DI SUSUN OLEH :
RUSLI JUNAIDI
4518041044
JURUSAN SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan YME atas segala limpahan
Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun, sehingga Proposal
Skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi rekan pembaca pada
maka Proposal Skripsi ini tidak dapat terwujud. Ucapan terima kasih juga penulis
2. Kedua orang tua saya bapak Junaidi dan ibu Yulianan yang telah memberikan
dukungan moral dan materi yang tidak terhitung jumlahnya, sehingga Tugas
3. lingkup keluarga, terutama tante saya yang menjadi wali selama menempuh
4. Bapak Dr. Ir. A. Rumpang Yusuf, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil
Universitas Bosowa
i
5. Bapak Dr. Ir. H. Syahrul Sariman. M.T. selaku pembiming satu yang selalu
banyak bertukar pikiran, cerita, saran, dan semangat kepada saya selama
Muhammad Wahid Afdal, dan Sardiansah yang selalu setia menemani saya.
8. Budi Nurwahyu S.Ked, Maqbul khair dan Yusril L yang telah menjadi
motivasi saya untuk segera menyelesaikan Tugas Akhir ini, serta selalu
mensupport saya dan selalu memaksa saya untuk menyelesaikan tugas akhir
9. Serta semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu yang
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................. I
DAFTAR ISI........................................................................................... Iii
DAFTAR TABEL .................................................................................. V
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. Vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG................................................................ I-1
1.2 RUMUSAN MASALAH ........................................................... I-3
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ................................. I-3
1.4 POKOK BAHASAN DAN BATASAN MASALAH .................... I-4
1.5 SISTEMATIKA PENULISAN................................................... I-5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 BETON..................................................................................................I-1
2.2 BAHAN PENYUSUN BETON ................................................. II-5
2.3 BAHAN TAMBAH ................................................................. II-17
2.4 PENGUJIAN KARAKTERISTIK AGREGAT ......................... II-19
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 JENIS PENELITIAN ............................................................. III-1
3.2 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN.................................... III-1
3.3 DATA DAN SUMBER DATA ................................................. III-1
3.4 VARIABEL PENELITIAN ....................................................... III-1
3.5 TAHAPAN PENELITIAN........................................................ III-1
3.6 BAGAN ALUR PENELITIAN.................................................. III-2
3.7 NOTASI DAN JUMLAH SEMPEL.......................................... III-4
3.8 METODE ANALISIS .............................................................. III-6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL PENGUJIAN
4.1.1 KARAKTERISTIK AGREGAT ............................................ IV-1
4.1.2 GRADIASI GABUNGAN AGREGAT.................................... IV-3
4.1.3 MIX DESIGN ........................ .............................................. IV-3
iii
4.1.4 HASIL KUAT TEKAN BETON .............................................. IV-4
4.1.5 HASIL KUAT LENTUR BETON............................................ IV-5
4.1.6 CAMPURAN BATON VARIASI............................................ IV-6
4.1.7 KUAT TEKAN BETON VARIASI.......................................... IV-7
4.1.8 KUAT LENTU BETON VARIASI......................................... IV-8
4.2 PEMBAHASAN
4.2.1 KUAT TEKAN DAN LENTUR VARIASI SILIKA FUME ..... IV-9
4.2.2 KUAT TEKAN VARIASI POLYESTER................................ .IV-10
4.2.3 KUAT LENTUR VARIASI POLYESTER............................. IV-11
DAFTAR PUSTAKA
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR NOTASI
500 : Berat benda uji dalam keadaan kering permukaan jenuh (gr)
Ss : factor modifikasi
P : beban maksimum di catat pada mesin uji (membaca dalam ton hingga 3 digit
setelah koma)
vii
L : jarak antara dua garis perletakan (mm)
KT : Kuat tekan
KL : Kuat lentur
KL : Kuat lentur
BN : Beton normal
viii
. BAB 1
PENDAHULUAN
lain berupa zat aditif atau non-aditif dengan kadar tertentu yang
kolom, balok, dan plat lantai. Oleh karena bahan penyusun campuran
beton ini dapat di rencanakan dapat memiliki kuat tekan yang tinggi
Dikarenakan sifat fisik dan sifat kimianya ini, silika fume memiliki 2
1
pengaruh pada campuran beton yaitu sebagai filler dan bahan
butiran yang sangat halus bahkan ukurannya 100 kali lebih kecil (0,1 –
Mazloom,2004)
2
penambahan resin polyester tersebut diharapkan dapat meningkatkan
kekuatan beton yang utama adalah kuat tekan beton itu sendiri.
polyester”
3
2
Memperoleh pengaruh penggunaan silika fume sebagai subtitusi semen
fume dan polyester pada kuat tekan beton dan kuat lentur beton untuk
baik.
4
3. Penelitian ini membandingkan kuat tekan beton dan lentur beton yang
Sistematika penulisan dan penelitian ini terbagi dalam lima bab sebagai
berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
penulisan.
5
permasalahan yang ada dan menyiapkan landasan teori.
Pada bab ini menguraikan hasil – hasil pengujian yang dilakukan dan
menganalisa dari hasil pengujian tersebut. Dalam tahapan ini akan banyak
menggunakan grafik – grafik dan tabel – tabel dalam proses analisa datanya.
dan juga saran – saran yang menunjang untuk penelitian lebih lanjut
6
II. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Beton
sendiri adalah merupakan campuran yang homogen antara semen, air dan
tinggi serta tegangan hancur tarik yang rendah. Menurut SNI 2847:2013,
dari bahan hidrolik (portland cement), agregat kasar, agregat halus, dan air
Seiring dengan penambahan umur, beton akan semakin mengeras dan akan
mencapai kekuatan rencana (f’c) pada usia 28 hari. Beton memliki daya kuat
tekan yang baik oleh karena itu beton banyak dipakai atau dipergunakan
jalan. Sampai saat ini beton masih menjadi pilihan utama dalam pembuatan
penyusunnya, hal itu juga disebabkan oleh penggunaan tenaga yang cukup
1
yang tinggi dan kemudahan pengerjaannya, serta kelangsungan proses
1% - 2%, pasta semen (semen dan air) sekitar 25% - 40%, dan agregat
(agregat halus dan agregat kasar) sekitar 60% - 75%. Untuk mendapatkan
penyusun tersebut perlu dipelajari. Sifat beton yang meliputi : mudah diaduk,
pemisahan bahan susunan adukan dan mutu beton yang disyaratkan oleh
material beton untuk konstruksi jalan raya khususnya perkerasan kaku (rigid
dari beton yang dibuat. Kinerja beton ini harus disesuaikan dengan kategori
tekan dan keawetan.atau durabilitas. Beton yang baik yaitu setiap butir
ruang antar agregat, harus terisi oleh mortar. Jadi kualitas dari mortar pada
2
adukan beton tersebut akan mempengaruhi mutu dari beton tersebut. Semen
15% dari suatu campuran adukan beton. Beton dengan campuran semen yang
sedikit (sampai 7%) disebut beton kurus (learn concrete), sedangkan beton
dengan campuran semen yang banyak disebut beton gemuk (rich concrete).
Kelas dan mutu beton ini, di bedakan menjadi 3 dapat dilihat dalam
1. Beton ringan
3
lebih ringan dibandingkan dengan bobot beton normal. Agregat yang
pembakaran shale, lempung, slates, residu slag, residu batu bara dan
2. Beton normal
3. Beton berat
memiliki berat isi lebih besar dari beton normal atau lebih dari 2400
yang besar dan masif, misalnya untuk bendungan, kanal, pondasi, dan
jembatan.
4
5. Ferro-Cement
dari beton dan bahan lain berupa serat. Serat dalam beton ini berfungsi
beton normal.
Beton umumnya tersusun dari tiga bahan penyusun utama yaitu semen,
yang akan dibuat pada penelitian ini terdiri dua jenis perlakuan dimana
variasi dengan subtitusi tras dan semen sika grout ke dalam campuran semen.
(split), pasir dan air, sedangka komposisi penggantinya terdiri dari semen
portland, tras, batu pecah, semen sika grout,pasir dan air sebagai campuran
5
dan setelah mengreras tidak mengalami perubahan kimia jika dikenai air.
Semen yang dikenal sekarang ini yang juga disebut sebagai semen
Portland, terbuat dari campuran kalsium, silika, alumina, dan oksida besi.
Kalsium bisa didapat dari bahan berbasis kapur, seperti batu kapur, marmer,
batu karang, dan cangkang keong. Sedangkan silika, alumina, dan zat besi
dapat ditemukan pada lempung dan batuan serpih. Selain itu, silika juga dapat
dijumpai pada pasir, alumina pada bauksit, sedangkan oksida besi diperoleh
dari biji besi. Proporsi dari zat-zat pencampuran tersebut menentukan sifat-
Jumlah panas (dalam joule) per gram semen yang belum terhidrasi
didefinisikan sebagai panas hidrasi. Tidak ada hubungan antara panas hidrasi
semen yang telah terhidrasi tidak dapat diramalkan atas dasar kekuatan
masing-masing senyawanya.
karena itu laju hidrasi tergantung dari kehalusan partikel semen dan untuk
tinggi.
6
≥ 300 m2/kg. Ketahanan terhadap sulfat cukup baik Panas hidrasi
tidak tinggi.
500 m2/kg Laju pengerasan awal tinggi. Untuk rasio air semen
7
Alumina (Al2O3) 3 ,0-8, 0
Soda/potash 0 ,5-1, 0
(Na2O+K2O)
Selain semen Portland di atas, juga terdapat beberapa jenis semen lain :
campur :
c) Semen Mosonry
kecil. White Cement (Semen Putih) Semen putih dibuat untuk tujuan
8
akan tetapi tidak tahan terhadap serangan alkali.
kekuatan seperti batu. Berat jenis yang dihasilkan berkisar antara 3.12
dan 3.16 dan berat volume sekitar 1500 kg/cm3. Bahan utama
portland dan gipsum dengan satu atau lebih bahan anorganik. Bahan
anorganik tersebut antara lain terak tanur tinggi (blast furnace slag),
9
portland komposit dikategorikan sebagai semen ramah lingkungan
beton lebih rendah sehingga tidak mudah retak, permukaan acian dan
beton lebih halus, lebih kedap air, mempunyai kekuatan yang lebih
- 2004 (PCC)
Pengujian Kimia
SO3 Max 4,0 2,16
MgO Max 6,0 0,97
Hilang Pijar Max 5,0 1,98
Pengujian Fisika
Kehalusan
- Dengan alat Belaine m2/Kg Min 280 365
- Sisa diatas ayakan - 9,0
%
0,045 mm
Waktu Pengikatan
(Alat Vicast) Menit Min 45 120
- Setting awal Menit Max 375 300
- Setting akhir
Kekekalan dengan
Autoclave % Max 0,8 -
- Pemuaian % Max 0,2 0,02
10
- Penyusutan
Kuat Tekan
- 3 Hari Kg/cm2 Min 125 185
- 7 Hari Min 200 263
Kg/cm2
- 28 Hari Min 200 410
Kg/cm2
Adapun dampak Positif dan Negatif dalam industri semen, antara lain:
a. Dampak positif
b. Dampak negatif
limbah gas dan b3.gas dihasilkan dari industry semen adalah gas
11
Adapun dampak negatif lainnya dari peenggunaan semen.
Antara lain:
2. Alergi
4. Gangguan pernafasan
2.2.2. Air
Air merupakan salah satu bahan yang paling penting dalam
air pada campuran beton adalah untuk membantu reaksi kima semen
portland dan sebagai bahan pelicin antara semen dengan agregat agar mudah
dikerjakan. Air diperlukan pada adukan beton karena berpengaruh pada sifat
jika nilai faktor air semen kurangdari 0,35 maka adukan beton akan sulit
dikerjakan. Akan tetapi jumlah air untukpelicin pada adukan beton tidak
memenuhi persyaratan air minum, akan tetapi bukan berarti air untuk
(Tjokrodimuljo, 2007):
12
2. tidak mengandung lumpur, minyak dan benda melayang lainnya
2.2.3 Agregat
dari volumemortar atau beton. Walau hanya bahan pengisi, akan tetapi
(Tjokrodimuljo, 2007).
baik pula. Agregat yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
13
a. Agregat halus
Agergat halus adalah pasir alam sebagai hasil desintegrasi alami batuan
atau pasir yang dihasilkan oleh industri pemecah batu danmempunyai ukuran
butir terbesar 5,0 mm. Ageragat halus dapat berupa pasir alam, pasir olahan
Agregat halus adalah pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami batuan
atau pasir yang dihasilkan oleh industri pemecah batu dan mempunyai ukuran
butir sebesar 5mm. Pasir yang digunakan dalam campuran adukan beton
harus memenuhi syarat-syarat seperti teretera pada PBI 1971 Bab 3.3, yaitu :
1. Agregat halus terdiri dari butir – butir yang tajam dan keras. Butir – butiran
agregat halus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh
Lumpur adalah bagian yang dapat melalui saringan 0.063 mm. Bila
14
sebelum digunakan pada campuran.
3. Agregat halus tidak boleh mengandung zat organic terlalu banyak yang
4. Agregat halus terdiri dari butir – butir beraneka ragam besarnya dan apabila
b. Agregat kasar
Agregat kasar adalah kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari batu atau
berupa batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai
ukuran butir antara 5 mm – 40 mm. Agregat kasar diperoleh dari alam dan
juga dari proses memecah batu alam. Agregat alami dapat diklasifikasikan ke
kelompok yang lebih kecil. Agregat pecahan diperoleh dengan memecah batu
Karakteristik agregat kasar yang dapat mempengaruhi sifat- sifat dan mutu
beton adalah :
Menurut PUBI 1982, agregat kasar untuk beton harus memenuhi hal – hal sebagai
berikut :
1. Agregat kasar harus bersifat kekal, berbutir kasar dan keras serta tidak
15
berpori. Untuk pengujian kekerasan ditentukan dengan bejana Rudellof atau
2. Agregat kasar tidka boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % berat pengujian
3. Bagian butir agregat kasar yang panjang dan pipih tidak melebihi 20% berat
4. Agregat kasar tidak boleh mengandung zat – zat yang dapat merusak beton,
5. Agregat kasar harus terdiri dari butir – butir yang beraneka ragam besarnya
Spesifikasi karakteristik agregat kasar (batu pecah) dapa dilihat pada tabel
2.5.
16
Kadar Air 0,5 % - 2 % SNI 1971 –
2011
Kadar lumpur <1% SNI ASTM C117
: 2017
Sumber : SNI (Standar Nasional Indonesia)
Fungsi agregat kasar pada beton adalah sebagai kekuatan pada beton.
dengan permukaan kasar akan terjadi ikatan yang baik antara pasta semen
silica fume adalah material pozzolan yang halus, dimana komposisi silika
lebih banyak dihasilkan dari tanur tinggi atau sisa produksi silikon atau alloy
peranan penting terhadap pengaruh sifat kimia dan mekanik beton. Dilihat
diantara bahan semen, dan mengakibatkan diameter pori mengecil serta total
volume pori juga berkurang. Sedangkan dari sifat mekaniknya, silica fume
17
kapur yang dilepas semen.
a. Sifat Fisik Silica Fume Sifat-sifat fisik silica fume adalah (dari
18
Unsaturated Polyester Resin atau yang pada umumnya di sebut resin
merupakan suatu bahan kimia yang berbentuk resin cair dengan viskositas
yang relatif rendah, sehingga dapat mengeras pada suhu kamar dengan
akan bereaksi dengan ikatan tak jenuh pada polimer dan berubah menjadi
Polyester Resin (UPR) memiliki angka yang cukup besar, yaitu 75% dari
dalam agregat dengan berat agregat dalam keadaan kering yang dinyatakan
dengan persen (%). Berat air yang terkandung dalam agregat besar sekali
19
pengaruhnya pada pekerjaan yang menggunakan agregat terutama beton.
perencanaan mix design menjadi lebih akurat karena adanya faktor koreksi
kadar air campuran beton pada saat akan dilakukan pengecoran di lapangan.
adalah harus bebas dari lempung, lanau dan bahan organik yang akan
persamaan 2 berikut :
W = W2 x 100%............................................................(2)
W1
Dengan :
Berat isi agregat adalah perbandingan antara berat dengan volume yang
20
ditempatinya. Menentukan berat isi agregat dapat dilakukan dalam keadaan
C ........................................................................................
BV= (3)
D
Dengan :
BV :Berat Volume Agregat
C : Berat benda uji (kg)
D : Volume mol (liter,cm3 )
a. Berat jenis kering adalah perbandingan antara berat kering dan berat air
yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu
berikut:
Bj= BK ………………………………..(4)
( B+500−Bt )
Dengan :
berat kering permukaan jenuh dengan berat air yang isinya sama dengan
isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu. Adapun rumus
21
berat jenis permukaan ditunjukkan padapersamaan 5 berikut:
Bj SSD = 𝐴
𝐴−𝐵 ……..…(5)
Dengan :
c. Berat jenis semu adalah perbandingan antara berat agregat kering oven
dengan berat air yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan
jenuh pada suhu tertentu. Adapun rumus berat jenis semu ditunjukkan
Bj semu = 𝑐
................................(6)
𝑐−𝑏
Dengan :
berikut:
𝑐−𝑎
Penyerapan= 𝑥 100%.........................(7)
𝑐
Dengan :
22
C : Berat benda uji kering oven(gr)
tertentu yang ditunjukkan dengan lubang saringan (mm) dan untuk menilai
apakah agregat kasar yang akan digunakan cocok untuk produksi beton.
persamaan berikut :
23
Sumber : ASTM C 33-81
Gambar 2.4 grafik gradasii agregat halus
2.4.6 Uji slump
banyak air yang digunakan, Untuk itu uji slump menunjukkan apakah
terlalu cair akan menyebabkan mutu beton rendah, dan lama mongering.
24
a. Near-zero Slump
dengan komposisi air yang sangat sedikit. Dalam hal ini slump yang terjadi
sangat sedikit dan tinggi. Slump jenis ini sangat mudah menyerap air.
Dengan menambah sedikit agregat dan air pada campuran air maka akan
b. Normal Slump
Normal Slump merupakan jenis slump yang paling stabil karena semua
slump yang dianjurkan karena daya serapnya kecil namun tidak terlalu encer
c. Shear Slump
d. Collapse slump
slump ini merupakan jenis slump yang sangat buruk karena komposisi
air sangat banyak dan jauh melebihi dan komposisi angregat penyusnya
tekan adalah kemampuan beton untuk menerima gaya tekan persatuan luas.
25
Penentuan kekuatan tekan dapat dilakukan melalui pemeriksaan
menggunakan alat uji kuat tekan dan benda uji (kubus atau slinder)pada
umur 28 hari.
Kuat tekan beton adalah besarnya beban maksimum persatuan luas atau
luas, yang menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya
tekan tertentu yang dihasilkan oleh mesin kuat tekan, kuat tekan beton
merupakan gambaran dari mutu beton yang berkaitan dengan struktur beton.
merupakan salah satu sifat penting untuk menentukan mutu beton, sedangkan
kualitas beton itu sendiri yang ditentukan oleh perbandingan semen, agregat
Pembuatan benda uji untuk kuat tekan adalah dengan cara memasukkan
beton yang masih segar ( fresh concrete ) secara tiga lapis kedalam cetakan.
dilakukan setelah benda uji berumur 28 Hari. Benda uji dirawat dengan cara
merendam dlam air. Sebelum dilakukan pengujian, benda uji dikeluarkan dari
26
bak perendam dan dianginkan selama kurang lebih dua hari agar kering.
benda uji pecah. Benda uji diratakan pada sisi atas (capping) agar beban yang
beton adalah :
𝑓’𝑐 = 𝑝
(Mpa)….....................................................(9)
𝐴
Dimana:
30 cm
15 cm
Kekuatan tekan adalah beton rata – rata dihitung berdasarkan rumus berikut :
= 𝛴 𝑓′𝑐
𝑓 𝑐𝑟 (Mpa)...............................................(10)
𝑁
peraturan SNI 2847 : 2013 dengan f’c ≤ 35 Mpa dapat dihitung dengan
27
rumus:
Gunakan nilai f’c yang terbesar. Setelah mendapatkan nilai f’c yang terbesar
maka f’c dibagi jumlah faktor modifikasi untuk deviasi standar di benda uji.
Rumus:
𝑓𝑐 = 𝑓′𝑐𝑟 ……………………... (15)
𝑆𝑠
Diketahui:
Ss : factor modifikasi
bawah tekanan. Tegangan maksimum yang diterima oleh materi pada titik
28
lentur beton, dinyatakan dalam Mega Pascal (MPa), adalah kapasitas balok
beton yang diatur pada dua penempatan untuk menahan gaya dengan
kemampuan tegak lurus dari sumbu item uji yang diberikan kepadanya
- Untuk pengujian di mana bidang patah terletak di daerah tengah (1/3 jarak
dari titik pusat), kuat lentur beton dihitung dengan menggunakan rumus
berikut.
P .l
fr = 2
b.d
- untuk pengujian di mana patahan benda uji terjadi di luar pusat (luas 1/3 jarak
berikut.
p.l
fr = 2
b.d
29
P = beban maksimum di catat pada mesin uji (membaca dalam ton hingga 3
Gambar. Patah di luar 1/3 bentang tengah dan garis patah pada < 5% dari
bentang
30
(factor air semen)
3. Umur Beton.
4. Karakteristik Agregat.
Penelitian terdahulu
hasil
Kuat Tekan Beton
No Kode
(MPa)
31
BAB III
tekan beton.
Bosowa Makassar..
1. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu agregat kasar, halus, silika
semen.
1. Kajian Pustaka
1
3. Agregat Kasar (Batu pecah 1-2)
5. Semen
6. Silika fume
7. Resin polyester
8. Pengujian Material :
14. Pembuatan Benda Uji Beton normal /Mix Design (SNI 2847 -2013)
17. Pengujian Kuat Tekan Beton F’c 20 MPa (SNI 1974 – 2011)
21. Pengujian Kuat Tekan Beton F’c 25 MPa (SNI 1974 – 2011)
Adapun Alur penelitian ini secara garis besar dapat dilihat pada diagram alur
berikut ini.
2
Mulai
Kajian Pustaka
Persiapan Peralatan :
- Peralatan
- Material
Pengujian Material :
- Agregat Kasar
- Agregat Halus
TIDA
K Mix Design
Pengujian Beton
Normal Uji kuat Tekan
≥ F’c = 25 Mpa
Y
Pembuata beton variasi dengan A
penambahan silica fume dan polyester
Selesai
III-3
3.7 Notasidan Jumlah Sampel Tabel 3.1 Variasi Benda Uji
4
pecah fume
SAMPEL KUAT LENTUR
1 BN Beton normal 100% 100% 100% 100% 0% 0% 1
- KL
2 BSF0P4 Beton polyester 100% 100% 100% 100% 0% 4% 1
- KL
3 BSF5P0 Beton silika 95% 100% 100% 100% 5% 0% 1
- KL Fume
4 BSF5P4 Beton silika fume + 95% 100% 100% 100% 5% 4% 1
- KL Polyester
5 BSF10P0 Beton silika 90% 100% 100% 100% 10% 0% 1
- KL Fume
6 BSF10P4 Beton silika fume + 90% 100% 100% 100% 10% 4% 1
- KL Polyester
KT : Kuat tekan
KL : Kuat lentur
5
A. Analisis Spesifikasi Karakteristik Agregat
Pada tahap persiapan ini meliputi kegiatan mengumpulkan alat dan bahan
yang di perlukan. Bahan-bahan yang di perlukan antara lain semen, agregat halus,
agregat kasar, silika fume yang lolos saringan no.200, polyester dan air. Air yang
B. Pengaruh Silika Fume sebagai subtitusi semen terhadap kuat tekan beton dan
Nilai kuat tekan beton dan kuat lentur beton tehadap variasi silika fume
C. Pengaruh variasi silika fume terhadap kuat tekan dan kuat lentur beton yang di
tambahkan polyester Nilai kuat tekan beton dan kuat lentur beton terhadap
6
IV.