D111221089
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
ini secara lengkap. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang penulis alami dalam
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada bapak Dr. Sufriadin, ST.,MT. dan
Bapak Dr. Irzal Nur, M.T. Selaku dosen mata kuliah Kristalografi dan Mineralogi atas
didikan, dorongan, dan konstribusinya dalam penyelesaian laporan ini. Semua pihak
terkait yang mendukung penyelesaian laporan praktikum ini. Penulis menyadari bahwa
laporan praktikum ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis meminta
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar kami lebih teliti dalam
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan dan menyusun laporan lengkap ini. Sebagai
pemula tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam laporan lengkap ini.
Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran agar laporan lengkap ini bisa
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i
iii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Contoh Pecahan Mineral ................................................................................ 5
v
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Skala Kekerasan Mineral ..................................................................................11
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Geologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi. Ilmu Geologi dalam
ditambang dan dipergunakan pula sebagai acuan untuk pengembangan tambang. Survei
Geologi adalah proses penyelidikan yang dilakukan pada sebuah batuan secara
sistematis dan rinci untuk mengetahui struktur fisik batuan dan kandungan yang
terdapat pada batuan yang membentuk lapisan paling atas dari kerak bumi. Survei
dilakukan di alam terbuka dengan bantuan alat-alat survei Geologi. Komposisi saat ingin
melakukan survei, dibutuhkan alat-alat yang dapat menunjang pada saat survei, hingga
Mineral dapat di definisikan sebagai benda pada homogen yang terbentuk secara
alami oleh proses organik mineral. Dapat kita jumpai di mana-mana di sekitar kita dapat
berwujud sebagai batuan tanah atau pasir yang di endapkan pada dasar sungai mineral-
mineral berdasarkan susunan kimia dan strukturnya. Perubahan komposisi dan struktur
dari suatu mengenal kepada mendatar lain akan diikuti oleh perubahan sifat seperti
Penting untuk mempelajari bagaimana bentuk dan sistem dari kristal itu sendiri
sehingga kita perlu melakukan suatu praktikum untuk mengetahui lebih banyak tentang
mineral. Untuk itulah diadakan suatu praktikum Mineralogi, sebagai sarana untuk
1
1.2 Maksud dan Tujuan Praktikum
Adapun praktikum kali ini memiiki maksud dan tujuan diantarannya, yaitu:
1.2.1 Maksud
Praktikum ini dilakukan untuk memenuhi SKS dan sebagai syarat lulus pada mata
kuliah Kristalografi dan Mineralogi. Praktikum ini juga bermaksud untuk mengenali
1.2.2 Tujuan
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 1 April 2023 pukul 8.50 WITA
Praktikum kali ini berkaitan dengan acara mineral logam yang dilakukan dengan cara
mengidentifikasi seluruh sifat fisik mineral dari sampel mineral logam yang diberikan.
2
BAB II
MINERAL LOGAM
2.1 Mineral
Mineralogi adalah ilmu yang mempelajari segala hal yang berhubungan dengan
mineral, meliputi sifat fisik, sifat kimiawi, sifat optimis dan sifat mekanika mineral.
Mineralogi dapat berubah mineralogi fisik dan dapat pula mineralogi. Mineralogi fisik
sangat berhubungan dengan susunan kristal dalam mineral, sehingga didalamnya juga
kimia unsur, stokiometri, dan vektor. Pembelajaran Kristalografi dianggap sangat penting
dalam mempelajari mineralogi, karena setiap mineral adalah kristalin sehingga memiliki
sifat-sifat kristal yang dapat digambarkan dan diproyeksikan dalam bentuk penyajian
Mineral adalah suatu benda padat Homogen yang terdapat di dalam, terbentuk
secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas batas tertentu, dan
mempunyai atom-atom yang tersusun secara teratur. Benda padat Homogen artinya
bahwa mineral hanya terdiri atau satu Fase padat, hanya satu macam material, yang
tidak dapat diuraikan menjadi senyawa senyawa yang lebih sederhana oleh suatu proses
fisika oleh karena itu, cairan dan gas gas tidak termasuk mineral mineral terbentuk
secara anorganik artinya benda benda padat Homogen yang dihasilkan oleh binatang
pada batas batas tertentu artinya bahwa mineral itu merupakan senyawa kimia. Senyawa
kimia mempunyai komposisi pada batas batas tertentu yang dinyatakan dengan suatu
rumus. Rumus kimia mineral dapat sederhana maupun kompleks, tergantung dari
3
Bidang muka yang licin dalam suatu kristal di dalam kristalografi dan mineralogi
biasanya bersifat anisotrop dan tembus air. Sedangkan di dalam mempelajari mineralogi
berarti akan membahas mineral dimana merupakan benda padat homogen yang ada di
alam dengan komposisi kimia tertentu, mempunyai atom yang teratur dan biasanya
terbentuk secara alami. Hal itu, dapat didefinisikan bahwa setiap mineral pastilah kristal
macam, yaitu proses internal atau endogan dari proses eksternal atau eksogen. Endapan
mineral yang berasal dari kegiatan magma atau diperoleh oleh faktor endogan disebut
dengan endapan mineral primer. Sedangkan endapan mineral yang dipengaruhi faktor
disebut dengan endapan sekunder. Proses internal atau endogan pembentukan endapan
pembawa bijih utama yang kemudian terendapkan dalam bebrapa fase dan tipe
endapan.
dan regional.
yang terjadi pada kondisi bawah permukaan air laut dan umumnya menghasilkan
tubuh bijih yang berbentuk stratiformis faktor endogan disebut dengan endapan
mineral primer.
4
Proses eksternal atau eksogen dalam pembentukan suatu endapan mineral yaitu
(Zikri, 2018):
endapan plaser.
dari bagian atas suatu endapan mineral dari kemudian Presipitasi pada
menghantarkan listrik) atau mineral yang mengandung unsur logam atau mineral yang
dari padanya dapat diekstrak untuk dimanfaatkan unusr logamnya. Mineral logam yang
dimaksud adalah yang diharapkan bernilai ekonomi, contohnya bijih besi, nikel, emas,
tembaga, timah, bijih bauksit, dan lain-lain. Jenis-jenis mineral logam yaitu logam murni
Mineral logam adalah bahan galian dari mana dapat diambil (dextract) ah macam
logam atau lebih secara ekonomis. Menurut keterdapatan, minerai logam hap menjadi 4
Secara kimia, logam dasar merupakan logam yang mudah teroksidasi, terkoros
dan bereaksi dengan HCL membentuk hidrogen. Logam ini biasa juga disebut
sebagai logam aktif. Contoh dari mineral ini adalah mineral Tembaga, Bismut,
5
dan Timah.
2. Logam Mulia
Jenis logam ini disebut logam mulia karena tahan terhadap korosi maupun
oksidasi. Logam mulia yang terdapat di Indonesia adalah Emas (Au), Perak (Ag)
dan Platina (Pt). Logam ini biasa digunakan sebagai perhiasan, bahan dasar
Jenis logam ini lazim digunakan dalam industri besi dan campurannya. Logam
besi yang terdapat di Indonesia yaitu Besi (Fe), Kobalt (Co), Krom (Cr), Mangan
Logam ini relatif ditemukan dalam jumlah sedikit. Jenis logam ini yang terdapat
di Indonesia meliputi Aluminium (Al), Monasit dan Titan Laterit (T) Logam ini
1. Kuat kecuali raksa. Pada umumnya semua logam berwujud padat pada suhu
mencampurkan logam dengan logam yang lain atau dengan non-logam yang
bermotor.
lapisan atom menggelincir di atas lapisan atom lainnya yang terdapat dalam
kristal logam Semakin simetris susunan atom dalam suatu logam akan semakin
6
mudah ditempa dan diregangkan. Elektron valensi yang berada dalam logam
mengelilingi ion logam yang bermuatan positif secara simetris karena gaya tarik
antar ion logam dan elektron valensi sama ke segala arah. Sehingga bila ditempa
logam tidak akan remuk, tetapi akan menggeser, Logam tidak hancur bila
dipukul. Maka, logam dapat ditempa untuk membuat berbagai perkakas, barang
elektron, sehingga listrik dapat mengalir melalui logam. Sifat ini yang mendasari
penggunaan logam sebagai kabel listrik, serta alat memasak seperti ketel, panc
dan kuali. Manusia juga merupakan penghantar listrik yang baik, itulah sebabnya
dalam sistem listrik dan elektronik, konduktor terdiri dari logam padat yang
4. Penghantar panas yang baik bila bagian tertentu dan logam dipanaskan, maka
yang bergerak cepat itu akan menyerahkan sebagian energi kinetiknya kepada
elektron lain sehingga seluruh bagian logam menjadi panas dan naik suhunya 5.
Mengkilap jika digosok atau terkena cahaya. Kilap logam terjadi karena
memancarkan kembali semua energi cahaya yang telah diserapnya pada saat
kembali ke tingkat energi awal Manusia juga merupakan penghantar listrik yang
baik, itulah sebabnya dalam sistem listrik logam menjadi panas dan naik
suhunya.
7
2.3 Sifat Fisik Mineral
Mineral dapat dikenali berdasarkan sifat fisik dari mineral tersebut antara lain
warna, klap, bentuk, belahan, kekerasan. Tiap mineral memeiliki warna yang khas, akan
tetapi ada bebrapa mineral yang memiliki warna yang hampir sama. Kilap atau kilau
mineral juga merupakan sifat fisik yang dapat digunakan untuk identitas mineral. Bentuk
kristal suatu mineral dikontrol oleh ikatan kimia mineral tersebut. Belahan mineral
dipengaruhi oleh ikatan lemah antar molekul. Kekrasan mineral meununjukan besarnya
gaya tekan untuk membelah atau merusak struktur mineral tersebut. Kekerasan mineral
2.3.1 Warna
Warna mineral Warna mineral adalah warna yang ditunjukkan oleh mineral
secara fisik, bersifat tidak tetap, karena dipengaruhi oleh susunan pertumbuhannya, sifat
yang mungkin terjadi selama mineral tersebut berada dalam lingkungan geologi
tersebut. Sebagai contoh adalah mineral kuarsa, apatit dan fluorit. Mineral-mineral
tersebut pada dasarnya memiliki warna dasar putih. Namun, karena adanya pengotoran
pada saat kristalisasi maupun setelah kristalisasinya, oleh unsur yang lain, maka
warnanya bervariasi. Jenis unsur sebagai pengotor mineral, menentukan warna barunya
apatit tersebut mengalami pengotoran oleh sulfur, maka warnanya menjadi kuning
mineral yang menunjukkan warna perawakannya dan warna ceratnya sama. Kuarsa juga
tidak berwarna dan transparant. Saat kuarsa mengalami pengotoran Fe, warnanya
menjadi hitam translucent sampai opak, saat terkotori oleh Cu warnanya menjadi biru
(Mulyaningsih, 2018).
8
Gambar 2.1 Warna dasar mineral (Mulyaningsih, 2018).
2.3.2 Cerat
Cerat adalah warna sebenarnya dalam suatu mineral. Warna cerat kadang-
kadang berbeda dengan warna mineralnya. Contohnya adalah grafit berwarna coklat
tetapi warna ceratnya hitam, sulfur berwarna kuning dengan warna cerat putih, pirit
berwarna keemasan dengan warna cerat hitam, dan galena berwarna silver gelap
dengan cerat coklat gelap. Namun, tidak sedikit pula mineral yang menunjukkan warna
perawakannya dan warna ceratnya sama. Sebagai contoh adalah monasit warna
perawakan dan ceratnya merah bata, hematit adalah warna perawakan dan ceratnya
merah bata merah kehitaman, kuarsa warna perawakan dan ceratnya adalah putih, dan
lain-lain. Warna cerat adalah manifestasi dari perpaduan unsur kation dan anion yang
menyusun mineral. Sifat cerat ini diidentifikasi dengan cara menggoreskan mineral di
atas benda yang lebih keras. Penerapan lanjut, warna cerat digunakan untuk identifikasi
mineral pada kondisi lapuk dan indetifikasi mineral pada pengamatan. mikroskopis maka
bentuk kristalnya juga akan terganggu. Setiap mineral akan mempunyai sifat bentuk
kristalnya yang khas, yang merupakan perwujudan kenampakan luar, yang terjadi
9
Gambar 2.2 Cerat mineral (Mulyaningsiih, 2018).
Kristal adalah zat padat yang mempunyai bentuk bangun beraturan yang terdiri
dari atom-atom dengan susunan yang teratur. Bentuk kristal ditentukan dari susunan
kimia unsur yang menyusun internal kristal. Susunan internal kristal menentukan
Bentuk kristal dapat berupa ikatan tunggal, ganda (dihedral), tetrahedral, adalah
prismatik, rhombis, piramidal, trapezoid, dan kubik. Bentuk mineral adalah bentuk dasar
dari susunan/bangun mineral. Bentuk mineral dapat sama dengan bentuk kristal, jika
pertumbuhannya sempurna maka akan memiliki bentuk yang sama dengan bentuk
kristalnya, namun jika pertumbuhan mineral tidak sempurna maka tidak akan memiliki
2.3.4 Kilap
Kilap adalah refleksi mineral dalam menangkap sinar; ada dua jenis kilap yaitu
metalik dan non-metalik. Kilap metalik yaitu kilap yang ditunjukkan oleh, sebagaimana
10
logam (emas, perak, tembaga atau besi) jika dikenai sinar. Kilap non metalik yaitu kilap
kaca, kilap tanah (earthy), kilap lilin, kilap mutiara, kilap sutra dan kilapnya mineral yang
tidak memantulkan sinar Setiap mineral akan mempunyai sifat bentuk kristalnya yang
2.3.5 Kekerasan
menggunakan skala Mohs. Skala Mohs mempunyai kekerasan terendah yaitu satu yang
diwakili oleh talk, sedangkan kekerasan tertinggi bernilai sepuluh yang diwakili oleh intan
yang rata dari skala Mohs yang sudah diketahui kekerasannya mengklasifikasikan
1 Talk
2 Gipsum
3 Kalsit
4 Fluorit
5 Apatit
6 Ortoklas
7 Kuarsa
8 Topas
9 Korundum
10 Intan
2.3.6 Belahan
Belahan adalah pecahan mineral yang selalu mengikuti bentuk dan susunan
kristal. Contoh mineral yang mudah membelah adalah kalsit yang mempunyai tiga arah
belahan sedang kuarsa tidak mempunyai belahan. Berikut contoh mineralnya Belahan
ada yang searah, dua arah tegak lurus, dua arah tidak tegak lurus, tiga arah tegak lurus,
tiga arah tidak tegak lurus, empat arah, dan enam arah. Belahan ada yang sempurna,
kurang sempurna, dan tidak sempurna. Belahan sempurna seperti yang terlihat pada
susunan batu bata, papan kayu, dan lembaran buku. Belahan adalah pecahan mineral
12
Gambar 2.7 Belahan pada beberapa contoh mineral (Mulyaningsih, 2018).
2.3.7 Pecahan
Pecahan adalah kemampuan mineral untuk pecah melalui bidang yang tidak
rata dan tidak teratur. Ketika tekanan (dalam bentuk pukulan, tarikan, atau gesekan)
diberikan terhadap suatu mineral, sedangkan ikatan antar atom di sekitar area yang
dikenai tekanan tersebut sama di semua arah dalam mineral tersebut, maka akan terjadi
kerusakan. Kerusakan atau pecahan dengan permukaan tidak teratur disebut splintery
atau fraktur tidak teratur, jika permukaannya halus disebut smoothly, jika permukaannya
2018).
Tenacity atau sifat dalam merupakan reaksi mineral terhadap gaya yang
pemukulan, atau penghancuran. Tenacity dibagi enam macam, yaitu (Hibbard, 2002).
1. Rapuh (brittle)
13
3. Dapat dipintal (ductile)
5. Kenyal/lentur (elastic)
6. Fleksibel (flexible)
Bahan mineral logam dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu logam besi,
logam dasar, logam radioaktif, logam mulia dan logam ringan. Bahan galian ini bila diolah
akan dapat menghasilkan logam dan berbagai bahan kebutuhan pada proses industri
yang bisa menunjang kehidupan manusia. Potensi mineral logam yang terdapat di
Indonesia ialah emas, bijih besi, pasir besi, tembaga, mangan, timbal atau timah hitam,
Emas atau Aurum disingkat Au merupakan salah satu mineral logam yang memili
nilai tinggi baik dari sisi harga maupun sisi penggunaan. Logam ini juga merupakan
logam tambang tertua karena sering dijumpai dalam bentuk logam murni. Bahan galian
ini juga dikelompokkan ke dalam logam mulia (precious metal) (Rieshapsari, 2020).
Mineral logam dapat dibedakan menjadi lima macam yaitu logam dasar, logam
besi, logam mulia, dan logam radioaktif, adapun pemanfaatan mineral logam sebagai
bentuk kuningan dan perunggu, serta campuran emas dan perak. Selain itu,
2. Timah putih, kegunaannya untuk solder, sebagai bahan baku logam pelapis dan
14
pembuatan keramik, dalam industri plastik PVC untuk menutup kawat listrik,
pelindung alat kedokteran yang menggunakan radiasi dan dalam kabel listrik
bertegangan tinggi.
1. Besi, biasa digunakan dalam proses pembuatan baja, peralatan rumah tangga,
3. Nikel, digunakan sebagai campuran pembuatan baja tahan karat (stainless steel
untuk peralatan dapur, ornamen rumah dan gedung, serta komponen industri.
pesawat dan konstruksi rudal, pembuatan pelat dalam industri percetakan, dan
bahan tahan api dalam tungku peleburan untuk memproduksi logam, kaca, dan
semen.
1. Emas, digunakan untuk membuat perhiasan seperti kalung, gelang, cincin dan
suweng. Juga blasa digunakan dalam pembuatan uang, medall, dan sebagainya.
antibiotik dalam bidang industri, bidang kedokteran, bidang kosmetik dan bidang
pangan
15
3. Platinum, digunakan untuk pembuatan perhiasan dan kepentingan dibidang
industri.
2. Radium, dapat digunakan dalam pembuatan cat, sumber netron dalam bidang
kedokteran.
3. Plutonium, dapat digunakan sebagai bahan peledak dalam senjata nuklir, dan
potensi sumber daya mineral yang cukup besar. Beberapa jenis mineral logam yang
terdapat di Sulawesi Selatan antara lain nikel, emas, tembaga, dan besi. Berikut adalah
penjelasan rinci tentang persebaran mineral logam di Sulawesi Selatan (Mustika, dkk.,
2015):
1. Nikel
2. Emas
Luwu Utara Palopo, luwu timur, Toraja Utara, Pangkep, Barru, Bone,
16
Jeneponto, Takalar, Gowa, Maros, Selayar Dan Wajo. Wilayah-wilayah ini
juga harus diawasi supaya dapat diolah menjadi industri yang menjanjikan
3. Tembaga
4. Besi
besi di Sulawesi Selatan masih tergolong kecil dan belum terlalu signifikan
17
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini, yaitu:
3.1.1 Alat
Buku rocks and minerals berfungsi sebagai buku penuntun yang membantu
2. Kamera
4. Paku
5. Kikir baja
7. Alat tulis
Alat tulis berfungsi untuk mencatat dan menggambar sketsa hasil pengamatan.
20
9. Lup geologi
3.1.2 Bahan
Sampel mineral logam berfungsi sebagai objek yang diamati dan dideskripsikan.
Adapun langkah kerja dalam praktikum ketiga acara mineral logam adalah
sebagai berikut:
21
1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktikum.
22
3. Mengambil dokumentasi mineral dan objek praktikum.
disediakan.
24
BAB IV
4.1 Hasil
setiap sampel mineral logam yang telah disediakan di 15 stasiun. Dimana setiap stasiun
terdapat satu sampel mineral yang harus di deskripsikan oleh setiap kelompok. Hasil
yang diperoleh setelah dilakukannya pengamatan pada setiap stasiun adalah sebagai
berikut:
Magnetit Gabro
1
(Fe2O4)
Diorit
Pirit
2
(FeS2)
Gabro
Hematit
3
(Fe2O3)
25
Kromit Batu kapur
4
(FeCr2O)
Malasit
Batu malasit
5 (Cu2 CO3)
(OH)2 hijau
Hematit Gabro
7
(Fe2O3)
Pirit Diorit
8
(FeS2)
Kalkopirit Dunit
9
(CuFeS2)
26
Kromit Batu kapur
10
(FeCr2O)
Batu pasir
Hematit
11 besi
(Fe2O3)
Diorit
Pirit
13
(FeS2)
27
4.2 Pembahasan
Praktikum acara III Mineral Logam kali ini dilakukan di ground gedung jurusan
Geologi yang dimana pada praktikum kali ini kita mendeskripsi sampel mineral yang telah
disediakan oleh para asisten yang dibagi menjadi 15 stasiun dan di setiap stasiun
terdapat satu sampel mineral yang dideskrpsi oleh praktikan. Berikut adalah hasil
4.2.1 Stasiun 1
Mineral yang terdapat di station 1 yang memiliki warna segar abu-abu dan warna
lapuk hitam kemerahan. Mineral ini mempunyai kilapan logam dan memiliki belahan tiga
arah dengan pecahan uneven. Saat praktikum kami menggosok mineral ini dengan kikir
baja untuk mengetahui ceratnya, dan cerat yang dimiliki mineral ini adalah hitam. Mineral
ini mempunyai sifat kemagnetan yaitu feromagnetik. Mineral memiliki tingkat kekerasan
mohs 6,5-7. Adapun sifat dalam dari mineral ini yaitu rapuh. Komposisi kimia magnetit
adalah Fe2+Fe3+ O. Mineral ini adalah magnetit termasuk ke dalam golongan mineral
oksida. Asosiasi dari mineral ini adalah serpentin dan klorit. Mineral ini sering dijumpai
di batuan beku yang dimana sering dijadikan sebagai bijih utama besi.
4.2.2 Stasiun 2
Mineral yang terdapat di station 2 yang memiliki warna segar kuning dan warna
lapuk hitam. Mineral ini mempunyai kilapan logam dan tidak memiliki belahan dengan
pecahan uneven. Saat praktikum kami menggosok mineral ini dengan kikir baja untuk
mengetahui ceratnya, dan cerat yang dimiliki mineral ini adalah hitam. Mineral ini adalah
kekerasan mohs 6,5-7. Adapun sifat dalam dari mineral ini yaitu rapuh. Komposisi kimia
pirit adalah FeS2. Mineral ini termasuk ke dalam golongan mineral sulfida. Asosiasi dari
mineral ini adalah kalkopirit dan emas. Mineral ini sering dijumpai di batuan beku yang
28
dimana sering dijadikan sebagai bijih untuk memproduksi sulfur.
4.2.3 Stasiun 3
Mineral yang terdapat di station 3 yang memiliki warna segar hitam dan warna
lapuk coklat. Mineral ini mempunyai kilapan logam dan tidak memiliki belahan dengan
pecahan uneven. Saat praktikum kami menggosok mineral ini dengan kikir baja untuk
mengetahui ceratnya, dan cerat yang dimiliki mineral ini adalah hitam. Mineral ini
mohs 6,5-7. Adapun sifat dalam dari mineral ini yaitu rapuh. Komposisi kimia hematit
adalah Fe2O3. Mineral ini adalah hematit termasuk ke dalam golongan mineral oksida.
Asosiasi dari mineral ini adalah magnetit. Mineral ini sering dijumpai di segala jenis
batuan yang dimana sering dijadikan sebagai penghasil pigmen dan bahan pelindung
radiasi.
4.2.4 Stasiun 4
Mineral yang terdapat di station 4 adalah kromit yang memiliki warna segar hitam
dan warna lapuk putih kehijauan. Mineral ini mempunyai kilapan logam dan memiliki
belahan dua arah dengan pecahan uneven. Saat praktikum kami menggosok mineral ini
dengan kikir baja untuk mengetahui ceratnya, dan cerat yang dimiliki mineral ini adalah
hitam. Mineral ini mempunyai sifat kemagnetan yaitu paramagnetik. Mineral memiliki
tingkat kekerasan mohs 6,5-7. Adapun sifat dalam dari mineral ini yaitu rapuh. Komposisi
kimia kromit adalah FeCr2O4. Mineral ini adalah kromit termasuk ke dalam golongan
mineral oksida. Asosiasi dari mineral ini adalah perak. Mineral ini sering dijumpai di lokasi
yang mengalami pelapukan yang dimana sering dijadikan sebagai bahan baku baja tahan
karat.
4.2.5 Stasiun 5
Mineral yang terdapat di station 5 adalah malasit yang memiliki warna segar hijau
dan warna lapuk coklat. Mineral ini mempunyai kilapan logam dan memiliki belahan satu
29
arah dengan pecahan uneven. Saat praktikum kami menggosok mineral ini dengan kikir
baja untuk mengetahui ceratnya, dan cerat yang dimiliki mineral ini adalah abu-abu.
Mineral ini mempunyai sifat kemagnetan yaitu diamagnetik. Malasit memiliki tingkat
kekerasan mohs 3. Adapun sifat dalam dari mineral ini yaitu rapuh. Komposisi kimia
malasit adalah Cu2CO3(OH)2. Mineral ini adalah malasit termasuk ke dalam golongan
mineral karbonat. Asosiasi dari mineral ini adalah azurit. Mineral ini sering dijumpai di
batu gamping yang dimana sering dijadikan sebagai sumber bijih tembaga dan
perhiasan.
4.2.6 Stasiun 6
Mineral yang terdapat di station 6 yang memiliki warna segar abu-bu dan warna
lapuk kuning. Mineral ini mempunyai kilapan logam dan tidak memiliki belahan dengan
pecahan konkoidal. Saat praktikum kami menggosok mineral ini dengan kikir baja untuk
mengetahui ceratnya, dan cerat yang dimiliki mineral ini adalah abu-abu. Mineral ini
adalah galena mempunyai sifat kemagnetan yaitu diamagnetik. Galena memiliki tingkat
kekerasan mohs 2,5. Adapun sifat dalam dari mineral ini yaitu rapuh. Komposisi kimia
galena adalah PbS. Mineral ini termasuk ke dalam golongan mineral sulfida. Asosiasi dari
mineral ini adalah sphalerit dan pirit. Mineral ini sering dijumpai di batu beku dan
metamorf yang dimana sering dijadikan sebagai sumber bijih utama timah hitam.
4.2.7 Stasiun 7
Mineral yang terdapat di station 7 yang memiliki warna segar hitam kemerahan
dan warna lapuk coklat. Mineral ini mempunyai kilapan logam dan memiliki belahan tiga
arah dengan pecahan uneven. Saat praktikum kami menggosok mineral ini dengan kikir
baja untuk mengetahui ceratnya, dan cerat yang dimiliki mineral ini adalah hitam. Mineral
ini adalah magnetit mempunyai sifat kemagnetan yaitu feromagnetik. Magnetit memiliki
tingkat kekerasan mohs 6,5-7. Adapun sifat dalam dari mineral ini yaitu rapuh. Komposisi
kimia magnetit adalah Fe2+Fe3+ O. Mineral ini termasuk ke dalam golongan mineral
30
oksida. Asosiasi dari mineral ini adalah serpentin dan klorit. Mineral ini sering dijumpai
di batuan beku yang dimana sering dijadikan sebagai bijih utama besi.
4.2.8 Stasiun 8
Mineral yang terdapat di station 8 yang memiliki warna segar kuning dan warna
lapuk hitam. Mineral ini mempunyai kilapan logam dan tidak memiliki belahan dengan
pecahan uneven. Saat praktikum kami menggosok mineral ini dengan kikir baja untuk
mengetahui ceratnya, dan cerat yang dimiliki mineral ini adalah hitam. Mineral ini adalah
kekerasan mohs 6,5-7. Adapun sifat dalam dari mineral ini yaitu rapuh. Komposisi kimia
pirit adalah FeS2. Mineral ini termasuk ke dalam golongan mineral sulfida. Asosiasi dari
mineral ini adalah kalkopirit dan emas. Mineral ini sering dijumpai di batuan beku yang
4.2.9 Stasiun 9
Mineral yang terdapat di station 9 adalah kalkopirit yang memiliki warna segar
kuning dan warna lapuk coklat. Mineral ini mempunyai kilapan logam dan memiliki dua
arah belahan dengan pecahan uneven. Saat praktikum kami menggosok mineral ini
dengan kikir baja untuk mengetahui ceratnya, dan cerat yang dimiliki mineral ini adalah
hitam. Mineral ini mempunyai sifat kemagnetan yaitu paramagnetik. Magnetit memiliki
tingkat kekerasan mohs 6,5-7. Adapun sifat dalam dari mineral ini yaitu rapuh. Komposisi
kimia kalkopirit adalah CuFeS2. Mineral ini adalah kalkopirit termasuk ke dalam golongan
mineral sulfida. Asosiasi dari mineral ini adalah pirit dan pirotit. Mineral ini sering dijumpai
di batuan beku yang dimana sering dijadikan sebagai bijih utama untuk tembaga.
4.2.10 Stasiun 10
Mineral yang terdapat di station 10 adalah kromit yang memiliki warna segar
kuning dan warna lapuk hitam. Mineral ini mempunyai kilapan logam dan memiliki
belahan dua arah dengan pecahan uneven. Saat praktikum kami menggosok mineral ini
31
dengan kikir baja untuk mengetahui ceratnya, dan cerat yang dimiliki mineral ini adalah
hitam. Mineral ini mempunyai sifat kemagnetan yaitu paramagnetik. Magnetit memiliki
tingkat kekerasan mohs 6,5-7. Adapun sifat dalam dari mineral ini yaitu rapuh. Komposisi
kimia kromit adalah FeCr2O4. Mineral ini adalah kromit termasuk ke dalam golongan
mineral oksida. Asosiasi dari mineral ini adalah perak. Mineral ini sering dijumpai di lokasi
yang mengalami pelapukan yang dimana sering dijadikan sebagai bahan baku baja tahan
karat.
4.2.11 Stasiun 11
Mineral yang terdapat di station 11 adalah hematit yang memiliki warna segar
abu-abu dan warna lapuk coklat kemerahan. Mineral ini mempunyai kilapan logam dan
tidak memiliki belahan dengan pecahan uneven. Saat praktikum kami menggosok
mineral ini dengan kikir baja untuk mengetahui ceratnya, dan cerat yang dimiliki mineral
ini adalah hitam. Mineral ini mempunyai sifat kemagnetan yaitu paramagnetik. Magnetit
memiliki tingkat kekerasan mohs 6,5-7. Adapun sifat dalam dari mineral ini yaitu rapuh.
Komposisi kimia hematit adalah Fe2O3. Mineral ini adalah hematit termasuk ke dalam
golongan mineral oksida. Asosiasi dari mineral ini adalah magnetit. Mineral ini sering
dijumpai di segala jenis batuan yang dimana sering dijadikan sebagai penghasil pigmen
4.2.12 Stasiun 12
Mineral yang terdapat di station 12 yang memiliki warna segar hitam dan warna
lapuk coklat dan putih. Mineral ini mempunyai kilapan logam dan tidak memiliki belahan
dengan pecahan uneven. Saat praktikum kami menggosok mineral ini dengan kikir baja
untuk mengetahui ceratnya, dan cerat yang dimiliki mineral ini adalah hitam. Mineral ini
mohs 6,5-7. Adapun sifat dalam dari mineral ini yaitu rapuh. Komposisi kimia hematit
adalah Fe2O3. Mineral ini adalah hematit termasuk ke dalam golongan mineral oksida.
32
Asosiasi dari mineral ini adalah magnetit. Mineral ini sering dijumpai di segala jenis
batuan yang dimana sering dijadikan sebagai penghasil pigmen dan bahan pelindung
radiasi.
4.2.13 Stasiun 13
Mineral yang terdapat di station 13 yang memiliki warna segar kuning dan warna
lapuk coklat kekuningan. Mineral ini mempunyai kilapan logam dan tidak memiliki
belahan dengan pecahan uneven. Saat praktikum kami menggosok mineral ini dengan
kikir baja untuk mengetahui ceratnya, dan cerat yang dimiliki mineral ini adalah hitam.
Mineral ini mempunyai sifat kemagnetan yaitu paramagnetik. Magnetit memiliki tingkat
kekerasan mohs 6,5-7. Adapun sifat dalam dari mineral ini yaitu rapuh. Komposisi kimia
pirit adalah FeS2. Mineral ini adalah pirit termasuk ke dalam golongan mineral sulfida.
Asosiasi dari mineral ini adalah kalkopirit dan emas. Mineral ini sering dijumpai di batuan
beku yang dimana sering dijadikan sebagai bijih untuk memproduksi sulfur.
4.2.14 Stasiun 14
Mineral yang terdapat di station 14 adalah kromit yang memiliki warna segar
hitam dan warna lapuk putih. Mineral ini mempunyai kilapan logam dan memiliki belahan
dua arah dengan pecahan uneven. Saat praktikum kami menggosok mineral ini dengan
kikir baja untuk mengetahui ceratnya, dan cerat yang dimiliki mineral ini adalah hitam.
Mineral ini mempunyai sifat kemagnetan yaitu paramagnetik. Magnetit memiliki tingkat
kekerasan mohs 6,5-7. Adapun sifat dalam dari mineral ini yaitu rapuh. Komposisi kimia
kromit adalah FeCr2O4. Mineral ini adalah kromit termasuk ke dalam golongan mineral
oksida. Asosiasi dari mineral ini adalah perak. Mineral ini sering dijumpai di lokasi yang
mengalami pelapukan yang dimana sering dijadikan sebagai bahan baku baja tahan
karat.
4.2.15 Stasiun 15
Mineral yang terdapat di station 15 yang memiliki warna segar hitam dan warna
33
lapuk coklat. Mineral ini mempunyai kilapan logam dan tidak memiliki belahan dengan
pecahan uneven. Saat praktikum kami menggosok mineral ini dengan kikir baja untuk
mengetahui ceratnya, dan cerat yang dimiliki mineral ini adalah hitam. Mineral ini
mohs 6,5-7. Adapun sifat dalam dari mineral ini yaitu rapuh. Komposisi kimia hematit
adalah Fe2O3. Mineral ini adalah hematit termasuk ke dalam golongan mineral oksida.
Asosiasi dari mineral ini adalah magnetit. Mineral ini sering dijumpai di segala jenis
batuan yang dimana sering dijadikan sebagai penghasil pigmen dan bahan pelindung
radiasi.
34
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil pada praktikum ini adalah sebagai berikut.
menjadi dua macam, yaitu proses internal atau endogan dari proses eksternal
atau eksogen. Endapan mineral yang berasal dari kegiatan magma atau
Sifat-sifat fisik mineral logam tersebut meliputi warna, kilap ( luster), pecahan
besarnya gaya tekan untuk membelah atau merusak struktur mineral tersebut
3. Mineral dapat dikenali berdasarkan Sifat fisik dari mineral tersebut. Tiap mineral
memiliki warna yang khas, akan tetapi ada beberapa mineral yang memiliki warna
yang hampir sama. Sifat fisika suatu mineral mungkin juga bervariasi sesuai
dengan variasi komposisi kimia. Komposisi mineral sangat bervariasi, mulai dari
unsur murni dan garam sederhana sampai yang sangat komplek dengan
5.2.1 Praktikum
praktikan.
secaramaksimal.
36
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Mustaghfir. 2018. Batuan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah
Djuhari Noor, 2012. Pengantar Geologi Pakuan : Pakuan University Press. Hibbard, M.J.
2002.
Zuhdi, Muhammad. 2019. Buku Ajar Pengantar Geologi. Mataram: Duta Pustaka Ilmu.
Zikri, Khairul. 2018. Geologi umum. Padang: Geografi Universitas Negri Padang.