PARSIAL SEMEN
Disusun Oleh :
SONI M. SINAWENI
45 11 041 014
2019
2
3
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
dengan judul “Analisis Kuat Tekan Beton Dengan Variasi Abu Ampas
Tebu dan Abu Sekam Padi Sebagai Bahan Pengganti Parsial Semen”
Bosowa Makassar.
terselesaikan.
pendidikan.
i
3. Ibu Nurhadijah Yunianti, ST. MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil
pendidikan.
ini.
Makassar.
penelitian ini.
8. Teman – teman kos pondokan “92” dan pondok “Ainun” yang tidak
dapat penulis sebut satu persatu terima kasih atas bantuan dan
ii
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penulisan dan
penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, segala
Akhir kata penulis berharap semoga tulisan dalam skripsi ini dapat
PENULIS
iii
ANALISIS KUAT TEKAN BETON DENGAN VARIASI ABU AMPAS TEBU DAN
ABU SEKAM PADI SEBAGAI BAHAN PENGGANTI PARSIAL SEMEN
ABSTRACT
iv
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
v
2.1.1 Sifat – Sifat Beton ..................................................................... II-2
2.6.1 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kuat Tekan Beton .......... II-29
3.3 Penentuan Mix Design Beton Kontrol f’c 20 MPa ...................... III-3
vi
3.4.1 Variabel Terikat......................................................................... III-4
4.2.2 Komposisi Campuran Beton Variasi Abu Ampas Tebu dan Abu
4.3.2Pengujian Kuat Tekan Beton Variasi Abu Ampas Tebu dan Abu
BAB V PENUTUP
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.4 Nilai margin jika data tidak tersedia untuk menetapkan nilai
Tabel 2.5 Kekuatan rata-rata perlu jika data tidak tersedia untuk
Tabel 2.6 Perkiraan Kuat Tekan Beton Pada FAS 0.50 ................. II-18
Tabel 2.7 Type Agregat Dan Perkiraan Kadar Air Bebas ............... II-18
Tabel 2.9 Ketentuan minimum untuk beton bertulang dalam air .... II-20
Tabel 2.10 Ketentuan untuk beton yang berhubungan dengan air tanah
viii
Tabel 3.1 Pemeriksaan Agregat Halus .......................................... III-2
Tabel 4.3 Data hasil perhitungan mix design beton kontrol ............ IV-4
Tabel 4.4 Data hasil perhitungan mix design beton kontrol untuk 20
Tabel 4.5 Komposisi beton Variasi Abu Ampas Tebu dan Abu Sekam
Tabel 4.6 Kekuatan Tekan Beton Normal (Beton Kontrol) ............. IV-6
Tabel 4.7 Kuat Tekan Beton Variasi Abu Ampas Tebu dan Abu Sekam
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
.................................................................................... II-10
x
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 2.1 Hubungan antara kuat tekan dan faktor air semen
Grafik 2.2 Grafik hubungan kadar air, berat jenis gabungan dan
Grafik 4.5 Kuat Tekan Beton Variasi Abu Ampas Tebu dan Abu
xi
DAFTAR LAMPIRAN
D.2 Mix Design Beton Variasi Abu Ampas Tebu dan Abu Sekam Padi
F.2 Kuat Tekan Beton Variasi Abu Ampas Tebu dan Abu Sekam Padi
G. DOKUMENTASI
xii
B
1
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
bahkan konsumsi semen mencapai 48 juta ton pada tahun 2011 atau naik
17,7% dari tahun 2010. Kebutuhan permintaan semen yang tinggi tidak
Abu ampas tebu adalah abu yang diperoleh dari hasil pembakaran
ampas tebu. Pada pabrik penghasil gula pasir, ampas tebu digunakan
pengolahan tebu. Sisa pembakaran ampas tebu ini berupa abu yang
beton, Sedangkan Abu sekam padi adalah hasil pembakaran kulit terluar
I-1
pozzolan yang tinggi dan mengandung silica dan keberadaan sekam padi
Bagi industri semen di tanah air, bahan baku semen yang digunakan
berupa batu kapur, tanah liat, pasir silika, pasir besi dan fly ash yang
berasal dari abu sisa pembakaran batubara. Abu terbang ( Fly Ash ) ini
dengan kehadiran air dan ukuran partikelnya yang halus, oksida silika
yang dikandung oleh abu terbang akan bereaksi secara kimia dengan
menghasilkan zat yang dapat mengikat. Fly ash dapat diganti dengan
seperti abu sekam padi. Pemanfaatan limbah abu ampas tebu dan abu
menggunakan bahan limbah berupa abu ampas tebu dan abu sekam padi
pada penelitian ini akan dikaji pengaruh penggunaan abu ampas tebu dan
abu sekam padi sebagai bahan pengganti sebagian semen. Oleh karena
I-2
VARIASI ABU AMPAS TEBU DAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI
ampas tebu dan abu sekam padi sebagai bahan pengganti parsial semen
1.3.1 Tujuan
abu ampas tebu dan abu sekam padi sebagai pengganti sebagian semen
I-3
Memanfaatkan limbah ampas tebu dan sekam padi yang
dengan maksud agar tujuan dari pada penulisan dapat tercapai dan
I-4
Mutu beton kontrol (beton normal) 20 MPa.
Variasi abu ampas tebu dan abu sekam padi yaitu : 15% : 0%,
jelas. Secara garis besar penulisan ini terdiri dari 5 (lima) Bab dimulai
BAB I PENDAHULUAN
I-5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
dasar agregat terhadap mutu beton, slump test serta kuat tekan beton.
design, pengujian slump test, pembuatan benda uji serta pengujian kuat
tekan.
BAB V PENUTUP
I-6
B
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Beton
semen, agregat halus, agregat kasar, dan air dengan atau tanpa bahan
kerikil dan pasir adalah merupakan bahan pengisi, sedangkan semen dan
air lebih berperan sebagai bahan perekat dari pada bahan pengisi. Mutu
pencampurannya.
memiliki kuat tarik yang rendah, pada elemen struktur yang betonnya
standar spesifikasi yang telah ditentukan, dan type semen yang akan
digunakan dan yang lebih penting lagi adalah factor air semen (f.a.s).
II-1
curing (pematangan) beton yaitu perawatan beton untuk dapat mencapai
sebagai berikut :
beton.
II-2
dan air limbah, zat-zat kimia limbah industri, buangan air kotor
air dapat merusak dari luar kedalam atau tembus kebeton. Jika saluran-
saluran kapiler itu tidak tertutup kembali, sifat beton tersebut tidak kedap
air.Jadi untuk membuat beton yang kedap air, beton harus dibuat sepadat
berikut :
porositas).
II-3
D. Kuat Tekan Beton
beton dapat dilakukan dengan cara pembuatan benda uji kubus maupun
Srenght.
Tingkat perawatan.
Pengaruh suhu.
E. Kekenyalan
yang memiliki kuat tekan tinggi, memiliki angka modulus kenyal yang
tinggi.
F. Rangkak
II-4
Perpendekan yang dapat kembali semula. Perpendekan ini erat
G. Penyusutan
kering.
terutama pada beton yang tebal, panas terkonsentrasi dalam beton. Untuk
II-5
I. Berat Beton
Dari pemakaiannya yang begitu luas maka dapat diduga sejak dini
yang lain :
II-6
massal akan menyebabkan masalah lingkungan, sebagai salah
seperti baja.
khusus 3 dimensi.
II-7
produksi modern memungkinkan industri beton yang
profesional.
karat, sehingga tidak perlu dicat seperti struktur baja, dan lebih tahan
2.2.1 Semen
satu atau lebih Kristal senyawa kalsium sulfat dan boleh ditambah dengan
pada semen akan menghasilkan suatu pasta semen yang jika mengering
akan mempunyai kekuatan seperti batu, sedangkan jika ditambah air dan
II-8
pasir akan menjadi mortar semen, dan jika ditambah lagi dengan kerikil
menjadi C4AF.
pasir yang dihasilkan oleh industri pemecah batu. Syarat agregat halus
adalah :
II-9
b. Tersaring dalam ukuran 4-100, gradasi berukuran n<100 dapat
kering.
bahan yang diperoleh dari industry pemecah batu. Syarat agregat kasar
adalah :
kering.
alkali.
II-10
Gambar 2.3. Agregat Kasar
2.2.4 Air
utama dari penggunaan air adalah agar terjadi hidrasi, yaitu reaksi kimia
yang terjadi antara semen dan air yang menyebabkan campuran tersebut
alkali, garam, bahan-bahan organic, atau bahan lain yang dapat merusak
II-11
a. Tidak mengandung lumpur dan benda melayang lainnya yang
beton, zat organik dan sebaginya lebih dari 15 gram per liter.
Faktor air semen (water cement ratio) adalah perbandingan berat air
gelembung air setelah proses hidrasi selesai sedangkan air yang terlalu
kali proses penggilingan dari batang tebu sampai menjadi ampas tebu.
bahan bakar ketel uap (pesawat untuk memproduksi uap pada suatu
II-12
jumlah tertentu setiap jamnya dengan suatu tekanan dan suhu tertentu)
besar.
II-13
Dari data diatas dapat dilihat bahwa kandungan atau komposisi
Abu sekam padi adalah hasil pembakaran kulit terluar padi yang
silika tinggi. Silika sekam padi dalam bentuk kristalin (quartz dan opal) dan
amorf terkonsentrasi pada bagian permukaan luar dan sedikit pada bagian
terdiri atas 50 % selulosa, 25-30 % lignin, dan 15-20 % silica (Ismail &
Waliuddin, 1996). Porositas sekam padi yang sangat tinggi yaitu sekitar 79
II-14
oleh air dan jamur perusak dan pembusuk sehingga cocok digunakan
reaksi alkali silika. Reaksi alkali silika pertama kali dilaporkan pada akhir
2007).
II-15
Tabel 2.2 Kandungan Kimia Abu Sekam Padi
semen portland.
dimuat dalam buku standar SNI 3847 - 2013.Metode ini digunakan karena
II-16
yang akurat. Langkah metode ini secara garis besar dapat diuraikan
sebagai berikut :
nilai standar deviasi dengan suatu faktor perkalian pada tabel 2.3 berikut
ini.
II-17
Tabel 2.4 Nilai margin jika data tidak tersedia untuk menetapkan nilai
deviasi standar.
maka kekuatan rata-rata perlu f’cr harus ditetapkan dari tabel 2.4 berikut
ini.
Tabel 2.5 kekuatan rata-rata perlu jika data tidak tersedia untuk
Jenis atau type semen yang dipakai harus dinyatakan dalam design
campuran beton. Umumnya semen type I dan III yang banyak dipakai
II-18
yaitu semen cepat mengeras (pengikatan awal rendah). Type semen ada
Hubungan type semen, kuat tekan, umur beton dan jenis agregat
menggunakan pasir alam dan kerikil alam, atau pasir alam dan batu
pecah, karena hal ini mempengaruhi kekuatan dan kadar air bebas
II-19
G. Menetapkan faktor air semen.
direncanakan.
Grafik 2.1 Hubungan antara kuat tekan dan faktor air semen (benda
uji selinder diameter 15 cm dan tinggi 30 cm).
II-20
H. Menetapkan faktor air semen maksimum.
Jika nilai FAS maksimum lebih rendah dari nilai FAS sebelumnya
nilai FAS maksimum dapat dilihat pada tabel 2.8 berikut ini.
II-21
Tabel 2.10 Ketentuan untuk beton yang berhubungan dengan air
Dari nilai faktor air semen berdasarkan kuat tekan rata-rata dan
faktor air semen lingkungan diatas, lalu diambil faktor air semen yang
terkecil untuk dipakai pada perhitungan selanjutnya (fas kecil > aman dari
fas besar).
II-22
I. Penetapan kadar air bebas
Penetapan besar kadar air bebas (air yang diluar air jenuh)
agregat, dan type agregat. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.7.
dan lain-lain.
vibrator).
II-23
M. Penentuan berat volume beton segar (basah).
2.2 yaitu grafik hubungan antara berat volume basah beton, kadar air
bebas, dan berat jenis gabungan SSD yang dinyatakan dalam bentuk
grafik berikut.
Grafik 2.2 Grafik hubungan kadar air, berat jenis gabungan dan berat
beton.
II-24
Ws = Kadar semen (kg/m3) beton
yaitu :
pengecoran.
adalah koreksi terhadap kadar air sesaat agregat (kondisi agregat tidak
Uraian rumus :
II-25
BL = berat lapangan (sesuai kondisi agregat)
BL = BK + W% x BL → BL – (W% x BL) = BK
(1 – W%) x BL = BK
BK
→ BL = ............................a)
1−W%
BK = SSD - R% x BK → BK + R% x BK = BSSD
(1 + R%) x BK = BSSD
BSSD
→ BK = ............................b)
(1+R%)
BSSD
→ BL =
1+R% x (1−W%)
.dengan memakai index p untuk pasir dan index k untuk kerikil maka
BSSDp
BLp = (kg/m3) beton
1+Rp % x (1−Wp %)
BSSDk
BLk= (kg/m3) beton
1+Rk % x (1−Wk %)
Semen = Ws
II-26
Pasir = BLp
Kerikil = BLk
takaran volume.
Dalam hal ini A dan B merupakan berat SSD dari pasir dan
kerikil.
(workability). Semakin besar nilai slump, maka beton semakin encer dan
maka beton akan semakin kental dan semakin sulit untuk dikerjakan.
II-27
Tabel 2.11. Penetapan nilai slump adukan beton
terhadap gaya tekan dari luar yang membebaninya. Kuat tekan dapat
Pmaks
𝑓′𝑐 = A
Dimana :
bertambah. Hal ini terjadi karena Calcium Silikat Hidrat (CSH) yang
II-28
dihasilkan melalui reaksi pozzolanik akan bertambah keras dan kuat
beton.Namun demikian nilai FAS yang semakin rendah tidak selalu berarti
B. Umur beton
beton yang kuat hancurnya 24 jam sama dengan semen portland biasa
II-29
Tegangan dimana retak terbentuk sebagian besar tergantung pada
rendah dibandingkan dengan batu pecah yang kasar dan bersudut karena
agregat kasar.
E. Perawatan (curing)
diinginkan, terutama yang disebabkan oleh suhu. Sifat beton yang akan
dihasilkan, terutama dari segi kekuatannya ditentukan oleh alat dan bahan
pada pembuatan mortar dengan variasi campuran 2%, 4%, 6%, 8%, dan
campuran abu ampas tebu atau normal adalah sebesar 23,76 Mpa ,
sedangkan untuk kuat tekan rata-rata mortar yang dicampur dengan abu
turut adalah 23,76 Mpa 24,72 Mpa, 22,64 MPa, 22,24 MPa, 25,04 MPa,
II-30
Steven A T M Rajagukguk, 2015 dalam skripsi yang berjudul
sebesar 5%, 7,5%, 10%, dan 12,5%. Dari penelitian yang dilakukannya
diperoleh hasil nilai kuat tekan berturut – turut adalah 26,76 Mpa, 25,13
Mpa, 24,46 Mpa, 23,96, sedangakan kuat tekan beton normalnya yaitu
Loli Siti Khadijah Lubis 2004, dalam tesis yang berjudul “Pengaruh
terhadap beton. Proporsi campuran yang digunakan adalah 0%, 5%, 10%,
20%, 30%, 40%, dan 50% dari berat semen. Hasil pengujian kuat tekan
Biopozzolan Abu Sekam Padi Sebagai Fly Ash Dalam Pembuatan Semen
pembuatan semen. Dengan proporsi abu sekam padi sebanyak 0%, 10%,
II-31
mortar dengan penambahan 10% abu sekam padi yang direndam dalam
yang memiliki kuat tekan yang cukup baik dengan mutu > 25 Mpa.
Komposisi Solid Material Abu Terbang Dan Abu Sekam Padi Pada Beton
melakukan variasi terhadap solid material (Fly Ash dan Abu Sekam Padi)
kuat tekan tertinggi yaitu sebesar 21,20305 MPa pada umur 28 hari dan
II-32
B
3
BAB III
METODE PENELITIAN
START
Studi Literatur
Persiapan Material
- Analisa Saringan
- Kadar Lumpur
- Berat Jenis dan Penyerapan
- Kadar Air
Tidak
Perawatan Benda Uji Selama 28 Hari
Pengujian Kuat
Tekan Beton Normal
Umur 28 Hari
YA
III-1
YA
Analisis Data
Selesai
yang dilakukan dalam penelitian ini mengacu pada SNI yang meliputi :
Standar
No Jenis Pemeriksaan
Yang Digunakan
1 Pemeriksaan Analisa Saringan SNI 342 - 2008
2 Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan SNI 1969 - 2008
3 Pemeriksaan Kadar Air SNI 1971 - 2011
4 Pemeriksaan kadar lumpur SNI 03 4142 1996
5 Pemeriksaan berat isi / volume SNI 1973 - 2008
III-2
Tabel 3.2 Pemeriksaan Agregat Kasar
Standar
No Jenis Pemeriksaan
Yang Digunakan
1 Pemeriksaan Analisa Saringan SNI 342 - 2008
2 Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan SNI 1969 - 2008
3 Pemeriksaan Kadar Air SNI 1971 - 2011
4 Pemeriksaan kadar lumpur SNI 03 4142 1996
5 Pemeriksaan berat isi / volume SNI 1973 - 2008
S = Ta – Tr
Sifat yang paling penting dari beton adalah kuat tekan beton. Kuat
1995). Pengujian kuat tekan beton dilakukan mengikuti standar SNI 2847 :
2013.
(kerikil, pasir, semen dan air) dalam campuran beton. Metode rancangan
adukan beton yang dipakai adalah metode yang biasa dipakai oleh
III-3
Departemen Pekerjaan Umum yaitu metode DOE (Departemen of
adukan beton cara Inggris (The British Mix Design Method) dan dimuat
meliputi :
Komposisi semen
dipahami agar tidak terjadi kekeliruan dalam pengujian kuat tekan beton.
III-4
Tabel 3.3. Notasi dan Jumlah Sampel
III-5
B
4
BAB IV
Material yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari agregat alam
yaitu agregat halus (pasir) dan agregat kasar (batu pecah) yang berasal
ditunjukkan pada Tabel 4.1. untuk agregat halus dan Tabel 4.2 untuk
IV-1
Grafik 4.1 Rata-rata Persen Lolos Agregat Halus
100
90
80
Hasil Test
70
Persen Lolos (%)
60
50
40 Spesifikasi
30
20
10
0
0.1 1 10 100
Gradasi (mm)
IV-2
Grafik 4.2 Rata-rata Persen Lolos Agregat Kasar Batu Pecah
100
90
80
Spesifikasi
Persen Lolos (%)
70
60
50
40 Hasil Test
30
20
10
0
0.1 1 10 100
Gradasi (mm)
agregat kasar dan agregat halus memenuhi syarat spesifikasi. Hal ini
berarti agregat kasar dan agregat halus tersebut juga sangat baik
IV-3
Tabel 4.3 Data hasil perhitungan mix design beton kontrol
Nilai Slump 10 ± 2 cm
Kuat tekan yang disyaratkan 20 MPa
Deviasi standar -
Nilai tambah (margin) 7,00
Kekuatan rata-rata yang ditargetkan 27 MPa
Faktor air semen bebas (Fas) 0,53
Faktor air semen maksimum 0,60
Kadar air bebas 202 kg/m3
Kadar semen maksimum 381 kg/m3
Kadar semen minimum 275 kg/m3
Berat isi beton 2327 kg/m3
Berat agregat gabungan 1744,83 kg/m3
Berat agregat halus 732,83 kg/m3
Berat agregat kasar 1012,00 kg/m3
Berat jenis gabungan 2,56 kg/m3
Sumber : Hasil perhitungan
V = ¼ x 𝜋 x D2 x t
V = 0,0064 m3
IV-4
4.2.2 Komposisi Campuran Beton Variasi Abu Ampas Tebu dan Abu
Sekam Padi
Komposisi bahan campuran beton variasi abu ampas tebu dan abu
normal. Untuk komposisi beton agropolimer dapat dilihat pada tabel 4.4
berikut ini :
Tabel 4.5 Komposisi beton variasi abu ampas tebu dan abu sekam
sendiri apabila diberi beban. Pengujian kuat tekan dilakukan dengan cara
memberikan beban maksimum pada benda uji sampai benda uji tersebut
tidak bisa menerima beban (hancur). Hasil pengujian kuat tekan beton
normal (beton kontrol) pada umur 28 hari dapat dilihat pada tabel berikut :
IV-5
Tabel 4.6 Kekuatan Tekan Beton Normal (Beton Kontrol)
IV-6
Grafik 4.4 Kuat Tekan Beton Normal
27.50
KUAT TEKAN (MPa)
25.00
22.50
20.00
17.50
15.00
12.50
10.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
NOMOR SAMPEL
Dari hasil pengujian kuat tekan beton normal diatas didapatkan nilai
kuat tekan rata - rata sebesar 21,89 MPa dan nilai kuat tekan karakteristik
sebesar 20,51 MPa. Nilai kuat tekan karakteristik ini memenuhi standar
dimana nilai kuat tekan karakteristik yang ingin dicapai yaitu sebesar 20
MPa. Nilai kuat tekan tersebut dapat digunakan sebagai acuan untuk
mencari nilai kuat tekan pada beton variasi abu ampas tebu dan abu
sekam padi.
4.3.2 Pengujian Kuat Tekan Beton Variasi Abu Ampas Tebu dan Abu
Sekam Padi
Hasil pengujian kuat tekan beton variasi abu ampas tebu dan abu
sekam padi pada umur 28 hari dapat dilihat pada tabel berikut :
IV-7
Tabel 4.7 Kuat Tekan Beton Variasi Abu Ampas Tebu dan Abu
Sekam Padi
Dari pengujian kuat tekan beton variasi abu ampas tebu dan abu
sekam padi pada tabel diatas dapat dijelaskan seperti pada grafik berikut :
Grafik 4.5 Kuat Tekan Beton Variasi Abu Ampas Tebu Dan Abu
Sekam Padi
20.51
20
15.21
15 13.76
11.44 12.31
10.85
10
0
1
BN 2 -I
ATSP 3 -II
ATSP 4 -III
ATSP 5 -IV
ATSP 6 -V
ATSP
Notasi sampel
IV-8
Pembahasan
Dari grafik diatas terlihat bahwa kuat tekan maksimum terdapat pada
variasi ATSP-V yaitu dengan perbandingan abu ampas tebu : abu sekam
padi : semen 15% : 0% : 85%, dengan nilai kuat tekan rata – rata 15,21
penurunan. Hal ini terlihat jelas pada variasi ATSP – I dimana persentase
sebesar 15%. Ini juga bisa desebabkan karena porositas abu sekam padi
yang sangat tinggi yaitu sekitar 79% menyebabkan sekam padi dapat
menyerap air dalam jumlah yang banyak (Kaboosi, 2007). Masalah yang
yaitu besarnya nilai absorpsi air yang terjadi. Hal ini dapat menyebabkan
IV-9
B
5
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
bahwa :
5.2 Saran
berikut :
V-1
tepat sehingga dapat menghasilkan kuat tekan beton variasi
abu ampas tebu dan abu sekam padi tinggi dan baik.
V-2
DAFTAR PUSTAKA
Anam dan Trianto., 2013, Pengaruh Penggunaan Bone Ash dan Rice
Husk Ash terhadap Sifat Mekanis Pasta Semen, Jurnal SEMINAR
NASIONAL – 1 BMPTTSSI - KonTekS 7, hal M-79.
Fitriani, Dian Rahma., 2010. Pengaruh Modulus Alkali dan Kadar Aktivator
Terhadap Kuat Tekan Fly Ash – Based Geopolymer Mortar. Skripsi
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret,
Surakarta.
Septia, P., 2011, Studi Literatur Pengaruh Konsentrasi NaOH dan Rasio
NaOH : Na2SiO3, Rasio Air / Prekursor, Suhu Curing, dan Jenis
Prekursor terhadap Kuat Tekan Beton Geopolimer, Skripsi Jurusan
Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia.