Disusun Oleh,
KELOMPOK 4
Nama Anggota :
1. Ahmad Dhiyaul Dhaifulloh (1022040003)
2. Aisyah Lala Aprillia (1022040004)
3. Alfaros Amar Amanu (1022040006)
4. Aprilia Diah Zhanty (1022040014)
5. Della Ika Lutfiana (1022040017)
6. Nabilah Fadhilah Pinkan.S. (1022040029)
7. Octavia Ratna Valentina (1022040031)
8. Salwa Permata A’yun (1022040032)
Penulis
i
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN PRAKTIKUM BETON
ini disusun sebagai laporan akhir menyelesaikan praktikum beton dan salah satu
syarat lulus mata kuliah beton.
Menyetujui,
Dr. Ir. Wiwik Dwi Pratiwi, M.T. Luqman Cahyono, S.Pd., M.T.
NIP. 196611251992032000 NIP. 199008242019031012
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB III ................................................................................................................... 19
METODOLOGI PENELITIAN ................................................................................ 19
3.1 Alat dan Bahan ............................................................................................ 19
3.1.1 Alat ..................................................................................................... 19
3.1.2 Bahan .................................................................................................. 19
3.2 Karakterisasi Bahan Baku ......................................................................... 19
3.3 Komposisi Campuran................................................................................ 23
3.4 Prosedur Penelitian ................................................................................... 25
3.4.1 Flowchart penelitian ........................................................................... 25
3.4.2 Flowchart pembuatan bata ringan ...................................................... 26
BAB IV ................................................................................................................... 28
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................. 28
4.1 Hasil .......................................................................................................... 28
4.1.1 Pengaruh Variasi Komposisi Terhadadp Kuat Tekan Dan Densitas
Bata Ringan ........................................................................................ 31
4.1.2 Pengaruh Variasi aluminium powder Terhadadp Kuat Tekan Dan
Densitas Bata Ringan ......................................................................... 33
4.1.3 Pengaruh Variasi Aluminium Powder tanpa flyash dan limestone
Terhadadap Kuat Tekan Dan Densitas Bata Ringan .......................... 34
4.2 Pembahasan ............................................................................................... 36
BAB V ................................................................................................................... 39
PENUTUP ................................................................................................................. 39
5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 39
5.2 Saran ......................................................................................................... 39
Lampiran .......................................................................................................................... 43
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan bangan bangunan semakin meningkat dikarenakan kebutuhan
perumahan saat ini yang kiat meningkat juga. Batako menjadi bahan bangunan khususnya
pada suatu bangunan ataupun ruko yang menjadi pilihan utama Masyarakat sebagai
Pembangunan, namun bahan bahan bangunan ini mempunyai kendala pada
kelemahannya sendiri yang mana cukup besar untuk tiap berat per meter kubiknya yang
akanbn berpengaruh terhadap struktur bangunan (Budirahardjo dkk, 2014).
Banyak hal yang dapat dikembangkan dalam dunia konstruksi yang salah satunya
adalah pengembangan pada material bata ringan. Bata ringan merupakan batu bata yang
memiliki berat jenis lebih ringan daripada bata pada umumnya , bata ringan ini dapat
dibuat dari bahan aditif seperti bubuk alumina dengan menggunakan agregat yang
memiliki massa jenis kecil diantaranya batu apung, abu vulkanik, dan bantuan diatomit
yang termasuk dalam agregat alam yang banyak digunakan. Selain itu, bahan sisa seperti
fly-ash juga dapat digunakan. Teknologi batu ringan ini sudah ada di Inggris sejak tahun
1907 (A.Short & W.Kinniburgh, 1978). Pada umumnya berat bata ringan berkisar antara
600-1800 kg/m3 , sehingga salah satu keunggulan dari bata ringan adalah beratnya yang
lebih ringan dari bata normal J. Saintis Volume 17 Nomor 01, 2017 53 (Tjokrodimuljo,
1996).
Bata ringan adalah material yang menyerupai beton dan memiliki sifat kuat, tahan
air dan api, awet (durable). Bata ini cukup ringan, halus, dan memiliki tingkat kerataan
yang baik. Bata ringan ini diciptakan agar dapat memperingan beban struktur dari sebuah
bangunan konstruksi, mempercepat pelaksanaan, serta meminimalisasi sisa material yang
terjadi pada saat proses pemasangan dinding berlangsung.Menurut Kristanti dan
Tansajaya (2008). Genowefa Zapotoczna et.al (2011) meneliti tentang karakteristik beton
ringan aerasi AAC di Polandia Dimana hasil menunjukkan bahwa hasil besarnya berat
jenis 300 s.d 750 kg/m3 dengan kuat sekitar 1,5 s.d 5 MPa. Dan mempunyai ketahanan
terhadap api yang baik dan sifat insulasi suara yang bagus dikarenakan adanya porositas
yang besar sehingga kedap suara.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini memiliki rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh variasi komposisi sebagai bahan tambah terhadap densitas
dan kuat tekan bata ringan?
2. Bagaimana pengaruh variasi penambahan aluminium powder sebagai bahan
tambah terhadap densitas, dan kuat tekan bata ringan?
1
1.3 Tujuan
Tujuan dari percobaan bata ringan diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis pengaruh komposisi bahan terhadap densitas, dan kuat tekan bata
ringan
2. Menganalisis pengaruh variasi penambahan aluminium powder sebagai bahan
tambah terhadap densitas, dan kuat tekan bata ringan.
1.4 Manfaat
Berdasarkan tujuan dari penelitian , manfaat dari adanya penelitian ini sebagai
berikut:
1. Menyediakan pemahaman mendalam tentang komposisi bahan pembuatan bata
ringan sehingga dapat mengetahui campuran komposisi bata ringan yang
memiliki densitas dan kuat tekan yang seuai dengan SNI 8640-2018
2. Menyediakan pemahaman mendalam tentang pengaruh penambahan aluminium
powder terhadap densitas, penyusutan, dan kuat tekan bata ringan, sehingga dapat
meningkatkan efisiensi produksi dan kualitas produk.
Dengan demikian, penelitian ini tidak hanya memberikan kontribusi terhadap
pemahaman ilmiah tetapi juga memiliki potensi untuk diterapkan dalam industri
konstruksi untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi produksi bata ringan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bata Ringan
Beton terbuat dari ikatan material-material penyusunnya, yaitu semen, agregat
(kasar dan halus), air dan dapat ditambah dengan bahan campuran (admixture atau
additive) bila diperlukan. Air dan semen disatukan akan membentuk pasta yang berfungsi
sebagai pengikat pengisi yang berupa agregat kasar dan halus. Selanjutnya akan terjadi
reaksi kimia yaitu reaksi hidratasi (reaksi antara air dan semen) yang membuat ikatan
antara pencampuran dari dua material ini akan bertambah kuat. Rongga yang terjadi
antara butiran-butiran material besar (agregat kasar) di isi oleh butiran yang lebih kecil.
(agregat halus) dan pori-pori antara agregat halus diisi oleh semen dan air. Seiring
berkembangnya teknologi, penelitian terhadap beton pun gencar dilakukan seperti
penelitian terhadap beton ringan dimana memiliki densitas lebih kecil dari 1800 kg/m3.
Bata beton merupakan suatu jenis unsur bangunan berbentuk bata yang dibuat dari
bahan utama semen Portland, air, dan agregat yang dipergunakan untuk pasang dinding.
Bata beton dibedakan menjadi bata/beton pejal dan bata/beton ringan (SNI 03-0349-
1989). Bata ringan menurut SNI 8640-2018 adalah blok bata berbentuk prisma siku
dengan ukuran lebih besar dari bata merah, memiliki bobot isi yang lebih rendah dari
bahan bangunan beton ataupun bata beton pada umumnya. Menurut SNI 8640-2018 berat
isi bata ringan berkisar antara 400-1400 kg/m3. Bata ringan dibuat dari semen, pengisi,
agregat, agen pengembang, air dan bahan aditif (opsional). Bata ringan dapat
memudahkan pekerja dalam memindahkan dan memasangkan bata karena berat bata yang
ringan. Bata ringan tidak memerlukan siar yang tebal seperti bata merah, sehingga
menghemat penggunaan perekat. Bata ringan memiliki ukuran yang lebih besar dari bata
merah sehingga proses pengerjaan bangunan menjadi lebih cepat dibandingkan dengan
bata merah yang ukurannya lebih kecil. Bata ringan memiliki kekuatan yang paling tinggi
dibanding bata merah konvensional.
Menurut SNI 8640:2018 tentang spesifikasi bata ringan untuk pasangan dinding
dapat dilihat dari terpenuhinya karakteristik nilai kuat tekan dan nilai penyerapan air pada
bata ringan. Adapun persyaratan fisik bata ringan dapat dilihat pada Tabel 2.2
4
Tabel 2.2 Syarat Fisis Bata Ringan
7
bahan tambahan yang terdiri dari satu atau lebih bentuk kristal senyawa kalsium sulfat
(CaSO4.xH2O). Selain itu, bahan tambahan mineral dapat ditambahkan.
Menurut ASTM C 1386-98, semen dengan tipe pozzolan, yang memiliki
kandungan terak hanya sekitar 70% dan ditambahkan pozzolan sekitar 25%, adalah yang
paling cocok untuk digunakan dalam pembuatan bata ringan. Pozzolan sendiri adalah
senyawa alami yang biasanya bereaksi dengan Ca(OH)2 dan menghasilkan senyawa
penguat (pengerasan hidrolis).
Senyawa-senyawa utama juga dikenal sebagai mineral-mineral potensial adalah
penyusun semen dan terdiri dari keempat oksida utama yaitu :
1. C3S : Tricalsium Silicate, Alite. Sifatnya hampir sama dengan sifat semen, yaitu
apabila ditambahkan air maka akan menjadi kaku dan dalam beberapa jam saja
pasta semen akan mengeras. C3S menunjang penyusunan kekuatan awal semen
tinggi dan menimbulkan panas hidrasi kurang lebih 500 joule/gram. Kandungan
C3S pada Semen Portland bervariasi antara 20 - 60%.
2. C2S : Dicalcium Silicate, Belite. Pada penambahan air segera terjadi reaksi,
menyebabkan pasta mengeras dan menimbulkan sedikit panas yaitu 250
joule/gram. Pasta yang mengeras, perkembangan kekuatannya stabil dan lambat
pada beberapa minggu, kemudian mencapai kekuatan tekan akhir hampir sama
dengan C3S. Kandungan C2S pada Semen Portland bervariasi antara 20-60%.
3. C3A: Tricalcium Aluminate, Aluminate phase. Dengan air bereaksi menimbulkan
panas hidrasi yang tinggi yaitu ± 850 joule/gram. Perkembangan kekuatan terjadi
pada satu sampai dua hari, tetapi sangat rendah. Kandungan C3A bervariasi antara
0-16%.
4. C4AF: Calcium Aluminoferrite, Ferrite phase. Dengan air bereaksi dengan cepat
dan pasta terbentuk dalam beberapa menit, menimbulkan panas hidrasi ± 420
joule/gram. Kandungan C4AF pada Semen Portland bervariasi antara 1-16 %. Ini
mempengaruhi warna abu–abu dari semen (Mulyono, 2004).
Semen terdiri atas beberapa senyawa, dengan demikian hidrasi semen terdiri dari
beberapa reaksi kimia yang berjalanbersamaan. Sebagaimana telah disebutkan diatas,
bahwa semen mempunyai kandungan oksida utama yaitu C3S, C2S, C3A dan C4AF.
Oksida-oksida ini apabila ditambahkan air akan bereaksi sebagai berikut:
C3S + Air → C S H + Ca(OH)2 + Ca(OH)2
C2S + Air → C S H + Ca(OH)2
C3A + Air → C A H + Panas tinggi
C3A + Gypsum + Air → ettringite/trisulphate (menunda pengerasan)
C4AF + Air → C A F H + Ca(OH)2
Faktor-faktor yang mempengaruhi hidrasi semen adalah:
- Umur
- Admixture
- Komposisi semen
8
- Temperatur
- Kehalusan semen
- Perbandingan jumlah air dan semen
Reaksi antara aluminium powder dan kalsium hidroksida ini akan menghasilkan
gelembung-gelembung berisi gas hidrogen yang akan menyebabkan bertambahnya
volume adonan. Kemudian gas hidrogen yang terbentuk dalam adonan akan naik keluar
dari adonan dan digantikan oleh udara sekitar karena adanya perbedaan massa jenis
(Abbas, M. 2016 ).
10
Gambar 2.7 Aluminium Powder
11
bahan ini lebih tinggi, bertujuan agar kekuatan beton yang dihasilkan lebih tinggi dengan
air yang sedikit tetapi tingkat kemudahan pengerjaannya lebih tinggi. Jenis bahan tambah
ini adalah superplasticizer, dosis yang disarankan adalah sekitar 1-2% dari berat semen.
Dosis yang berlebihan akan menyebabkan menurunnya kuat tekan beton Superplasticizer
meningkatkan konsistensi pasta semen dan membuat pasta semen menyelimuti dan
mengikat agregat dengan kuat, sehingga beton mampu mengalir tanpa mengalami
segregasi material (WIJADI, JENIFER YOAN. 2018).
12
2.5 Karakteristik Bata Ringan
Menurut Hunggurami, (2014) terdapat karakteristik batar ringan diantaranya
adalah:
1. Berat Volume
Berat volume adalah pengukuran berat setiap satuan volume benda. Semakin
tinggi berat volume suatu benda maka semakin berat pula berat setiap volumenya.
Semakin besar berat volume suatu benda, maka semakin rendah porositasnya (Maria,
2011).Untuk menghitung besarnya berat volume dipergunakan persamaan matematis
berikut :
18
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
1. Molen
2. Timbangan
3. Kuas
4. Sekop
5. Ember
6. Cetakan
7. Penggaris
8. Bor Pengaduk
3.1.2 Bahan
1. Semen
2. Fly Ash
3. Sun Blasting
4. Limestone
5. Aluminium Powder
6. Water
7. Minyak Pelumas
19
Tabel 3. 1 Karakterisasi Bahan Baku
Nama
Nama Bahan Asal
No Pabrik Note Komposisi Kimia
Baku Bahan
Produksi
SiO2, Al2O3, Fe2O3, CaO,
MgO, SO3, LOI, Kapur
PT.
bebas, Bagian tidak terlarut,
1 Semen Gresik Semen PCC
Alkali, C3S,
Gresik
C2S(Tricalsium),
C2S(Dicalsium), C4AF
SiO2, Al2O3, Fe2O3, CaO,
PLTU SO3, MgO, K2O, Na2O,
2 Fly Ash Tuban Tanjung Kelas F TiO2, Cl, P2O5,CuO, MnO,
Awar Cr2O3, ZrO2, ZnO, NiO,
BaO, V2O5, SrO
PT.
Precipitated
Niraku CaCO3, MgCO3, Fe2O3,
3 LimeStone Surabaya Calsium
Jaya Al2O3, SiO2, SO4
Carbonat
Abadi
PT. Adhi
4 Sandblast Surabaya ASTM No.8 SiO2 dan Al2O3
Luhung
5 Air Surabaya PDAM - H2O
Natrium Polisulfonat,
Kalium Polisulfonat,
Master
6 Superpasticizer - - Poliakrilat, Melamin,
Builder
Lignosulfonat, Graft
Kopolimer
Aluminium Sablon
7 Jakarta - Al
Powder SPS
20
Analisa bahan pembuat bata ringan merajuk pada analisis komposisi kimia
bahan pembuat bata ringan. Hasil Penelitian dapat menunjukkan bahwa bata ringan
dengan variadai tertentu memiliki nilai kuat tekan yang berbeda berikut merupakan
hasil analisis bahan bahan penyusun bata ringan.
Tabel 3.2 Analisa Komposisi Semen Gresik
21
Tabel 3.3 Hasil Analisa Komposisi Fly Ash PLTU Tanjung Awar
SiO2 % 47,5
Al2O3 % 19,3
Fe2O3 % 18,5
CaO % 8,89
MgO % 3,77
SO3 % 0,77
Na2O % 0,76
K2O % 0,96
Cl % -
P2O5 % 0,17
TiO2 % 0,95
CuO % 0,01
MnO % 0,23
Cr2O3 % 0,18
ZrO2 % 0,02
ZnO % 0,02
NiO % 0,02
BaO % 0,11
V2O5 % 0,04
SrO % 0,07
SUM % 102,2
22
Tabel 3.4 Hasil Analisa Komposisi Sandblasting PT. Adhi Luhung
Parameter Unit Result
CaO % 4,56
SiO2 % 49,53
Al2O3 % 22,01
Fe2O3 % 18,80
MgO % 1,98
SO3 % 0,07
Tabel 3.6 Hasil Analisa Komposisi Lime Stone PT. Niraku Jaya Abadi
Tabel 3.5 Hasil Analisa Komposisi Aluminium Powder Sablon SPS Jakarta
Parameter Unit Result
Al % 100
23
Tabel 3.6 Komposisi Campuran Bata Ringan
Nomor Komposisi ( gram )
spesim Tanggal Tanggal Aluminu Al
Sample ID Seme Fly Limesto Sandbla Bentuk ukuran
en cetak uji Air m powde SP
n ash ne st
powder r, %
1 02/10/2 16/12/ 1C 2SB 20FA 5LS 10 1,50
375 25 1000 300 7,5 0 Kubus 5x5x5
3 23 _1,5AL 0 %
2 02/10/2 06/11/ 15 1,28
1C 2SB 30FA 1,2AL 350 0 1000 300 6,4 2,3 Kubus 5x5x5
3 23 0 %
3 05/10/2 14/12/ IC2SB_0,35AL_FA35_ 17 0,38
300 25 1000 300 1,88 2,3 Kubus 5x5x5
3 23 LS5 5 %
4 05/10/2 14/12/ IC2SB_0,56AL_FA35_ 17 0,56
300 25 1000 300 2,81 2,3 Kubus 5x5x5
3 23 LS5 5 %
5 05/10/2 14/12/ IC2SB_0,75AL_FA35_ 17 0,75
300 25 1000 300 3,75 2,3 Kubus 5x5x5
3 23 LS5 5 %
6 20/11/2 20/12/ 300 0,30 Silind
3C 5SB 0,3Al 0 0 5000 1150 9 30 7,5x15
3 23 0 % er
7 24/11/2 19/11/ 3,5C 5SB-28FA 100 50 0,14 Silind
250 2500 750 2,5 10 7,5x15
3 23 14LS_0,14Al 0 0 % er
8 23/11/2 19/12/ 3C5 5SB-0.095Al 112 37 799,3 0,19 11,2 Silind
0 2500 2,81 7,5x15
3 23 FA25 5 5 4 % 5 er
9 15/11/2 20/12/ 400 0,40 60x20x
1C 1SB 20LS-0,4Al 0 1000 5000 3050 20 40 Balok
3 23 0 % 10
10 13/11/2 11/12/ 700 0,50 60x20x
1C 2SB 0,5Al 0 0 14000 6120 35 70 Balok
3 23 0 % 10
11 10/11/2 19/12/ 660 0,30 60x20x
1C 2SB 0,3 Al 0 0 13300 4400 20 20 Balok
3 23 0 % 10
24
3.4 Prosedur Penelitian
3.4.1 Flowchart Penelitian
Mulai
Persiapan Penelitian
Pengujian Material
Penentuan Komposisi
Pengadukan Komposisi
Analisis Data
Penarikan Kesimpulan
Selesai
25
3.4.2 Flowchart Pembuatan Bata Ringan
Mulai
26
A
Selesai
27
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dalam penelitian yang sudah dilakukan pembuatan bata ringan menggunakan
proses NAAC. Bata ringan NAAC, yang dapat digunakan untuk menahan beban dan
konstruksi rangka, adalah balok ringan. Bata ringan NAAC memiliki kekuatan yang sama
dengan batu bata tanah liat konvensional yang digunakan dalam konstruksi. Bata ringan
NAAC menggunakan lebih sedikit listrik dibandingkan dengan AAC. Material yang
digunakan mengurangi dampak lingkungan, salah satu kebutuhan penting industri
bangunan. Bata ringan NAAC meningkatkan kecepatan membangun dan mengurangi
biaya transportasi dan polutan karena sangat besar dan mencakup banyak wilayah
sekaligus. Bata ringan NAAC juga mengurangi polusi suara, menerima panas dengan
efisien, dan tahan terhadap kebakaran dan gempa bumi (Stefan Schnitzler, Oktober 2006).
Salah satu tujuan pembuatan bata ringan NAAC adalah untuk menghasilkan
struktur mikro berpori yang terletak pada campuran beton. Ini dapat dicapai dengan
menambahkan udara ke dalam beton melalui bahan pembusa atau dengan menambahkan
bahan kimia yang menghasilkan gelembung udara yang tersebar di seluruh beton. Bata
ringan NAAC tidak mengandung agregat kasar dalam campuran, tetapi mengandung
udara yang tersebar merata. Keuntungan desain struktural yang rendah, yang
menghasilkan biaya yang lebih rendah di industri konstruksi bangunan pendukung dan
pondasi, menjadikan bata ringan NAAC ini populer. Berdasarkan percobaan pembuatan
bata ringan diperoleh hasil pengujian pada tabel 4.1
28
Tabel 4.1 Data Hasil Percobaan Bata Ringan
Hasil Pengujian
Catatan selama Kuat
Nomor Jumlah Density Beban Kuat Tekan
Sample ID pencetakan dan Massa Volume Density
sepsimen spesimen Rata-rata max tekan Rata-
perawatan (gram) (cm3) (g/cm3)
(g/cm3) (KN) (MPa) rata
(MPa)
Mengembang dan 1 118,2 112,5 1,05 3,2 1,27
1 1C 2SB 20FA 5LS _1,5AL 1,11 1,15
flow 2 123,51 105,84 1,17 2,4 1,02
Terlalu
2 1C 2SB 30FA 1,2AL mengembang, 1 106,4 115,2 0,924 0,925 1,8 0,75 0,75
rapuh dan flow
Mengembang, saat 1 109,3 84 1,3 3,6 1,54
3 IC2SB_0,35AL_FA35_LS5 1,3 1,47
diaduk panas 2 106,9 79,9 1,3 3,4 1,4
1 98,85 90,24 1,095 1 0,52
4 IC2SB_0,56AL_FA35_LS5 mengembang 1,14 0,75
2 114,98 96,6 1,19 2 0,89
1 108,93 76,8 1,42 2,5 1,06
5 IC2SB_0,75AL_FA35_LS5 Mengembang 1,415 0,85
2 110,94 78,75 1,41 1,4 0,64
1 798,27 1018,286 0,784 0,590 0,920
Mengalami
6 3C 5SB 0,3Al segregasi, bata 2 828,6 1018,286 0,814 0,780 0,670 0,105 0,508
rapuh bagian atas
3 756,27 1018,286 0,743 0,320 0,500
1 750 2351,25 0,319 1.98 2
Mengembang,
cetakan diisi 70% 2 850 2475 0,343 1.80 1,8
7 3,5C5SB-28FA 14LS_0,14Al 0,324 1,7
mengembang 3 750 2368,929 0,317 1.93 1,9
sedikit cepat
4 800 2528,036 0,316 1,08 1,1
Mengembang, saat 1 682 562.52 1,16 5,1 0,5
8 3C5 5SB-0.095Al FA25 diaduk panas, 1,165 0,5
tidak terlalu berat 2 654 580,66 1,17 5,1 0,5
29
Kurang 1 243,490 274,625 0,887 0,400 0,090
mengembang,
9 1C 1SB 20LS-0,4Al bereaksi sebelum 2 266,560 274,625 0,971 0,906 3,000 0,710 0,457
dicetak sehingga
hasil kurang rapih 3 236,590 274,625 0,862 2,400 0,570
Dari hasil percobaan di atas diperoleh nilai densitas dari bata ringan mulai dari 0,32 g/cc - 1,41 g/cc dan nilai kuat tekan mulai dari 0,3 MPa
– 1,7 MPa. Perbedaan persentase aluminum komposisi campuran akan menimbulkan nilai densitas dan nilai kuat tekan yang berbeda pada
bata ringan.
30
4.1.1 Pengaruh Variasi Komposisi Terhadadp Kuat Tekan Dan Densitas Bata
Ringan
Tabel 4.2 Perbandingan Hasil Pengujian Dengan SNI 8640-2018
Standar Spesifikasi Hasil Pengujian
Nomor Kuat Kuat
Sampel ID Rujukan Densitas Densitas
Spesimen Tekan Keterangan Tekan keterangan
(g/cm3) (g/cm3)
(MPa) (MPa)
1C 2SB
Tidak
1 20FA 5LS- 0,4-1,4 2 1,11 Memenuhi 1,15
memenuhi
1,5AL
1C 2SB Tidak
2 0,4-1,4 2 0,924 Memenuhi 0,75
30FA 1,2AL memenuhi
IC2SB_0,35
Tidak
3 AL_FA35_ 0,4-1,4 2 1,3 Memenuhi 1,47
memenuhi
LS5
IC2SB_0,56
Tidak
4 AL_FA35_ 0,4-1,4 2 1,14 Memenuhi 0,705
memenuhi
LS5
IC2SB_0,75
Tidak Tidak
5 AL_FA35_ 0,4-1,4 2 1,415 0,85
memenuhi memenuhi
LS5
SNI 8640-
3C 5SB 2018 Tidak
6 0,4-1,4 2 0,78 Memenuhi 0,508
0,3Al memenuhi
3,5C5SB-
Tidak Tidak
7 28FA 0,4-1,4 2 0,324 1,7
memenuhi memenuhi
14LS_0,14Al
3C5 5SB-
Tidak
8 0.095Al 0,4-1,4 2 1,165 Memenuhi 0,5
mmemenuhi
FA25
1C 1SB Tidak
9 0,4-1,4 2 0,906 Memenuhi 0,457
20LS-0,4Al memenuhi
1C 2SB Tidak
10 0,4-1,4 2 1,2 Memenuhi 1,26
0,5Al memenuhi
31
1,4
1,2
1
density (g/cm3)
0,8
0,6
0,4
0,2
Gambar 4.1 Grafik Pengaruh Bata Ringan Terhadap Density Bata Ringan
1,8
1,6
1,4
1,2
Kuat Tekan (MPa)
1
0,8
0,6
0,4
0,2
0
Gambar 4.2 Pengaruh Komposisi Bata Ringan Terhadap Kuat Tekan Bata Ringan
32
4.1.2 Pengaruh Variasi aluminium powder Terhadadp Kuat Tekan Dan
Densitas Bata Ringan
Tabel 4.3 Pengaruh Variasi aluminium powder Terhadadp Kuat Tekan Dan Densitas
Bata Ringan
1,35
Densitsy (g/Cm3)
1,3
1,25
1,2
1,15
1,1
1,05
0,35 0,56 0,75
Aluminium Powder (%)
Gambar 4.3 Pengaruh Komposisi Aluminium Powder Terhadap Density Bata Ringan
5x5x5
33
1,22
1,2
1,18
Density (g/cm3)
1,16
1,14
1,12
1,1
1,08
1,06
1,04
1,02
0,3 0,5
Aluminium Powder (%)
Gambar 4.4 Pengaruh Komposisi Aluminium Powder Terhadap Density Bata ringa
60x20x10
4.1.3 Pengaruh Variasi Aluminium Powder tanpa flyash dan limestone
Terhadadap Kuat Tekan Dan Densitas Bata Ringan
Tabel 4. 4 Pengaruh Variasi Alumunium Powder tanpa Flyash dan Limestone Terhadap
Kuat Tekanan dan Densitas Bata Ringan
1,3
Densitsy (g/cm3)
1,25
1,2
1,15
1,1
1,05
0,35 0,56 0,75
Aluminium Powder (%)
Gambar 4.5 Grafik Pengaruh Komposisi Aluminium Powder Terhadap Density Bata
Ringan 5x5x5
1,22
1,2
1,18
Density (g/cm3)
1,16
1,14
1,12
1,1
1,08
1,06
1,04
1,02
0,3 0,5
Aluminium Powder (%)
35
4.2 Pembahasan
Penelitian ini dilakukan dengan cara eksperimental untuk mendapatkan nilai kuat
tekan dan densitas bata ringan yang sesuai dengan SNI 8640-2018 menggunakan metode
NAAC ( Non Autoclaved Aerated Concrate). Dalam penelitian ini pembuatan sampel
dilakukan dengan membuat 3 jenis sampel yaitu : sampel kubus 5x5x5, sampel silinder
7,5x15 dan sampel balok 60x20x10. Tahapan dalam pembuatan bata ringan mdimulai dari
penimbangan bahan baku sesuai komposisi pada tabel 3.7, bahan bakukemudian dicampur
menggunakan mesin pengaduk dan dituang pada cetakan kemudian diberi plastik
pembungkus hingga waktu pengujian densitas dan kuat tekan pada umur 28 hari.
Pengujian densitas dilakukan untuk mengetahui seberapa berat material bata
ringan per unit volume yang dihasilkan. Berdasarkan hasil pengujian yanag dilakukan
pada penelitian ini disajikan pada tabel 4.2 diperoleh nilai densitas bata ringan sekitar 0,32
g/cc - 1,41 g/cc. Hal tersebut menunjukkan hampir semua sempel memiliki densitas yang
sesuai dengan nilai minimum densitas yaitu 0,4 g/cc-1,4 g/cc kecuali sampel 3,5C5SB-
28FA 14LS_0,14Al dikaenakan komposisi aluminium powder pada pembuatan sampel
hanya sebanyak 0,14% hal tersebuat menyebabkan sampel tidak bisa mengembang secara
sempurna. Penambahan aluminium powder dapat berpengaruh terhadap densitas bata
ringan, semakin banyak aluminium powder menyebabka terbentuknya pori-pori udara di
dalam bata ringan akibat reaksi antara aluminium dengan air dan alkali dalam semen. Pori-
pori udara ini mengurangi berat bata ringan. Menurut Prasetyo, A. M. 2022 Penambahan
kadar aluminium powder berpengaruh menurunkan densitas beton ringan hal ini terlihat
bahwa penggunaan aluminium powder 0,25% menghasilkan densitas yang lebih rendah
dibanding penggunaan aluminium powder 0,2% hal ini disebabkan karena pori yang
dibentuk lebih besar.
Pengujian kuat tekan dimaksudkan untuk mengetahui kekuatan suatu material
beton dalam menerima gaya tekan. Dalam pengujian didapatkan hasil berupa beban
maksimal dan kuat tekan dari bata ringan. Hasil pengujian bata ringan yang diperoleh
adalah 0,3 MPa sampai 1,7 MPa hal tersebut menujukkan bahwa seluruh variasi komposisi
tidak memnuhi syarat kuat tekan menutut SNI 8640-2018 sebesar 2 MPa. Hasil pengujian
bata ringan dapat dipengaruhi oleh komposisi penyusun bata ringan. Penggunaan fly ash
dapat mempengaruhi kuat tekan bata ringan beberapa penelitian menunjukkan bahwa
pengaruh fly ash pada kuat tekan umumnya positif hal tersebut dibuktikan oleh penelitian
Prasetyo, F. B. 2016 tentang pengaruh penambahan fly ash terhadap kuat tekan bata ringan
CLC menunjukkan bahwa penambahan fly ash sebesar 2% dari berat semen dapat
meningkatkan kuat tekan yang signifikan.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penambahan limestone dapat
menurunkan kuat tekan semen ( Cahyono, 2008), sedangkan pendapat lain menunjukkan
bahwa penambahan batu kapur dapat meningkatkankuat beton bila digunakan sebagai
36
agregat halus ( Tata, 2020). Menurut Syapawi, A., dkk 2022 penambahan limestone dapat
meningkatkan kuat tekan dari bata ringan semakin banyak limestone yang ditambahkan
semakin tinggi nilai kuat tekan yang dihasilkan.
Penambahan aluminium dapat menurunkan nilai kuat tekan bata ringan hal
tersebut dikarenakan aluminum powder menyebabkan terbentukknya rongga udara pada
papan beton ringan sehingga papan beton ringan tidak dapat menahan beban ketika
diberikan tekanan. Selain itu penambahan 30% sanblasting dapat meningkatkan nilai kuat
tekan beton namun semakin banyak penambahan sanblasting akan menyebabpan
penurunan nilai kuat tekan beton. Oleh karena itu pada penelitian ini komposisi terbaik
untuk membuat bata ringan adalah 1C 2SB 0,3 Al dilihat dari nilai kuat tekan dan nilai
densitas yang dimiliki komposisi 1C 2SB 0,3 Al.
Dalam porses pembuatan bata ringan dilakukan bebarapa variasi penambahan
aluminium powder, fly ash dan sanblasting terhadap densitas dan hasil uji tekan bata
ringan. Pembuatan bata ringan dilakukan dengan menggunakan 3 bentuk yaitu : bata
ringan kubus berukuran 5x5x5,bata ringan silinder 7,5x15 dan bata ringan ukuran
sebenarnya 60x20x10.Didapatkan data kuat tekan serta komposisi yang ada pada bata
ringan sesuai yang dilampirkan pada tabel 6, tabel 4.1 dan hasil ini dibandingkan pada
grafik 4.1.Dari tabel dan grafik yang ada ini dapat diketahui bahwa penambahan
aluminium powder dapat berpengaruh terhadap densitas dan kuat tekan bata ringan,
semakin banyak aluminium powder yang ditambahkan maka semakin menurun. Nilai kuat
tekan yang turun disebabkan karena terbentuknya rongga udara pada papan beton ringan
sehingga papan beton ringan tidak dapat menahan beban ketika diberi tekanan. Data kuat
tekan yang dihasilkan pada bata ringan kubus ukuran 5 x 5 x 5 dan bata ringan sebenarnya
ukuran 60 x 20 x 10 masih belum memenuhi SNI 8640-2018 tentang Bata Ringan yang
dimana kuat tekan bata ringan minimum adalah 2 MPa. Hal ini diperkuat oleh pernyataan
(Ahmad Zainudin,2014) Penambahan serbuk aluminium sangat berpengaruh terhadap
kuat tekan beton. Kuat tekan terkecil adalah 13,599 MPa. Dan beton tanpa penambahan
serbuk aluminium mempunyai kuat tekan sebesar 15,286 MPa. Semakin banyak
penambahan serbuk aluminium maka semakin berkurang kuat tekan beton.Putra (2015)
dimana kuat tekan menurun ketika aluminium powder bertambah dan nilai kuat tekan
maksimum didapat pada penambahan aluminium powder paling sedikit.
Nilai kuat tekan yang turun disebabkan karena terbentuknya rongga udara pada
papan beton ringan sehingga papan beton ringan tidak dapat menahan beban ketika diberi
tekanan.Adapun pengaruh Al terhadap densitas bata ringan adalah semakin rendah
kandungan Al yang ada maka semakin tinggi densitas pada bata ringan hal ini karena
pengaruh Al pada densitas bata ringan adalah menurunkan densitas hasil ini dapat dilihat
pada grafik 4.2.Hal ini disebabkan oleh terbentuknya pori-pori udara di dalam bata ringan
akibat reaksi antara aluminium dengan air dan alkali dalam semen. Pori-pori udara ini
mengurangi berat bata ringan. Jika dibandingkan dengan SNI 8640-2018 nilai densitas
bata ringan sebesar 0,4 sampai 1,4 kg/m,maka densitas yang dihasilkan pada praktikum
37
ini memenuhi SNI dan tidak memenuhi SNI yang ada.Perbedaan reaksi yang terjadi dapat
disebabkan oleh perbedaan komposisi pada tiap benda uji yang akhirnya menyebabkan
perbedaan reaksi dan densitas benda uji.Hal ini membuktikan semakin sedikit kandungan
Al maka semakin besar nilai densitas yang terjad Hal ini disebabkan oleh terbentuknya
pori-pori udara di dalam bata ringan akibat reaksi antara aluminium dengan air dan alkali
dalam semen. Pori-pori udara ini mengurangi berat bata ringan.Menurut Deri Wahyuni,
Alimin Mahyudin(2019) Penambahan aluminium pasta 0,05% menghasilkan densitas
tertinggi karena aluminium pasta tidak terlalu bereaksi dengan campuran pasta beton
sehingga kurangnya pembentukan pori-pori udara yang menyebabkan papan beton
menjadi lebih ringan.
Praktikum bata ringan dengan bentuk silinder ukuran 7,5 x 15 didapatkan hasil uji
tekan yang dilampirkan pada table 4.1.Dari data yang telah dihasilkan didapatkan bahwa
kuat tekan bata ringan bentuk silinder dipengaruhi oleh banyaknya Al. Reaksi yang ada
saat pembuatan benda uji disebabkan karena adanya reaksi yang dihasilkan dari bahan-
bahan yang ada yaitu reaksi eksotermis yang timbul akibat dari reaksi antara Al dan bahan
adonan bata ringan lainnya.Dari praktikum ini dapat diketahui bahwa penambahan
kandungan Al yang semakin besar dapat membuat kuat tekan bata ringan yang dihasilkan
semakin rendah.Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Putra (2015) dimana kuat tekan
menurun ketika aluminium powder bertambah dan nilai kuat tekan maksimum didapat
pada penambahan aluminium powder paling sedikit.Nilai kuat tekan yang turun
disebabkan karena terbentuknya rongga udara pada papan beton ringan sehingga papan
beton ringan tidak dapat menahan beban ketika diberi tekanan. Menurut Deri Wahyuni,
Alimin Mahyudin(2019) Penambahan aluminium pasta 0,05% menghasilkan densitas
tertinggi karena aluminium pasta tidak terlalu bereaksi dengan campuran pasta beton
sehingga kurangnya pembentukan pori-pori udara yang menyebabkan papan beton
menjadi lebih ringan.
38
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan komposisi terbaik untuk
membuat bata ringan adalah 1C 2SB 0,3 Al dilihat dari nilai kuat tekan dan
nilai densitas yang dimiliki komposisi 1C 2SB 0,3 Al. komposisi 1C 2SB 0,3
Al memiliki densitas 1,092 g/cm3 dan memiliki kuat tekan 1,633 MPa.
2. Komposisi Al dalam benda uji memperngaruhi kuat tekan dan densitas pada
benda uji. Semakin sedikit kandungan Al pada benda uji maka semakin tinggi
kuat tekan yang ada dan sebaliknya, semakin tinggi kandungan Al pada benda
uji membuat kuat tekan semakin rendah. Begitu pula untuk densitas semakin
rendah presentase kandungan Al maka semakin tinggi
densitas pada benda uji.
5.2 Saran
1. Diperlukan pengujian kembali untuk mengetahui komposisi terbaik diantara
banyak variasi komposisi yang ada
2. Perlu dilakukan pengujian lebih lanjut mengenai komposisi yang dapat sejalan
dengan aluminium yang saat komposisinya semakin banyak maka kuat tekannya
semakin rendah dan densitasnya semakin rendah
39
DAFTAR PUSTAKA
41
SNI 03 – 0349 – 1989 . 1989. Bata Beton Untuk Pasangan Dinding. Badan
Standarisasi Nasional.
SNI 8640-2018, 2018. Spesifikasi Bata Ringan Untuk Pasang Dinding. Badan
Standarisasi Nasional
Tjokrodimuljo, K. (1996). Teknologi Beton. Universitas Gajah Mada,
Yogyakarta: Nafiri
Wang, D., Shi, C., Farzadnia, N., Shi, Z., & Jia, H. (2018). A review on effects of
limestone powder on the properties of concrete. Construction and building
materials, 192, 153-166.
Wijadi, Jenifer Yoan (2018) Pengaruh Superplasticizer Terhadap Beton Memadat
Mandiri Dengan Serat Serabut Kelapa. S1 thesis, UAJY.
Wildaniand, N., & Sukandar, S. (2009). Studi Awal Pemanfaatan Limbah
Sandblasting Sebagai Koagulan. Jurnal Teknik Lingkungan, 16(1), 93-102.
42
Lampiran
Menimbang 350gr semen
43
Menimbang 6,4gr aluminium powder
44
Menimbang benda uji
45