PERHITUNGAN STRUKTUR
DIHITUNG OLEH:
PT BRAHMAWANTA ARSITEKTIM
TA. 2021/2022
MEDAN
SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................... 2
SERTIFIKAT AHLI ....................................................................... Error! Bookmark not defined.
I. PENDAHULUAN .................................................................................................................. 3
II. PEMODELAN STRUKTUR ............................................................................................ 8
III. PERENCANAAN DIMENSI KOLOM ......................................................................... 11
IV. PERENCANAAN DIMENSI BALOK .......................................................................... 12
1. Balok B1 (Balok Utama) .................................................................................................. 12
2. Balok B2 (Balok Anak) .................................................................................................... 14
V. PERENCANAAN SLOOF .................................................................................................. 16
VII. PERENCANAAN PELAT LANTAI ............................................................................. 17
VIII. PEMBEBANAN STRUKTUR ................................................................................... 20
DATA-DATA PEMBEBANAN ....................................................................................... 20
1
KATA PENGANTAR
Sebuah struktur yang kuat harus memiliki kekakuan yang baik. Di dalam merencanakan
kekakuan dari sebuah bangunan dengan memperkirakan beban-beban yang terjadi di setiap lantai.,
baik itu beban hidup (Live Load) maupun beban mati (Dead Load). Dan pada struktur ini dihitung
dengan bantuan software ETABS.
Sistem Kolom Kuat Balok Lemah merupakan sistem perencanaan tahan gempa yang
gencar dicanangkan oleh pemerintah. Perencanaan ini menggunakan Standar Nasional Indonesia
(SNI) 2847-2019 tentang Persyaratan Beton Struktur Untuk Bangunan Gedung dengan
perencanaan gempa dianalisis dengan respons spektra dari http://puskim.pu.go.id/.
Dengan selesainya hasil laporan ini, maka kami dengan sepenuhnya bertanggungjawab dengan
semua hasil hitungan.
Demikian laporan ini kami sampaikan, atas kepercayaan yang diberikan kepada kami, maka kami
ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
2
I. PENDAHULUAN
Rumah Sakit Umum Vina Estetica Medan berlokasi di Jl Iskandar Muda No 119 Medan.
Rumah sakit ini berdiri dimulai dengan masa uji coba sejak Januari 1996 berbarengan dengan
penyelesaiaan pembangunan sarana fisik berupa gedung, peralatan kesehatan secara umum dan
peralatan khusus bedah plastik dll. Pada 17 Maret 1996 diresmikan oleh Bapak Walikotamadya
Medan dengan penandatanganan prasasti di rumah sakit ini. Pada awalnya ketika rumah sakit ini
diresmikan, fasilitas yang tersedia antara lain : (a) Poliklinik Bedah Plastik; (b) Kamar bedah untuk
operasi kecil; (c) Kamar bedah untuk operasi besar; (d) Ruang perawatan untuk rawat inap
sebanyak 20 tempat tidur (VIP, Kelas I dan II) serta (e) ruang penunjang untuk staff, Laboratorium,
EKG, dapur dll. Didalam pengembangan-nya sampai dengan 1997 ditemukan bahwa pihak rumah
sakit memerlukan pengembangan strategis kearah pelayanan kesehatan rumah sakit umum.
Pengembangan ini memerlukan penambahan fasilitas peralatan kesehatan khusus dan alat – alat
bedah umum lainnya yaitu khusus bedah tumor dan THT. Pada tahun 1998 diadakan penambahan
/peningkatan sarana dan prasarana khusus bedah dengan : (a) Penambahan poliklinik; (b)
Penambahan kamar bedah (3 kamar); (c) Penambahan ruang penunjang seperti ‘kamar bersalin’,
ruang Rontgen, ruang Laboratorium, apotik, ruang pimpinan dan staf dan fasilitas – fasilitas
penunjang lainnya. Peningkatan pelayanan terus berlangsung sampai dengan tahun 2001 dimana
semua persyaratan fisik suatu rumah sakit umum terselesaikan. Sesuai dengan pemenuhan
persyaratan tersebut pihak rumah sakit kemudian mengajukan permohonan surat izin RSU Vina
Estetica kepada pihak pemerintah.
Dalam arti bahwa Rumah Sakit ini sudah berdiri sekitar 26 tahun yang lalu. Berdasarkan
pengamatan kasat mata tim survey PT Brahma Arsitektim pada tanggal 01 September 2021, di
beberapa kolom dan balok lantai bawah terdapat beberapa bagian yang sudah menua dan tidak
layak .
1. LINGKUP KERJA
Perhitungan Struktur Perencanaan Pembangunan Gedung Rumah Sakit Vina Estetica di
Jalan Iskandar Muda Medan
2. REFERENSI
Spesifikasi untuk bangunan gedung baja struktural SNI 1729-2020
SNI Baja Tulangan beton SNI 2025 2014
3
SNI-1727- 2013 Peraturan Pembebanan Indonesia
Standar Detail Penulangan yang berlaku
Dasar-dasar Perencanaan Beton Bertulang, W.C Vis, Gideon Kesuma
Desain Struktur Rangka Beton Bertulang di daerah rawan gempa, W.S. Vis,
Gideon Kesuma.
Tutorial ETABS
3. METODE PERENCANAAN
Dalam struktur beton ada dua metode yang umum digunakan yaitu:
Analisis konvensional/perhitungan
Metode Perhitungan dengan ETABS
Pada dasarnya metode mana pun yang digunakan dari kedua metode tersebut masih bisa diterima.
Secara prinsip perbedaan yang paling mendasar antara kedua metode tersebut adalah pada
pemakaian tegangan dan faktor beban.
Perencanaan meliputi perencanaan struktur atas dan struktur bawah. Perencanaan struktur atas
direncanakan menggunakan material Beton. Pada proses perencanaan ini, gedung yang dirancang
dianalisis menggunakan pemodelan struktur 3D dengan bantuan software ETABS. Dalam hal ini,
ETABS melakukan perhitungan gaya-gaya dalam dan evaluasi terhadap kolom balok beton disertai
dengan perhitungan standar. Perencanaan struktur bawah dihitung menggunakan Microsoft Excel
dengan gaya aksial yang diambil dari hasil output ETABS. Struktur bawah meliputi perencanaan
pondasi. Pembebanan yang ditinjau untuk perencanaan elemen struktur adalah beban mati, beban
hidup, dan beban gempa.
Denah merupakan rencana pada suatu bangunan yang digambarkan pada gambar kerja. Dimana
dalam denah kita dapat mengetahui tata letak ruang, beserta lebar dari ruang yang dapat dilihat dari
denah tersebut. Denah dalam bangunan perlu disajikan secara terperinci dalam gambar maupun
struktur guna memudahkan pekerjaan di lapangan.
Maka untuk itu dalam perencanaan ini dilakukan beberapa tahapan :
Penentuan material dan bahan konstruksi yang digunakan (mutu bahan)
Kriteria pembeban dan sistem pembebanan
Penentuan portal yang ditinjau (permodelan portal)
Perhitungan struktur dengan menggunakan software
Perencanaan dimensi tulangan pelat
Perencanaan penulangan balok
4
Perencanaan penulangan kolom
Perencanaan penulangan pondasi
4. MATERIAL
Material struktur yang digunakan dalam perencanaan ini yaitu :
Beton
Mutu beton : K-361 (f’c = 30 Mpa)
Modulus elastisitas = 2.1 x 10E5 kg/cm2
Modulus geser = 8.7 x 10E4 kg/cm2
Tulangan
Baja tulangan yang digunakan di lapangan adalah baja tulangan polos, untuk diameter lebih kecil
dari 12 mm (DICEK BERDASARKAN HITUNGAN ETABS),
Baja tulangan polos secara umum adalah termasuk baja tulangan sedang yaitu mempunyai tegangan
leleh σy = 2400 kg/cm2
Sedangkan untuk diameter > 12 mm digunakan baja tulangan ulir,
Baja tulangan ulir secara umum adalah termasuk baja tulangan kuat yaitu mempunyai tegangan
leleh σy = 4000 kg/cm2
5. KRITERIA PEMBEBANAN
Beban mati (Dead Load)
Beton Bertulang = 2400 kg/m2
Dinding Bata = 1700 kg/m2
Plasteran & keramik = 2100 kg/m2
Beban Hidup (Live Load)
Atap = 100 kg/m2(SNI 1727-2020)
Lantai = 250 kg/m2(SNI 1727-2020)
Tangga = 300 kg/m2 (SNI 1727 – 2020)
Beban Lateral
Pada pembebanan lateral secara umum dapat dinyatakan bahwa gaya tersebut dapat diakibatkan :
Gempa
Angin
Pergerakan tanah
Dalam perencanaan ini untuk beban lateral digunakan akibat gempa yang dihitung berdasarkan
respons sprektra yang diambil dari website puskim.go.id,
Lokasi Jl Iskandar Muda- Medan diambil tanah sedang, wilayah gempa 3.
5
Gambar 1.1. Peta Gempa Indonesia
Sumber : http://puskim.pu.go.id/Aplikasi/desain_spektra_indonesia_2011/
6
Sesuai dengan peraturan SK-SNI 1726 2019, besar gaya geser total adalah :
V = (C x I x Wt)/R
Dimana :
V = beban geser dasar nominal statik equivalen pengaruh gempa
C = nilai faktor respons gempa yang didapat dari spektrum gempa rencanan untuk waktu getar
alami fundamental dari struktur gedung
Wt = berat toral gedung, termasuk beban hidup yang sesuai
R = faktor reduksi gempa, yaitu rasio antara beban gempa maksimum akibat pengaruh gempa
nominal karena pengaruh gempa rencana pada struktur yang daktail.
Dalam perhitungan ini diambil R = 8.7, lebih dari R max masing-masing struktur maupun
kombinasi antara substruktur.
7
II. PEMODELAN STRUKTUR
Hitungan menggunakan ETABS dengan input beban sesuai dengan SNI 1727 2013
Pembebanan rencana pada struktur gedung.
8
Gambar 2.2. Pemodelan Struktur Plan View Lantai 1
9
Gambar 2.3. Pemodelan Struktur Potongan
10
III. PERENCANAAN DIMENSI KOLOM
Tulangan Lentur Kolom
B = 500 mm fy = 240 Mpa
H = 500 mm fc = 30 Mpa
Ag = b . h = 250000 mm2 Es = 200000 Mpa
Cover = 30 mm
Tulangan utama 16 ø 22
Sengkang ø 16
daksen = 30 + 8 + (0,5.16) = 46 mm
d = h – daksen = 454 mm
Tulangan geser kolom
Vu = 8385 N (didapat dari analisa ETABS)
Nu = 162587 N (didapat dari analisa ETABS)
Gunakan sengkang ø16 – 100 untuk end section dan ø16-200 untuk midsection
Dari hasil perhitungan menggunakan ETABS maka diperoleh dimensi dan tulangan
sebagai berikut:
11
Nama Kode Dimensi Sengkang
Tumpuan Lapangan Utama
K1 (Lt basement-lt 1) 50 x 50 D 16 - 100 D 16 - 200 16 ø 22
K1 (Lt 2-Lt 8) 50 x 50 D 16 - 100 D 16 - 200 12 ø 22
Pedestal 50 x 50 D 16 - 100 D 16 - 100 16 ø 22
fc = 30 Mpa β = 0,85
daksen = h – d = 54 mm
fy = 240 Mpa
𝑓𝑐 600
ρb = 0,85 . β 𝑓𝑦 (600+𝑓𝑦) = 0,04
Dari hasil perhitungan menggunakan ETABS maka diperoleh dimensi dan tulangan
sebagai berikut:
Mu tump. = 82,9 kNm
Mu lap = 16,6 kNm
12
(1−𝛿)𝑀𝑛
Rn = 𝑏.𝑑 2
= 1,289 N/mm2
2𝑚 .𝑅𝑛
(1−√1−
𝑓𝑦
(ρ – ρ’ ) = 𝑚
= 0,0056
𝛿 . 𝑀𝑛
ρ’ = 𝑓𝑦 (𝑑−𝑑′ )𝑏.𝑑 = 0,0046
13
Bila dipasang tulangan ø 16 sebagai sengkang, Av = 2.0,785.82 = 100,48 mm2
Fy = 240 Mpa
𝐴𝑣.𝑓𝑦.𝑑
s= 𝑉𝑠
= -380,58 mm
sehingga dipakai tulangan geser tumpuan ø16-150 dan lapangan ø16-200
fc = 30 Mpa β = 0,85
daksen = h – d = 54 mm
fy = 240 Mpa
𝑓𝑐 600
ρb = 0,85 . β 𝑓𝑦 (600+𝑓𝑦) = 0,04
Dari hasil perhitungan menggunakan ETABS maka diperoleh dimensi dan tulangan
sebagai berikut:
Mu tump. = 24,9 kNm
Mu lap = 16,6 kNm
14
2𝑚 .𝑅𝑛
(1−√1−
𝑓𝑦
(ρ – ρ’ ) = = 0,0056
𝑚
𝛿 . 𝑀𝑛
ρ’ = = 0,0046
𝑓𝑦 (𝑑−𝑑 ′ )𝑏.𝑑
Vu = 8242 N
Vc = 26576,97 N
𝑉𝑢
Vs = - Vc = - 15587,6.....................Perlu tulangan geser!
0,75
15
𝐴𝑣.𝑓𝑦.𝑑
s= 𝑉𝑠
= -380,58 mm
sehingga dipakai tulangan geser tumpuan ø16-150 dan lapangan ø16-200
Balok
Nama Kode Dimensi Sengkang Tulangan Utama
Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan
B1 50 x 30 ø16-150 ø16-200 12 ø 22 12 ø 22
B2 40 x 25 ø16-150 ø16-200 10 ø 22 10 ø 22
V. PERENCANAAN SLOOF
Beban momen lentur
Ls = 3,0 – 0,25 = 2,75 m
Dimensi Sloof : b = 250 mm
h = 400 mm
Beban mati tembok Wt = 250.4 = 1000 kg/m
Beban sendiri sloof Ws = 0,15.0,2.2400 = 72 kg/m2
Qtot = Wt + Ws = 1071 kg/m2
Qu = 1,2 . qtot = 1286.4 kg/m
Momen berfaktor Mu
𝑞𝑢 .𝐿𝑠2
Mu = = 9,728 kNm
10.100
16
𝑁𝑢.1000 √𝑓𝑐.𝑏.𝑑
Vc = (1 + 𝐴𝑔
) 6.1000 = 22,702 kN
𝑞𝑢.𝐿𝑎𝑠
Vu = 2.100
= 17,69 kN
𝑉𝑢
Vu = 0,6- Vc = 6,77 kN
Karena gaya geser mampu menahan gaya geser yang bekerja maka cukup dipasang
tulangan geser ø16-150 pada daerah tumpuan ø16-200 pada daerah lapangan.
Nilai β tergantung dari mutu beton, maka untuk 30 < fc’ < 55 Mpa
17
Untuk fc’ = 30 Mpa β = 0,85
Adapun data-data perencanaan untuk penulangan lantai
Tebal pelat Tp = 120 mm
Tebal decking s = 20 mm
Diameter tulangan rencana ø = 8 mm
Mutu tulangan baja fy = 240 Mpa
Mutu beton fc = 30 Mpa
dx = 120 – 20 –(0,5. 8) = 86 mm
dy = 120 – 20 – 8 – (0,5.8) = 88
β = 0,85
b1 = 1000 mm
qu = 894,4 kg/m2
qu = 568 kg/m2
Berdasarkan SNI 2847 pasal 10.4.3 :
600
0,85 .β .fc ( )
600+𝑓𝑦
ρbalance = = 0,0402
𝑓𝑦
Perhitungan Tulangan
Perhitungan penulangan pelat arah x
Mu = Mlx = 6022442,4 Nmm
𝑀𝑢
Mn = 0,8
= 7528053 Nmm
𝑀𝑛
Rn = = 0,8168 N/mm2
𝑏1.𝑑𝑥 2
𝑚.𝑅𝑛
1(1−√1−2 )
𝑓𝑦
ρperlu = = 0,0035
𝑚
18
ρperlu = 0,0035 > ρmin = 0,0018
Asperlu = ρperlu.b1.dx = 335,6 mm2
Ambil tulangan ø 10 – 150
As = 7 . 0,785 . 82 = 351,68 mm2 > As perlu = 335,61 mm2
Perhitungan penulangan pelat arah y
Mu = Mlx = 3513091,4 Nmm
𝑀𝑢
Mn = = 4391364,25 Nmm
0,8
𝑀𝑛
Rn = 𝑏1.𝑑𝑥 2 = 0,5671 N/mm2
𝑚.𝑅𝑛
1(1−√1−2 )
𝑓𝑦
ρperlu = 𝑚
= 0,0035
19
VIII. PEMBEBANAN STRUKTUR
DATA-DATA PEMBEBANAN
Pembebanan Gravitasi
Berat sendiri pelat akan dihitung oleh ETABS dengan spesifikasi :
Tebal pelat lantai 12 cm
Berat jenis beton 2400 kg/m3
Beban mati tambahan
Beban plafon + rangka Wpr = 11 + 7 = 18 kg/m2
Beban finishing ( c) wf = 2.21 = 42 kg/m2
Beban ducting & plumbing Wdp = 40 kg/m2
Beban keramik Wk = 1. 24 = 24 kg/m2
DL = Wpr + Wdp + Wf + Wk =124 kg/m2
Beban hidup pelat lantai untuk rumah sakit : 250 kg/m2 (SNI 1727-2020)
Beban sendiri balok dan kolom utama akan dihitung oleh ETABS.
Berat jenis beton 2400 kg/m3
Ec = 4700 √𝑓𝑐 (SNI 2847-2019 Pasal 19.2.2.1)
Es = 200000 Mpa
Beban dinding setengah bata 250 kg/m2( SNI 1727 – 2020)
Pembebanan Gempa
Faktor keutamaan gedung I = 1 (untuk gedung umum)
Faktor reduksi gempa R = 5.5 untuk SRPMM beton bertulang (RSNI 03-1726-
2019)
Pada ETABS pembebanan dilakukan dengan memasukkan grafik response
𝐼.𝑔
spektra dikalikan dengan faktor 𝑅
Untuk gedung pertemuam peninjauan beban hidup untuk analisa gempa direduksi
50%.
1. 1,4 DL
2. 1,2 DL + 1,6 LL
3. 1,2 DL + LL
4. 1,2 Dl + 1,0 W + L
5. 1,2 DL + 1,0 E + L
6. 0,9 DL + 1,0 W
7. 0,9 DL + 1,0 E
20
Dimana :
DL = beban mati (Dead Load)
LL = beban hidup (Live Load )
E = beban gempa
W = beban angin
21