STRUKTUR
PERENCANAAN
URBAN SURF SAMARINDA
2022
BAB I - PENDAHULUAN
1.1. UMUM
Laporan desain struktur ini menjelaskan tentang sistem struktur dan analisis struktur secara garis
besar untuk Perencanaan URBAN SURF. Dalam laporan ini juga dijelaskan tentang idealisasi
perhitungan struktur dan beban-beban yang bekerja pada bangunan ini, baik beban gravitasi maupun
beban lateral sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dan standar-standar serta peraturan
yang digunakan.
1.2. DESKRIPSI
1. BETON
- Mutu Kolom : K - 225 , f c' = 18,675 MPa
- Mutu Balok & Sloof : K - 225 , f c' = 18,675 MPa
- Mutu Pelat Lantai : K - 225 , f c' = 18,675 MPa
- Mutu Pilecap : K - 225 , f c' = 18,675 MPa
Dasar-dasar analisis struktur dari gedung mengikuti peraturan-pertaturan struktur yang sudah ada
dan berlaku di Indonesia, antara lain :
a. Peraturan Indonesia :
SNI 1726-2019 Peraturan Gempa Bangunan Gedung Indonesia
SNI 2847-2019 Peraturan Struktur Beton Bertulag Indonesia
SNI 1727-2020 Peraturan Pembebanan Bangunan Gedung Indonesia
SNI 8460-2017 Persyaratan Perancangan Geoteknik Indonesia
SNI 2052-2017 Persyaratan Baja Tulangan Beton
b. Peraturan Lain :
ACI 318M - 19 American Concrete Code
ASCE 7 - 16 Minimum Design Loads For Buildings and Other Structures
c. Standar Lain :
PUBI Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia
SII Standar Industri Indonesia
Perencanaan struktur dilakukan terhadap kekuatan dan kemampuan layan struktur. Untuk
mengecek kekuatan penampang dari struktur beton bertulang digunakan metoda
perhitungan ultimit (ULS). Dengan demikian gaya-gaya yang digunakan pada analisis
kekuatan penampang adalah gaya-gaya terbesar hasil kombinasi gaya-gaya terfaktor.
Adapun besarnya factor beban yang digunakan adalah seperti yang akan dijelaskan pada
sub bab berikutnya. Pengecekan terhadap kemampuan layan struktur dilakukan
berdasarkan kombinasi beban layan.
BAB III - SISTEM STRUKTUR
1. Menentukan nilai tahanan penetrasi lapangan, dari data tanah dapat menentukan nilai
tahanan penetrasi lapangan rata-rata (N) sesuai dengan perumusan dalam SNI 1726:2019
pasal 5.4.2
Dari tabel 2.1 SNI 1726:2019 perhitungan nilai SPT rata-rata didapatkan klasifikasi situs
tanah termasuk tanah lunak (SE)
6. Menghitung nilai SMS (Parameter percepatan respons pada periode pendek) dan SM1
(Parameter percepatan respons pada periode 1,0 detik)
SMS = Fa x Ss = 0,280
SM1 = Fv x S1 = 0,402
7. Menghitung nilai SDS (Parameter percepatan spektral desain pada periode pendek) dan SD1
(Parameter percepatan spektral desain pada periode 1,0 detik)
SDS = 2/3 SMS = 0,187
SD1 = 2/3 SM1 = 0,268
8. Menentukan Kategori resiko bangunan gedung dan non gedung untuk beban gempa
Kategori resiko gedung ditetapkan pada SNI 1726:2019 pasal 4.1.2. berdasarkan fungsi
bangunan. Berikut Tabel 4.2 dalam menentukan kategori resiko gedung.
Tabel 4.2 - Kategori Risiko Bangunan Gedung dan Non-gedung Untuk Beban Gempa
Kategori
Jenis Pemanfaatan
Resiko
Gedung dan non gedung yang memiliki risiko rendah terhadap jiwa manusia pada
saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk, antara lain:
- Fasilitas pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan
I
- Fasilitas sementara
- Gudang penyimpanan
- Rumah jaga dan struktur kecil lainnya
Semua gedung dan struktur lain, kecuali yang termasuk dalam kategori risiko
I,III,IV, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
- Perumahan
- Rumah toko dan rumah kantor
- Pasar
- Gedung perkantoran II
- Gedung apartemen / rumah susun
- Pusat perbelanjaan / mall
- Bangunan industri
- Fasilitas manufaktur
- Pabrik
Gedung dan non gedung yang memiliki risiko tinggi terhadap jiwa manusia pada
saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
- Bioskop
- Gedung pertemuan
- Stadion
- Fasilitas kesehatan yang tidak memiliki unit bedah dan unit gawat darurat
- Fasilitas penitipan anak
- Penjara
- Bangunan untuk orang jompo
III
Gedung dan non gedung, tidak termasuk kedalam kategori risiko IV, yang
memiliki potensi untuk menyebabkan dampak ekonomi yang besar dan/atau
gangguan massal terhadap kehidupan masyarakat sehari-hari bila terjadi III
kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
- Pusat pembangkit listrik biasa
- Fasilitas penanganan air
- Fasilitas penanganan limbah
- Pusat telekomunikasi
Gedung dan non gedung yang tidak termasuk dalam kategori risiko IV, (termasuk,
tetapi tidak dibatasi untuk fasilitas manufaktur, proses, penanganan,
penyimpanan, penggunaan atau tempat pembuangan bahan bakar berbahaya,
bahan kimia berbahaya, limbah berbahaya, atau bahan yang mudah meledak)
yang mengandung bahan beracun atau peledak di mana jumlah kandungan
bahannya melebihi nilai batas yang disyaratkan oleh instansi yang berwenang dan
cukup menimbulkan bahaya bagi masyarakat jika terjadi kebocoran.
Gedung dan non gedung yang ditunjukkan sebagai fasilitas yang penting,
termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk:
- Bangunan-bangunan monumental
- Gedung sekolah dan fasilitas pendidikan
- Rumah ibadah
- Rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya yang memiliki fasilitas bedah
dan unit gawat darurat
- Fasilitas pemadam kebakaran, ambulans, dan kantor polisi, serta garasi
kendaraan darurat
- Tempat perlindungan terhadap gempa bumi, tsunami, angin badai, dan
tempat perlindungan darurat lainnya
- Fasilitas kesiapan darurat, komunikasi pusat operasi dan fasilitas lainnya IV
untuk tanggap darurat
- Pusat pembangkit energi dan fasilitas publik lainnya yang dibutuhkan pada
saat keadaan darurat
- Struktur tambahan (termasuk menara telekomunikasi, tangki penyimpanan
bahan baka, menara pendingin, struktur stasiun listrik, tangki air pemadam
kebakaran atau struktur rumah atau struktur pendukung air atau material
atau peralatan pemadam kebakaran) yang disyaratkan untuk beroperasi
pada saat keadaan darurat
Dari tabel 4.2, ditentukan untuk bangunan memiliki kategori risiko bangunan IV
9. Menentukan faktor keutamaan gempa (Ie), ditetapkan pada SNI 1726:2019 pasal 4.1.2
Dari tabel 4.3, ditentukan untuk bangunan memiliki faktor keutamaan gempa 1,0
11. Pemilihan Sistem Struktur dan Parameter Sistem Berdasarkan SNI 1726:2019 pasal 6.5 dan
hasil seminar HAKI
Tabel 4.6 - Pemilihan Sistem Struktur
Karena S1 lebih kecil dari 0,75 diijinkan untuk ditentukan sesuai tabel 4.4 saja
Dari tabel 4.6, ditentukan sistem struktur digunakan SRPMB
12. Sistem Penahan Gempa
Tabel 4.7 - Faktor R, Cdc dan Ω0b untuk sistem penahan gaya gempa
Maka dengan sistem struktur penahan gaya gempa sistem SRPMB untuk struktur gedung,
R= 3
Cd = 2,5
Ωo = 3
3.2. KOMBINASI PEMBEBANAN
Kombinasi beban untuk metode ultimit struktur, komponen struktur, dan elemen fondasi harus
dirancang sedemikian rupa hingga kuat rencananya sama atau melebihi beban terfaktor.
Berdasarkan SNI 2847-2019, kombinasi pembebanan terfaktor adalah sebagai berikut :
1. 1,4 DL
2. 1,2 DL + 1,6 LL + 0,5 (Lr atau R)
3. 1,2 DL + 1,6 (Lr atau R) + (1,0 L atau 0,5 W)
4. 1,2 DL + 1,0 W +1,0 L + 0,5 (Lr atau R)
5. 1,2 DL + 1,0 E + 1,0 LL
6. 0,9 DL + 1,0 W
7. 0,9 DL + 1,0 E
Pengecualian !
Faktor beban untuk L pada kombinasi 3, 4, dan 5 boleh diambil sama dengan 0,5 kecuali
untuk ruang garasi, ruang pertemuan, dan semua ruangan yang nilai beban hidupnya lebih
besar daripada 500 kg/m2
Untuk nomor 5 dan 7 dengan beban gempa diatur oleh SNI 1726-2019, faktor dan kombinasi
beban untuk beban mati nominal, beban hidup nominal dan beban gempa nominal, yaitu
sebagai berikut :
1. (1,2+0,2 Sds) DL + 0,5 LL ± 1,0 ρ Ex ± 0,3 ρ Ey
2. (1,2+0,2 Sds) DL + 0,5 LL ± 0,3 ρ Ex ± 0,1 ρ Ey
3. (0,9-0,2 Sds) DL ± 1,0 ρ Ex ± 0,3 ρ Ey
4. (0,9-0,2 Sds) DL ± 0,3 ρ Ex ± 1,0 ρ Ey 1
Komb DL SDL LL Lr W Ex Ey
COMB 1 1,4 1,4 - - - - -
COMB 2 1,2 1,2 1,6 0,5 - - -
COMB 3 1,2 1,2 1,0 1,0 1,0 - -
COMB 4 1,2 1,2 -1,0 1,0 1,0 - -
COMB 5 1,24 1,24 0,5 - - 1,0 0,3
COMB 6 1,24 1,24 0,5 - - 1,0 -0,3
COMB 7 1,24 1,24 0,5 - - -1,0 0,3
COMB 8 1,24 1,24 0,5 - - -1,0 -0,3
COMB 9 1,24 1,24 0,5 - - 1,0 0,3
COMB 10 1,24 1,24 0,5 - - 1,0 -0,3
COMB 11 1,24 1,24 0,5 - - -1,0 0,3
COMB 12 1,24 1,24 0,5 - - -1,0 -0,3
COMB 13 0,86 0,86 1,0 - - 1,0 0,3
COMB 14 0,86 0,86 1,0 - - 1,0 -0,3
COMB 15 0,86 0,86 -1,0 - - -1,0 0,3
COMB 16 0,86 0,86 -1,0 - - -1,0 -0,3
COMB 17 0,86 0,86 1,0 - - 1,0 0,3
COMB 18 0,86 0,86 1,0 - - 1,0 -0,3
COMB 19 0,86 0,86 -1,0 - - -1,0 0,3
COMB 20 0,86 0,86 -1,0 - - -1,0 -0,3
COMB 21 1,0 1,0 1,0 - - - -
BAB IV - PERENCANAAN BEBAN
4.1. PEMBEBANAN
Beban mati adalah berat dari semua bagian dari semua bagian dari suatu bangunan bersifat tetap,
termasuk segala unsur tambahan, mesin-mesin (fixed equipment ).
Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaaan suatu
bangunan, dan di dalamnya termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari barang-barang
yang dapat berpindah (moveable equipment ), mesin-mesin serta perlatan yang tidak merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari bangunan dan dapat diganti selama masa hidup dari bangunan itu,
sehingga mengakibatkan perubahan dalam pembebanan lantai dan atap bangunan tersebut. Khusus
untuk atap yang dianggap beban hidup termasuk beban yang berasal dari air hujan, Beban hidip tidak
termasuk beban angin dan beban gempa.
> Beban pada lantai :
- R. Serba Guna = 4,79 kN/m2
- Atap dak = 1,01 kN/m2
- Toilet = 2,50 kN/m2
Pembebanan gempa berikut ini merupakan pembebanan minimum yang dipakai sesuai dengan yang
terdapat dalam Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan
non-Gedung SNI 1726-2019.
BAB IV-1 - PERENCANAAN ATAP
4.1. PEMBEBANAN
Beban mati adalah berat dari semua bagian dari semua bagian dari suatu bangunan bersifat tetap,
termasuk segala unsur tambahan, mesin-mesin (fixed equipment ).
Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaaan suatu bangunan,
dan di dalamnya termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari barang-barang yang dapat
berpindah (moveable equipment ), mesin-mesin serta perlatan yang tidak merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari bangunan dan dapat diganti selama masa hidup dari bangunan itu, sehingga
mengakibatkan perubahan dalam pembebanan lantai dan atap bangunan tersebut. Khusus untuk atap
yang dianggap beban hidup termasuk beban yang berasal dari air hujan, Beban hidip tidak termasuk
beban angin dan beban gempa.
> Beban pada lantai :
- Pekerja = 1,00 kN/m
Rangka atap domelkan sebagai frame 2D didapat gaya aksial yang terjadi pada atap adalah sebagai
berikut :
1. Reduksi massa gempa bangunan yang digunakan pada struktur bangunan ini adalah
sebagai berikut :
- Faktor reduksi berat sendiri / Self-Weight (DL) : 1,00
- Faktor reduksi beban mati tambahan / Super Impose Dead Load (SDL) : 1,00
- Faktor reduksi beban hidup (LL) : 0,25
2. Faktor reduksi kekuatan yang digunakan pada perhitungan desain struktur beton bertulang
mengacu pada SNI 2847:2019 "Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung"
yang ditunjukan pada tabel 5.1.
3. Reduksi Kekakuan elemen sesuai SNI 2847:2019 dengan rincian yang ditampilkan sebagai
berikut :
- Kolom : 0,70
- Balok : 0,35
- Pelat : 0,25
Arah Ragam Struktur ditetapkan pada SNI 1726:2019 Pasal 7.7.3 dimana pada mode pertama dan
mode kedua disyaratkan merupakan mode dengan dominan arah translasi (X dan Y). Pada struktur,
berikut hasil analisis arah ragam struktur yang ditunjukkan pada Tabel 5.2.
Dari hasil analisis, bangunan Struktur memiliki mode getar translasi pada mode 1 dan mode 2,
sehingga telah memenuhi persyaratan.
5.2.2. PARTISIPASI MASA BANGUNAN STRUKTUR
Persyartan jumlah ragam ditetapkan SNI 1726:2019 Pasal 7.9.1.1. Jumlah ragam yang disyaratkan
adalah jumlah ragam yang cukup untuk mendapatkan partisipasi massa ragam terkombinasi mimium
100% dari massa actual dalam masing-masing arah horizontal orthogonal dari respons yang ditinjau
oleh model. Pada Struktur, berikut hasil analisis jumlah ragam struktur yang ditunjukkan pada Tabel
5.3.
PENGECUALIAN Sebagai alternatif, analisis diizinkan untuk memasukkan jumlah ragam yang
minimum untuk mencapai massa ragam terkombinasi paling sedikit 90 % dari massa aktual dalam
masing-masing arah horizontal ortogonal dari respons yang ditinjau oleh model.
digunakan 12 pola ragam getar dan partisipasi massa yang disumbangkan oleh masing-masing pola
getar
Perysaratan periode getar struktur bangunan ditetapkan pada SNI 1726:2019 Pasal 7.8.2. Periode
getar bangunan harus berada diantara Periode getar minimum dan periode getar maksimum yang
ditunjukkan
Dari tabel didapat nilai koefisien rangka beton pemikul momen, Ct = 0,0466
x = 0,9
Tabel 5.5 - Koefisien untuk batas atas pada periode yang dihitung
Tabel 5.5 - Koefisien untuk batas atas pada periode yang dihitung
Arah distribusi beban gempa diterapkan secara terpisah dalam masing-masing arah dari
dua arah ortogonal berdasarkan SNI 1726:2012 pasal 7.5.2
Gempa dinamik respons spektrum ditentukan oleh percepatan gempa rencana dan massa total
struktur. Dalam analisa gempa dinamik, massa bangunan sangat menentukan besarnya gaya inersia
akibat beban gempa.
Persyaratan gaya geser tingkat desain (Vx, Vy) ditetapkan pada SNI 1726:2012 Pasal 7.9.4.1 dimana
memeiliki persyaratan sebagai berikut yang ditnjukkan pada Persamaan 4.3.
Berikut adalah gambar input beban dalam perhitungan dengan bantuan program :
Berikut adalah gambar gaya dalam hasil dari perhitungan dengan bantuan program :
Analisis perhitungan struktur beton bertulang yang meliputi elemen pelat, balok, dan kolom dilakukan
dengan hasil luaran software dan diverifikasi analisis sesuai SNI 2847:2019. Berikut review pada
elemen struktur berdasarkan SNI 2847:2019.
a. Data-data :
be 180 cm fc' (beton) 18,675 MPa
bw (induk) 20 cm fy' (baja) 280 MPa
h (induk) 35 cm b (anak) 20 cm
tebal plat 10 cm h (anak) 30 cm
L induk 800 cm tebal plat 10 cm
L anak 300 cm ts 3 cm
2 x 2,94 + 2 x 3,73
αm = 3,34
4
Bondek digunakan sebagaitulangan positif satu arah seperti yang sudah tercantum pada
brosur Unioin Floor Deck W-1000. analisa perhitungan menggunakan rumus dari Steel
Deck Institute 2011.
hc = h - tinggi gelombang
= 50,00 mm
n = Es / Ec
= 9,29
ρ = As / b*d 857,59
= 0,011
Maka didapatkan,
Ycc = d (2ρn + (ρn)2 - ρn)0,5 Ycs = d - Ycc
= 27,51 mm < hc …OK = 47,49 mm
Ic = (b / 3*h) * Ycc3 + As x Ycs2 + Isf
4
= 2425556 mm
Mru = Ø * My
= 21,99 kNm
Ln = 4,50 m
2
Mu- = 1 / 16 * Q * Ln = 8,28 kNm
2
Mu+ = 1 / 14 * Q * Ln = 9,47 kNm
2
Mu- = 1 / 9 * Q * Ln = 14,72 kNm
Mu = 14,72 kNm
fc = 18,675
fy = 420
Tabel 6.1 - Perhitungan Tulangan Longitudinal Balok
Dimensi Balok Dia (mm) Mu (kNm) deff As a ØMn Rasio Penulangan Cek
Kode n
b (mm) h (mm) D Ø Daerah Nilai (mm) (mm2) (mm) (kNm) ρ 0,75.ρb ØMn > Mu ρ<0,75.ρb a/d<0,375.β
S1 200 400 13 8 Tumpuan - 30,814 356 3 398 52,68 49,545 0,006 0,014 Ok Ok Ok
200 400 13 8 Lapangan + 22,729 356 3 398 52,68 49,545 0,006 0,014 Ok Ok Ok
B1 200 350 13 8 Tumpuan - 44,966 306 4 531 70,24 54,263 0,009 0,014 Ok Ok Ok
200 350 13 8 Lapangan + 21,177 306 4 531 70,24 54,263 0,009 0,014 Ok Ok Ok
B2 200 300 13 8 Tumpuan - 34,243 256 4 531 70,24 44,228 0,010 0,014 Ok Ok Ok
200 300 13 8 Lapangan + 21,453 256 2 265 35,12 23,876 0,005 0,014 Ok Ok Ok
fc = 18,675
fy = 280
Tabel 6.2 - Perhitungan Tulangan Geser Balok
Dimensi Balok Dia deff Vu Vc Vs Vsmaks Vs Pakai Av Avu smin s
Kode n 2 2
Ket
b (mm) h (mm) Ø (mm) (kN) (kN) (kN) (kN) (kN) (mm ) (mm ) (mm) (mm)
S1 200 400 8 356 35,7268 51 3,57355 204,837 3,57 2 1E+05 238,095 177,75 422,23 8 Ø - 150
B1 200 350 8 306 41,899 44 11,8585 176,03 11,86 2 1E+05 238,095 152,75 422,23 8 Ø - 135
B2 200 300 8 256 28,388 37 1,04652 147,218 1,05 2 1E+05 238,095 127,75 422,23 8 Ø - 120
fc = 18,675
fy = 280
Tabel 6.3 - Perhitungan Tulangan Torsi Balok
Dimensi Balok Dia Tu Tn Acp Pcp Ao PhΦ . √fc' / 12 . (Acp2 / Pcp)Kontrol Av Av > Avu At At > Avu
Kode 2 2 2 2
n Ket
b (mm) h (mm) Ø (Nmm) (Nmm) (mm ) (mm) (mm ) (mm) (Nmm) (mm ) (mm )
S1 200 400 10 0 0 80000 1200 32640 880 1440486 Oke 670,21 Oke 929 Oke 0 0 D 10
B1 200 350 10 10461100 7845825 70000 1100 27540 780 1203133 Perlu Torsi 1568,70 Oke 1174 Oke 4 4 D 10
B2 200 300 10 4629400 3472050 60000 1000 22440 680 972328 Perlu Torsi 1285,30 Oke 912 Oke 0 0 D 10
6.3.5. ANALISA KOLOM
2. Menentukan eksentrisitas
e min = 15 + 0,03 h = 24 mm = 0,024 m
3. Kekakuan
Ig = 1/12 * b * h3 = 0,0005625 mm4
Ec * Ig 11,42485
kolom : Elk = = = 3046,628 kN.m2
2,5*(1+bd) 3,75
Ec * Ig 14,5138
balok : Elb = = = 1935,173 kN.m2
5*(1+bd) 7,5
Kondisi balance :
c = cb = 600 / (600+fy) * d' = 151,18 mm
Diagram interaksi kolom arah x
2. Menentukan eksentrisitas
e min = 15 + 0,03 h = 22,5 mm = 0,0225 m
3. Kekakuan
Ig = 1/12 * b * h3 = 0,000325521 mm4
Ec * Ig 6,611606
kolom : Elk = = = 1763,095 kN.m2
2,5*(1+bd) 3,75
Ec * Ig 9,139884
balok : Elb = = = 1218,651 kN.m2
5*(1+bd) 7,5
Kondisi balance :
c = cb = 600 / (600+fy) * d' = 121,76 mm
Diagram interaksi kolom arah x
a. Data bahan :
Jensi tiang : Pancang Ulin
Panjang tiang, (L) : 6,00 m
Dimensi tiang, (D) : 10,00 cm
Luas penampang tiang, (Ap) : 100,00 cm2
Keliling tiang, (As) : 40,00 cm
Safety Factor, (SF) : 3,00
Safety Factor, (SF) : 5,00
d. Perhitungan Jumlah Tiang diambil dari kombinasi gravitasi dari hasil program :
Fz Mx My Pu / Qu
Story Label Case
kN kN-m kN-m n
Base 1 P+L 63,48 2,94 4,37 9
Base 2 P+L 81,81 0,04 12,58 9
Base 3 P+L 78,95 0,56 11,93 9
Base 4 P+L 61,68 3,37 3,95 9
Base 5 P+L 42,08 10,39 0,34 4
Base 6 P+L 42,03 9,22 0,21 4
Base 7 P+L 44,37 9,83 0,22 4
Base 8 P+L 43,96 9,73 0,21 4
Base 9 P+L 45,31 9,88 0,40 4
Base 10 P+L 24,61 2,85 0,19 4
Base 11 P+L 44,39 9,86 0,18 4
Base 12 P+L 43,96 9,75 0,18 4
Base 13 P+L 45,32 9,90 0,38 4
Base 14 P+L 25,03 4,38 0,15 4
Base 19 P+L 25,39 0,67 0,54 4
Base 20 P+L 24,43 0,78 0,61 4
Berikut hasil penyelidikan tanah pada lokasi proyek, dengan titik penyelidikan tanah
KODE FONDASI : F9
A B C D E F G
1,6 (m) 5,175 (m) 5,175 (m) 5,175 (m) 5,175 (m) 5 (m)
B1 20/35
3
4,075 (m)
B2 20/30
B1 20/35
B2 20/30
B1 20/35
2
4,075 (m)
B2 20/30
A B C D E F G
1,6 (m) 5,175 (m) 5,175 (m) 5,175 (m) 5,175 (m) 5 (m)
4
3,85 (m)
3
4,075 (m)
2
4,075 (m)
1 X
K1 25x30
K2 25x25
A B C D E F G
1,6 (m) 5,175 (m) 5,175 (m) 5,175 (m) 5,175 (m) 5 (m)
SL 20/40
3,85 (m)
3
4,075 (m)
SL 20/40
SL 20/40
SL 20/40
SL 20/40
SL 20/40
SL 20/40
2
4,075 (m)
SL 20/40
SL 20/40
TUMPUAN
300
300
Mutu Beton : K225 10D13 30 10D13 30
1/4Hn
Ln Lk
LAPANGAN
1/2Hn
K2 250x250mm
Hn
TB1 200x400mm
200 200 250 250
3D13 3D13
TUMPUAN
1/4Hn
250
250
8D13 8D13
400
400
30 30 BALOK BALOK ∅8-150mm ∅8-200mm
∅8-150 ∅8-150
TUMPUAN
1/4Hn
3D13 3D13
B1 200x350mm
200 200
LAPANGAN
4D13 2D13
1/2Hn
Hn
350
350
4∅10 4∅10
TUMPUAN
30 30
1/4Hn
∅8-135 ∅8-185
Catatan :
- Mutu Baja Tulangan : - Mutu Beton
2D13 4D13
SLOOF SLOOF ≤ Ø10 fy=280 Mpa (U28) K225 / f'c 18.67 Mpa
B2 200x300mm ≥ D10 fy=420 Mpa (U42B)
200 200
4D13 2D13
300
300
30 ∅8-120 30 ∅8-120
2D13 2D13