MATA KULIAH
STRUKTUR KAYU
DISUSUN OLEH :
DOSEN PEMBIMBING :
ANANG BAKHTIAR,ST.MT.
FAKULTAS TEKNIK
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
Rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan Laporan Tugas Besar ini. Laporan
Tugas Besar ini disusun sebagai salah satu syarat UAS.
Dalam mengerjakan tugas akhir ini, banyak pihak yang telah membantu penulis,
antara lain:
Penulis telah berusaha mengerjakan tugas besar ini semaksimal mungkin, namun
penulis menyadari bahwa Tugas Besar ini masih jauh dari kesempurnaan dan membutuhkan
banyak sekali perbaikan dan penelitian yang lebih luas. Oleh sebab itu, penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk pengembangan yang
lebih baik.
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul
BAB I PENDAHULUAN
iii
3.2.1 Pembebanan ..................................................................................................... 9
iv
3.9.2 Perhitungan Sambungan Titik simpul I ........................................................26
BAB V PENUTUP
LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
Struktur kayu merupakan bagian dari kurikulum Fakultas Teknik Jurusan Sipil
Universitas Islam Malang, dimana dalam tugas ini mencakup 3 sub perencanaan,
diantaranya : Struktur Kayu, Struktur Baja, dan Struktur Beton. Pada perencanaan suatu
konstruksi bangunan harus dilakukan analisa struktur yang harus diperhatikan perilaku
struktur dan ketelitiannya. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan suatu
konstruksi bangunan yang aman dan ekonomis sesuai dengan yang diharapkan. Pada
perencanaan kuda – kuda kayu, akan dihitung pembebanan pada konstruksi kayu,
perhitungan panjang batang, perencanaan gording, pendimensian batang, perhitungan
sambungan serta perhitungan kubikasinya. Untuk perhitungan kombinasi gaya – gaya
batang akibat pembebanan pada masing – masing titik buhul dan beban gabungan serta
perhitungan sambungan dapat dilihat secara rinci pada lampiran Perencanaan Konstruksi
Kuda – kuda Kayu.
1.3 Tujuan
Tujuan perhitungan dari konstruksi gedung ini adalah untuk menerapkan ilmu-
ilmu yang telah dipelajari agar dapat dipergunakan di lapangan dan juga sebagai
perbandingan antara teori dengan penerapannya di lapangan, sehingga memberikan
wawasan yang lebih luas bagi para mahasiswa.
1
1.4 Rumusan Masalah
Dalam perencanaan konstruksi rangka atap kuda-kuda kayu ini, rumusan masalah
yang akan dibahas yaitu:
1. Berapa dimensi gording yang layak digunakan ?
2. Berapa panjang batang yg diperoleh untuk satu rangka kuda-kuda ?
3. Berapa dimensi sambungan batang yang diperoleh ?
4. Berapa dimensi pondasi yang sesuai dengan beban yang dipukul ?
5. Berapa dimensi kolom yang digunakan ?
1.5 Peraturan yang Digunakan
1. Muatan yang diakibatkan oleh berat sendiri. Yaitu atap, gording dan kuda-kuda,
muatan ini dianggap bekerja pada titik buhul bagian atas.
2. Muatan yang diakibatkan oleh berat plafond, dianggap bekerja pada titik buhul
bagian bawah.
Beban hidup yang diakibatkan oleh pekerja dengan peralatannya atau berat air
hujan yang bekerja pada konstruksi kuda-kuda. Berat pekerja minimum sebesar 100
kg dan beserta air hujan adalah (40 – 0,8 α) kg/m², dimana α adalah kemiringan atap.
Angin tekan dan angin hisap yang bekerja dianggap bekerja pada tiap titik buhul
bagian atas dan arahnya tegak lurus bidang atap. Untuk konstruksi gedung tertutup
2
dengan α< 65º maka : Koefisien angin tekan = (0,02 α – 0,4) dan Koefisien
angin isap = - 0,4.
Jenis kayu yang digunakan untuk rangka kuda-kuda adalah kayu keruing dengan
berat jenis rata-rata adalah 0,78 g/cm³, Konstruksi terlindung sehingga β = 1 dan pada
konstruksi bekerja muatan tidak tetap δ = 5/4 dan muatan tetap δ = 1 (PKKI – 1961 pasal
6). Untuk rangka kuda-kuda digunakan kayu kelas III, yaitu kayu Keruing dengan berat
jenis rata-rata 0,78 g/cm³, berdasarkan PKKI – 1961 daftar II untuk kayu kelas III (mutu
A), korelasi tegangannya adalah :
Berdasarkan PKKI – 1961 kayu keruing termasuk kayu kelas III dengan tegangan
izin:
lt = 75 kg/cm2
// tk = // tr = 60 kg/cm2
tk = 15 kg/cm2
// = 8 kg/cm2
Alat sambung yang digunakan adalah paku, untuk perencanaan dimensi alat
sambung digunakan rumus yang tertera pada PKKI – 1961 yang disesuaikan dengan
ukuran jenis kayu.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kayu merupakan hasil hutan dari sumber kekayaan alam, kayu juga
merupakan bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai
dengan kemajuan teknologi. Kayu memiliki beberapa sifat sekaligus, yang tidak
dapat ditiru oleh bahan-bahan lain. Pengetian kayu disini ialah sesuatu bahan yang
diperoleh dari hasil pemungutan pohon-pohon di hutan, yang merupakan bagian
dari pohon tersebut, setelah diperhitungkan bagian-bagian mana yang lebih
banyak dapat dimanfaatkan untuk sesuatu tujuan penggunaan. Baik berbentuk
kayu pertukangan, kayu industri maupun kayu bakar (Heinz, 1999).
Menurut Heinz Frick bagian-bagian kayu dapat didefinisikan sebagai berikut:
a. Kulit.
b. Usia.
c. luar yaitu lapisan luar yang sudah mati. Fungsinya sebagai pelindung kayu
terhadap serangan dari luar, misalnya: iklim, serangan serangga, jamur, dan
sebagainya.
d. Kulit dalam bersifat hidup dan tipis. Berfungsi sebagai jalan zat yang
mengandung gizi dari akar ke daun.
e. Kambium yaitu jaringan tipis dan bening yang terletak antara kulit dalam dan
kayu gubal kea rah melingkar dari pohon. Fungsinya membentuk kulit baru
yang rusak ke arah luar dan membentuk kayu gubal baru ke arah dalam.
f. Kayu gubal yaitu bagian kayu muda, terdiri dari sel sel yang masih hidup dan
yang terletak di sebelah dalam cambium. Fungsinya sebagai penyalur cairan.
g. Kayu teras yaitu merupakan bagian kayu tua, terdiri dari sel-sel yang dibentuk
melalui perubahan sel hidup pada renggat kayu yang paling dalam.
h. Hati merupakan bagian kayu yang terletak di pusat.
i. Renggat (lingkaran tahun) yaitu menunjukan perkembangan kayu dari musim ke
musim.
4
2.2 Klasifikasi Kayu
1. Pengawetan adalah daya tahan kayu terhadap serangan hama yaitu serangga
dan jamur.
2. Kekuatan adalah daya tahan kayu terhadap kekuatan mekanis dari luar, antara
lain: daya dukung, daya tarik, daya tahan dan sebagainya.
3. Kelas Awet adalah tingkat kekuatan alami sesuatu jenis kayu terhadap
serangan hama dinyatakan dalam kelas awet I, II, III. Makin besar angka
kelasnya makin rendah keawetannya.
4. Kelas Kuat adalah tingkat ketahanan alami suatu jenis kayu terhadap kekuatan
mekanis (beban) dinyatakan dalam Kelas Kuat I, II, III, IV dan V. Makin besar
angka kelasnya makin rendah kekuatannya.
Adapun keuntungan dan kerugian menurut Ir. Felix Yap dari pemakaian kayu
sebagai bahan kontruksi adalah sebagai berikut:
a. Keuntungan
Berkekuatan tinggi dengan berat jenis rendah,
Tahan terhadap pengaruh kimia dan listrik,
Mudah didapatkan dan relative murah,
Pada kayu kering memiliki daya hantar panas dan listrik yang rendah,
sehingga sangat baik untuk partisi,
Memiliki sisi keindahan yang khas, dan seni yang tinggi,
Mudah Dikerjakan,
Tahan terhadap Gempa, karena struktur kayu tidak sekaku struktur beton
dan relative ringan dimana besarnya gaya gempa yang bekerja pada suatu
bangunan dipengaruhi oleh berat sendiri bangunan tersebut,
Mudah diganti dalam jangka waktu yang singkat,
Mampu menahan gaya tarik, tekan (desak) serta lentur.
5
b. Kerugian
Rentan terhadap bahaya kebakaran, dikarenakan sifat kayu yang mudah
terbakar.
Mudah diserang rayap, serangga dan sejenis pengrusak kayu yang lainnya,
Pemuaian dan susut yang relative besar.
Pembebanan untuk jangka panjang lendutannya sangat besar.
Tidak bisa digunakan untuk bentang-bentang yang panjang.
Perlu adanya perawatan khusus.
Kekuatannya sangat dipengaruhi oleh jenis kayu, mutu, kelembaban dan
pengaruh waktu pembebanan.
Keterbatasan ukuran khususnya untuk memenuhi kebutuhan struktur
bangunan yang berskala besar dan tinggi.
Untuk beberapa jenis kayu tertentu harganya relative mahal dan
ketersediaan terbatas (langka).
6
BAB III
PEMBEBANAN
A3 A3'
V3
A2 A2'
D2 D2'
V2 V2'
A1 D1 D1'
A1'
V1 V1'
30°
7
1. Batang bawah = B1=B2=B3= B3’= B2’= B1’
11
= B1 = 6
= B1 = 1,83 m
3. Batang vertikal
V1=V1’ => Sin 29,50° =V1/A1
0,492 =V1/2,104 m
V1 =0,492x 2,104 m
V1 = 1,035 m
4. Batang diagonal
D1=D1’ => cos 29,50° = B1/D1
0,870 = 1,83/D1
D1 = 1,83/0,870
D1 = 2,104 m
8
D2=D2’ => D22 = V22 + B32
D22 = (2,07)2 + (1,83)2
D22 = 4,2849 + 3,35
D2 = √7,634
D2 = 2,76 m
Tabel 3.1 Daftar panjang batang
Panjang Batang
No
Atas Bawah Vertikal Diagonal
1 2,104 1,83 1,035 2,104
= 119,24
q cos
Diuraikan menjadi qx dan qy q sin
qx = q . sin 29,50 o q
9
Qy = q . cos 29,50o
= 119,24 cos 29,50°
= 119,24 x 0,870
= 103,78 Kg/m
Py = P cos α
1/4 P l
= 87,04 Kg
10
4.2.1.3 Beban angin
+0,8 -0,4
Menurut PPIUG tahun 1983 Bab 4 pasal 4.3 ayat 3 cara II,
koefisien angin untuk atap tanpa dinding dengan α = 29,50° :
Koefisien angin tekan (C1) = +0,8
Koefisien angin hisap (C2) = - 0,4
Beban angin (W) = 16 Kg/m2
Wtekan = C1 x Beban angin x jarak antar gording
= 0,8 x 16 x 2,104
= 26,93 Kg/m
Whisap = C2 x Beban angin x jarak antar gording
= - 0,4 x 16 x 2,104
= - 13,47 Kg/m
(*)Keteragan => Keterangan pada arah sumbu y tekan angin tidak ditahan oleh struktur
penutup atap sebagai momennya = 0 (diabakan)
11
Mx = Mx1 + Mx2
= 66,06 Kg.m + 65,28 Kg.m
= 131,34 Kg.m
= 13134 Kg.cm
My = My1 + My2
= 116,75 Kg.m + 36,93 Kg.m
= 153,68 Kg.m
= 15368 Kg.cm
x
= 1/12 x 12 x 153
= 3375 cm4
Iy = 1/12 x b3 x h
= 1/12 x 123 x 15
= 2160 cm4
Wx = 1/6 x b x h2
= 1/6 x 12 x 152
= 450 cm3
Wy = 1/6 x b x h2
= 1/6 x 15 x 122
= 360 cm3
= 42,689 + 21,167
= 71,876 Kg/cm2
σ1ta< σ1T= 71,867 Kg/cm2<133* Kg/cm2 -ok-
= 32,431 + 21,412
= 53,843 Kg/cm2
σ1tb< σ1T = 53,843 Kg/cm2< 133* Kg/cm2 -ok-
13
- qy =103,78 Kg/m = 0,10378 Kg/cm
- Px =49,24 Kg
- Py =87,04Kg
- Ix = 3375 cm4
- Iy = 2160 cm4
- E = 80000 Kg/cm2 (untuk kelas kuat kayu III)
5 𝑞𝑥.𝑙4 1 𝑃𝑥.𝑙3
fx = 384 ( 𝐸.𝐼𝑥 ) + 48 ( 𝐸.𝐼𝑥 )
5 0,5872x 3004 1 49,24x 3003
= 384 (80000 x 3375) + 48 (80000 x 3375)
= 0,2294+ 0,1026 cm
= 0,331 cm
5 𝑞𝑦.𝑙4 1 𝑃𝑦.𝑙3
fy = 384 ( 𝐸.𝐼𝑦 ) + 48 ( 𝐸.𝐼𝑦 )
5 0,10378 x 3004 1 87,04x 3003
= 384 ( 80000 x 2160 ) + 48 (80000 x 2160)
= 0,063 + 0,283cm
= 0,346 cm
f = √𝑓𝑥 2 + 𝑓𝑦 2
= √0,3312 + 0,3462
= √0,1096 + 0,1197
= 0,4789
f < f ’ = 0,4789< 1,5-ok-
Dari kontrol tegangan dan kontrol lendutan diatas gording dengan dimensi
12/15 dapat digunakan.
14
4.6 Pembebanan kuda-kuda
4.6.1 Beban mati
P
P P
P P
1 1
2 P 2 P
30°
3000
KUDA-KUDA
GORDING
15
tanpa penggantung langit – langit atau pengaku) yang terdiri dari semen esbes
(eternit dan bahan lain sejenis), dengan tebal maksimum 4mm adalah 11
Kg/m2.Dan bentang maksimum 5m dan jarak s.k.s minimum 0,08 m adalah 7
Kg/m2.
Berat plafond =11 Kg/m2
Berat penggantung = 7 Kg/m2
q = 18 Kg/m2
Penggangtung
598,78+119,756
=( )+ 42,12 + 315,6 + 81
6
Menurut Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983 Bab III tabel
3.2.2b .Beban terpusat dari seorang pekerja/pemadam kebakaran dengan peralatannya
sebesar minimal 100 Kg.(P=100 Kg)
16
4.6.3 Beban angin
W4
W4 '
W3
W3 '
W2
W2 '
W1
W1 '
30°
Data-data = 29,50o
A = 16 kg/m2
C = + 0,8 tiup (PB1 ’81 hal;25)
C =-0,4 hisap (PB1 ’81 hal;25)
= 134,877 kg
W hisap = (C . A . L . jarak kuda-kuda) Sin 29,50°
0,492 .𝟏𝟐,𝟔𝟐𝟒
= ((-0,4) . 16 . . 3) Sin29,50°
cos 29,50
= -67,439 kg
17
Beban pada setiap titik buhul akibat angin hisap
1,035
W1’ = W4’ = . 3 .16 . -0,4
Cos 29,50o
= -22,841 Kg
2,07
W2’ = W3’ = . 3 . 16 . -0,4
Cos 29,50o
= -45,683 Kg
18
Angin Kiri Angin Kiri Angin Kanan Angin Kanan
Beban
Tekan (Kg) Hisap (Kg) Tekan (Kg) Hisap (Kg)
W1 28,852 -28,852 28,852 -28,852
W2 58,103 -58,103 58,103 -58,103
W3 58,103 -58,103 58,103 -58,103
W4 28,852 -28,852 28,852 -28,852
P P
P P
1 1
2 P 2 P
30°
P1 = P7 = 146Kg
P2 = P3 = P4 = P5 = P6 = 293 Kg
RA = RB
∑𝑃
= 2
( 146 .2 )+( 293 .5 ) 1757
= = = 878,5 Kg
2 2
19
W4
W4 '
W3
W3 '
W2
W2 '
W1
W1 '
30°
W1 = +45,683 Kg
W2 = W3 = +91,366 Kg
W4 = +45,683 Kg
W1’ = -22,841 Kg
W2’ = W3’ = -45,683 Kg
W4’ = -22,841 Kg
R1 = (W1 + W2 + W3 + W4)
= (45,683+ 91,366+ 91,366+ 45,683)
= 274,098 Kg
R2 = (W1’ + W2’ + W3’ + W4’)
= ((-22,841) + (-45,683) + (-45,683) + (-22,841))
= -137,048 Kg
20
TABEL CREMONA
V1 = V1’ 1,035 - 0 - 0 - 0 0
V2 = V2’ 2,07 - 1179 - 32 - 52 +1211
V3 3,106 - 271 - 139 - 297 +410
21
4.8 Perhitungan dimensi batang
Data :
Jenis kayu : Keruing
Kelas kuat kayu : III
Berat jenis : 780 Kg/m3 (PKKI 1961)
PKKI-NI 1961 ; dengan ketentuan sebagai berikut :
lt// = 100 kg/cm2
tk// = tr// = 85 kg/cm2
tk// l = 25 kg/cm2
x
terbesar.
P = +1497 Kg (tarik)
tr = 85 kg/cm2(PKKI 1961)
b = 10
c = 0,5(Kontruksi Kayu, hal;9)
1497
=
96
= 15,60 kg/cm2<tr= 60* kg/cm2(aman)
22
4.8.2 Batang atas
y
Batang A1 s/d A1’ direncanakan dengan
dimensi yang sama 10/12, digunakan gaya
batang yang terbesar.
h = 12
x
P = - 1733 kg (tekan)
tk = 85 kg/cm2 (PKKI 1961)
b = 10 lk = 1,949m = 194,9 cm
P .
tk = = ltk/imin
Fbr
I min
imin = (Struktur Kayu, hal;10)
Fbr
Fbr = 10 x 12
= 120 cm2
Imin = 1/12 . 10 . 123
= 1440 Cm4
1440
imin =
120
= 3,464
= (173,2/3,464)
= 50
= 1,50 (PKKI 1961, hal;11)
1733 x 1,50
tk =
120
= 21,66kg/cm2<tr = 60 kg/cm2(aman)
23
4.8.3 Batang diagonal
y
Batang D1, D2, D1’, D2’, direncanakan dengan
dimensi 10/8, digunakan gaya batang terbesar.
P = + 471 kg (tekan)
h = 10
x
tk = 85 kg/cm2(PKKI 1961 ;6)
c = 0,8 (Kontruksi Kayu, hal;9)
b = 8
Fbr = 10 x 8 = 80 Cm2
FNetto = 0,8 x 80 = 64 Cm2
p
tk =
FNetto
471
=
64
= 7,36 kg/cm2<tr = 60* kg/cm2(aman)
x
tr = 85 kg/cm2(PKKI 1961 ;6)
c = 0,8 (Kontruksi Kayu, hal;9)
b = 8
Fbr = 10 x 8 = 80 Cm2
FNetto = 0,8 x 80 = 64 Cm2
p
tr =
FNetto
410
=
64
= 6,40 kg/cm2<tr = 60* kg/cm2(aman)
*) Konstruksi gording terlindung, β = 1 ( sumber : Konstruksi Kayu : 3)
Pembebanan permanen, γ = 1 ( sumber : Konstruksi Kayu : 3)
24
Tabel 3.5 Tabel dimensi batang
Nama Batang b ( lebar ) cm h ( tinggi ) cm
Batang Atas 10 12
Batang Bawah 10 12
Batang Vertikal 8 10
Batang Diagonal 8 10
A1
5 6 7
25
Untuk menghitung jumlah baut diambil S terkecil
Jumlah baut (n) = 1733 / 693,547
= 2,49 ~ 3 Baut
A1
10/12
31 o
B1 1497
10/12
26
S
tv yang diperlukan = (struktur Kayu, hal;53)
(73 x b)
1733
=
(73 x 10)
= 2,37 cm
H
lv = (Struktur Kayu, hal;54)
(b x n )
1485,47
=
(10 x 12)
= 12,37 12 cm
S = 430 x d2
= 430 x 1,272
= 693,547 kg
27
Dianggap gaya yang bekerja pada batang adalah gaya Horizontal
H = S . Cos (Struktur Kayu, hal;54)
= 1733 x Cos 310
= 1485,47 kg
H
lv = (Struktur Kayu, hal;54)
(b x n )
1485,47
=
(10 x 12)
= 12,37 12 cm
28
S = 200 x l.d (1 - 0,6 Sin 31°)
= 200 .1,27 . 5 (1 - 0,6 sin 31°)
= 877kg
S = 430 x d2
= 430 x 1,272
= 693,547 kg
Dianggap gaya yang bekerja pada batang adalah gaya Diagonal
H = S Cos
= 1733 Cos 31°
= 1485,47kg
Sehingga jumlah baut (n)
H
n =
S
1485,47
=
693,547
= 2,14 2 buah
29
Panjang balok penampang
= 3,5 d + 3 (6d) + 7d
= 3,5 + 18 + 7
= 28,5 30 cm
4.9.3 Perhitungan sambungan titik simpul II
A2
10/12
A1 D1
10/12 V1 8/10
8/10
0
0
=
(4 . 8)
= 0 kg/cm2< tk 25 kg/cm2
Dianggap hub plat baja dan balok sambungan tampang satu sehingga
S = 40 . l . d
= 40 . 8 . 1
= 320 kg
30
S = 215 . d2
= 215 . 12
= 215 kg
Maka jumlah baut (n)
S
n =
215
0
=
215
= 0 2 buah
Jadi jarak baut adalah
Jarak sumbu baut dengan kayu muka =7x1
= 7 cm
Jarak antara sumbu baut =6x1
= 6 cm
Jarak sumbu kayu =2x1
= 2 cm
Jarak ujung besi plat dengan sumbu baut =3x1
= 3 cm
4.9.4 Perhitungan sambungan titik simpul III
A3
10/12
A2 D2
10/12 V2 8/10
8/10
247
31
Jadi Diambil tv = 2,5 cm
Sambungan antara A3 – V3 mengunakan plat besi dengan baut S tk = 247 kg
digunakan plat baja = ٱ4/40 mm dan baut Ø= 3/8''
S
tk =
(Lplt . b)
1211
=
(4 . 8)
= 37,84 kg/cm2< tk 25 kg/cm2
Dianggap hub plat baja dan balok sambungan tampang satu sehingga
S = 40 . l . d
= 40 . 8 . 1
= 320 kg
S = 215 . d2
= 215 . 12
= 215 kg
32
4.9.5 Perhitungan sambungan titik simmpul IV
A3
10/12
V3 8/10
872
Sambungan V3 – A3 dan A3′ digunakan sambungan plat baja dan baut
Dipakai plat baja = 4/40 mm, Stk = 758kg
S
tv =
(73 x 8)
758
=
(73 x 8)
= 1,29 cm < ¼ h = 2,5 cm
649,73
=
10x12
= 5,41 cm ~ 5 cm
Perhitungan balok perlebaran dengan balok utama dengan pengikat baut diameter
Ø = 3/8”
Batang horizontal tampang dianggap tampang dua
S = 100 x d. b2 (1 - 0,6 Sin 31°)
= 100 . 1,27 . 10 (1 - 0,6 sin 31°)
= 877 kg
33
S = 200 x l.d (1 - 0,6 Sin 31°)
= 200 .1,27 . 5 (1 - 0,6 sin 31°)
= 877kg
S = 430 x d2
= 430 x 1,272
= 693,547 kg
34
4.9.6 Perhitungan sambungan titik simpul V
0
V1 8/10
1736 B1 B2 1736
10/12 10/12
0
=
(4 . 8)
= 0 kg/cm2< tr = 25 kg/cm2
217
V2 8/10
D1
1736 B2 B3 1736
10/12 10/12
36
S = 215 . d2
= 215 . 12
= 189,2
Maka jumlah baut (n)
S
n =
189,2
1211
=
189,2
= 6,40 6 buah
jadi jarak baut
Jarak sumbu baut dengan kayu muka =7xd
=7x1
= 7 cm
jarak antar sumbu baut =6xd
=6x1
= 6 cm
Jarak sumbu baut dgn tepi kayu =2xd
=2x1
= 2 cm
Jarak sumbu baut dengan ujung plat =3xd
=3x1
= 3 cm
4.9.8 Perhitungan sambungan titik simpul VII
872
V3 8/10
D2 D2'
37
S
tv =
(73 . b)
471
=
(73 . 8)
= 0,80 < ¼ h = 2,5 cm
410
=
(8 . 10)
39
BAB IV
PERENCANAAN KOLOM DAN PONDASI
10 cm
x
8 cm 6 cm 8 cm
P = 1163,5 kg
lk = 3,75 m
lk = 375 cm
ix = 0,289 x 10
= 2,89 cm
It = (2.1/12.h.b3)+(2.h.b.a2)
= (2.1/12.10.83)+(2.10.8.72)
= 8693,333 cm4
40
Ig = 1/12 . b . h3
= 1/12 . 16 . 103
= 1333,333 cm4
Iy = ¼ ( 8693,333 + (3. 1333,333))
= 3173,333 cm4
Iy
iy =
(2.F)
3465,833
=
(2. 10 . 8)
= 4,453 cm
iy = imin
= lk
i min
375
=
3,464
= 102,852 103
= 2,38
P.ω
tk =
Fbr
878,5 x 2,38
=
10 x 16
= 13,068 kg/cm2<tk = 60 kg/cm2(aman……)
jadi ukuran kayu 2 (8/10) a = 6, dapat digunakan.
30
30
Tanah Tanah
Urug Urug
30
10
20
5
80
42
4. Akibat beban plafond
Menurut peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983 (PPIUG
1983) Bab 2 tabel 2.1, beban langit langit dan dinding (termasuk rusuk – rusuknya
tanpa penggantung langit – langit atau pengaku) yang terdiri dari semen esbes
(eternit dan bahan lain sejenis), dengan tebal maksimum 4mm adalah 11
Kg/m2.Dan bentang maksimum 5m dan jarak s.k.s minimum 0,08 m adalah 7
Kg/m2.
Berat plafond =50 Kg/m2
Berat penggantung = 7 Kg/m2
q = 57 Kg/m2
43
P total = P + 358,400 + 70,400 + 492,966
= 1715,09 + 358,400 + 70,400 + 492,966
= 2636,86 kg
P
tanah =
A
2636,86
=
(80 .80)
= 0,412 kg/cm2< 1 kg/cm2
jadi dimensi pondasi 80x80 dapat dipakai
44
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.1.2 Panjang batang yang diperoleh untuk satu rangka kuda-kuda adalah 35,520 cm.
1.1.4 Dimensi pondasi yang sesuai dengan beban yang dipikul adalah
80 x 80 cm.
1.1.5 Dimensi kolom yang digunakan adalah 2x8/10 dengan jarak
kolom 6 cm.
5.2 Saran
45
DAFTAR PUSTAKA
Ferdiansyah, Indra dkk. 2013 “Laporan Tugas Struktur Kayu”, Fakultas Teknik
Sipil Universitas Islam Malang.
Vanny, 2005 “Laporan Tugas Struktur Kayu”, Fakultas Teknik Sipil Universitas
Islam Malang.
Habib, Dicky dkk.2012 “Laporan Tugas Struktur Kayu”, Fakultas Teknik Sipil
Universitas Islam Malang.
46