Beban Lingkungan
1. Beban Angin
Selain beban gempa, permasalahan beban angin juga menjadi hal utama
dalam perencanaan bangunan bertingkat karena berpengaruh pada kekuatan
bangunan dan juga meyangkut masalah kenyamanan (serviceability) dari
pengguna bangunan tersebut.
Untuk memahami semua masalah angin dan memprediksi karakteristik
angin secra ilmiah mungkin merupakan suatu hal yang mustahil. Hal ini
disebabkan oleh pengaruh beban angin pada bangunan yang bersifat dinamis dan
dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan. Untuk menganalisa beban angin
tersebut maka digunakan SNI 1727:2013, maka kita harus mempertimbangkan
faktor keutamaan dan kategori struktur bangunan. Berikut adalah tahapan
parameter beban angina yang disyaratkan dalam pasal 26:
Langkah 1: Menentukan kategori risiko bangunan gedung atau struktur lain
Tabel 2… Kategori Risiko Bangunan dan Struktur lainnya
Pengunaan atau Pemanfaatan Fungsi Bangunan Gedung Kategori
dan Stuktur Risiko
Berdasarkan Tabel di atas bangunan Rumah Sakit ini termasuk pada Kategori
Risiko IV.
Langkah 2: Menentukan kecepatan angin dasar, V
Untuk mendapatkan kecepatan angin dasar di daerah Bombana, Sulawesi
Tenggara, maka kita mencari kecepetan angin dasar melalui www.bmkg.go.id.
Sehingga Kecepatan angin dasar, V, yang diperoleh adalah sebesar 7 km/jam =
1.9444444446 m/s ≈ 1.95 m/s.
Langkah 3: Menentukan parameter beban angin:
a. Faktor arah angin, Kd
Untuk menentukan faktor arah angin, maka kita dapat melihat nilai faktor
pada tabel 2...
Tabel 2… Faktor Arah Angin Kd
Tipe Struktur Faktor Arah Angin Kd
Bangunan Gedung
Sistem Penahan Beban Angin Utama 0,85
Komponen dan Klading Bangunan Gedung 0,85
Tipe struktur adalah Rumah Sakit yang merupakan bangunan Gedung, sebagai
sistem penahan beban angin utama
Kd = 0,85
b. Kategori eksposur
Diketahui bahwa kekasaran permukaannya adalah Kekasaran Permukaan C,
yaitu Dataran terbuka dengan penghalang tersebar yang memiliki tinggi
umumnya kurang dari 30 ft(9.1m). Sesuai dengan kekasaran permukaan C dan
daerah Kota Bombana, Sulawesi Tenggara yang berada di daerah bukit, maka
didapatkan Eksposur C.
Faktor topografi, Kzt
Faktor topografi, Kzt di daerah sekitar bangunan rumah sakit ini adalah bukit
memanjang 2D.
Persamaan : Kzt = 1 + (K1K2K3)2
= 1 + (1,3 × 1 × 1)2
= 2,69
c. Faktor efek tiupan angin, G
Untuk bangunan kaku atau struktur lainnya, faktor efek tiupan angin harus
diambil sebesar 0,85
d. Klasifikasi ketertutupan
Klasifikasi ketertutupan bangunan hotel ini adalah sebagai Bangunan Tertutup
e. Koefisien tekanan internal, (GCpi)
Koefisien tekanan internal, GCpi, ditentukan berdasarkan klasifikasi
ketertutupan bangunan, yaitu Bangunan Gedung Terbuka dengan nilai GCpi
adalah +0,18 dan -0,18 (tanda positif dan negatif menandakan tekanan yang
bekerja menuju dan menjauhi dari permukaan internal).
Langkah 4: Menentukan koefisien eksposur tekanan velositas, Kz atau Kh
Diketahui tinggi di atas elevasi tanah, z = 11,5 m (tinggi bangunan), zg = 365,76
m (untuk eksposur B), 𝛼 = 7,0.
Koefisien eksposur tekanan velositas, Kz, dapat ditentukan dari formula berikut:
𝑧 2/𝛼
Kz = 2,01 × (𝑧𝑔)
= 2,01 (11,5/365,76)2/7
= 0,748
Langkah 5: Menentukan tekanan velositas q atau qh
Tekanan velositas, q, dievaluasi pada ketinggian z harus dihitung dengan
persamaan berikut:
q = 0,613 × Kz × Kzt × Kd × V2
= 0,0613 × 0,748 × 2,69 × 0,85 × 5,32
= 29,45 N/m2
LANGKAH 6: Menentukan koefisien tekanan eksternal, Cp atau CN
Nilai Cp diambil dengan ketentuan permukaan dinding di sisi angin datang. Nilai
Cp adalah sebesar 0,8
Langkah 7: Menghitung tekanan angin, p, pada setiap permukaan bangunan
gedung
Desain tekanan angin untuk bangunan gedung dari semua ketinggian harus
ditentukan persamaan berikut:
p = (q × G × Cp) – (qi × GCpi)
= (29,45 × 0,85 × 0,8) – (29,45 × 0,18)
Berikut adalah rekapan nilai tiap indikator untuk mencari besaran beban angin
yang ditunjukkan pada Tabel 2.30