/cm3.
Fenomena-fenomena yang terjadi pada sluice box dapat dijelaskan oleh teori
fluid film concentration dimana pada prinsipnya metode fluid film concentration
ini mengalirkan partikel-partikel dalam suatu aliran tipis dengan kecepatan aliran
tertentu yang dijaga agar tetap mengalir secara laminar, dengan demikian partikel-
partikel yang mempunyai berat jenis paling besar akan mengendap terlebih
dahulu, kemudian diikuti partikel-partikel dengan berat jenis yang lebih ringan.
Metode fluid film concentration ini adalah prinsip dasar yang diterapkan pada alat
17

sluice box, sehingga apabila aliran yang terjadi selama proses praktikum tidak
konstan laminar dengan kata lain terjadi juga aliran turbulen maka akan terjadi
loncatan-loncatan partikel yang seharusnya tetap terperangkap pada riffle (Burt, R.
O, 1987).
Percobaan ini diawali dengan menimbang massa pasir besi dan pasir kuarsa
dengan massa masing-masing 15 gram, kemudian dilakukan pencampuran
terhadap material, berguna untuk menyatukan antara pasir kuarsa dan pasir besi,
kemudian dilakukan persiapan sluice box dengan membersihkan papan riffle yang
bertujuan agar material-material yang tersisa tidak ikut dalam percobaan
berikutnya, kemudian menentukan aliran air yang dipakai. Dipercobaan kali ini
aliran yang dipakai adalah aliran laminar, dan medianya berupa air, kemudian
selanjutnya dilakukan pengumpanan secara stabil diatas papan, dan setelah
pengumpanan dilakukan, material diambil dari setiap riffle, kemudian dilakukan
pengeringan dengan oven yang bertujuan untuk menghilangkan kadar air yang
terdapat dalam material, setelah kadar air hilang, dilakukan proses magnetisasi
guna memisahkan pasir besi sebagai konsentrat dan pasir kuarsa sebagai tailing,
kemudian menimbang masing-masing massa pasir besi dan pasir kuarsa yang
dihasilkan dari setiap riffle.
Pada percobaan kali ini riffle yang digunakan sebanyak 7 riffle, kemudian
pasir besi dan pasir kuarsa tersebut dipadukan atau dicampur menjadi homogen
untuk dimasukkan kedalam feeder. Jenis fluida yang digunakan pada percobaan
ini menggunakan media air yang dialirkan secara laminar hingga campuran pasir
besi dan pasir kuarsa habis terbawa oleh aliran air, hal ini bertujuan untuk
memudahkan pemisahan partikel secara teratur, setelah dilakukan pengumpanan
maka setiap material pada setiap riffle diambil kemudian dilakukan drying
menggunakan oven guna menghilangkan kadar air yang terdapat didalamnya,
setelah kadar air dihilangkan, dilakukan pemisahan antara pasir besi dan pasir
kuarsa pada hasil setiap riffle menggunakan magnet, digunakannya magnet karena
dari sifat pasir besi itu sendiri yaitu mempunyai sifat ferromagnetic. Setalah
dilakukan pemisahan antara pasir besi dan pasir kuarsa lalu ditimbang kembali
18

untuk mengetahui massa akhir yang dihasilkan. Kemudian dari data yang
diperoleh pada percobaan dihasilkan riffle terhadap persen kumulatif massa
tertampung pasir kuarsa dan pasir besi dapat dilihat pada gambar 4.1.

Pasir Kuarsa
120 Pasir Besi
% Kumulatif Massa

100
Tertampung

80
60
40
20
0
1
4 5 6 7 2 3
Riffle
Gambar 4.1 Diagram Garis Riffle terhadap % Kumulatif Massa Tertampung

Berdasarkan gambar 4.1 diagram garis antara riffle terhadap % kumulatif


massa tertampung pada pasir kuarsa dan pasir besi dapat terlihat bahwa dari riffle
1 sampai dengan riffle 7 data bergerak naik secara konstan. Dapat dilihat juga
bahwa jumlah massa pasir besi yang tertampung pada riffle pertama lebih sedikit
yaitu sebesar 26,02 gram dibandingkan dengan jumlah pasir kuarsa yang
tertampung pada riffle pertama lebih banyak yaitu sebesar 29,35. Data tersebut
tidak sesuai karena yang memiliki berat jenis yang paling tinggi seharusnya lebih
banyak tertampung pada riffle-riffle awal dan seharusnya pasir kuarsa tertampung
lebih sedikit karena memiliki massa jenis yang rendah daripada massa jenis pasir
besi. Hal ini dapat dipahami karena ketinggian riffle yang tidak seragam sehingga
aliran air menjadi tidak laminar yang menyebabkan mineral berharga melompat
pada riffle yang seharusnya dapat menahannya. Dapat dilihat pula dari tabel 4.1
keseluruhan bahwa perbedaan massa pasir besi dan kuarsa yang tertampung
memiliki perbedaan yang cukup besar. Ini sangat menunjukan bahwa pemisahan
tidak berjalan optimal. Dan kumulatif % massa tertampung lebih banyak pasir
kuarsa daripada pasir besi. Kesalahan dalam melakukan percoban terjadi Karena
beberapa hal, sebagai berikut:
19

1. Aliran riffle yang kadang terlalu cepat dan terlalu lambat. Bila aliran
terlalu cepat maka pasir besi akan terus terbawa ke riffle yang lebi jauh.
Sebaliknya bila aliran terlalu lambat, tailing banyak tertahan pada riffle
awal, sehingga bila aliran tidak stabil maka tidak akan terjadi pemisahan.
2. Saat aliran cepat maka tebal aliranpun akan lebih besar, ini memungkinkan
mineral manapun yang melewatinya akan ikut terbawa arus. Sehingga
tidak terjadi pemisahan antar mineral yang berat dan ringan
3. Pengumpanan Dilakukan dngan tidak merata.
Selanjutnya bila ditinjau dari komulatif % massa lolos melalui percobaan akan
terbentuk diagram batang seperti pada gambar 4.2 berikut ini:

Pasir Besi
200
% Kumulatif Massa

150 Pasir
100 Kuarsa
Lolos

50
0
1
4 5 6 7 2 3
Riffle
Gambar 4.2 Diagram Garis Riffle terhadap % Kumulatif Massa Lolos

Bila dilihat dari persen massa lolos diagram garis yang terbentuk adalah
kebalikan dari komulatif % massa tertampung. Apabila dilihat dari kumulatif
persen massa lolos data percobaan ini tidak sesuai karena pasir besi memiliki
massa jenis lebih besar dibandingkan dengan pasir kuarsa seharusnya tertampung
dan pasir kuarsa akan lolos melewati riffle dengan bantuan aliran air.
Ketidaksesuaian data hasil percobaan yang ada pada tabel 4.1 dapat disebabkan
karena pengaruh variabel-variabel oprasi pada saat percobaan berlangsung.
Menurut (Gupta, A and Yan, 2006), menyatakan bahwa variabel oprasi yang
berpengaruh pada pengoprasian konsentrasi gravitasi menggunakan fluid film
concentration antara lain sebagai berikut:
a. Bentuk deck
b. Riffle
20

c. Kecepatan pengumpanan
d. Kecepatan aliran air
e. Kemiringan alat
f. Perbandingan antara air dan feed (water/solid ratio)
Kriteria konsentrasi merupakan besaran yang dapat digunakan untuk
memprediksi apakah konsentrasi berdasarkan gravitasi dapat dilakukan dengan
mudah atau sulit. Dari namanya pemisahan mineral ini dengan cara memanfaatkan
perbedaan berat jenis antara dua mineral yang akan dipisahkan di dalam suatu
media cariran (seperti air). Adanya kriteria ini terdapat gaya gaya yang bekerja
pada butiran tersebut yaitu (Pramusanto, 2006):
c. Kecepatan aliran fluida
Bila kecepatan dari fluida terlalu besar maka mineral yang ada baik itu
yang berat maupun mineral yang ringan dan ketebalan yang besar dari
fluida akan membuat arus turbulen yang besar dan ini yang membuat
rnaterial meloncat dari riffle.
d. Kekasaran permukaan karpet
Kekasaran permukaan karpet yang digunakan, dimana semakin kasar
permukaan karpet yang dipergunakan, maka konsentrat atau material yang
memiliki berat jenis tinggi juga akan lebih mudah tertahan dan dipisahkan.
e. Berat jenis material yang akan dipisahkan
Berat jenis dari material harus cukup besar karena material itu dapat
mengimbangi derasnya arus dengan gaya berat sehingga material itu akan
dapat terhalangi oleh riflle. Bila material itu mempunyai berat jenis yang
kecil, akan hanyut terbawa oleh aliran air.
f. Banyaknya air atau fluida
Bila air yang digunakan untuk memisahkan mineral ini hanya sedikit
maka mineral itu tidak akan dapat terpisahkan atau hasilnya adalah
heterogen.
g. Ketinggian riflle
Ketinggian riflle harus sebanding dengan ketebalan aliran air, paling tidak
harus melebihi ± 0,5 crn dari permukaan riffle.
21

h. Panjang box
Panjang box sangat menentukan karena makin panjang aliran makin besar
kemungkinan material itu untuk tersangkut pada riffle sehingga hasilnya
makin besar.
Gaya-gaya yang mempengaruhi kegiatan pada alat sluice box, yaitu :
a. Gaya dorong air, merupakan gaya yang dihasilkan oleh fungsi kecepatan
relatif aliran air dan partikel. Dalam prosesnya, partikel bergerak dengan
kecepatan yang dipengaruhi oleh kedalaman air.
b. Gaya gesek, ini terjadi antara material dengan dasar papan sluice box (alas
alat).
c. Gaya gravitasi, merupakan gaya yang mengakibatkan material jatuh ke
bawah.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Sluice box merupakan proses pemisahan mineral yang berdasarkan
berat jenis mineral dan menggunakan metoda fluid film concentration.
2. Persen massa pasir besi terbanyak terdapat pada riffle ke-1 yaitu
sebesar 26,02% dan pasir kuarsa terbanyak ada pada riffle ke-1 pula
yaitu sebesar 29,35%.

5.2 Saran
Saran yang dapat praktikan berikan agar tidak terjadi lagi kesalahan
adalah:
1. Harus lebih tepat untuk menentukan aliran laminar yang optimal.
2. Lebih teliti lagi pada saat mengambil konsentrat bijih besi dengan
menggunakan batang magnet.
3. Lebih hati-hati dan bersih lagi ketika mengambil hasil dari riffle.
DAFTAR PUSTAKA

Alfredo, T. (2020). Pembuatan Prototipe Alat Pencucian Batubara Dengan


Metode Flotasi. Jurnal Bina Tambang, 6(2), 265–275.

Burt, R. O. (1987). Gravity Concentration Methods. Mineral Processing Design,


106–137. doi:10.1007/978-94-009-3549-5_5
Falcon, L.M. The Gravity Concentration of Cassiterite. South Africa: South
Africa Institute Mining and Metallurgy. 1982.

Gupta, A and Yan. Introduction to Mineral Processing Design And Operation.


New York:Elsevier Science Ltd. 2006.

M. Winanto, Ir. Petunjuk Praktikum Pengolahan Bahan Galian. Yogyakarta:


FTM UPVN Yogyakarta. 2006.

Richards, M.G. High Capacity Gravity Separators A Review Of Current Status.


Australia: Mineral Technologies Division, Clyde Industries Limited. 1997.

Stewart, D.F. Improving The Simple Sluice Box. Melbourne: Faculty of


Engineering, University of Melbourne. 1993.

Wills, Barry A, Munn Napier, T.J. Mineral Processing Technology. New


York:Elsevier Science and Technology Books. 2006.

https://ardra.biz/sain-teknologi/. [Diakses pada 23 September pukul 01.45 WIB]


LAMPIRAN A
CONTOH PERHITUNGAN
25

Lampiran A. Contoh Perhitungan


Massa awal pasir besi = 15 gram
Massa awal pasir kuarsa = 15 gram
1. Perhitungan massa tertampung
a) Massa dari pasir besi
= riffle 1 + riffle 2 + riffle 3 + riffle 4 + riffle 5 + riffle 6 + riffle 7
= 3,2 + 1,5 + 1,6 + 1,3 + 2,3 + 1,6 + 0,8
= 12,3 gram
b) Massa dari pasir kuarsa
= riffle 1 + riffle 2 + riffle 3 + riffle 4 + riffle 5 + riffle 6 + riffle 7
= 2,7 + 1,6 + 1,3 + 1,2 + 1,6 + 0,5 + 0,3
= 9.2 gram
2. Perhitungan % massa tertampung
a) % massa pasir besi

b) % massa pasir kuarsa

3. % Kumulatif Massa Tertampung:


a) % massa pasir besi
Riffle 1 = % massa sebelumnya + massa tertampung
= 0 + 26,02% = 26,02%
26

b) % massa pasir kuarsa


Riffle 1 = % massa sebelumnya + massa tertampung
= 0 + 29,35% = 29,35%
4. % Kumulatif Massa Lolos
a. % kumulatif massa lolos pasir besi
% kumulatif massa lolos = 100% - % kumulatif massa tertampung

Pada riffle 1 = 100-26,02% = 73,98%

b. % kumulatif massa lolos pasir kuarsa


% kumulatif berat lolos = 100% - % kumulatif berat tertampung.

Pada riffle 1 = 100 % - 29,35% = 70,65%


LAMPIRAN B
JAWABAN PERTANYAAN DAN TUGAS KHUSUS
28

Lampiran B. Jawaban Pertanyaan dan Tugas Khusus


B.1 Jawban Pertanyaan
1. Mengapa aliran fluida sangat berpengaruh terhadap pemisahan mineral pada
alat sluice box?
Jawban:
Karena fluida adalah salah satu faktor yang mempengaruhi pada alat sluice box.
Perinsip nya menggunakan fluid film concentration dimana pada prinsipnya
metode fluid film concentration ini mengalirkan partikel-partikel dalam suatu
aliran tipis dengan kecepatan aliran tertentu yang dijaga agar tetap mengalir secara
laminar, dengan demikian partikel-partikel yang mempunyai berat jenis paling
besar akan mengendap terlebih dahulu, kemudian diikuti partikel-partikel dengan
berat jenis yang lebih ringan. Metode fluid film concentration ini adalah prinsip
dasar yang diterapkan pada alat sluice box, sehingga apabila aliran yang terjadi
selama proses praktikum tidak konstan laminar dengan kata lain terjadi juga aliran
turbulen maka akan terjadi loncatan-loncatan partikel yang seharusnya tetap
terperangkap pada riffle (Burt, R. O, 1987).

2. Menurut pendapat kalian, apakah kimiringan deck dan tinggi riffle mampu
mempengaruhi proses stratifikasi mineral? Jelaskan!
Jawaban:
Menurut pendapat saya tentang kemiringan deck dan tinggi riffle akan mampu
mempengaruhi proses stratifikasi karena semakin miring deck maka semakin
cepat juga laju mengalir dari fluida tersebut. Namun apabila sluice box tidak
mengalami kemiringan maka air akan menggenang dan semua bahan galian
akan mengendap. Lalu pada riffle, dimana tinggi riffle apabila diimbangi
dengqn dimensi dari sluice box maka akan memudahkan bahan galian untuk
tertahan dan mengendap.

3. Bagaimana parameter dari bijih yang mampu dipisahkan dengan


menggunakan sluice box?
Jawban:
29

Parameter untuk menentukan apakah bijih mampu dipisahkan dengan sluice


box adalah dengan menentukan nilai kriterria konsentrasi terlebih dahulu.
Yaitu dengan menghitung berat jenis dari kedua material, lalu masing masing
berat jenis mineral dikurangi berat jenis dari fluida dan dibagi. Apabila hasil
yang didapatkan memiliki range sebesar 1,75-2,5 maka proses pemisahan
dapat dilakukan.

4. Apakah pasir besi dan pasir zircon dapat dipisahkan dengan menggunakan
metode pemisahan mineral berbasis berat jenis dengan media air? Jelaskan
pendapat saudara dengan analisis menggunakan kriteria konsentrasi!
Jawban:
Pasir besi dan pasir kuarsa dapat dipisahkan dengan media air. Hal ini dapat
dilihat dari berat jenis masing-masing bahan dan fluida yang digunakan. Berat
jenis pasir besi sebesar 4,23 g/cm2 dan untuk berat jenis dari pasir kuarsa
sebesar 2,65 g/cm2. Pada perhitungan didapatkan bahwa nilai kriteria
konsentrasinya adalah 1,957, nilai tersebut menunjukan bahwa proses
pemisahan dapat dilakukan.
5. Jelaskan derajat liberasi, grain mounting, material balance, mettalurgical
balance?
Jawaban:
a) Derajat liberasi = persen mineral tertentu yang telah dibebaskan dari
pengotornya dalam suatu fraksi ukuran.
b) Grain counting = suatu metode yang digunakan unuk menentukan
kadar dari suatu mineral sampel dengan membandingkan persen
volume terhadap mineral secara keseluruhan.
c) Material balance = neraca kesetimbangan pada pengolahan bahan
galian dimana jumlah umpan yang masuk hasilnya sama dengan
jumlah material yang keluar
d) Metallurgical balance = neraca kesetimbangan bijih dimana jumlah
feed yang masuk kadarnya sama dengan jumlah kadar dari produk
yang keluar
30

B.2 Tugas Khusus

1. Jelaskan spesifikasi dan media penggerus yang digunakan pada pabble mill!
Pebble adalah media grinding berupa batuan keras atau batuan natural,
dengan kata lain alat grinding yang menggunakan pebble sebagai media
grindingnya menggunakan batuan yang mengandung bijih itu sendiri. Alat
grinding yang menggunakan pebble sebagai media grindingnya terdiri atas
semi autogenous grinding (SAG) mill, autogenous grinding mill, dan tower
mill.
1) Semi Autogenous Grinding (SAG) Mill
Semi Autogenous Grinding (SAG) mill adalah peralatan / sirkuit grinding
yang paling sering diminati dibandingkan dengan sirkuit konvensional
dikarenakan memiliki beberapa keuntungan-keuntungan, seperti biaya yang
lebih rendah, kemampuan menangani material basah dan lengket, flowsheet
yang lebih sederhana, peralatan berukuran besar, kebutuhan operator yang
sedikit, dan konsumsi medium grinding yang sedikit. SAG mill menggunakan
metode grinding dengan kombinasi medium grinding dan partikel bijih itu
sendiri(143; 144). Berdasarkan data riset yang ada, SAG mill dengan balls
sebagai medium terbukti paling efektif pada 6-10% volum mill. Untuk
mengendalikan sirkuit grinding diperlukan beberapa variabel yang harus
diketahui antara lain :
a) Perubahan laju umpan baru dan circulating load.
b) Distribusi ukuran dan kekerasan bijih.
c) Laju penambahan air pada sirkuit.
d) Interupsi operasi dalam sirkuit, seperti pemberhentian karena
pengumpanan
media grinding baru atau pembersihan choke cyclone
2) Autogenous Grinding Mill
Prinsip kerja autogenous grinding mill sama dengan dengan prinsip kerja
semi autogenous grinding mill, hanya saja autogenous mill bekerja
31

berdasarkan metode grinding yang hanya menggunakan partikelpartikel bijih


itu sendiri sebagai media untuk melakukan kominusi
3) Tower Mill
Tower mill digunakan untuk operasi penggerusan yang sangat halus, ruang
dimana terjadi pengerusan / grinding bentuknya vertikal dan bagian dalamnya
dilengkapi dengan alat yang melingkar berbentuk spiral dari atas ke bawah
yang dapat memberikan gerakan melingkar terhadap grinding media yan
turun ke bawah. Umpan beserta air dimasukkan dari bagian atas kemudian
batuan mineral menggelundung kebawah diatas pelat yang melingkar. Prinsip
kerja dari tower mill adalah dengan memberikan tekanan pada batuan yang
ada di dalamnya. Saat alat yang berbentuk spiral yang berada didalam tower
mill berputar maka batuan akan jatuh kebawah dan akan mendesak batuan
sampai batuan tersebut hancur.

Gambar B.1 Pabble Mill https://images.app.goo.gl/RZLqyHgZfNvUK2bw7

2. Sebutkan alat klasifikasi!


Jawban:

Feed Inlet Vortex finder

Feed chamber

Cylindrical section

Conical section
Apex

Gamabr B.2 Hydrocyclone (Wills, B. A., & Finch, J, 2015).


32

Hidrosiklon adalah alat klasifikasi yang bisa dikatakan sangat simpel.


Tidak ada bagian bergerak atau alat mekanis yang diperlukan untuk
mengoperasikan hidrosiklon. Hidrosiklon ibarat sebuah benda diam yang cukup
dilewati oleh material (lumpur/debu kering) dan setelahnya otomatis akan terjadi
pemisahan aliran material halus dan kasar. Menarik bukan? Inilah sebabnya alat
ini banyak digunakan di sirkuit klasifikasi pabrik pengolahan mineral.
Pengoperasiannya sederhana dan tidak butuh energi tambahan serta mudah
dilakukan modifikasi untuk meningkatkan performanya (Wills, B. A., & Finch, J,
2015)..
LAMPIRAN C
GAMBAR ALAT DAN BAHAN
34

Lampiran C. Gambar Alat dan Bahan

Gambar C.1 Ayakan Gambar C.5 Pasir Besi

Gambar C.2 Magnet Gambar C.6 Pasir Kuarsa

Gambar C.3 Neraca Digital Gambar C.7 Sarung Tangan

Gambar C.4 Oven Gambar C.8 Sluice Box


35

Gambar C.9 Spatula Gambar C.10 Wadah Spesimen


LAMPIRAN D
BLANGKO PERCOBAAN

Anda mungkin juga menyukai