Anda di halaman 1dari 23

a. Menentukan kategori risiko bangunan gedung, lihat Tabel 2.Error!

No text of specified style


in document..1

Tabel 2.Error! No text of specified style in document..1 Kategori risiko bangunan untuk beban
banjir, angin, salju, gempa, dan es
Penggunaan atau Pemanfaatan Fungsi Bangunan Gedung dan Kategori
Struktur Risiko

Bangunan gedung dan struktur lain yang memiliki risiko rendah I


terhadap jiwa manusia pada saat terjadi kegagalan
Semua bangunan gedung dan struktur lain, kecuali yang termasuk II
dalam kategori risiko I, III, IV
Bangunan gedung dan struktur lain yang memiliki risiko tinggi III
terhadap jiwa manusia pada saat terjadi kegagalan
(bersambung)

Lanjutan Tabel 2.3 Kategori risiko bangunan untuk beban banjir, angin, salju, gempa, dan es
Penggunaan atau Pemanfaatan Fungsi Bangunan Gedung dan Kategori
Struktur Risiko

Gedung dan non gedung, tidak termasuk kedalam kategori risiko IV,
yang memiliki potensi untuk menyebabkan dampak ekonomi yang
besar dan/atau gangguan massal terhadap kehidupan masyarakat
sehari-hari bila terjadi kegagalan
Gedung dan non gedung yang tidak termasuk dalam kategori risiko IV,
(termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk fasilitas manufaktur, proses, III
penanganan, penyimpanan, penggunaan atau tempat pembuangan
bahan bakar berbahaya, bahan kimia berbahaya, limbah berbahaya,
atau bahan yang mudah meledak) yang mengandung bahan beracun
atau peledak di mana jumlah kandungan bahannya melebihi nilai batas
yang disyaratkan oleh instansi yang berwenang dan cukup
menimbulkan bahaya bagi masyarakat jika terjadi kebocoran.
Gedung dan non gedung yang ditunjukkan sebagai fasilitas yang
penting
Gedung dan non-gedung, kegagalan dapat menimbulkan bahaya besar
bagi masyarakat
Gedung dan non-gedung (termasuk, tetapi tidak terbatas pada fasilitas
yang memproduksi, memproses, menangani, minyimpan,
menggunakan, atau membuang zat-zat berbahaya seperti bahan bakar, IV
bahan kimia berbagaya, atau limbah berbahaya) yang berisi jumlah
yang cukup dari zat yang sangat beracun di mana kuantitas melebihi
jumlah ambang batas yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang dan
cukup menimbulkan ancaman bagi masyarakat
Gedung dan non gedung yang dibutuhkan untuk mempertahankan
fungsi struktur bangunan lain yang masuk ke dalam kategori risiko IV.
Sumber: (SNI 1727-2013 Tabel 1.5-1; SNI 1726-2012 Tabel 1)

b. Menentukan kecepatan angin dasar (V). Berdasarkan SNI 1727-2013 Pasal 26.5.1, kecepatan
angin dasar yang digunakan dalam menentukan beban angin desain pada bangunan gedung
harus ditentukan berdasarkan instansi yang berwenang, sesuai kategori risiko bangunan
gedung. Angin harus diasumsikan datang dari segala arah horizontal. Kecepatan angin dasar
harus diperbesar jika catatan atau pengalaman menunjukkan bahwa kecepatan angin lebih
tinggi dari yang ditentukan.

c. Menentukan parameter beban angin yang terdiri atas enam parameter yang ditentukan sesuai
dengan ketentuan berikut:

a. Faktor arah angin (Kd), lihat Tabel 2.Error! No text of specified style in document..2.
Faktor ini hanya akan dimasukkan dalam menentukan beban angin bila kombinasi beban
yang disyaratkan digunakan. (SNI 1727-2013 Pasal 26.6)

Tabel 2.Error! No text of specified style in document..2 Faktor arah angin (Kd)
Faktor Arah Angin
Tipe Struktur
(Kd)
Bangunan Gedung
Sistem Penahan Beban Angin Utama 0,85
Komponen dan Klading Bangunan Gedung 0,85
Atap Lengkung 0,85
Cerobong asap, Tangki, dan Struktur yang
sama
Segi empat 0,90
Segi enam 0,95
Bundar 0,95
Dinding pejal berdiri bebas dan papan reklame
pejal berdiri bebas dan papan reklame terikat 0,85
papan reklame terbuka dan kerangka kisi 0,85
Rangka batang menara
Segi tiga, segi empat, persegi panjang 0,85
Penampang lainnya 0,95
Sumber: (SNI 1727-2013 Tabel 26.6-1)

b. Kategori eskposur, berdasarkan kekasaran permukaan tanah yang ditentukan dari topografi
alam, vegetasi, dan fasilitas dibangun sesuai dengan SNI 1727-2013 Pasal 26.7.2 dan Pasal
27.7.3.

Kekasaran permukaan tanah dikatagorikan sebagai berikut:

- Kekasaran permukaan B: Daerah perkotaan dan pinggiran kota, daerah berhutan, atau
daerah lain dengan penghalang berjarak dekat yang banyak memiliki ukuran dari tempa
tinggal keluarga tunggal atau lebih besar.

- Kekasaran permukaan C: Dataran terbuka dengan penghalang tersebar yang memiliki


tinggi umumnya kurang dari 30 ft (9.1 m). kategori ini mencakup daerah terbuka datar
dan padang rumput

- Kekasaran permukaan D: Area datar, area tidak terhalang dan permukaan air. Kategori
ini berisi lumpur halus, padang garam, dan es tak terputus.

Kategori Eksposur dikategorikan sebagai berikut:

- Eksposur B: Untuk bangunan gedung dengan tinggi atap rata-rata kurang dari atau
sama dengan 30 ft (9.1 m), eksposur B berlaku bilamana kekasaraan permukaan tanah,
sebagaimana ditentukan oleh kekasaran permukaan B, berlaku di arah lawan angin
untuk jarak yang lebih besar dari 1500 ft (457 m). Untuk bangunan dengan tinggi atap
rata-rata lebih besar dari 30 ft (9.1 m), eksposur B berlaku bilamana kekasaran
permukaan B berada dalam arah lawan angin untuk jarak lebih besar dari 2600 ft (792
m) atau 20 kali tinggi bangunan, pilih yang terbesar.
- Eksposur C: Eksposur C berlaku untuk semua kasus di mana eksposur B atau D tidak
berlaku.

- Eksopur D: Eksposur D berlaku bilamana kekasaran permukaan tanah, sebagaimana


ditentukan oleh kekasaran permukaan D, berlaku di arah lawan angin untuk jarak yang
lebih besar dari 5000 ft (1524 m) atau 20 kali tinggi bangunan, pilih yang terbesar.
Eksposur D juga berlaku bilamana kekasaran permukaan tanah segera lawan angin dari
situs B atau C, dan situs yang berada dalam jarak 600 ft (183 m) atau 20 kali tinggi
bangunan, mana yang terbesar, dari kondisi eksposur D sebagaimana ditentukan dalam
kalimat sebelumnya.

c. Faktor topografi (Kzt), harus dimasukkan dalam perhitungan beban angin bila kondisi
bangunan gedung dan kondisi lokasi struktur memenuhi kondisi pada Tabel 2.Error! No
text of specified style in document..3 (SNI 1727-2013 Pasal 26.8.1)

Tabel 2.Error! No text of specified style in document..3 Faktor topografi Kzt


Parameter untuk peningkatan kecepatan di atas bukit dan tebing
K1/(H /Lh)
Bentuk bukit Eksposur Sisi angin Sisi angin
datang dari
B C D puncak pergi dari
Bukit memanjang 2-dimensi
(atau lembah dengan negatif 1,30 1,5 1,55 3 1,5 1,5
H dalam K1/(H/Lh)
Tebing 2-dimensi 0,75 0,85 0,95 2,5 1,5 4
Bukit simetris 3-dimensi 0,95 1,05 1,15 4 1,5 1,5
(Sumber: SNI 1727-2013 Gambar 26.8-1)

d. Faktor efek tiupan angin (G), untuk suatu bangunan gedung yang kaku diambil sebesar
0.85 (SNI 1727-2013 Pasal 26.9.1)

e. Klasifikasi kertutupan. Sesuai dengan Pasal 26.10 SNI 1727-2013 untuk menentukan
koefisien tekanan internal, semua bangunan gedung harus diklasifikasikan sebagai
bangunan tertutup, tertutup sebagian, atau terbuka (lihat SNI 1727-2013 Pasal 26.2)

f. Koefisien tekanan internal (GCpi), harus ditentukan berdasarkan klasifikasi ketertutupan


bangunan gedung, lihat Tabel 2.Error! No text of specified style in document..4 (SNI
1727-2013 Pasal 26.11.1)
Tabel 2.Error! No text of specified style in document..4 Koefisien tekanan internal GCpi
Klasifikasi ketertutupan GCpi
Bangunan gedung terbuka 0.00
Bangunan gedung tertutup +0.55
sebagian -0.55
+0.18
Bangunan gedung tertutup
-0.18
(Sumber: SNI 1727-2013 Tabel 26.11-1)

Tanda positif dan negatif pada tebel menandakan tekanan yang bekerja menuju dan
menjauhi dari permukaan internal. Nilai GCpi harus digunakan dengan qz atau qh. Dua kasus
harus dipertimbangkan untuk menentukan persyaratan beban kritis untuk kondisi yang
sesuai nilai positif dan negatif dari GCpi dan diterapkan untuk seluruh permukaan internal.

d. Menentukan koefisien eksposur tekanan velositas (Kz atau Kh). Berdasarkan SNI 1727-2013
Pasal 27.3.1, ekposur tekanan velositas harus ditentukan dari Tabel 2.Error! No text of
specified style in document..5. Jika situs terletak di zona transisi antara kategori eksposur
yang dekat terhadap perubahan kekasaran permukaan tanah, diizinkan menggunakan nilai
tengah dari Kz atau Kh asalkan ditentukan dengan metode analisis rasional yang tercantum
dalam literatur yang dikenal.

Tabel 2.Error! No text of specified style in document..5 Koefisien eksposur tekanan velositas
(Kz atau Kh)
Tinggi di atas level tanah, z Eksposur
ft (m) B C D
0-15 (0-4,6) 0,57 0,85 1,03
20 (6,1) 0,62 0,90 1,08
25 (7,6) 0,66 0,94 1,12
30 (9,1) 0,70 0,98 1,16
40 (12,2) 0,76 1,04 1,22
50 (15,2) 0,81 1,09 1,27
60 (18) 0,85 1,13 1,31
70 (21,3) 0,89 1,17 1,34
80 (24,4) 0,93 1,21 1,38
90 (27,4) 0,96 1,24 1,40
100 (30,5) 0,99 1,26 1,43
120 (36,6) 1,04 1,31 1,48
140 (42,7) 1,09 1,36 1,52
160 (48,8) 1,13 1,39 1,55
180 (54,9) 1,17 1,43 1,58
200 (61,0) 1,20 1,46 1,61
250 (76,2) 1,28 1,53 1,68
300 (91,4) 1,35 1,59 1,73
350 (106,7) 1,41 1,64 1,78
400 (121,9) 1,47 1,69 1,82
450 (137,2) 1,52 1,73 1,86
500 (152,4) 1,56 1,77 1,89
Sumber: (SNI 1727-2013 Tabel 27.3-1)

Untuk menentukan koefisien eksposur tekanan velositas Kz dapat menggunakan formula


berikut:

𝑍 2
Untuk 15 ft ≤ z ≤ zg , nilai Kz = 2.01(𝑍 )𝑎 (2.1)
𝐺

15 2
Untuk z < 15 ft , nilai Kz = 2.01(𝑍 )𝑎 (2.2)
𝐺

e. Menentukan tekanan velositas (qz atau qh). Berdasarkan SNI 1727-2013 Pasal 27.3.2 tekanan
velositas dievaluasi pada ketinggian z harus dihitung dengan menggunakan formula berikut:

qz = 0.00256Kz Kzt Kd V2 (lb/ft2) (2.3)

dalam standar internasional:

qz = 0.613Kz Kzt Kd V2 (N/m2); V dalam m/s

koefisisen numerikal 0.00256 (0.613 dalam SI) harus digunakan kecuali tersedia data cuaca
yang cukup untuk menentukan pemilihan nilai faktor yang berbeda untuk penerapan dalam
perancangan.

f. Menentukan koefisien tekanan eksternal (Cp atau CN). Berdasarkan SNI 1727-2013 Pasal
27.4, sistem penahan beban angin utama pada bangunan gedung tertutup atau tertutup
sebagian bisa dilihat pada Gambar 2.1. Tekanan harus diterapkan secara bersamaan pada
dinding di sisi angin datang dan di sisi angin pergi pada permukaan atap seperti pada Tabel
2.Error! No text of specified style in document..6 dan Tabel 2.Error! No text of specified
style in document..7. Jika nilai L/B, h/L dan 𝜃 selain dari yang diperlihatkan maka
interpolasi linier diperkenankan. Interpolasi hanya boleh dilakukan di antara nilai-nilai
dengan tanda yang sama. Apabila nilai tidak memiliki tanda yang sama, asumsikan 0.0 untuk
interpolasi.
Gambar 2.1 Menentukan koefisien tekanan eksternal, (Cp atau CN)
Sumber: (SNI 1727-2013 Gambar 27.4-1)

Tabel 2.Error! No text of specified style in document..6 Penentuan nilai Cp


Koefisien tekanan dinding, Cp
Digunakan
Permukaan L/B Cp
dengan
Dinding di sisi angin
Seluruh nilai 0,8 qz
datang
0–1 - 0,5 qh
Dinding di sisi angin pergi 2 - 0,3
4 - 0,2
Dinding tepi Seluruh nilai - 0,7 qh
Sumber: (SNI 1727-2013 Gambar 27.4-1 lanjutan)

Tabel 2.Error! No text of specified style in document..7 Penentuan Cp dengan menggunakan qh


Koefisien tekanan atap, Cp , untuk digunakan dengan qh
Di sisi angin
Di sisi angin datang
Arah pergi
angin
Sudut, θ (derajat) Sudut, θ (derajat)
Tegak h/L 10 15 20 25 30 35 45 ≥60# 10 15 20
lurus
terhadap -0,7 -0,5 -0,3 -0,2 -0,2 0,0*
≤0,25 0,01θ -0,3 -0,5 -0,6
bubungan -0,18 0,0* 0,2 0,3 0,3 0,4 0,4
untuk -0,9 -0,7 -0,4 -0,3 -0,2 -0,2 0,0*

θ≥10o 0,5 0,01θ -0,5 -0,5 -0,6


-0,18 -0,18 0,0* 0,2 0,2 0,3 0,4
-
-1,0 -0,7 -0,5 -0,3 -0,2 0,0
≥10 1,3** 0,01θ -0,7 -0,6 -0,6
-0,18 -0,18 -0,18 0,0* 0,2 0,2 0,4
Jarak horizontal
dari tepi sisi angin Cp
Tegak datang * Nilai disediakan untuk keperluan
lurus interpolasi.
≤0,5 0 sampai dengan h/2 -0,9, -0,18
terhadap ** Nilai dapat direduksi secara linier
h/2 sampai dengan h -0,9, -0,18
bubungan dengan luas yang sesuai berikut ini:
h sampai dengan 2h -0,5, -0,18
untuk θ<
10o sejajar > 2h -0,3, -0,18
bubungan -1,3**, - Luas (ft2) Faktor reduksi
0 sampai dengan h/2
untuk 0,18 100 (9,3 m ) 2
1,0
semua θ 1,0
2
250 (23,2 m ) 0,9
>h/2 -0,7, -0,18
1000 (92,9 m2) 0,8
Sumber: (SNI 1727-2013 Gambar 27.4-1 lanjutan)

g. Menghitung tekanan angin (p) pada setiap permukaan bangunan berdasarkan SNI 1727-2013
Pasal 27.4.1 dengan Persamaan 2.4:

p = q(GCpi) – qi(GCpi) (lb/ft2) (N/m2) (2.4)

Keterangan:

q = qz untuk dinding di sisi angin datang yang diukur pada ketinggian z di atas permukaan
tanah

q = qh untuk dinding di sisi angin pergi, dinding samping, dan atap yang diukur pada ketinggian
h

qi = qh untuk dinding di sisi angin datang, dinding samping, dinding di sisi angin pergi, dan
atap bagunan gedung tertutup untuk mengevaluasi tekanan internal negatif pada bangunan
gedung tertutup sebagian

qi = qz untuk mengevaluasi tekanan internal positif pada bangunan gedung tertutup sebagian
bila tinggi z ditentukan sebagai level dari bukaan tertinggi pada bangunan gedung yang dapat
mempengaruhi tekanan internal positif. Untuk bangunan gedung yang terletak di wilayah
berpartikel terbawa angin, kaca yang tidak tahan impak atau dilindungi dengan penutup tahan
impak, harus diperlakukan sebagai bukaan sesuai dengan Pasal 26.10.3. Untuk menghitung
tekanan internal positif, qi secara konservatif boleh dihitung pada ketinggian h (qi= qh)
Menurut Indarto, dkk (2013), prosedur analisis beban seismik berdasarkan SNI 1726-2012
pada bangunan gedung memiliki tahapan perhitungan sebagai berikut:

h. Kategori risiko struktur bangunan (I-IV). Berdasarkan SNI 1726-2012 Pasal 4.1.2 berkaitan
dengan tingkat risiko yang diperbolehkan pada bangunan yang direncanakan sesuai dengan
peruntukannya. Penentuannya kategori risiko dapat dilihat pada Tabel 2.Error! No text of
specified style in document..1 yang telah dijelaskan sebelumnya. Khusus untuk struktur
bangunan dengan kategori risiko IV, bila dibutuhkan pintu masuk untuk operasional dari
struktur bangunan yang besebelahan, maka struktur bangunan yang bersebelahan tersebut
harus didesain sesuai dengan kategori IV.

i. Menentukan faktor keutamaan gempa, Ie. Nilai Ie didapat berdasarkan kategori risiko
bangunan seperti Tabel 2.Error! No text of specified style in document..8.

Tabel 2.Error! No text of specified style in document..8 Faktor Keutamaan Gempa


Faktor keutamaan gempa
Kategori risiko
(Ie)
I atau II 1,0
III 1,25
IV 1,50
Sumber : (SNI 1726-2012 Pasal 4.1.2 Tabel 2)

j. Menentukan parameter percepatan gempa terpetakan (Ss, S1). Berdasarkan SNI 1726-2012
Pasal 6.1.1, parameter Ss (percepatan batuan dasar pada perioda pendek) dan S1 (percepatan
batuan dasar pada perioda 1 detik) harus ditetapkan masing-masing dari respons spektral
percepatan 0.2 detik dan 1 detik dalam peta gerak tanah seismik dengan kemungkinan 2
persen terlampaui dalam 50 tahun (MCER, 2 % dalam 50 tahun), dan dinyatakan dalam
bilangan desimal terhadap percepatan gravitasi. Nilai kedua parameter ini didapat dari
Gambar 2.2 sampai dengan Gambar 2.5.
Gambar 2.2 Peta percepatan spektrum respons 0.2 detik dengan nisbah redaman 5% di batuan
dasar (SB) untuk probabilitas terlampaui 7% dalam 75 tahun (Ss)
Sumber: (Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia Tahun 2017 Lampiran-D9)

Gambar 2.3 Peta percepatan spektrum respons 1 detik dengan nisbah redaman 5% di batuan
dasar (SB) untuk probabilitas terlampaui 7% dalam 75 tahun (S1)
Sumber: (Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia Tahun 2017 Lampiran-D10)
Gambar 2.4 Peta percepatan spektrum respons 0.2 detik dengan nisbah redaman 5% di batuan
dasar (SB) untuk probabilitas terlampaui 2% dalam 50 tahun (Ss)
Sumber: (Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia Tahun 2017 Lampiran-D11)

Gambar 2.5 Peta percepatan spektrum respons 1 detik dengan nisbah redaman 5% di batuan
dasar (SB) untuk probabilitas terlampaui 2% dalam 50 tahun (S1)
Sumber: (Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia Tahun 2017 Lampiran-D12)
k. Menentukan klasifikasi situs (SA – SF). Berdasarkan SNI 1726-2012 Pasal 5.1, dalam
perumusan kriteria desain seismik suatu bangunan di permukaan tanah atau penentuan
amplifikasi besaran percepatan gempa puncak dari batuan dasar ke permukaan tanah untuk
suatu situs, maka situs tersebut harus diklasifikasikan terlebih dahulu. Profil tanah di situs
harus diklasifikasikan sesuai dengan Tabel 2.Error! No text of specified style in
document..9, berdasarkan profil tanah lapisan 30 m paling atas. Penetapan kelas situs harus
melalui penyelidikan tanah di lapangan dan di laboratorium, yang dilakukan oleh otoritas
yang berwewenang atau ahli desain geoteknik bersertifikat, dengan minimal mengukur
secara independen dua dari tiga parameter tanah yang tercantum dalam Tabel 2.Error! No
text of specified style in document..9. Dalam hal ini, kelas situs dengan kondisi yang lebih
buruk harus diberlakukan. Apabila tidak tersedia data tanah yang spesifik pada situs sampai
kedalaman 30 m, maka sifat-sifat tanah harus diestimasi oleh seorang ahli geoteknik yang
memiliki sertifikat/ijin keahlian yang menyiapkan laporan penyelidikan tanah berdasarkan
kondisi getekniknya. Penetapan kelas situs SA dan kelas situs SB tidak diperkenankan jika
terdapat lebih dari 3 m lapisan tanah antara dasar telapak atau rakit fondasi dan permukaan
batuan dasar.

Tabel 2.Error! No text of specified style in document..9 Klasifikasi Situs


Kelas situs ̅̅̅(m/detik)
𝒗𝒔 ̅ atau 𝑵
𝑵 ̅ 𝒄𝒉 𝒔̅u (kPa)
SA (batuan
>1500 N/A N/A
keras)
SB (batuan) 750-1500 N/A N/A
SC (tanah keras,
sangat padat dan 350-750 >50 ≥100
lunak)
SD (tanah
175-350 15-50 50-100
sedang)
<175 <15 <50
Atau setiap profil tanah yang mengandung lebih dari 3 m tanah dengan
karkteristik sebagai berikut:
SE (tanah lunak) 1. Indeks Plastisitas, PI > 20
2. Kadar air, w¸≥ 40%
3. Kuat geser niralir, 𝑠̅u < 25 kPa
(bersambung)
Lanjutan Tabel 2.11 Klasifikasi Situs

Kelas situs ̅̅̅(m/detik)


𝒗𝒔 ̅ atau 𝑵
𝑵 ̅ 𝒄𝒉 𝒔̅u (kPa)
SF (tanah
khusus yang
Setiap profil lapisan tanah yang memiliki salah satu atau lebih
membutuhkan
dari karakteristik berikut:
investigasi
- Rawan dan berpotensi gagal atau runtuh akibat beban
geoteknik
gempa seperti mudah likuifaksi, lempung sangat sensitif,
spesifikasi
tanah tersementasi lemah
dan analisis
- Lempung sangat organit dan/atau gambut (ketebalan
respons
H>3m)
spesifik-situs
- Lempung berpkastisitas tinggi (ketebalan H>7.5m dengan
yang
indeks plastisitas PI>75)
mengikuti
Lapisan lempung lunak/ setengah teguh dengan ketebalan
SNI 1726-
H>35m dengan 𝑠̅u<50kPa
2012 Pasal
6.10.1
Sumber : (SNI 1726-2012 Tabel 3)

Penetapan kelas situs SC, SD dan SE harus dilakukan dengan menggunakan sedikitnya hasil
̅ , dan 𝑠̅𝑢 yang dihitung dengan:
pengukuran dua dari tiga parameter 𝑣̅𝑠 , 𝑁

a. Metode 𝑣𝑠 , kecepatan rambat gelombang geser rata-rata (𝑣̅𝑠 ) pada regangan geser yang
kecil, di dalam lapisan 30 m teratas.

̅ dalam lapisan 30 m paling atas atau 𝑁


b. Metode N, tahanan penetrasi standar 𝑁 ̅𝑐ℎ tahanan
penetrasi standar rata-rata tanag non kohesif (PI<20) di dalam laoisan 30 m paling atas.

c. Metode 𝑠̅𝑢 , untuk lapisan tanag kohesif (PI<20) di dalam lapisan 30 m paling atas

̅𝑐ℎ dan 𝑠̅𝑢 menghasilkan kriteria yang berbeda, kelas situs harus diberlakukan
Apabila nilai 𝑁
sesuai dengan kategori tanah yang lebih lunak. (SNI 1726-2012 Pasal 5.3.3)

Profil tanah yang mengandung beberapa lapisan tanah atau batuan yang nyata berbeda, harus
dibagi menjadi lapisan-lapisan yang diberi nomor ke-1 sampai ke-n dari atas ke bawah,
sehingga ada total n-lapisan tanah yang berbeda pada lapisan 30 m paling atas tersebut. Bila
sebagian dari lapisan n adalah kohesif dan yang lainnya non-kohesif, maka k adalah jumlah
lapisan kohesif dan m adalah jumlah lapisan non-kohesif. Simbol I mengacu kepada lapisan
antara 1 dan n. (SNI 1726-2012 Pasal 5.4)
̅, 𝑁
Nilai 𝑣̅𝑠 , 𝑁 ̅𝑐ℎ , dan 𝑠̅𝑢 dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut:

a. Kecepatan rata-rata gelombang geser (𝑣̅𝑠 ) (SNI 1726-2012 Pasal 5.4.1)

∑𝑛
𝑖=1 𝑑𝑖
𝑣̅𝑠 = 𝑑𝑖 (2.5)
∑𝑛
𝑖=1 𝑣𝑠𝑖

Keterangan:

𝑑𝑖 = tebal setiap lapisan antara kedalaman 0 sampai 30 meter

𝑣𝑠𝑖 = kecepatan gelombang geser lapisan i dinyatakan dalam (m/detik)

∑𝑛𝑖=1 𝑑𝑖 = 30 meter

̅ ), dan tahanan penetrasi standar rata-rata


b. Tahanan penetrasi standar lapangan rata-rata (𝑁
̅𝑐ℎ ) (SNI 1726-2012 Pasal 5.4.2)
untuk lapisan tanah non-kohesif (𝑁

∑𝑛
𝑖=1 𝑑𝑖
̅=
𝑁 𝑑𝑖 (2.6)
∑𝑛
𝑖=1𝑁𝑖

Ni dan di dalam Persamaan 2.6 berlaku untuk tanah non-kohesif, tanah kohesif, dan lapisan
batuan.
𝑑𝑠
̅𝑐ℎ =
𝑁 𝑑 (2.7)
𝑚
∑𝑖=1 𝑖
𝑁𝑖

Ni dan di dalam Persamaan 2.7 berlaku untuk lapisan tanah non-kohesif saja, dan
∑𝑚
𝑖=1 𝑑𝑖 = 𝑑𝑠 , ds adalah ketebalan total dari lapisan tanah non kohesif di 30 m lapisan paling

atas.

Ni adalah tahanan penetrasi standar 60 persen energi (N60) yang terukur langsung di
lapangan tanpa koreksi, dengan nilai tidak lebih dari 305 pukulan/m. Jika ditemukan
perlawanan lapisan batuan, maka nilai Ni tidak boleh diambil lebih dari 305 pukulan/m.

c. Kuat geser niralir rata-rata (𝑠̅𝑢 ) (SNI 1726-2012 Pasal 5.4.3)


𝑑𝑐
𝑠̅𝑢 = 𝑘 𝑑 (2.8)
∑𝑖=1 𝑖
𝑠𝑢𝑖

dengan,
𝑘

∑ 𝑑𝑖 = 𝑑𝑐
𝑖=1

Keterangan:

dc = ketebalan total dari lapisan-lapisan tanah kohesif di dalam lapisan 30 meter paling
atas

sui = kuat geser niralir (kPa), dengan nilai tidak lebih dari 250 kPa seperti yang ditentukan
dan sesuai dengan tata cara yang berlaku.

l. Menentukan koefisien-koefisien situs dan paramater-parameter respons spektral percepatan


gempa maksimum yang dipertimbangkan risiko-tertarget (MCER). Berdasarkan SNI 1726-
2012 Pasal 6.2, untuk penentuan respons spektral percepatan gempa MCER di permukaan
tanah, diperlukan suatu faktor amplifikasi seismik pada perioda 0,2 detik dan perioda 1 detik.
Faktor amplifikasi meliputi faktor amplifikasi getaran terkait percepatan pada getaran
perioda pendek (Fa) dan faktor amplifikasi terkait percepatan yang mewakili getaran perioda
1 detik (Fv). Parameter spektrum respons percepatan pada perioda pendek (SMS) dan perioda
1 detik (SM1) yang disesuaikan dengan pengaruh klasifikasi situs, harus ditentukan dengan
perumusan berikut ini:

SMS = Fa Ss (2.9)

SM1 = Fv S1 (2.10)

dan koefisien situs Fa dan Fv didapat dari Tabel 2.Error! No text of specified style in
document..10 dan Tabel 2.Error! No text of specified style in document..11

Tabel 2.Error! No text of specified style in document..10 Koefisien Situs Fa

Sumber : (SNI 1726-2012 Tabel 4)


Tabel 2.Error! No text of specified style in document..11 Koefisien Situs Fv

Sumber : (SNI 1726-2012 Tabel 5)

Berdasarkan SNI 1726-2012 Pasal 6.3, menghitung parameter percepatan spektral desain
untuk perioda pendek (SDS) dan pada perioda 1 detik (SD1) harus ditentukan melalui Persamaan
2.11 dan Persamaan 2.12:
2
SDS = 3 SMS (2.11)

2
SD1 = 3 SM1 (2.12)

m. Menentukan spektrum respons desain. Berdasarkan SNI 1726-2012 Pasal 6.4, apabila
spektrum respons desain diperlukan dan prosedur gerak tanah dari spesifik-situs tidak
digunakan, maka kurva spektrum respons desain harus dikembangkan dengan mengacu
Gambar 2.6 dan mengikuti ketentuan di bawah ini :

a. Untuk perioda yang lebih kecil dari T0 , spektrum respons percepatan desain, S0 , harus
diambil dari Persamaan 2.13:
𝑇
Sa = SDS (0.4 + 0.6 𝑇 ) (2.13)
0

b. Untuk perioda lebih besar dari atau sama dengan T0 dan lebih kecil dari atau sama dengan
Ts, spektrum respons percepatan desain, Sa, sama dengan SDS

c. Untuk perioda lebih besar dari Ts spektrum respons percepatan desain, Sa, diambil
berdasarkan Persamaan 2.14:
𝑆𝐷1
Sa = (2.14)
𝑇
Gambar 2.6 Spektrum respon desain
Sumber: (SNI 1726-2012 Gambar 1)

Keterangan:

T = perioda getar fundamental struktur.


𝑆
T0 = 0.2 (𝑆𝐷1 )
𝐷𝑆

𝑆
Ts = 𝑆𝐷1
𝐷𝑆

Menentukan Kategori desain seismik (A-D). Berdasarkan SNI 1726-2012 Pasal 6.5, struktur
harus ditetapkan memiliki suatu kategori desain seismik, Struktur dengan kategori risiko I, II,
atau III yang berlokasi di mana parameter respons spektral percepatan terpetakan pada perioda
1 detik, S1, lebih besar dari atau sama dengan 0.75, harus ditetapkan sebagai struktur dengan
kategori desain seismik E. Struktur yang berkategori risiko IV yang berlokasi di mana
parameter respons spektral percepatan terpetakan pada perioda 1 detik, S1, lebih besar dari atau
sama dengan 0.75, harus ditetapkan sebagai struktur dengan kategori desain seismik F. Semua
struktur lainnya harus ditetapkan kategori desain seismiknya berdasarkan kategori risikonya
dan parameter respons spektral percepatan desainnya, SDS dan SD1. Masing-masing bangunan
dan struktur harus ditetapkan ke dalam kategori desain seismik yang lebih parah, dengan
mengacu pada Tabel 2.Error! No text of specified style in document..12 atau Tabel 2.Error!
No text of specified style in document..13, terlepas dari nilai perioda fundamental getaran
struktur, T.
Tabel 2.Error! No text of specified style in document..12 Kategori desain seismik berdasarkan
SDS
Kategori Resiko
Nilai S DS
I atau II atau III IV
S DS < 0.167 A A
0.167 ≤ S DS < 0.33 B B
0.33 ≤ S DS < 0.50 C C
0.50 ≤ S DS D D
Sumber: (SNI 1726-2012 Tabel 6)

Tabel 2.Error! No text of specified style in document..13 Kategori desain seismik berdasarkan
SD1
Kategori Resiko
Nilai S D1
I atau II atau III IV
S D1 < 0.067 A A
0.067 ≤ S D1 < 0.133 B B
0.133 ≤ S D1 < 0.20 C C
0.20 ≤ S D1 D D
Sumber: (SNI 1726-2012 Tabel 7)

Apabila S1 lebih kecil dari 0.75, kategori desain seismik diijinkan untuk ditentukan sesuai
Tabel 2.Error! No text of specified style in document..12 saja, di mana berlaku semua
ketentuan di bawah:

Pada masing-masing dua arah ortogonal, perkiraan perioda fundamental struktur, Ta , yang
ditentukan sesuai dengan SNI 1726-2012 Pasal 7.8.2.1 adalah kurang dari 0.8 Ts

Pada masing-masing dua arah ortogonal, perioda fundamental struktur yang digunakan untuk
menghitung simpangan antar lantai adalah kurang dari Ts

Untuk menentukan koefisien respons seismik (Cs) digunakan Persamaan pada SNI 1726-
2012 Pasal 7.8.1.1

Diafragma struktural adalah kaku sebagaimana disebutkan di SNI 1726-2012 Pasal 7.3.1 atau
untuk diafragma yang fleksibel, jarak antara elemen-elemen vertikal penahan gaya gempa
tidak melebihi 12 m.

Pemilihan sistem struktur dan parameter sistem (R, Cd, Ω0). Berdasarkan SNI 1726-2012 Pasal
7.2.1, sistem penahan gaya gempa lateral dan vertikal dasar harus memenuhi salah satu tipe yang
ditunjukkan dalam
Tabel 2.Error! No text of specified style in document..14. Pembagian setiap tipe berdasarkan
pada elemen vertikal yang digunakan untuk menahan gaya gempa lateral. Sistem struktur yang
digunakan harus sesuai dengan batasan sistem struktur dan batasan ketinggian struktur yang
ditunjukkan dalam
Tabel 2.Error! No text of specified style in document..14. Koefisien modifikasi respons yang
sesuai (R), faktor kuat lebih sistem (Ω0), dan koefisien amplifikasi defleksi (Cd), sebagaimana
ditunjukkan dalam
Tabel 2.Error! No text of specified style in document..14 harus digunakan dalam penentuan
geser dasar, gaya desain elemen, dan simpangan antar lantai tingkat desain.

Setiap sistem penahan gaya gempa yang dipilih harus dirancang dan didetailkan sesuai dengan
persyaratan khusus bagi sistem tersebut yang ditetapkan dalam dokumen acuan yang berlaku
seperti terdaftar dalam
Tabel 2.Error! No text of specified style in document..14 dan persyaratan tambahan yang
ditetapkan dalam SNI 1726-2012 Pasal 7.14 (Persyaratan perancangan dan pendetailan bahan).

Menghitung periode fundamental pendekatan. Berdasarkan SNI 1726-2012 Pasal 7.8.2.1, karena
periode fundamental struktur belum dapat ditentukan perlu ditentukan periode fundamental
pendekatan (Ta). Nilai Ta ini bisa dihitung dengan Persamaan 2.15. hn adalah ketinggian struktur
(m) di atas dasar sampai tingkat tertinggi struktur, dan koefisien Ct dan x ditentukan dari
Tabel 2.Error! No text of specified style in document..14 Faktor R, Cd, dan Ω0 untuk sistem
penahan gaya gempa
Faktor Faktor Batasan sistem struktur dan batasan tinggi
Koefisien
kuat- pembesa c
Modifikasi struktur, hn -(m)
Sistem penahan-gaya seismik lebih ran
respons,
a
sistem, defleksi, Kategori desain seismik
R
Ω0 g Cdb B C D
d
E
d
F
e

C.Sistem rangka pemikul momen


1 Rangka baja pemikul momen khusus 8 3 5½ TB TB TB TB TB
2 Rangka batang baja pemikul momen khusus 7 3 5½ TB TB 48 30 TI
3 Rangka baja pemikul momen menengah 4½ 3 4 TB TB 10 h,i TIh TIi
4 Rangka baja pemikul momen biasa 3½ 3 3 TB TB TIh TIh TIi
5 Rangka beton bertulang pemikul momen khusus 8 3 5½ TB TB TB TB TB
6 Rangka beton bertulang pemikul momen menengah 5 3 4½ TB TB TI TI TI
7 Rangka beton bertulang pemikul momen biasa 3 3 2½ TB TI TI TI TI
8 Rangka baja dan beton komposit pemikul momen khusus 8 3 5½ TB TB TB TB TB
9 Rangka baja dan beton komposit pemikul momen menengah 5 3 4½ TB TB TI TI TI
10 Rangka baja dan beton komposit terkekang parsial pemikul momen 6 3 5½ 48 48 30 TI TI
11 Rangka baja dan beton komposit pemikul momen biasa 3 3 2½ TB TI TI TI TI
12 Rangka baja canai dingin pemikul momen khusus dengan pembautan 3½ 3o 3½ 10 10 10 10 10
Sumber: (SNI 1726-2012 Tabel 9)

Tabel 2.Error! No text of specified style in document..15


Ta = Ct hnx (2.15)

Tabel 2.Error! No text of specified style in document..14 Faktor R, Cd, dan Ω0 untuk sistem
penahan gaya gempa
Faktor Faktor Batasan sistem struktur dan batasan tinggi
Koefisien
kuat- pembesa c
Modifikasi struktur, hn -(m)
Sistem penahan-gaya seismik lebih ran
respons,
a
sistem, defleksi, Kategori desain seismik
R
Ω0 g Cdb B C D
d
E
d
F
e

C.Sistem rangka pemikul momen


1 Rangka baja pemikul momen khusus 8 3 5½ TB TB TB TB TB
2 Rangka batang baja pemikul momen khusus 7 3 5½ TB TB 48 30 TI
3 Rangka baja pemikul momen menengah 4½ 3 4 TB TB 10 h,i TIh TIi
h h
4 Rangka baja pemikul momen biasa 3½ 3 3 TB TB TI TI TIi
5 Rangka beton bertulang pemikul momen khusus 8 3 5½ TB TB TB TB TB
6 Rangka beton bertulang pemikul momen menengah 5 3 4½ TB TB TI TI TI
7 Rangka beton bertulang pemikul momen biasa 3 3 2½ TB TI TI TI TI
8 Rangka baja dan beton komposit pemikul momen khusus 8 3 5½ TB TB TB TB TB
9 Rangka baja dan beton komposit pemikul momen menengah 5 3 4½ TB TB TI TI TI
10 Rangka baja dan beton komposit terkekang parsial pemikul momen 6 3 5½ 48 48 30 TI TI
11 Rangka baja dan beton komposit pemikul momen biasa 3 3 2½ TB TI TI TI TI
12 Rangka baja canai dingin pemikul momen khusus dengan pembautan 3½ 3o 3½ 10 10 10 10 10
Sumber: (SNI 1726-2012 Tabel 9)
Tabel 2.Error! No text of specified style in document..15 Nilai Koefisein Waktu Getar
Perkiraan Ct dan x

Sumber: (SNI 1726-2012 Tabel 15)

Menghitung koefisien respons seismik (Cs). Berdasarkan SNI 1726-2012 Pasal 7.8.1.1,
koefisien respon seismik (Cs) dihitung dengan Persamaan 2.16. Nilai dari Persamaan 2.16 tidak
perlu melebihi nilai dari Persamaan 2.17 dan tidak kurang dari Persamaan 2.18. Sebagai
tambahan, untuk struktur yang berlokasi di daerah di mana S1 sama dengan atau lebih besar
dari 0.6g, maka Cs harus tidak kurang dari Persamaan 2.19.
𝑆𝐷𝑆
Cs = 𝑅 (2.16)
( )
𝐼𝑒

𝑆𝐷1
Cs = 𝑅 (2.17)
𝑇( )
𝐼𝑒

Cs = 0.44SDS Ie ≥ 0.01 (2.18)


0.5𝑆1
Cs = 𝑅 (2.19)
( )
𝐼𝑒

Menghitung berat seismik efektif (W). Berdasarkan SNI 1726-2012 Pasal 7.7.2, berat seismik
efektif harus menyertakan semua beban mati dan beban lainnya yang terdaftar sebagai berikut:

Dalam daerah yang digunakan untuk penyimpanan: minimum sebesar 25 persen beban
hidup lantai (beban hidup lantai di garasi publik dan struktur parkiran terbuka, serta beban
penyimpanan yang tidak melebihi 5 persen dari berat seismik efektif pada suatu lantai,
tidak perlu disertakan)

Jika ketentuan untuk partisi disyaratkan dalam desain beban lantai: diambil sebagai yang
terbesar di antara berat partisi aktual atau berat daerah lantai minimum sebesar 0,48 kN/m2

Berat operasional total dari peralatan yang permanen


Berat landscape dan beban lainnya pada taman atap dan luasan sejenis lainnya

Menghitung gaya geser dasar (V). Berdasarkan SNI 1726-2012 Pasal 7.8.1, gaya geser dasar
seismik (V), dalam arah yang ditetapkan harus ditentukan sesuai dengan Persamaan 2.20

V = Cs W (2.20)

Anda mungkin juga menyukai